Ratu Belinde sedang dilanda kebimbangan yang luar biasa. Jayanti, cucu satu-satunya yang sudah lama dicarinya ini dalam bahaya di bawah kendali Ruh Naga Dewa yang menginginkan Belinde membebaskan Naga Ling The untuk ditukarkan dengan kebebasan Jayanti.“Apa sebenarnya rencana kalian dengan membebaskan Ling The?” tanya Belinde lagi memaksa Ruh Naga ini memberi jawaban padanya.“Sudah kukatakan kalau kami sudah muak naga selalu disalahkan manusia atas perbuatan mereka sendiri! Kami ingin menjadikan Kamandaria sebagai tempat yang aman bagi naga dan menjadi makhluk tertinggi di atas manusia yang sekarang menghuni daratan ini!” ujar Ruh Naga Dewa.“Bukannya kalian yang awalnya juga ingin berdamai dengan manusia? Kenapa sekarang kalian menentang dan ingin menguasai daratan ini?” tanya Belinde.“Kami menginginkan kejayaan naga kembali lagi seperti dahulu. Seharusnya kamu mendukung rencana kami ini Belinde!” ujar Ruh Naga Dewa.“Apa maksudmu tadi kalau ini lebih besar dari perkiraanku ... mem
Candaka yang sedang berada di Pulau Naga Biru, terus mencari cara agar Naga Super Sakti mau memberitahukan mereka mantera untuk mengaktifkan segel sihir Kota Naga. Ternyata memang naga ini yang memasang pelindung sihir di Kota Naga saat itu untuk melindungi penduduk Kota Naga yang hanya berdarah naga saja.“Kami sudah melakukan perjalanan yang sangat panjang Ki ... kalau kami harus mencari Naga Biru lagi, berapa lama waktu yang akan kami perlukan? Sedangkan kami sudah terlalu lama meninggalkan teman kami dari Negeri Malaka di Kota Naga!” ujar Candaka yang minta kerelaan hati Ki Adheswara untuk membantu mereka.“Aku tidak bisa membantumu, Anak Muda! Jika kamu tidak membawa Naga Biru ke sini maka kamu tidak akan mendapatkan mantera sihir naga ini dariku!” ujar Ki Adheswara.“Bagaimana ini Kak Candaka? Tidak mungkin kita kembali dengan tangan kosong begitu saja! Lagian kita harus mencari kemana Naga Biru ini?” ujar Arjani yang mulai tampak cemas.“Tidak ada jalan lain ya mengalahkan Naga
Putri satu-satunya dari Naga Super Sakti Ki Adheswara ini yaitu Yenny Maheswara, berusaha membantu Candaka karena ayahnya menolak memberi mantera sihir naga ini selain kepada Naga Biru yang dianggapnya sebagai sang Terpilih dari dunia naga.Yenny memberitahu Candaka kalau ada satu sosok lagi yang mengetahui mantera sihir dari Kota Naga ini yaitu Pendekar Naga Biru pertama Dharmawangsa yang ternyata sudah menjadi Kultivator dan hidup di alam Immortal yang terdapat di Pulau Pendekar.Pulau Pendekar terletak tidak jauh dari Pulau Naga Biru, masih di atas Samudra Naga. Namun pulau ini dilindungi gelombang elektromagnetik yang akan mematikan semua fungsi perangkat kapal. Jadi kapal hanya bisa berlayar dengan bantuan angin saja.“Bagaimana Kak Candaka? Kita ikuti petunjuk dari anak gadis Ki Adheswara ini atau tetap membujuk Ki Adheswara?” tanya Arjani begitu Yenny meninggalkan mereka.“Kita tidak tahu kebenarannya ... apa gadis naga ini sengaja memberikan informasi palsu untuk menyesatkan k
Pulau Pendekar hampir tidak dikenal oleh penduduk Kamandaria. Selain letaknya yang sangat jauh di tengah Samudra, pulau ini juga terlindung dari pandangan mata kapal yang lewat di sekitarnya.Pulau ini disebut pulau Pendekar, karena pada jaman dahulu digunakan sebagai markas dari para pendekar untuk menyusun rencana melawan naga yang berkuasa saat itu.Pulau ini sangat strategi karena tidak bisa ditembus oleh penglihatan khusus dari naga. Gelombang elektromagnetik yang menyelimuti pulau ini membuat rencana para pendekar tidak bisa terbaca dan diketahui oleh naga pada masa itu yang masih memiliki kekuatan pikiran.Pendekar Naga Biru Dharmawangsa menemukan pulau ini setelah memutuskan mundur dari dunia persilatan. Dia memutuskan untuk tinggal di pulau ini, karena ternyata di pulau ini ada jalan tersembunyi menuju Dunia Atas yang sudah diincarnya sejak dahulu.Setelah berhasil menjadi Immortal atau bahkan Dewa, Dharmawangsa tidak banyak muncul di Dunia Bawah ini. Kemungkinan besar Immort
Pulau Pendekar tampak sangat indah, seperti pulau yang cocok untuk peristirahatan.Pantai pasir putihnya yang bersih disertai debur ombak dengan air laut yang jernih menambah suasana indah di pulau ini. Beberapa pohon yang biasa tumbuh di pantai juga menghiasi pantai di pulau ini membuat suasana sejuk, walaupun di tengah terik matahari.Di sisi kiri dan kanan ujung pantai pasir putih ini terdapat beberapa tebing karang dengan bebatuan di bawahnya, menambah keindahan pantai pulau ini.Hewan pantai juga tampak berseliweran dengan mudahnya tanpa rasa takut, saat Aliansi Pendekar Naga berhasil mencapai pantai pasir putih Pulau Pendekar menggunakan perahu kecil.“Indah sekali pantai ini ... ingin rasanya tinggal di sini saja, jauh dari keramaian dan masalah!” kata Arjani yang tampak sangat menikmati angin pantai yang berhembus menerpa wajahnya yang cantik jelita.“Benar-benar indah ya kak Candaka!’ tegur Kanaya yang juga tampak menikmati sekali kesegaran udara pantai ini.“Jangan tertipu
Aliansi Pendekar Naga yang sedang menuju ke tempat Dharmawangsa berada sudah mulai menemui rintangan di dalam hutan yang mereka masuki.Semula semuanya mengira hutan ini aman untuk dilalui karena tampak terawat, tidak seperti hutan-hutan lainnya yang masih liar dan tidak ada jalan untuk dilalui.Ternyata mereka dikurung oleh semacam hawa magis yang membuat mereka hanya melalui tempat yang sama terus menerus di dalam hutan ini. Tapi benarkah demikian?“Sepertinya ada yang memasang pelindung magis di dalam hutan ini yang mencegah pendatang asing untuk lebih jauh lagi memasuki hutan!” kata Candaka. “Sekarang untuk membuktikan kebenarannya, coba kita kembali ke tempat kita masuk tadi!”Aliansi Pendekar Naga kemudian berbalik menuju pantai Pulau Pendekar ini. Benar saja, hanya dalam waktu yang singkat, mereka sudah keluar dari hutan ... padahal tadi sudah lama sekali mereka menjelajahi hutan ini.“Benar katamu Pendekar Naga Biru, ada yang memasang pelindung magis yang tidak bisa kita tembu
Hari sudah menjelang malam saat mereka keluar dari dalam hutan, sehingga Candaka memutuskan untuk bermalam di kapal dahulu, agar besok pagi bisa mencari jalan masuk lain ke Pulau Pendekar. Situasi pulau ini yang berbahaya menurut Candaka membuatnya merasa tidak aman jika mereka masih berada di Pulau Pendekar saat malam tiba.“Kita bermalam di kapal terlebih dahulu, besok pagi saja saat terang kita baru menjelajahi pulau Pendekar ini!” ujar Candaka. "lagian kita semua juga belum makan ... biar kita istirahat di kapal dahulu sambil menbgisi perut kita agar kuat menjelajahi Pulau Pendekar esok harinya."“Baik Kanda ... ayo kita ke kapal sekarang sebelum hari gelap! Kita tidak tahu apa yang akan menyergap kita di tengah kegelapan apabila masih berada di pulau ini!” ujar Rinjani. "Kak Rinjani kok sampai ketakutan seperti itu sih? Biasanya Kak Rinjani paling berani di antara kita semua!" ujar Arjani yang merasa heran dengan sikap Rinjani."Aku juga merasakan sifatmu jadi aneh, Rinjani!" uj
Aliansi Pendekar menghabiskan malam dengan tenang di atas kapal mereka.Makhluk mata merah menyala yang disebutkan Rinjani tidak menganggu mereka sama sekali.Candaka masih belum begitu yakin dengan adanya makhluk ini, tapi dia yakin kalau Rinjani tidak pernah salah. Apalagi Dewi Racun ini sangat sakti, tentunya perkataannya bukanlah omong kosong belaka.“Ternyata sulit sekali ya menemui Pendekar Darmawangsa ini!” ujar Kanaya.“Tidak disangka Pulau Pendekar lebih mengerikan dibandingkan Pulau Naga Biru!” seru Rahendra.“Aku tadi merasakan ada makhluk yang mengikuti kita saat kita memasuki hutan yang menyesatkan itu!” ujar Liu Yu.Pernyataan Liu Yu membuat Candaka tertarik, karena Rinjani juga mengatakan hal yang sama, hanya saja Rinjani menyadarinya saat mereka berdua masuk kembali ke dalam hutan.“Maksud kamu bagaimana, Liu Yu?” tanya Candaka.“Aku juga tidak tahu pasti ... tapi aku merasakan kalau kita sedang diawasi saat kita di dalam hutan!” jawab Liu Yu.“Kok kamu baru mengatakan
Salam Pendekar Naga, Terima kasih untuk semua pembaca yang telah mengikuti kisah Candaka dari awal hingga akhir ini. Semoga kisah Candaka bisa memuaskan sahabat-sahabat readers sekalian. Mohon maaf apabila masih ada kata-kata yang salah, atau beberapa kisah yang tidak berkenan di hati pembaca. Kemungkinan kisah Pendekar Naga Biru ini akan dilanjutkan ke Season 2, tapi tidak dalam waktu dekat. Penulis lagi menyiapkan spin off Pendekar Naga Biru mengenai kisah Gandar, Wu Tian, Xian Ling, Rinjani, dan lainnya dari awal agar lebih mudah mengikuti season 2 nantinya yang kemungkinan beberapa bulan lagi baru tayang setelah keseluruhan spin off Pendekar Naga Biru ini selesai. Sekali lagi terima lkasih sebanyak-banyaknya, author sampaikan ke seluruh pembaca Pendekar Naga Biru. Berkat dukungan dan semangat kalian, kisah ini bisa diselesaikan sampai Tamat. Apabila ada yang ingin ditanyakan, bisa mengikuti penuis di ... 1G : zhu.phi F* : zhu phi Salam semuanya ... ^-^ Jakarta, 31 Okto
Alam Kehampaan.Sebuah dunia yang tipis yang berada di antara Dunia Bawah dan Dunia Tengah."Kenapa kamu tidak mencariku, Kanda Candaka?" ujar gadis cantik yang berpakaian biru gelap, yang sedang menatap pernikahan Candaka dari jauh.Iblis Naga Biru yang sekian lama menghilang akhirnya mengembalikan ingatan Jayanti, tapi tidak dengan hawa iblis yang menyelimutinya."Tunggu pembalasanku Kanda, karena telah menelantarkanku! Teganya kamu tidak mencariku dan malahan menikahi perempuan lain!" seru Jayanti yang penuh kekecewaan.Wajah Jayanti yang cantik tidak seperti dahulu lagi yang ceria dan berseri-seri.Wajah gadis ini sekarang pucat dan dipenuhi aura kegelapan yang membuatnya tampak sedikit menyeramkan.*****Alam Kesunyian.Sebuah sunia yang terletak di antara Dunia Tengah dan Dunia Atas."Naga Hitam sudah menghilang! Sudah saatnya aku menguasai Kamandaria!' seru Naga Ashura yang menguasai Alam Kesunyian.Naga Ashura sudah dalam persiapan awal mengirim Naga Immortal memata-matai Naga
Iblis Naga Hitam benar-benar memenuhi janjinya untuk tidak mengacau di Kamandaria lagi. Kehidupan di negeri ini juga sudah berlangsung normal kembali. Candaka akhirnya setuju untuk menerima takdirnya sebagai Pendekar Naga Biru dengan menjadi Raja Kamandaria. Namun Candaka belum menjatuhkan pilihan siapa yang akan menjadi Ratu di Kamandaria, karena dia sudah berjani akan memperistri Rinjani, Alisha, dan Zhian. Seluruh negeri sedang dilanda kebahagiaan karena setelah sekian lama, muncul Pendekar Naga Biru yang akan memerintah di negeri ini dengan arif dan bijaksana. Canda dielu-elukan di seluruh negeri Kamandaria karena dianggap sebagai penyelamat yang akan membuat Kamandaria menjadi kerajaan yang berjaya lagi seperti dahulu. Penobatan Candaka untuk menjadi Raja Kamandaria masih sebulan lagi, tapi jalan-jalan di seluruh sudut Kota Naga Emas dihiasi oleh bunga berwarna-warni. Ada apa gerangan? Ternyata rakyat Kamandaria tengah menyambut pesta pernikahancalon raja dan ratu mereka n
Setelah menempuh perjalanan menembus gurun di Alam Surgawi Naga Hitam ini, Candaka tiba di sebuah goa besar di samping air terjun.Belum jauh kakinya melangkah memasuki goa besar, terdengar suara yang menyambutnya."Selamat datang, Pendekar Naga Biru! Sungguh suatu kehormatan dikunjungi oleh pendekar terskenal di Kamandaria!' "Naga Hitam, aku hanya ingin bertemu denganmu!" seru Candaka sebelum Naga Hitam ini menyerangnya. dengan tiba-tiba."Ada urusan apa kamu jauh-jauh ke sin?" tanya Naga Hitam dari balik goa besar."Aku ingin mengakhiri pertikaian kita dengan cara baik-baik!" ujar Candaka."Kita tidak pernah bermusuhan, Pendekar Naga Biru! Hanya saja, kita berada di pihak yang saling bertentangan!""Aku dengar, Naga Hitam akan kembali lagi ke Kamandaria setelah meningkatkan kekuatan di Alam Surgawi ini!" Candaka masih berusaha melangkah mendekati goa."Berhenti! Cukup langkahmu sampai di situ saja, Pendekar Naga Biru!"Seruan Naga Hitam dari balik goa besar membuat langkah Candaka
Zhian memang naga yang mempunyai kemampuan khusus yang jarang sekali dimiliki naga lainnya.Tidak salah kalau Master Lu Ming berusaha mengekang kemampuan gadis ini, karenna Zhian melampaui seluruh naga untuk kemampuan naganya.Alam Surgawi milik Zhian bahkan jauh lebih besar daripada alam surgawi naga lainnya.Hal unik yang baru diketahui oleh Zhian adalah kalau Alam Surgawi miliknya bisa terhubung dengan alam surgawi lainnya."Kita bisa pergi ke alam surgawi milik naga hitam dari alam surgawi milikku! Kamu siap, Candaka?" tanya Zhian."Aku siap, Zhian!" ujar Candaka.Tubuh Zhian dan Candaka lenyap seketika dari hadapan pendekar-pendekar aliansi pembela kebenaran."Semoga saja Candaka berhasil menemukan Naga Hitam!" ujar Wu Tian."Aku harap begitu sesuai ramalan Kitab Nirvana Surgawi, kalau Candaka akan mengalahkan Naga Hitam dan menjadi Raja Kamandaria yang bijaksana!" sambung Xian Ling."Aku akan menjalin kerja sama dengan Kamandaria apabila Candaka menduduki tahta kerajaan nantinya
Candaka yang mencaari ke seluruh pelosok istana tidak menemukan keberadaan Iblis Naga Hitam."Kemana Iblis Naga Hitam ini pergi? Kenapa tidak ada seorang pendekarpun yang berhasil memergoki kaburnya Iblis Naga Hitam? Lebih baik aku kembali untuk menanyakannya kepada Arkadewi!" ujar Candaka dalam hati.Namun Candaka tidak menemukan Arkadewi.Hanya ada Kanaya yang sedang tersenyum kepadanya."Kemana perginya Arkadewi?' tanya Candaka."Dia sudah pergi, Kak Candaka! Aku membiarkannya pergi!" ujar Kanaya."Kenapa kamu biarkan pergi, Kanaya?" tanya Candaka."Arkadewi memberitahukan lokasi bersembunyinya Iblis Naga Hitam sebagai ganti dibebaskannya dirinya.""Kamu tahu tempat bersembunyi Iblis Naga Hitam?" tanya Candaka."Kata Arkadewi, Iblis Naga Hitam pergi ke Alam Surgawi! Aku tidak tahu tempat apa itu, tapi kata Arkadewi kalau Kak Candaka mengetahuinya!" ujar Kanaya."Aku pernah pergi ke sana bersama Jayanti dan Kumalasari!" Teringat Jayanti membuat hati Candaka kembali bersedih."Di ma
# Pendekar Pulau Nirvana vs Pendekar Tongkat Sakti # Gayatri alias Bai Ling alias Pendekar Tongkat Sakti memiliki hawa iblis naga hitam yang kini berusaha menguasai Alisha."Sebaiknya kamu tidak melawan, agar hawa iblis ini bisa leluasa memasuki tubuhmu! Biarkan saja hawa iblis ini menguasai tubuhmu, makakmau akan hidup abadi dan juga merasakan energi yang luar biasa!" seru Gayatri."Aku tidak sudi diperbudak iblis! Aku bukanlah dirimu, Gayatri!" sahut Alisha."Kalau kamu melawan terus, tubuhmu akan hancur oleh hawa iblis ini! Tentu bukan ini yaang diinginkan oleh Candaka!' seru Gayatri lagi."Tahu apa kamu tentang Candaka!" ujar Alisha yang masih bergelut melepaskan diri dari belenggu hawa kegelapan."Aku tahu Candaka akn meenjadikanmu sebagai salah satu istrinya! Dahulu saat mengenal Caandaka, aku tidak menyangka kalau dia akan banyak disukai oleh gadis-gadis cantik!" ujar Gayatri."Kenapa kamu berpaling dari Candaka? Bukannya Candaka sangat menyayangimu, Gayatri!" ujar Alisha."
Selangkah lagi Candaka akan sampai ke istana kerajaan tempat Iblis Naga Hitam berada.Rinjani sedang bertarung dengan Isyana untuk mengurangi penjagaan terhadap Iblis Naga Hitam.Pendekar-pendekar lainnya masih belum tiba di istana, karena masih sibuk bertarung dengan pengikut Iblis Naga Hitam."Iblis Naga Hitam, keluarlah!" seru Candaka ke dalam aula istana kerajaan."Kamu memang hebat, Candaka! Aku sudah meremehkanmu! Seharusnya kamu kulenyapkan saja dari dulu!" seru suara wanita dari dalam aula istana."Dasar wanbita berhati licik!" seru Kanaya yang memang menyimpan dendam terhadap Arkadewi yang tidak diketahui sebabnya."Kenapa Iblis Naga Hitam tidak berada di dalam aula istana ini? Kemana dia pergi?" pikir Candaka yang tidak melihat sosok yang diincar seluruh pendekar aliansi termasuk dirinya."Naga Hitam sudah pergi, Candaka! Dia tidak sebodoh itu menunggu kalian di dalam istana ini!" seru Arkadewi yang masih saja bisa berkata sombong padahal sudah diambang kekalahan besar."Kem
Candaka dan kawan-kawan meninggalkan Alisha untuk bertarung dengan Gayatri, sedangkan mereka tetap berusaha masuk ke dalam istana. Jalan sempit melingkar berakhir di sebuah aula yang cukup sempit untuk seterusnya ke jalan sempit melingkar lagi. "Jangan lari kamu, pembunuh!" teriak sebuah bayangan putih yang melesat kencang ke arah mereka, terutama ke arah Rinjani yang terkejut juga dengan serangan tiba-tiba ini. Candaka langsung menyerang dengan telapak tangannya yang mengeluarkan sinar merah yang tepat mengenai tangan penyerang Rinjani ini. Bayangan putih ini terpental oleh serangan jurus naga merah Candaka. "Kamu lebih memilih pembunuh ibuku ini daripada diriku, Candaka!" seru bayangan putih ini memperlihatkan wujudnya berupa Iblis Seribu Wajah alias Isyana Mukti. "Isyana! Asmawati tewas karena ulahnya sendiri yang hendak mencelakakan kami! Tidak ada hubungannya dengan Rinjani!" seru Candaka. "Wanita ini membunuh ibuku dengan keji, dan kamu masih membelanya, Candaka? Sampai s