Keputusan Kanaya yang tidak keluar dari samudra Nusantara akhirnya membawa hasil yang menggembirakan bagi Perompak Rajawali.Pusaran air yang terus ditembaki meriam dan dihujani anak panah dari kapal Perompak Tengkorak ini mulai memperlihatkan apa yang sedang berada di bawahnya.Tampak beberapa kapal yang sangat megah mulai naik ke atas permukaan mengikuti pusaran air ini.Duuumm ...! Byaaarr ...! Duaaarr ...!Kapal yang berasal dari pusaran air ini langsung menembakkan senjata andalan mereka yang membuat kapal Perompak Tengkorak hancur berantakan hanya dalam sekejab saja.Pasukan Perompak Tengkorak yang sempat melompat dari kapal yang hancur dan meledak ini, masih berada di dalam air samudra tapi tidak lama karena langsung tersedot oleh pusaran air yang masih cukup kencang ini.Sebentar saja, ketiga kapal Perompak Tengkorak ini hancur berantakan oleh tembakan meriam dari kapal megah yang berasal dari dalam pusaran air misterius, yang kemungkinan besar adalah kapal tempur dari Kerajaa
Kapal besar yang megah dengan kecepatan tinggi menuju ke arah Kapal Rajawali Sakti yang diputuskan pemimpin Perompak rajawali untuk tetap berada di tempat semula di samudra Nusantara, melihat apa yang sedang terjadi sebenarnya. Melihat laju kapal besar ini yang hendak menabrak mereka membuat Kanaya agak menyesali keputusannya ini. Arjani yang berusaha berkomunikasi dengan Gandar juga tidak menemukan adanya naga di kapal besar ini. “Wah ... gawat Kak Candaka! Kak Gandar tidak berada di dalam kapal besar megah ini!” ujar Arjani. “Lebih baik kita segera menyelamatkan diri sebelum terlambat!” “Jadi bukan Gandar yang berada di dalam kapal besar ini? Kalau bukan Gandar, lalu siapa yang memimpin ratusan kapal dan beberapa naga ini?” ujar Candaka yang makin tidak mengerti dengan kemisteriusan samudra Nusantara ini. Candaka merasa harus mengambil keputusan dengan cepat untuk menyudahi misteri di samudra Nusantara ini. Kanaya kurang bisa diharapkan dalam situasi seperti ini. Ambisi Kanaya un
Candaka akhirnya berhasil menghentikan serangan Kanaya terhadap Gandar yang dianggap gadis ini sudah keterlaluan. Kanaya yang tadinya penuh amarah menyerang Gandar mulai mengendorkan serangannya dan berhenti menjauh dari Gandar. “Aku minta maaf Kanaya ... setelah semua urusanku selesai di sini, aku akan menemuimu untuk menjelaskan semuanya!” kata Gandar dengan perasaan menyesalnya. Gandar tidak mengira kalau Kanaya akan menjadi sakit hati seperti ini oleh perbuatannya di masa lalu dan masa sekarang. Tadinya dia masih berpikir kalau gadis ini akan senang melihat kemunculannya di Dunia Atas terutama di samudra ini. “Aku terlalu berharap banyak padamu ... ternyata kamu sama sekali belum berubah!” ujar Kanaya yang langsung meninggalkannya untuk kembali ke kapal Rajawali Sakti. "Kanaya ...!" panggil Gandar. Tapi Kanaya terus bergerak meninggalkan Gandar tanpa menoleh ke arahnya lagi. "Biarkan saja dahulu Saudara Gandar ... Kanaya sudah terlalu banyak menderita! Semoga dia bisa cepat p
Pemandangan yang tidak biasa mulai tampak muncul di Samudra Nusantara yang sedang tenang ini.Kapal-kapal dari Negeri Malaka memenuhi samudra ini dengan persiapan yang matang menunggu kemunculan kapal-kapal asing dari Benua Timur yang dipimpin oleh musuh terkuat yang pernah dikalahkan Gandar sebelumnya.Kapal-kapal tempur Negeri Malaka mulai menyiapkan meriam dan pasukannya.Tiap kapal tempur Negeri Malaka memiliki enam meriam, masing-masing tiga meriam di sisi kanan dan sisi kiri kapal ini. Kapal tempur ini juga menampung masing-masing seratus pasukan pemanah api, seratus pasukan pedang, serta sepuluh demonic lengkap dengan demonic beast. Masing-masing kapal dipimpin oleh perwira tinggi Kerajaan Malaka.Naga-naga Ryujin yang beterbangan di atas kapal Negeri Malaka juga merupakan pasukan yang sangat diandalkan untuk membakar kapal dari Benua Timur jika muncul nantinya.Kesibukan di kapal utama yang ditempati oleh Gandar bersama Candaka ini juga tidak kalah dengan kesibukan kapal-kapal
Suasana samudra yang tenang mendadak bergelombang dengan ombak yang mulai kelihatan kencang. Gelombang ombak yang semakin lama semakin besar ini sempat membuat kapal utama goyang sesaat.Wajah Gandar mulai menampakkan keseriusannya. sangat berbeda dengan sikapnya saat berhadapan dengan Kanaya."Ternyata Gandar ini pemimpin yang handal ... bukan pemimpin yang main-main seperti yang dituduhkan Kanaya sebelumnya," pikir Candaka melihat perubahan drastis di diri Gandar.“Musuh dari Benua Timur sudah muncul!” ucap Gandar tiba-tiba, padahal tidak terlihat apapun di kejauhan samudra Nusantara ini.“Tahu darimana mereka sudah muncul, Kak Gandar?” tanya Candaka penasaran.“Gelombang laut yang berombak ini menunjukkannya ... samudra yang tenang tapi tiba-tiba berombak padahal tidak ada angin kencang menunjukkan banyaknya kapal dari Benua Timur yang menuju ke arah kita!” jelas Gandar.Penguasa Tiga Dunia ini kemudian memerintahkan Panglima Perangnya untuk memobilisasi ratusan kapal tempurnya den
Naga putih Arjani tampak bergerak cepat menuju dasar samudra Nusantara untuk menemui Hydragon yang tadi sudah dibawanya menjauhi Negeri Malaka. Kapal-kapal Benua Timur tampak di atas permukaan samudra sedang melaju ke arah kapal Negeri Malaka. Arjani melewati kapal-kapal ini dari dasar samudra tanpa terdeteksi sama sekali. "Kapal-kapal ini tidak mempunyai naga dalam pasukannya, yang bisa mendeteksi keberadaan naga yang tersembunyi ... suatu keuntungan bagi Kak Gandar," pikir Arjani. Arjani meneruskan pencarian Naga Hydra hingga ke jurang dasar samudra, tapi Hydragon ini sama sekali tidak terlihat lagi oleh Arjani. Bahkan di dekat Negeri Malaka juga tidak ada tanda-tanda keberadaan naga ini.“Jalan satu-satunya agar Hydragon mau bergabung adalah dengan mengalahkannya ... semoga aku bisa mengalahkan naga Hydra ini,’ ujar Arjani dalam hati.Naga Hydra atau Hydragon yang memiliki tiga kepala ini masing-masing memiliki elemen serangan tertentu. Kepala pertama yang berwarna merah memili
Kapal Benua Timur berhasil dihancurkan oleh panah api dan meriam dari kapal Negeri Malaka, tapi anehnya tidak ada balasan sama sekali dari kapal Benua Timur ini.Pertempuran saat ini seakan berlangsung sepihak saja. Keanehan ini juga dirasakan oleh Gandar karena saat ini seluruh pasukannya dalam keadaaan baik-baik saja tanpa terkena balasan apapun dari pihak musuh.“Apa yang sedang direncanakan oleh Benua Timur? Kenapa mereka saat ini tidak menyerang sama sekali?” gerutu Gandar.Pertempuran terasa aneh bagi Gandar, karena pihak Benua Timur sama sekali tidak membalas serangan dari pasukannya yang sudah menyeraang habis-habisan.“Aku rasa pihak Benua Timur sedang merencanakan sesuatu, Kak Gandar!” ujar Candaka.“Aku rasa juga demikian ... Candaka! Jadi bagaimana reaksi kita terhadap pertempuran aneh ini?” tanya Gandar meminta pendapat Candaka.“Apapun rencana Benua Timur, saat ini kita masih diuntungkan oleh strategi mereka ... jadi saranku kita tetap menyerang saja untuk mengurangi jum
Arjani yang sangat diharapkan Gandar, saat ini sudah menemukan naga Hydra tapi naga ini terus-terusan menyerangnya tanpa ampun tanpa memberi kesempatan kepadanya untuk bebrbicara dengan damai.“Hydragon ... aku minta bantuanmu! Aku janji akan mengembalikanmu ke keluargaamu di Dunia Naga jika kamu membantuku mengatasi kapal-kapal di atas samudra Nusantara ini!” bujuk Arjani.“Aku tidak percaya kepadamu, Naga Kuno! Kalian memang penipu seperti yang dikatakan Ananthaboga!” ujar naga ini lewat kekuatan pikiran.“Kami tidak sejahat itu! Naga Ananthaboga telah berbohong kepadamu dan mempengaruhi pikiranmu!” ujar Arjani mencoba membujuk naga ini lagi.Roooaarrr ...!Hydragon menyemburkan api merahnya ke arah Arjani yang berhasil menghindar tapi tidak secara keseluruhan. Beberapa bagian tubuhnya terkena api abadi dari Hydragon ini.“Semua keluargaku telah mati dihabisi oleh kalian, Naga Kuno!” kata Hydragon yang kali ini menyemburkan api biru yang berhawa dingin.“Ananthaboga telah berbohong
Salam Pendekar Naga, Terima kasih untuk semua pembaca yang telah mengikuti kisah Candaka dari awal hingga akhir ini. Semoga kisah Candaka bisa memuaskan sahabat-sahabat readers sekalian. Mohon maaf apabila masih ada kata-kata yang salah, atau beberapa kisah yang tidak berkenan di hati pembaca. Kemungkinan kisah Pendekar Naga Biru ini akan dilanjutkan ke Season 2, tapi tidak dalam waktu dekat. Penulis lagi menyiapkan spin off Pendekar Naga Biru mengenai kisah Gandar, Wu Tian, Xian Ling, Rinjani, dan lainnya dari awal agar lebih mudah mengikuti season 2 nantinya yang kemungkinan beberapa bulan lagi baru tayang setelah keseluruhan spin off Pendekar Naga Biru ini selesai. Sekali lagi terima lkasih sebanyak-banyaknya, author sampaikan ke seluruh pembaca Pendekar Naga Biru. Berkat dukungan dan semangat kalian, kisah ini bisa diselesaikan sampai Tamat. Apabila ada yang ingin ditanyakan, bisa mengikuti penuis di ... 1G : zhu.phi F* : zhu phi Salam semuanya ... ^-^ Jakarta, 31 Okto
Alam Kehampaan.Sebuah dunia yang tipis yang berada di antara Dunia Bawah dan Dunia Tengah."Kenapa kamu tidak mencariku, Kanda Candaka?" ujar gadis cantik yang berpakaian biru gelap, yang sedang menatap pernikahan Candaka dari jauh.Iblis Naga Biru yang sekian lama menghilang akhirnya mengembalikan ingatan Jayanti, tapi tidak dengan hawa iblis yang menyelimutinya."Tunggu pembalasanku Kanda, karena telah menelantarkanku! Teganya kamu tidak mencariku dan malahan menikahi perempuan lain!" seru Jayanti yang penuh kekecewaan.Wajah Jayanti yang cantik tidak seperti dahulu lagi yang ceria dan berseri-seri.Wajah gadis ini sekarang pucat dan dipenuhi aura kegelapan yang membuatnya tampak sedikit menyeramkan.*****Alam Kesunyian.Sebuah sunia yang terletak di antara Dunia Tengah dan Dunia Atas."Naga Hitam sudah menghilang! Sudah saatnya aku menguasai Kamandaria!' seru Naga Ashura yang menguasai Alam Kesunyian.Naga Ashura sudah dalam persiapan awal mengirim Naga Immortal memata-matai Naga
Iblis Naga Hitam benar-benar memenuhi janjinya untuk tidak mengacau di Kamandaria lagi. Kehidupan di negeri ini juga sudah berlangsung normal kembali. Candaka akhirnya setuju untuk menerima takdirnya sebagai Pendekar Naga Biru dengan menjadi Raja Kamandaria. Namun Candaka belum menjatuhkan pilihan siapa yang akan menjadi Ratu di Kamandaria, karena dia sudah berjani akan memperistri Rinjani, Alisha, dan Zhian. Seluruh negeri sedang dilanda kebahagiaan karena setelah sekian lama, muncul Pendekar Naga Biru yang akan memerintah di negeri ini dengan arif dan bijaksana. Canda dielu-elukan di seluruh negeri Kamandaria karena dianggap sebagai penyelamat yang akan membuat Kamandaria menjadi kerajaan yang berjaya lagi seperti dahulu. Penobatan Candaka untuk menjadi Raja Kamandaria masih sebulan lagi, tapi jalan-jalan di seluruh sudut Kota Naga Emas dihiasi oleh bunga berwarna-warni. Ada apa gerangan? Ternyata rakyat Kamandaria tengah menyambut pesta pernikahancalon raja dan ratu mereka n
Setelah menempuh perjalanan menembus gurun di Alam Surgawi Naga Hitam ini, Candaka tiba di sebuah goa besar di samping air terjun.Belum jauh kakinya melangkah memasuki goa besar, terdengar suara yang menyambutnya."Selamat datang, Pendekar Naga Biru! Sungguh suatu kehormatan dikunjungi oleh pendekar terskenal di Kamandaria!' "Naga Hitam, aku hanya ingin bertemu denganmu!" seru Candaka sebelum Naga Hitam ini menyerangnya. dengan tiba-tiba."Ada urusan apa kamu jauh-jauh ke sin?" tanya Naga Hitam dari balik goa besar."Aku ingin mengakhiri pertikaian kita dengan cara baik-baik!" ujar Candaka."Kita tidak pernah bermusuhan, Pendekar Naga Biru! Hanya saja, kita berada di pihak yang saling bertentangan!""Aku dengar, Naga Hitam akan kembali lagi ke Kamandaria setelah meningkatkan kekuatan di Alam Surgawi ini!" Candaka masih berusaha melangkah mendekati goa."Berhenti! Cukup langkahmu sampai di situ saja, Pendekar Naga Biru!"Seruan Naga Hitam dari balik goa besar membuat langkah Candaka
Zhian memang naga yang mempunyai kemampuan khusus yang jarang sekali dimiliki naga lainnya.Tidak salah kalau Master Lu Ming berusaha mengekang kemampuan gadis ini, karenna Zhian melampaui seluruh naga untuk kemampuan naganya.Alam Surgawi milik Zhian bahkan jauh lebih besar daripada alam surgawi naga lainnya.Hal unik yang baru diketahui oleh Zhian adalah kalau Alam Surgawi miliknya bisa terhubung dengan alam surgawi lainnya."Kita bisa pergi ke alam surgawi milik naga hitam dari alam surgawi milikku! Kamu siap, Candaka?" tanya Zhian."Aku siap, Zhian!" ujar Candaka.Tubuh Zhian dan Candaka lenyap seketika dari hadapan pendekar-pendekar aliansi pembela kebenaran."Semoga saja Candaka berhasil menemukan Naga Hitam!" ujar Wu Tian."Aku harap begitu sesuai ramalan Kitab Nirvana Surgawi, kalau Candaka akan mengalahkan Naga Hitam dan menjadi Raja Kamandaria yang bijaksana!" sambung Xian Ling."Aku akan menjalin kerja sama dengan Kamandaria apabila Candaka menduduki tahta kerajaan nantinya
Candaka yang mencaari ke seluruh pelosok istana tidak menemukan keberadaan Iblis Naga Hitam."Kemana Iblis Naga Hitam ini pergi? Kenapa tidak ada seorang pendekarpun yang berhasil memergoki kaburnya Iblis Naga Hitam? Lebih baik aku kembali untuk menanyakannya kepada Arkadewi!" ujar Candaka dalam hati.Namun Candaka tidak menemukan Arkadewi.Hanya ada Kanaya yang sedang tersenyum kepadanya."Kemana perginya Arkadewi?' tanya Candaka."Dia sudah pergi, Kak Candaka! Aku membiarkannya pergi!" ujar Kanaya."Kenapa kamu biarkan pergi, Kanaya?" tanya Candaka."Arkadewi memberitahukan lokasi bersembunyinya Iblis Naga Hitam sebagai ganti dibebaskannya dirinya.""Kamu tahu tempat bersembunyi Iblis Naga Hitam?" tanya Candaka."Kata Arkadewi, Iblis Naga Hitam pergi ke Alam Surgawi! Aku tidak tahu tempat apa itu, tapi kata Arkadewi kalau Kak Candaka mengetahuinya!" ujar Kanaya."Aku pernah pergi ke sana bersama Jayanti dan Kumalasari!" Teringat Jayanti membuat hati Candaka kembali bersedih."Di ma
# Pendekar Pulau Nirvana vs Pendekar Tongkat Sakti # Gayatri alias Bai Ling alias Pendekar Tongkat Sakti memiliki hawa iblis naga hitam yang kini berusaha menguasai Alisha."Sebaiknya kamu tidak melawan, agar hawa iblis ini bisa leluasa memasuki tubuhmu! Biarkan saja hawa iblis ini menguasai tubuhmu, makakmau akan hidup abadi dan juga merasakan energi yang luar biasa!" seru Gayatri."Aku tidak sudi diperbudak iblis! Aku bukanlah dirimu, Gayatri!" sahut Alisha."Kalau kamu melawan terus, tubuhmu akan hancur oleh hawa iblis ini! Tentu bukan ini yaang diinginkan oleh Candaka!' seru Gayatri lagi."Tahu apa kamu tentang Candaka!" ujar Alisha yang masih bergelut melepaskan diri dari belenggu hawa kegelapan."Aku tahu Candaka akn meenjadikanmu sebagai salah satu istrinya! Dahulu saat mengenal Caandaka, aku tidak menyangka kalau dia akan banyak disukai oleh gadis-gadis cantik!" ujar Gayatri."Kenapa kamu berpaling dari Candaka? Bukannya Candaka sangat menyayangimu, Gayatri!" ujar Alisha."
Selangkah lagi Candaka akan sampai ke istana kerajaan tempat Iblis Naga Hitam berada.Rinjani sedang bertarung dengan Isyana untuk mengurangi penjagaan terhadap Iblis Naga Hitam.Pendekar-pendekar lainnya masih belum tiba di istana, karena masih sibuk bertarung dengan pengikut Iblis Naga Hitam."Iblis Naga Hitam, keluarlah!" seru Candaka ke dalam aula istana kerajaan."Kamu memang hebat, Candaka! Aku sudah meremehkanmu! Seharusnya kamu kulenyapkan saja dari dulu!" seru suara wanita dari dalam aula istana."Dasar wanbita berhati licik!" seru Kanaya yang memang menyimpan dendam terhadap Arkadewi yang tidak diketahui sebabnya."Kenapa Iblis Naga Hitam tidak berada di dalam aula istana ini? Kemana dia pergi?" pikir Candaka yang tidak melihat sosok yang diincar seluruh pendekar aliansi termasuk dirinya."Naga Hitam sudah pergi, Candaka! Dia tidak sebodoh itu menunggu kalian di dalam istana ini!" seru Arkadewi yang masih saja bisa berkata sombong padahal sudah diambang kekalahan besar."Kem
Candaka dan kawan-kawan meninggalkan Alisha untuk bertarung dengan Gayatri, sedangkan mereka tetap berusaha masuk ke dalam istana. Jalan sempit melingkar berakhir di sebuah aula yang cukup sempit untuk seterusnya ke jalan sempit melingkar lagi. "Jangan lari kamu, pembunuh!" teriak sebuah bayangan putih yang melesat kencang ke arah mereka, terutama ke arah Rinjani yang terkejut juga dengan serangan tiba-tiba ini. Candaka langsung menyerang dengan telapak tangannya yang mengeluarkan sinar merah yang tepat mengenai tangan penyerang Rinjani ini. Bayangan putih ini terpental oleh serangan jurus naga merah Candaka. "Kamu lebih memilih pembunuh ibuku ini daripada diriku, Candaka!" seru bayangan putih ini memperlihatkan wujudnya berupa Iblis Seribu Wajah alias Isyana Mukti. "Isyana! Asmawati tewas karena ulahnya sendiri yang hendak mencelakakan kami! Tidak ada hubungannya dengan Rinjani!" seru Candaka. "Wanita ini membunuh ibuku dengan keji, dan kamu masih membelanya, Candaka? Sampai s