Hari sudah menjelang malam saat mereka keluar dari dalam hutan, sehingga Candaka memutuskan untuk bermalam di kapal dahulu, agar besok pagi bisa mencari jalan masuk lain ke Pulau Pendekar. Situasi pulau ini yang berbahaya menurut Candaka membuatnya merasa tidak aman jika mereka masih berada di Pulau Pendekar saat malam tiba.“Kita bermalam di kapal terlebih dahulu, besok pagi saja saat terang kita baru menjelajahi pulau Pendekar ini!” ujar Candaka. "lagian kita semua juga belum makan ... biar kita istirahat di kapal dahulu sambil menbgisi perut kita agar kuat menjelajahi Pulau Pendekar esok harinya."“Baik Kanda ... ayo kita ke kapal sekarang sebelum hari gelap! Kita tidak tahu apa yang akan menyergap kita di tengah kegelapan apabila masih berada di pulau ini!” ujar Rinjani. "Kak Rinjani kok sampai ketakutan seperti itu sih? Biasanya Kak Rinjani paling berani di antara kita semua!" ujar Arjani yang merasa heran dengan sikap Rinjani."Aku juga merasakan sifatmu jadi aneh, Rinjani!" uj
Aliansi Pendekar menghabiskan malam dengan tenang di atas kapal mereka.Makhluk mata merah menyala yang disebutkan Rinjani tidak menganggu mereka sama sekali.Candaka masih belum begitu yakin dengan adanya makhluk ini, tapi dia yakin kalau Rinjani tidak pernah salah. Apalagi Dewi Racun ini sangat sakti, tentunya perkataannya bukanlah omong kosong belaka.“Ternyata sulit sekali ya menemui Pendekar Darmawangsa ini!” ujar Kanaya.“Tidak disangka Pulau Pendekar lebih mengerikan dibandingkan Pulau Naga Biru!” seru Rahendra.“Aku tadi merasakan ada makhluk yang mengikuti kita saat kita memasuki hutan yang menyesatkan itu!” ujar Liu Yu.Pernyataan Liu Yu membuat Candaka tertarik, karena Rinjani juga mengatakan hal yang sama, hanya saja Rinjani menyadarinya saat mereka berdua masuk kembali ke dalam hutan.“Maksud kamu bagaimana, Liu Yu?” tanya Candaka.“Aku juga tidak tahu pasti ... tapi aku merasakan kalau kita sedang diawasi saat kita di dalam hutan!” jawab Liu Yu.“Kok kamu baru mengatakan
Begitu sampai di atas tebingan, Rahendra dibuat takjub oleh pemandangan luas di hadapannya. Pulau Pendekar tidak begitu besar, tapi dataran luas tanpa batas terbentang di hadapannya.“Bagaimana ini, Liu Yu?” tanya Rahendra.“Lagi-lagi muslihat dari Pulau Pendekar!” ujar Liu Yu.“Apa kita lapor ke Candaka atau kita selidiki dahulu?” tanya Rahendra lagi.“Baiknya kita selidiki dahulu dataran yang luas ini ... kita harus mengetahui muslihat apa lagi yang sedang dilakukan oleh Pendekar Darmawangsa ini!”“Aku akan ke bawah dahulu memberitahukan mereka kalau kita akan menyelidiki dataran luas ini dahulu!” kata Rahendra,“Terserah kamu saja, Rahendra ... aku akan ke dataran luas ini untuk mencari tepiannya!” kata Liu Yu yang langsung pergi meninggalkan Rahendra.Rahendra sudah berjanji akan setia mengikuti Candaka, jadi dia berkewajiban memberitahukan apa yang dia temui di sini. Berbeda dengan Liu Yu yang hanya sekedar bergabung di Aliansi Pendekar Naga.*****“Muslihat lagi?” tanya Candaka
Candaka dan Rahendra akhirnya kembali ke kapal dengan tangan nihil. Tidak ada jalan masuk ke dalam Pulau Pendekar yang bisa mereka lalui. Dataran luas di atas sana tiada berbatas.“Pulau Pendekar ini benar-benar membuat kita sakit kepala ... tidak ada satupun jalan yang bisa kita lalui untuk memasuki pulau ini!” ujar Rahendra.“Tidak ada satupun?” tanya Rinjani.“Tidak ada! Aku dan Candaka sudah menelusuri semuanya ... bahkan sekarang Liu Yu juga hilang!” jawab Rahendra.“Liu Yu hilang? Kok bisa?’ tanya Rinjani lagi.“Hilang begitu saja tanpa jejak!” jawab Rahendra lagi.“Arjani ... kamu masih memiliki kemampuan untuk berkomunikasi lewat kekuatan pikiran tidak? Setahuku temanku Jayanti yang Naga Bumi memilikinya, aku tidak tahu apakah kamu memiliki kemampuan seperti itu?” tanya Candaka.“Kak Candaka lupa? Aku bisa berkomunikasi lewat kekuatan pikiran dengan naga tapi dengan yang lain, aku belum pernah mencobanya. Memangnya kenapa Kak?” tanya Arjani.“Aku ingin kamu berkomunikasi denga
Aliansi Pendekar mengikuti jalur jalan yang dilalui Liu Yu menuju ke arah pegunungan tempat Darmawangsa berada.Seharusnya mereka akan menjumpai Pendekar Naga Biru ini di rumah gubuk yang terdapat di kaki pegunungan ini, tapi gubuk ini kosong melompong.“Kemana Pendekar Darmawangsa? Apa dia sudah tidak berada di sini lagi?” tanya Arjani yang tidak percaya dengan penglihatannya.“Seharusnya pendekar ini berada di gubuknya, tapi sepertinya gubuk ini sudah lama ditinggalkan penghuninya,” kata Rahendra yang memeriksa gubuk ini.“Tidak mungkin pendekar ini meninggalkan Pulau Pendekar! Kalau pulau ini ditinggalkan, seharusnya mantera sihir dan segala macam jebakan itu sudah tidak ada di pulau ini!” ujar Candaka.“Hanya satu jawabannya ... pendekar ini tidak berada di dunia yang kita datangi sekarang ini! Kemungkinan besar dia berada di belahan dunia lain yang mempunyai akses langsung ke Pulau Pendekar ... Tapi dunia seperti apa yang dimasuki Pendekar Darmawangsa?” tanya Liu Yu yang merasa b
Liu Yu beserta Kanaya dan Rahendra kembali tanpa hasil karena tidak menemukan Pendekar Darmawangsa.Namun Liu Yu menemukan petunjuk di dekat air terjun pulau ini.“Aku merasakan adanya energi yang besar dekat air terjun ... mungkin Candaka mau memeriksanya, siapa tahu itu jalan masuk ke Alam Naga Immortal!” ujarnya.“Tidak ada salahnya dicoba Kanda Candaka, mungkin saja energi besar itu adalah jalan masuk ke Alam Naga Immortal!” saran Rinjani.“Ayo Liu Yu, tunjukkan dimana tempatnya!” kata Candaka yang tidak ingin membuang waktu lagi.“Kamu tidak bisa masuk Liu Yu?” tanya Rinjani.“Aku kan bukan Naga atau Pendekar Naga, jadi untuk alam ini aku tidak bisa memasukinya!” ujar Liu Yu.“Aku ikut ...!” seru Rinjani yang penasaran dengan energi yang disebutkan Liu Yu ini.“Kalian tunggu di sini dahulu ya ... aku akan menyelidiki energi besar yang disebutkan oleh Liu Yu!” ujar Candaka kepada Aliansi Pendekar Naga.“Kenapa kita tidak semuanya ke air terjun itu saja?” tanya Arjani.“Jangan rama
Liu Yu sudah menunggu mereka di bawah saat Candaka dan Rinjani mendaratkan kaki mereka ke dasar lembah yang tampak makin menyeramkan.“Energi itu sudah tidak ada! Aku tidak merasakannya ... kalau Candaka mau mencoba dengan jurus naga sebelumnya untuk mencari energi ini, segera lakukan sebelum energi ini menghilang lagi!” ujar Liu Yu.“Kemana perginya energi ini ... kenapa kita terus dipermainkan di Pulau Pendekar ini!” ujar Candaka.“Sebaiknya kita telusuri saja Lembah Suram ini, untuk mengetahui kemana perginya energi ini!” ujar Rinjani.Lembah Suram memang sangat suram dan tidak tampak adanya kehidupan sama sekali. Pepohonan di dasar lembah ini kebanyakan adalah pepohonan tua atau yang sudah mati. Sangat berbeda jauh dengan pepohonan di atasnya yang hijau dan rimbun.“Kenapa ada daerah seperti ini ya di Pulau Pendekar?” tanya Liu Yu.“Aku juga tidak tahu Liu Yu ... mungkin dahulu ada kejadian aneh di lembah ini yang membuat daerah lembah ini sangat suram!” ujar Candaka.“Apa kita ke
Candaka sama sekali tidak menyadari kalau dirinya mampu memasuki Alam Naga Immortal tempat Legenda Pendekar Naga Biru ini berada.Tiba-tiba tubuhnya ditarik energi yang tidak terlihat yang membuat dirinya seakan tenggelam ke dalam air, kemudian muncul kembali di dunia yang sama sekali berbeda.Dunia yang dia masuki ini sangat indah dipandang dibandingkaan dengan keindahan Pulau Pendekar sebelumnya.“Aku terpilih untuk memasuki alam ini?’ pikir Candaka tidak percaya. “Sepertinya ini Alam Naga Immortal seperti yang dituturkan oleh Rinjani.”Candaka berjalan perlahan di jalanan yang tertutup awan putih tipis yang bergerak seakan hidup. Tidak kelihatan apapun yang tertutup oleh awan putih tipis ini, sehingga Candaka berjalan dengan hati-hati agar tidak masuk ke dalam jebakan seperti di Pulau Pendekar.“Ada orang di sini?’ sapa Candaka. Tapi suara Candaka hanya menggema dan berkumandang jauh ke seluruh Alam Naga Immortal ini.“Seharusnya alam ini ramai oleh Naga dan Pendekar Naga, tapi kok
Salam Pendekar Naga, Terima kasih untuk semua pembaca yang telah mengikuti kisah Candaka dari awal hingga akhir ini. Semoga kisah Candaka bisa memuaskan sahabat-sahabat readers sekalian. Mohon maaf apabila masih ada kata-kata yang salah, atau beberapa kisah yang tidak berkenan di hati pembaca. Kemungkinan kisah Pendekar Naga Biru ini akan dilanjutkan ke Season 2, tapi tidak dalam waktu dekat. Penulis lagi menyiapkan spin off Pendekar Naga Biru mengenai kisah Gandar, Wu Tian, Xian Ling, Rinjani, dan lainnya dari awal agar lebih mudah mengikuti season 2 nantinya yang kemungkinan beberapa bulan lagi baru tayang setelah keseluruhan spin off Pendekar Naga Biru ini selesai. Sekali lagi terima lkasih sebanyak-banyaknya, author sampaikan ke seluruh pembaca Pendekar Naga Biru. Berkat dukungan dan semangat kalian, kisah ini bisa diselesaikan sampai Tamat. Apabila ada yang ingin ditanyakan, bisa mengikuti penuis di ... 1G : zhu.phi F* : zhu phi Salam semuanya ... ^-^ Jakarta, 31 Okto
Alam Kehampaan.Sebuah dunia yang tipis yang berada di antara Dunia Bawah dan Dunia Tengah."Kenapa kamu tidak mencariku, Kanda Candaka?" ujar gadis cantik yang berpakaian biru gelap, yang sedang menatap pernikahan Candaka dari jauh.Iblis Naga Biru yang sekian lama menghilang akhirnya mengembalikan ingatan Jayanti, tapi tidak dengan hawa iblis yang menyelimutinya."Tunggu pembalasanku Kanda, karena telah menelantarkanku! Teganya kamu tidak mencariku dan malahan menikahi perempuan lain!" seru Jayanti yang penuh kekecewaan.Wajah Jayanti yang cantik tidak seperti dahulu lagi yang ceria dan berseri-seri.Wajah gadis ini sekarang pucat dan dipenuhi aura kegelapan yang membuatnya tampak sedikit menyeramkan.*****Alam Kesunyian.Sebuah sunia yang terletak di antara Dunia Tengah dan Dunia Atas."Naga Hitam sudah menghilang! Sudah saatnya aku menguasai Kamandaria!' seru Naga Ashura yang menguasai Alam Kesunyian.Naga Ashura sudah dalam persiapan awal mengirim Naga Immortal memata-matai Naga
Iblis Naga Hitam benar-benar memenuhi janjinya untuk tidak mengacau di Kamandaria lagi. Kehidupan di negeri ini juga sudah berlangsung normal kembali. Candaka akhirnya setuju untuk menerima takdirnya sebagai Pendekar Naga Biru dengan menjadi Raja Kamandaria. Namun Candaka belum menjatuhkan pilihan siapa yang akan menjadi Ratu di Kamandaria, karena dia sudah berjani akan memperistri Rinjani, Alisha, dan Zhian. Seluruh negeri sedang dilanda kebahagiaan karena setelah sekian lama, muncul Pendekar Naga Biru yang akan memerintah di negeri ini dengan arif dan bijaksana. Canda dielu-elukan di seluruh negeri Kamandaria karena dianggap sebagai penyelamat yang akan membuat Kamandaria menjadi kerajaan yang berjaya lagi seperti dahulu. Penobatan Candaka untuk menjadi Raja Kamandaria masih sebulan lagi, tapi jalan-jalan di seluruh sudut Kota Naga Emas dihiasi oleh bunga berwarna-warni. Ada apa gerangan? Ternyata rakyat Kamandaria tengah menyambut pesta pernikahancalon raja dan ratu mereka n
Setelah menempuh perjalanan menembus gurun di Alam Surgawi Naga Hitam ini, Candaka tiba di sebuah goa besar di samping air terjun.Belum jauh kakinya melangkah memasuki goa besar, terdengar suara yang menyambutnya."Selamat datang, Pendekar Naga Biru! Sungguh suatu kehormatan dikunjungi oleh pendekar terskenal di Kamandaria!' "Naga Hitam, aku hanya ingin bertemu denganmu!" seru Candaka sebelum Naga Hitam ini menyerangnya. dengan tiba-tiba."Ada urusan apa kamu jauh-jauh ke sin?" tanya Naga Hitam dari balik goa besar."Aku ingin mengakhiri pertikaian kita dengan cara baik-baik!" ujar Candaka."Kita tidak pernah bermusuhan, Pendekar Naga Biru! Hanya saja, kita berada di pihak yang saling bertentangan!""Aku dengar, Naga Hitam akan kembali lagi ke Kamandaria setelah meningkatkan kekuatan di Alam Surgawi ini!" Candaka masih berusaha melangkah mendekati goa."Berhenti! Cukup langkahmu sampai di situ saja, Pendekar Naga Biru!"Seruan Naga Hitam dari balik goa besar membuat langkah Candaka
Zhian memang naga yang mempunyai kemampuan khusus yang jarang sekali dimiliki naga lainnya.Tidak salah kalau Master Lu Ming berusaha mengekang kemampuan gadis ini, karenna Zhian melampaui seluruh naga untuk kemampuan naganya.Alam Surgawi milik Zhian bahkan jauh lebih besar daripada alam surgawi naga lainnya.Hal unik yang baru diketahui oleh Zhian adalah kalau Alam Surgawi miliknya bisa terhubung dengan alam surgawi lainnya."Kita bisa pergi ke alam surgawi milik naga hitam dari alam surgawi milikku! Kamu siap, Candaka?" tanya Zhian."Aku siap, Zhian!" ujar Candaka.Tubuh Zhian dan Candaka lenyap seketika dari hadapan pendekar-pendekar aliansi pembela kebenaran."Semoga saja Candaka berhasil menemukan Naga Hitam!" ujar Wu Tian."Aku harap begitu sesuai ramalan Kitab Nirvana Surgawi, kalau Candaka akan mengalahkan Naga Hitam dan menjadi Raja Kamandaria yang bijaksana!" sambung Xian Ling."Aku akan menjalin kerja sama dengan Kamandaria apabila Candaka menduduki tahta kerajaan nantinya
Candaka yang mencaari ke seluruh pelosok istana tidak menemukan keberadaan Iblis Naga Hitam."Kemana Iblis Naga Hitam ini pergi? Kenapa tidak ada seorang pendekarpun yang berhasil memergoki kaburnya Iblis Naga Hitam? Lebih baik aku kembali untuk menanyakannya kepada Arkadewi!" ujar Candaka dalam hati.Namun Candaka tidak menemukan Arkadewi.Hanya ada Kanaya yang sedang tersenyum kepadanya."Kemana perginya Arkadewi?' tanya Candaka."Dia sudah pergi, Kak Candaka! Aku membiarkannya pergi!" ujar Kanaya."Kenapa kamu biarkan pergi, Kanaya?" tanya Candaka."Arkadewi memberitahukan lokasi bersembunyinya Iblis Naga Hitam sebagai ganti dibebaskannya dirinya.""Kamu tahu tempat bersembunyi Iblis Naga Hitam?" tanya Candaka."Kata Arkadewi, Iblis Naga Hitam pergi ke Alam Surgawi! Aku tidak tahu tempat apa itu, tapi kata Arkadewi kalau Kak Candaka mengetahuinya!" ujar Kanaya."Aku pernah pergi ke sana bersama Jayanti dan Kumalasari!" Teringat Jayanti membuat hati Candaka kembali bersedih."Di ma
# Pendekar Pulau Nirvana vs Pendekar Tongkat Sakti # Gayatri alias Bai Ling alias Pendekar Tongkat Sakti memiliki hawa iblis naga hitam yang kini berusaha menguasai Alisha."Sebaiknya kamu tidak melawan, agar hawa iblis ini bisa leluasa memasuki tubuhmu! Biarkan saja hawa iblis ini menguasai tubuhmu, makakmau akan hidup abadi dan juga merasakan energi yang luar biasa!" seru Gayatri."Aku tidak sudi diperbudak iblis! Aku bukanlah dirimu, Gayatri!" sahut Alisha."Kalau kamu melawan terus, tubuhmu akan hancur oleh hawa iblis ini! Tentu bukan ini yaang diinginkan oleh Candaka!' seru Gayatri lagi."Tahu apa kamu tentang Candaka!" ujar Alisha yang masih bergelut melepaskan diri dari belenggu hawa kegelapan."Aku tahu Candaka akn meenjadikanmu sebagai salah satu istrinya! Dahulu saat mengenal Caandaka, aku tidak menyangka kalau dia akan banyak disukai oleh gadis-gadis cantik!" ujar Gayatri."Kenapa kamu berpaling dari Candaka? Bukannya Candaka sangat menyayangimu, Gayatri!" ujar Alisha."
Selangkah lagi Candaka akan sampai ke istana kerajaan tempat Iblis Naga Hitam berada.Rinjani sedang bertarung dengan Isyana untuk mengurangi penjagaan terhadap Iblis Naga Hitam.Pendekar-pendekar lainnya masih belum tiba di istana, karena masih sibuk bertarung dengan pengikut Iblis Naga Hitam."Iblis Naga Hitam, keluarlah!" seru Candaka ke dalam aula istana kerajaan."Kamu memang hebat, Candaka! Aku sudah meremehkanmu! Seharusnya kamu kulenyapkan saja dari dulu!" seru suara wanita dari dalam aula istana."Dasar wanbita berhati licik!" seru Kanaya yang memang menyimpan dendam terhadap Arkadewi yang tidak diketahui sebabnya."Kenapa Iblis Naga Hitam tidak berada di dalam aula istana ini? Kemana dia pergi?" pikir Candaka yang tidak melihat sosok yang diincar seluruh pendekar aliansi termasuk dirinya."Naga Hitam sudah pergi, Candaka! Dia tidak sebodoh itu menunggu kalian di dalam istana ini!" seru Arkadewi yang masih saja bisa berkata sombong padahal sudah diambang kekalahan besar."Kem
Candaka dan kawan-kawan meninggalkan Alisha untuk bertarung dengan Gayatri, sedangkan mereka tetap berusaha masuk ke dalam istana. Jalan sempit melingkar berakhir di sebuah aula yang cukup sempit untuk seterusnya ke jalan sempit melingkar lagi. "Jangan lari kamu, pembunuh!" teriak sebuah bayangan putih yang melesat kencang ke arah mereka, terutama ke arah Rinjani yang terkejut juga dengan serangan tiba-tiba ini. Candaka langsung menyerang dengan telapak tangannya yang mengeluarkan sinar merah yang tepat mengenai tangan penyerang Rinjani ini. Bayangan putih ini terpental oleh serangan jurus naga merah Candaka. "Kamu lebih memilih pembunuh ibuku ini daripada diriku, Candaka!" seru bayangan putih ini memperlihatkan wujudnya berupa Iblis Seribu Wajah alias Isyana Mukti. "Isyana! Asmawati tewas karena ulahnya sendiri yang hendak mencelakakan kami! Tidak ada hubungannya dengan Rinjani!" seru Candaka. "Wanita ini membunuh ibuku dengan keji, dan kamu masih membelanya, Candaka? Sampai s