Candaka yang berusaha mencari Kitab Naga pertamanya menemui ujian yang sangat berat dalam hidupnya. Keberaniannya untuk berhadapan dengan Naga Putih Raksasa membuatnya bertemu dengan naga yang sangat ditakutinya. Alih-alih dia merasa terba**r oleh semburan api naga ini, dia melihat sosok yang mirip kakeknya Ki Wicaksono.
Perlu waktu agak lama baginya untuk menyesuaikan matanya. Setelah jelas dia melihat sosok yang tadi dilihatnya. Ternyata sosok yang dilihatnya sudah sangat tua dengan janggut putihnya yang memanjang hampir sama panjangnya dengan rambut putihnya. Tapi wajah kakek ini tampak tidak berkeriput sama sekali layaknya kakek-kakek pada umumnya.
Kakek ini agak kurus dibandingkan Ki Wicaksono, tapi kakek ini tersenyum padanya sambil menyodorkan tangan untuk menariknya bangun dari panasnya padang pasir.
Candaka menyambut tangan kakek ini yang menariknya berdiri di hadapannya. “Sepertinya memang aku sudah m**i, dan kakek ini adalah dewa yang akan membawaku perTekad yang kuat akan menghasilkan sesuatu yang lebih baik. Candaka bisa melakukannya. Tentunya kita juga bisa ya selalu berpikir positif dan bertekad kuat menjalankannya. Jangan lupa votenya ya...Terima Kasih.
Candaka terbangun saat terik matahari mulai menyinari tubuhnya. “Sudah siang rupanya. Apa aku ketiduran sampai selama ini?”, dia berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi semalam. Terlihat olehnya Kitab yang diberikan kakek naga saat dia berada di padang gurun, berarti dia tidak bermimpi dan semua kejadian yang dialaminya benar adanya.“Ada baiknya aku di sini dahulu beberapa hari mempelajari kitab ini, karena perjalanan pulang sangat penuh mara bahaya jika ilmu silatku pas-pasan”, katanya dalam hati.Gua tempat Candaka bernaung berada jauh di atas hutan yang sebelumnya dia lewati. Pandangannya ke arah perkampungan misterius yang ditakuti Ki Wicaksono terhalang oleh tebing karang sehingga dia tidak bisa melihat apapun ke sana, demikian juga dari arah perkampungan tidak bisa melihat posisi Candaka karena terhalang tebing yang terjal juga. Jadi untuk sementara pemuda ini aman tinggal di dalam gua. Selain perbekalannya yang masih cukup banyak, di dekat gua juga ada mata air yang
Tak terasa oleh Candaka kalau dia sudah sebulan lamanya berada di dalam gua dan melatih ilmu silatnya. Selama itu tidak ada gangguan berarti yang dialaminya. Kekhawatiran diserang makhluk penghuni Kampung Misterius juga tidak terjadi. Rasa rindu kepada teman-temannya membuatnya siap untuk meninggalkan gua yang sudah dianggapnya sebagai rumah sendiri. Dia mulai mempersiapkan bekal yang akan dibawanya beserta minuman dari mata air agar cukup untuk perjalanannya.“Nanti aku mampir lagi ya guaku tersayang, saat aku menjenguk nenek nanti”, katanya sebelum turun dari gua menuju perjalanan pulang. Candaka sudah merasa gua ini yang selalu menemaninya selama ini, sehingga dia agak berat meninggalkannya.Pagi yang sangat cerah membuat langkah kaki Candaka terasa ringan. Tidak terlihat lagi pemuda dekil dan serampangan seperti sebelumnya, hanya terlihat pemuda tegap dengan penampilan yang bersih dan rapi menuruni lereng gua menuju ke arah hutan. Dengan lincah pemuda ini m
Untuk memeriahkan bebasnya Desa Kabut Hitam dari Kabut Hitam yang selalu mengganggu aktifitas penduduk desa, Bagaskara sebagai pimpinan Perguruan Tapak Naga mengadakan Turnamen Pendekar yang bisa diikuti pendekar-pendekar dari seantero negeri tidak terkecuali Pendekar Naga dari wilayah lain maupun benua lain.Turnamen diadakan selama sebulan lamanya dengan melibatkan pertandingan-pertandingan pendekar kelas tinggi. Para peserta diberi kesempatan untuk tinggal daan menunggu selama sebulan terlebih dahulu di Desa Kabut Hitam sebelum turnamen ini dimulai untuk menyesuaikan diri.Tampak kesibukaan di Perguruan Tapak Naga untuk menyiapkan event yang cukup besar ini. Halaman perguruan yang sangat luas dijadikan arena pertandingan untuk pendekar-pendekar ternama yang mengikuti turnamen ini. Bangku-bangku untuk penonton sudah disusun rapi mengelilingi arena.Umbul-umbul dan panji-panji dari pendekar yang mewakili perguruannya juga sedang dipasang di tempat ini. Sementar
Candaka yang ketiduran setelah sampai di penginapan mengalami mimpi yang aneh baginya. Kali ini dia melihat Isyana yang menatapnya kosong kemudian meninggalkan dirinya walaupun dia sudah berteriak-teriak memanggil namanya tapi gadis ini tidak mempedulikannya dan pergi begitu saja meninggalkannya.Belum hilang rasa kagetnya, tahu-tahu dia sudah berada di dalam ruangan bawah tanah yang asing baginya. Tampak olehnya beberapa orang yang sepertinya sedang merencanakan sesuatu. Candaka berusaha mendengarkan pembicaraan mereka.“Kamu yakin Tuan mengadakan acara besar ini sekarang?”, tanya pria yang wajahnya tirus dan dalam keremang-remangan terlihat menyeramkan. Sementara pria yang dipanggil Tuan tampak lebih terpelajar yang membelakanginya. Candaka merasa kenal dengan pria yang disebut Tuan ini tapi dia tidak tahu dimana dia melihat pria ini.“Aku sudah merencanakan ini matang-matang. Sementara calon Pendekar Naga yang bernama Candaka itu pergi, kita harus
HuaammmmCandaka menguap sejadi-jadinya saat terbangun di tempat tidur yang empuk. Matanya melihat ke arah bawah. Dilihatnya gadis cantik yang menawari kamarnya untuknya beristirahat sementara gadis ini rela tidur di lantai.Candaka menjadi bimbang dengan mimpinya. Apa memang benar Mala yang menjadi mata-matanya selama ini yang selalu menguntit kemana dirinya pergi? Kalau begitu kenapa dia tetap terlelap tidur sementara aku sudah bangun? Harusnya kan dia mengawasiku terus menerus jika dia adalah anak buah si wajah tirus tadi.Gadis ini perlahan-lahan membuka matanya. “Hei kakak..Sudah bangun kok tidak bangunin Mala?”, tanyanya manja. “Kak Candaka sudah sehat kembali?”Tidak mungkin Mala. Sikapnya tidak seperti dibuat-buat terhadapnya, apa gadis ini mahir berpura-pura di depannya. Biarlah jika memang dia, jika aku di dekatnya aku juga lebih mudah mengawasinya.“Kakak hari ini mau kemana? Biar Mala temenin ya kak..&rdquo
Penduduk desa beramai-ramai menuju ke arah Perguruan Tapak Naga untuk melihat pendekar-pendekar kenamaan bertanding memperebutkan hadiah yang fantastis. Banyak pedagang musiman yang berjualan makanan apa saja di depan gerbang masuk arena pertandingan ini.Candaka dan Kumalasari termasuk dalam kerumunan warga yang antri untuk masuk menyaksikan pertandingan-pertandingan silat yang bermutu. Dengan susah payah mereka berhasil masuk juga ke dalam bangku penonton.Tujuan Candaka dan Kumalasari berbeda untuk event ini. Candaka terus mengawasi sekitar arena pertandingan untuk melihat apakah ada yang tidak beres yang akan membuktikan kebenaran mimpinya. Sedangkan Kumalasari memang berniat untuk menonton pertandingan ini sambil bersenang-senang. Candaka juga masih tidak mempunyai bukti kalau Kumalasari merupakan mata-mata yang mengawasinya, karena gadis ini selalu bersikap baik padanya.Pertandingan di arena tampaknya sudah dimulai. Pertandingan menggunakan sistem gugur.
Candaka masih penasaran dengan ketidak hadiran tokoh-tokoh Naga Hitam saat Turnamen Pendekar berlangsung. Dia juga tidak mengetahui para pendekar yang pingsan atau terluka dibawa kemana untuk berobat. Tadi dia tidak menemukan lokasi tempat pendekar yang kalah ini dirawat. Bisa jadi energi mereka sudah diserap orang-orang ini tanpa sepengetahuannnya. “Besok aku harus lebih teliti lagi mengamati setiap gerakan yang mencurigakan”, tekadnya dalam hatiSiapa sebenarnya si Wajah Tirus yang aku lihat bersama orangtua Isyana ini? Terlihat dia tidak begitu mempedulikan Tuan Bagaskara, berarti sosok ini mempunyai jabatan yang cukup tinggi di organisasi mereka. Tapi apa benar sosok Pendekar Naga ini menjadi jahat dan berpaling ke dunia hitam, sepertinya hal yang mustahil dilakukannya. Andai saja aku bisa mendapatkan mimpi-mimpi ini lagi, mungkin aku tahu jawabannya.“Kak Candaka sudah tidur?”, tanya Kumalasari yang sekarang tidur di atas tempat tidur semen
Tidak ada satupun peserta turnamen yang mencurigai muslihat diadakannya turnamen pendekar ini oleh pemimpin Perguruan Tapak Naga. Tujuan diadakannya turnamen yang menarik minat ribuan pendekar seantero negeri ini hanya satu yaitu menguasai pendekar-pendekar ini untuk mengabdi kepada Iblis Naga Hitam yang dipersiapkan melawan Pendekar Naga Terpilih.Iblis Naga Hitam saat ini masih dalam tahap pemulihan karena terluka parah oleh Ki Wicaksono yang membuatnya kembali ke wujud asapnya alih-alih wujud naga hitam sebenarnya. Iblis Naga Hitam memerlukan chi atau jiwa sakti para pendekar ini untuk memulihkan dirinya dan bisa kembali ke wujudnya semula lagi.Ternyata saat Ki Wicaksono mengeluarkan Tapak Naga Putihnya, pukulan jarak jauhnya mengenai Naga Hitam ini yang membuatnya melarikan diri. Tepat di saat Ki Wicaksono menerima pukulan dari sosok misterius yang diyakininya sebagai Kumaladewi.Luka Naga Hitam ini tidak main-main. Rupanya serangan K
Salam Pendekar Naga, Terima kasih untuk semua pembaca yang telah mengikuti kisah Candaka dari awal hingga akhir ini. Semoga kisah Candaka bisa memuaskan sahabat-sahabat readers sekalian. Mohon maaf apabila masih ada kata-kata yang salah, atau beberapa kisah yang tidak berkenan di hati pembaca. Kemungkinan kisah Pendekar Naga Biru ini akan dilanjutkan ke Season 2, tapi tidak dalam waktu dekat. Penulis lagi menyiapkan spin off Pendekar Naga Biru mengenai kisah Gandar, Wu Tian, Xian Ling, Rinjani, dan lainnya dari awal agar lebih mudah mengikuti season 2 nantinya yang kemungkinan beberapa bulan lagi baru tayang setelah keseluruhan spin off Pendekar Naga Biru ini selesai. Sekali lagi terima lkasih sebanyak-banyaknya, author sampaikan ke seluruh pembaca Pendekar Naga Biru. Berkat dukungan dan semangat kalian, kisah ini bisa diselesaikan sampai Tamat. Apabila ada yang ingin ditanyakan, bisa mengikuti penuis di ... 1G : zhu.phi F* : zhu phi Salam semuanya ... ^-^ Jakarta, 31 Okto
Alam Kehampaan.Sebuah dunia yang tipis yang berada di antara Dunia Bawah dan Dunia Tengah."Kenapa kamu tidak mencariku, Kanda Candaka?" ujar gadis cantik yang berpakaian biru gelap, yang sedang menatap pernikahan Candaka dari jauh.Iblis Naga Biru yang sekian lama menghilang akhirnya mengembalikan ingatan Jayanti, tapi tidak dengan hawa iblis yang menyelimutinya."Tunggu pembalasanku Kanda, karena telah menelantarkanku! Teganya kamu tidak mencariku dan malahan menikahi perempuan lain!" seru Jayanti yang penuh kekecewaan.Wajah Jayanti yang cantik tidak seperti dahulu lagi yang ceria dan berseri-seri.Wajah gadis ini sekarang pucat dan dipenuhi aura kegelapan yang membuatnya tampak sedikit menyeramkan.*****Alam Kesunyian.Sebuah sunia yang terletak di antara Dunia Tengah dan Dunia Atas."Naga Hitam sudah menghilang! Sudah saatnya aku menguasai Kamandaria!' seru Naga Ashura yang menguasai Alam Kesunyian.Naga Ashura sudah dalam persiapan awal mengirim Naga Immortal memata-matai Naga
Iblis Naga Hitam benar-benar memenuhi janjinya untuk tidak mengacau di Kamandaria lagi. Kehidupan di negeri ini juga sudah berlangsung normal kembali. Candaka akhirnya setuju untuk menerima takdirnya sebagai Pendekar Naga Biru dengan menjadi Raja Kamandaria. Namun Candaka belum menjatuhkan pilihan siapa yang akan menjadi Ratu di Kamandaria, karena dia sudah berjani akan memperistri Rinjani, Alisha, dan Zhian. Seluruh negeri sedang dilanda kebahagiaan karena setelah sekian lama, muncul Pendekar Naga Biru yang akan memerintah di negeri ini dengan arif dan bijaksana. Canda dielu-elukan di seluruh negeri Kamandaria karena dianggap sebagai penyelamat yang akan membuat Kamandaria menjadi kerajaan yang berjaya lagi seperti dahulu. Penobatan Candaka untuk menjadi Raja Kamandaria masih sebulan lagi, tapi jalan-jalan di seluruh sudut Kota Naga Emas dihiasi oleh bunga berwarna-warni. Ada apa gerangan? Ternyata rakyat Kamandaria tengah menyambut pesta pernikahancalon raja dan ratu mereka n
Setelah menempuh perjalanan menembus gurun di Alam Surgawi Naga Hitam ini, Candaka tiba di sebuah goa besar di samping air terjun.Belum jauh kakinya melangkah memasuki goa besar, terdengar suara yang menyambutnya."Selamat datang, Pendekar Naga Biru! Sungguh suatu kehormatan dikunjungi oleh pendekar terskenal di Kamandaria!' "Naga Hitam, aku hanya ingin bertemu denganmu!" seru Candaka sebelum Naga Hitam ini menyerangnya. dengan tiba-tiba."Ada urusan apa kamu jauh-jauh ke sin?" tanya Naga Hitam dari balik goa besar."Aku ingin mengakhiri pertikaian kita dengan cara baik-baik!" ujar Candaka."Kita tidak pernah bermusuhan, Pendekar Naga Biru! Hanya saja, kita berada di pihak yang saling bertentangan!""Aku dengar, Naga Hitam akan kembali lagi ke Kamandaria setelah meningkatkan kekuatan di Alam Surgawi ini!" Candaka masih berusaha melangkah mendekati goa."Berhenti! Cukup langkahmu sampai di situ saja, Pendekar Naga Biru!"Seruan Naga Hitam dari balik goa besar membuat langkah Candaka
Zhian memang naga yang mempunyai kemampuan khusus yang jarang sekali dimiliki naga lainnya.Tidak salah kalau Master Lu Ming berusaha mengekang kemampuan gadis ini, karenna Zhian melampaui seluruh naga untuk kemampuan naganya.Alam Surgawi milik Zhian bahkan jauh lebih besar daripada alam surgawi naga lainnya.Hal unik yang baru diketahui oleh Zhian adalah kalau Alam Surgawi miliknya bisa terhubung dengan alam surgawi lainnya."Kita bisa pergi ke alam surgawi milik naga hitam dari alam surgawi milikku! Kamu siap, Candaka?" tanya Zhian."Aku siap, Zhian!" ujar Candaka.Tubuh Zhian dan Candaka lenyap seketika dari hadapan pendekar-pendekar aliansi pembela kebenaran."Semoga saja Candaka berhasil menemukan Naga Hitam!" ujar Wu Tian."Aku harap begitu sesuai ramalan Kitab Nirvana Surgawi, kalau Candaka akan mengalahkan Naga Hitam dan menjadi Raja Kamandaria yang bijaksana!" sambung Xian Ling."Aku akan menjalin kerja sama dengan Kamandaria apabila Candaka menduduki tahta kerajaan nantinya
Candaka yang mencaari ke seluruh pelosok istana tidak menemukan keberadaan Iblis Naga Hitam."Kemana Iblis Naga Hitam ini pergi? Kenapa tidak ada seorang pendekarpun yang berhasil memergoki kaburnya Iblis Naga Hitam? Lebih baik aku kembali untuk menanyakannya kepada Arkadewi!" ujar Candaka dalam hati.Namun Candaka tidak menemukan Arkadewi.Hanya ada Kanaya yang sedang tersenyum kepadanya."Kemana perginya Arkadewi?' tanya Candaka."Dia sudah pergi, Kak Candaka! Aku membiarkannya pergi!" ujar Kanaya."Kenapa kamu biarkan pergi, Kanaya?" tanya Candaka."Arkadewi memberitahukan lokasi bersembunyinya Iblis Naga Hitam sebagai ganti dibebaskannya dirinya.""Kamu tahu tempat bersembunyi Iblis Naga Hitam?" tanya Candaka."Kata Arkadewi, Iblis Naga Hitam pergi ke Alam Surgawi! Aku tidak tahu tempat apa itu, tapi kata Arkadewi kalau Kak Candaka mengetahuinya!" ujar Kanaya."Aku pernah pergi ke sana bersama Jayanti dan Kumalasari!" Teringat Jayanti membuat hati Candaka kembali bersedih."Di ma
# Pendekar Pulau Nirvana vs Pendekar Tongkat Sakti # Gayatri alias Bai Ling alias Pendekar Tongkat Sakti memiliki hawa iblis naga hitam yang kini berusaha menguasai Alisha."Sebaiknya kamu tidak melawan, agar hawa iblis ini bisa leluasa memasuki tubuhmu! Biarkan saja hawa iblis ini menguasai tubuhmu, makakmau akan hidup abadi dan juga merasakan energi yang luar biasa!" seru Gayatri."Aku tidak sudi diperbudak iblis! Aku bukanlah dirimu, Gayatri!" sahut Alisha."Kalau kamu melawan terus, tubuhmu akan hancur oleh hawa iblis ini! Tentu bukan ini yaang diinginkan oleh Candaka!' seru Gayatri lagi."Tahu apa kamu tentang Candaka!" ujar Alisha yang masih bergelut melepaskan diri dari belenggu hawa kegelapan."Aku tahu Candaka akn meenjadikanmu sebagai salah satu istrinya! Dahulu saat mengenal Caandaka, aku tidak menyangka kalau dia akan banyak disukai oleh gadis-gadis cantik!" ujar Gayatri."Kenapa kamu berpaling dari Candaka? Bukannya Candaka sangat menyayangimu, Gayatri!" ujar Alisha."
Selangkah lagi Candaka akan sampai ke istana kerajaan tempat Iblis Naga Hitam berada.Rinjani sedang bertarung dengan Isyana untuk mengurangi penjagaan terhadap Iblis Naga Hitam.Pendekar-pendekar lainnya masih belum tiba di istana, karena masih sibuk bertarung dengan pengikut Iblis Naga Hitam."Iblis Naga Hitam, keluarlah!" seru Candaka ke dalam aula istana kerajaan."Kamu memang hebat, Candaka! Aku sudah meremehkanmu! Seharusnya kamu kulenyapkan saja dari dulu!" seru suara wanita dari dalam aula istana."Dasar wanbita berhati licik!" seru Kanaya yang memang menyimpan dendam terhadap Arkadewi yang tidak diketahui sebabnya."Kenapa Iblis Naga Hitam tidak berada di dalam aula istana ini? Kemana dia pergi?" pikir Candaka yang tidak melihat sosok yang diincar seluruh pendekar aliansi termasuk dirinya."Naga Hitam sudah pergi, Candaka! Dia tidak sebodoh itu menunggu kalian di dalam istana ini!" seru Arkadewi yang masih saja bisa berkata sombong padahal sudah diambang kekalahan besar."Kem
Candaka dan kawan-kawan meninggalkan Alisha untuk bertarung dengan Gayatri, sedangkan mereka tetap berusaha masuk ke dalam istana. Jalan sempit melingkar berakhir di sebuah aula yang cukup sempit untuk seterusnya ke jalan sempit melingkar lagi. "Jangan lari kamu, pembunuh!" teriak sebuah bayangan putih yang melesat kencang ke arah mereka, terutama ke arah Rinjani yang terkejut juga dengan serangan tiba-tiba ini. Candaka langsung menyerang dengan telapak tangannya yang mengeluarkan sinar merah yang tepat mengenai tangan penyerang Rinjani ini. Bayangan putih ini terpental oleh serangan jurus naga merah Candaka. "Kamu lebih memilih pembunuh ibuku ini daripada diriku, Candaka!" seru bayangan putih ini memperlihatkan wujudnya berupa Iblis Seribu Wajah alias Isyana Mukti. "Isyana! Asmawati tewas karena ulahnya sendiri yang hendak mencelakakan kami! Tidak ada hubungannya dengan Rinjani!" seru Candaka. "Wanita ini membunuh ibuku dengan keji, dan kamu masih membelanya, Candaka? Sampai s