Share

Perundingan.

Penulis: Mas_Hudi_6902
last update Terakhir Diperbarui: 2022-04-24 00:05:44

"Hehehe ... tenang saja Paman ... semua sudah ada yang mengatur ... dan waktunya pun juga sudah ditentukan ..." jawab Santana terlihat santai tapi juga penuh kepastian, namun meski begitu nampak kegelisahan terlihat jelas di wajah Adhinata, kemudian karena tidak ingin membuat hati pamannya itu terus merasa gelisah akhirnya Santana pun kembali melanjutkan ucapannya guna menjelaskan tentang bagaimana caranya untuk merebut kembali tahta Kerajaan Karmajaya dari cengkeraman Dipasena dan juga menjelaskan langkah-langkah apa saja yang harus dipersiapkan terlebih dahulu.

"Jadi gini Paman sebelum kita memulai untuk bergerak, untuk langkah pertama Paman harus memastikan dulu kalau Paman sudah siap untuk menyusun kekuatan bala pasukan Paman terlebih dahulu, cari pasukan sebanyak-banyaknya!" tegas Santana.

"Apakah seratus pemuda para murid perguruan ini belum cukup Pangeran?" tanya Adhinata.

"Ya jelas kurang to Paman Adhinata ... kita datang ke Karmajaya itu untuk menang! U

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pendekar Mayat Bertuah.   Santana mudik.

    "Bagus, laksanakan Paman!""Hamba Pangeran ..." sesaat setelah memberikan salam hormat, Adhinata pun segera bergegas meninggalkan Pangeran Santana dan begitu pula sang Pangeran muda itu pun juga langsung beranjak untuk pergi meninggalkan Perguruan hutan Barong lalu menuju Desa Sukosewu guna menemui ibunya Putri Nirmala Sari.Hutan Barong adalah hutan yang berada di sebelah barat daya Kerajaan Karmajaya, sebuah hutan yang berjarak kira-kira seribu mil dari kota raja, sebuah jarak yang apabila ditempuh dengan berjalan kaki maka akan membutuhkan waktu kurang lebih selama tujuh hari tujuh malam dan apabila menunggangi kuda maka perjalanan menuju ke sana membutuhkan waktu dua hari satu malam.Sebagai pemuda yang memiliki kesaktian yang sangat tinggi maka Santana pun tidak perlu lagi berama-lama dalam menempuh perjalanannya menuju ke Desa Sukosewu, hanya dalam hitungan detik saja pemuda itu nampak sudah berada di sana, waktu sepuluh tahun bukanlah waktu yang singkat,

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-25
  • Pendekar Mayat Bertuah.   Melepas kangen.

    Begitu pula dengan Santana, dia yang juga tidak pangling dengan keadaan ibunya itu terlihat hanya berdiri diam dan kemudian malah menundukkan kepalanya, sepertinya Santana pun merasa malu dan takut, beberapa saat mereka berdua hanya saling terdiam, namun disaat suasana tengah hening-heningnya tiba-tiba terdengar Putri Nirmala Sari berkata."Kenapa kamu masih berdiri disitu? Buruan kemari!" ucap Putri Nirmala Sari dengan suara yang agak keras.Dengan perasaan kangen bercampur takut Santana kemudian memberanikan diri untuk melangkah mendekati ibunya, sejurus kemudian sepasang ibu dan anaknya itu telah berdiri dengan saling berhadap-hadapan, namun untuk Santana masih tetap menundukkan wajahnya."Tatap wajah ibu, jangan merunduk begitu," seru Putri Nirmala Sari, kemudian Santana pun mendongakkan kepalanya perlahan, melihat wajah Santana dengan jarak yang begitu dekat membuat Putri Nirmala Sari jadi tertegun dan sekaligus juga kagum, tidak bisa di pungkiri kalau wajah putranya itu memang s

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-30
  • Pendekar Mayat Bertuah.   Idola para wanita pekerja

    "Ingin katakan apa Santana? Katakan saja ..." balas sang ibu."Eh ... tidak sekarang Bu .. mungkin lain waktu saja," ujar Santana berkilah."Yah .. terserah kamu saja lah .. yang penting itu adalah sesuatu yang penting, karena kalau tidak mendingan gak usah dikatakan," ujar Putri Nirmala terdengar agak sewot."Eh maaf Bu .. ini memang suatu hal yang amat sangat penting .. dan karena begitu pentingnya maka aku harus cari waktu dulu yang benar-benar tepat untuk mengatakannya pada Ibu," balas Santana."Apakah itu sesuatu yang menyangkut kepentingan Ibu atau kamu?" kejar tanya Putri Nirmala terlihat penasaran."Kedua-duanya Bu, bahkan untuk kepentingan Kerajaan Karmajaya juga, tapi sudahlah Bu sebaiknya sekarang Ibu istirahat saja dulu, kelihatannya Ibu sudah sangat capek," ujar Santana."Eh .. kamu itu, mestinya kan Ibu yang bilang seperti itu? Kan kamu yang baru datang dari bepergian?" balas Putri Nirmala nampak membalikkan pernyataan Santana, dan terlihat pemuda ganteng itu cuma membal

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-04
  • Pendekar Mayat Bertuah.   Membujuk sang Bunda

    "Tuh kan, apa ibu bilang, kalian memang seumuran dan sepertinya memang belum saatnya untuk membicarakan jodoh, ya sudah sekarang lebih baik kalian kembali ke tempat kerja kalian masing-masing, fokus saja dulu sama pekerjaan baru nanti kalau sudah saatnya ..." ucapan Putri Nirmala Sari terhenti, dan kontan saja itu membuat hati Gandes dan Hapsari berucap menurut perasaan mereka masing-masing, merasa kalau ucapan juragannya itu masih belum kelar tiba-tiba saja Rukmini yang juga ikut menyimak kata-kata sang juragan menyahut."Ibu mau menjodohkan Santana dengan mereka berdua?" tanya Rukmini seolah mewakili perasaan kedua rekannya itu."Yah ... Ibu belum tahu kalau soal itu, Ibu pasrah saja sama ketentuan Yang Widi Wasa," jawab Putri Nirmala."Hmmm jodoh memang sudah ada yang ngatur ya Bu?" sahut Rukmini."Nah .. itu kamu tahu, ya sudah sana balik kerja, jangan kebanyakan ngomongin sesuatu yang belum saatnya," pinta Putri Nirmala."Baik Bu ...!" jawab ketiganya dengan kompak dan selanjutny

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-06
  • Pendekar Mayat Bertuah.   Biswara hadir dalam mimpi

    "Terimakasih Ibu .. Ibu memang wanita hebat, wanita yang kuat dan gigih, bahkan tanpa adanya seorang teman pun nyatanya Ibu mampu mendirikan perusahaan tenun sebesar ini yang kemudian hasilnya banyak dirasakan oleh masyarakat luas, untuk hal ini saya pribadi sebagai seorang laki-laki yang kebetulan saja ditakdirkan menjadi Putra Ibu sangat merasa takjub melihat keberhasilan Ibu ini, dan menurutku Ibu juga akan senang kalau manfaat dari keberhasilan Ibu ini bisa dinikmati oleh masyarakat lebih luas lagi alias tidak hanya penduduk di Desa Sukosewu saja ..." ucap Santana panjang lebar."Iya benar, terus maksud kamu gimana Santana?" tanya Putri Nirmala."Ya begini Bundaku ... sebagai orang yang memiliki jiwa penolong tentu ibunda juga tahu kalau saat ini keadaan rakyat Karmajaya tidak sedang dalam kondisi baik-baik saja," tutur Santana."Iya memang, dan karena itulah aku Ibumu ini berusaha sekuat mungkin untuk sedikit membantu meringankan sebagian kecil warga yang kehidupannya kurang mamp

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-06
  • Pendekar Mayat Bertuah.   Dukungan Biswara

    "Hehehe ... kamu ini lucu Dinda Nirmala .. lha wong namanya juga Ayahnya .. ya jelas mirip to ..! Ya seperti inilah wujud asliku, rupa Santana itu mewarisi perwujudan asliku, ya seperti inilah rupaku yang asli Dinda," terang Biswara kembali berusaha meyakinkan istrinya tersebut, dan setelah beberapa kali dijelaskan nampak Putri Nirmala Sari mulai mengamati seluruh postur tubuh suaminya itu mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki, dan tidak bisa Putri Nirmala pungkiri bahwa rupa asli suaminya itu ternyata sangatlah sempurna, ganteng dan juga gagah, setiap gambaran lelaki sempurna secara fisik ada semua pada diri suaminya itu, mulai dari rambut yang hitam bergelombang dengan panjang sebahu, terus dada yang bidang, hidung yang mancung, alis hitam yang melengkung bak umpama busur panah Sri Rama, juga tubuh yang tegap lengkap dengan otot-otot yang kekar yang semakin mempertegas akan keperkasaannya."Kanda Biswara? Benarkah kamu ini Kanda Biswara suamiku?" tanya Putri Nirmala nampak terbe

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-09
  • Pendekar Mayat Bertuah.   Sama-sama menunggu

    "Heeeik! Heh ... rasanya aku sedikit lega .." ujar Putri Nirmala Sari terdengar bersendawa, setelah itu karena dia merasa tidak ngantuk lagi nampak sang putri bermaksud untuk melakukan ritual malam, namun sebelum menyiapkan beberapa keperluan ritual nampak Putri Nirmala bermaksud untuk merapikan kembali tempat tidurnya, namun betapa terkejutnya Putri Nirmala disaat dia mengibas-ngibaskan kain yang dia gunakan untuk selimut tiba-tiba saja ada sebuah benda yang terlempar dan kemudian jatuh ke lantai kamarnya.Klutik!"Hoh apa itu?" ujar tanya Putri Nirmala Sari nampak agak kaget melihat benda yang terlempar itu tadi, kemudian Putri Nirmala Sari pun bergegas menuju ke arah tempat benda itu tadi terlempar dan kemudian langsung duduk jongkok untuk mengambilnya."Apa ini?" ujar tanya Putri Nirmala, dikarenakan memang penerangan lampu kamar yang memang Putri dimatikan jadi cahaya yang masuk ke dalam kamar itu cuma biasan dari lampu penerang yang ada di luar kamar, namun setelah tangan sang p

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-11
  • Pendekar Mayat Bertuah.   Balik ke Hutan Barong.

    "Eh suka Bu, suka sekali, bahkan saking sukanya saya sering juga merawat kuda-kuda milik Paman Adhinata dan para murid-muridnya.""Oh iya ..? Kalau begitu rawat juga dong kuda-kuda milik Ibu .. dan sekalian kalo misalnya kamu ingin mendirikan perguruan silat di sini Ibu juga mendukung.""Tidak Bu, Santana tidak ingin mendirikan perguruan silat, karena menurut saya dari pada mendirikan perguruan silat baru mendingan saya ikut membesarkan perguruan milik Paman Adhinata saja yang memang sudah memiliki banyak murid," jawab Santana beralasan, padahal alasan sebenarnya itu karena sampai saat ini Santana masih belum menemukan sosok yang mampu untuk menerima ilmu kesaktian yang ia miliki."Kok gitu Santana? Kamu kurang percaya diri ya ..?" tanya Putri Nirmala Sari menggoda."Mmm begitulah, tapi gini-gini kan berani melawan Raja Arya Dipasena," balas Santana dengan pedenya."Hehehe iya deh .. Ibu percaya .. jadi beneran kamu ini ada rencana balik lagi ke hutan Barong?" tanya Putri Nirmala dan

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-14

Bab terbaru

  • Pendekar Mayat Bertuah.   Demi Ibu

    Hingga pada akhirnya sang ratu pun bisa kembali nurut meskipun itu masih dirasa berat untuk dijalaninya, dan adapun menangisnya kali ini itu disebabkan dengan tampilan Santana yang terlihat mirip dengan mantan suaminya yang hadir dalam mimpinya semalam. Tau kalau sang bunda sedang merasakan kesedihan akhirnya Pangeran Santana pun terpaksa harus turun tangan untuk mengatasinya, yakni dengan menggunakan kesaktiannya membuat sang ibu disaat melihat Adhinata seperti melihat wajah mendiang Ayahandanya yaitu Biswara.Pangeran Santana nampak memeluk sang bunda, lalu tanpa ada yang mengerti bahwa sebenarnya pemuda sakti itu tengah memasukkan ilmu pengaburan mata pada sang bunda, namun begitu dia selesai memasukkan ilmu pengaburan mata itu tiba-tiba dia langsung ditegur oleh roh sang ayah yang meminta supaya mencabut kembali ajiannya itu tadi.'Santana! Apa-apaan kamu ini? Kenapa kau tega mengaburkan penglihatan ibumu?! Bukankah itu tindakan penyesatan karena telah menipu?!' tanya protes dari

  • Pendekar Mayat Bertuah.   Perjodohan

    Sesaat kemudian nampak Pangeran Santana dan Adhinata saling beradu pandang, kedua orang yang berperan penting dalam penggulingan Raja Arya Dipasena itu sepertinya masih belum mengetahui hal apa yang mesti di lakukan untuk menghadapi putra mendiang Prabu Jayantaka yang tidak lain juga merupakan kakek dari Pangeran Santana sendiri itu."Eh ... begini prajurit, perketat saja dulu penjagaan di tempat Pangeran Cayapata dikurung, saya dan Paman Adhinata juga keluarga yang lain akan berembug guna mencari kesepakatan bagaimana dan cara yang seperti untuk memperlakukan Pangeran Cayapata, kami perlu waktu untuk melakukan itu semua," jawab Pangeran Santana. "Baiklah kalau begitu Pangeran, tapi saya sendiri sekarang jadi takut berjaga di tempat Pangeran Cayapata dikurung," kembali prajurit itu mengungkapkan hal yang sama, dan nampaknya memang dia sudah tidak berani lagi untuk melakukan tugasnya tersebut. Kemudian Pangeran Santana nampak sudah memahami dengan perasaan prajuritnya itu.'Kasian pra

  • Pendekar Mayat Bertuah.   Tantangan

    "Mmm ... lupa sih enggak Anakku ... tapi apakah kamu sudah membicarakannya dengan Paman Adhinata?" tanya sang bunda langsung membuat hati Santana girang bukan main. "Iyyah!!! Uhuuy ...!!!" teriak Santana tidak bisa lagi menutupi rasa girangnya itu, kemudian secara spontan tiba-tiba Santana mengangkat tubuh bundanya sambil berteriak "Terimakasih Sang Hyang Widhi Wasa ... engkau benar-benar mengabulkan keinginanku dan juga keinginan seluruh rakyat Karmajaya ...!!" diperlakukan seperti itu Putri Nirmalasari pun terkejut. "Santana ... Santana ...!! Kamu ini apa-apaan to?!" ujar Putri Nirmalasari sambil memukul pundak putranya itu."Maaf Bu .. habisnya Santana seneng banget Ibu setuju dengan rencana perjodohan ini," jawab Pangeran Santana sambil menurunkan ibunya itu dari gendongan."Iya ... tapi tadi kamu belum jawab ..!" sanggah sang bunda. "Eh .. tenang saja Ibu ... mengenai Paman Adhinata itu sudah apa kata saya pokoknya, dijamin beres pokoknya Bu," balas Santana terlihat sangat beg

  • Pendekar Mayat Bertuah.   Suci

    "Dengarlah Eyang Reksa .. seperti yang sudah aku lakukan pada tubuhmu saat engkau masih menjadi mayat, aku selalu menggunakan mayatmu untuk menjadi sumber kekuatan di Kerajaan Karmajaya ini, bahkan tidak cuma engkau saja, karena selain engkau aku juga menggunakan jasa para dedemit-dedemit itu untuk melakukan hal yang sama sepertimu yaitu membantuku untuk membentengi kekuasaanku agar tetap bisa langgeng selama-lamanya ..." tutur Raja Dipasena seolah sedang menceramahi dua makhluk beda alam itu."Dengarlah Eyang Reksa Jagat .. meskipun engkau tidak menjelaskan kepada ku dengan maksud kebangkitanmu ini namun aku sudah mengerti, dan aku kira semua sudah jelas .. bahwa memang kalian berdua ini masing-masing memang memiliki keinginan yang sama yaitu ingin menjadi pengawal tunggal Kerajaan Karmajaya .. dan aku pun tidak keberatan dengan keinginan kalian berdua," lanjut ceramah sang raja, sungguh rasa percaya diri Raja Dipasena terlalu tinggi sehingga dia tidak menyadari bahwa apa yang ada di

  • Pendekar Mayat Bertuah.   Pendekar

    "Hoh .. rupanya orang itu adalah Pak Tua, yah tidak salah lagi, dan ternyata dia sedang menangkap ikan hanya dengan menggunakan tangan kosong, luar biasa sekali orang tua itu, sebaiknya aku akan menyapanya saja," ujar Adhinata sembari berdiri di pinggiran sungai."Hei Pak Tua ... bolehkah aku membantumu ...?!" seru Adhinata."Silahkan saja ...!" balas Kakek Santana. Lalu Adhinata pun segera turun ke sungai yang airnya sangat jernih dan sejuk itu, dan meskipun tidak terlalu dalam hanya seukuran paha namun aliran air sungai itu terbilang cukup deras dikarenakan memang kondisi tempatnya yang sangat miring dan juga curam. Setelah berada di dalam air Adhinata memperhatikan cara Kakek jelmaan Santana itu menangkap ikan."Bagaimana bisa Pak Tua ini menangkap ikan dengan begitu mudah? Hanya dengan menggunakan tangan kosong dia bisa memunguti ikan-ikan itu, dan rupanya dia juga bisa berjalan di atas air, tak sedikitpun ada air yang membasahi kedua kakinya, bahkan terompahnya sekalipun," tak he

  • Pendekar Mayat Bertuah.   Mencari Pak Tua

    "Hoh apa ini?!" teriak Adhinata nampak begitu terkejut merasakan hal itu, lalu dikarenakan suasana yang sudah mulai suram sebab matahari yang memang hampir tenggelam maka Adhinata pun tidak bisa melihat dengan jelas dengan apa yang sedang berada di dalam air itu atau lebih tepatnya sesuatu yang sedang menjilati kakinya, meskipun dengan kondisi air danau yang begitu jernih.Sementara itu seolah tidak puas dengan cuma menjilati kaki lalu kemudian ular anaconda jadi-jadian itu pun tiba-tiba muncul di depan Adhinata."Hoh!! Astaga! Ular ..!!!" Adhinata terkejut dan langsung melompat ke pinggir danau."Hayo ular brengsek! Maju! Jangan kau kira aku akan takut padamu! Akan aku hadapi kau ..!!" dan seolah mengerti dengan tantangan Adhinata ular anaconda jadi-jadian itu juga langsung meluncur ke arah Adhinata yang telah siap untuk menghadapinya.Dengan gerakannya yang begitu cepat ular jadi-jadian itu langsung menggunakan ciri khasnya dalam menyerang yaitu melilit tubuh lawannya dengan menyabe

  • Pendekar Mayat Bertuah.   Sangat Terkejut

    Sebuah kondisi berbeda dengan yang dirasakan oleh Pangeran Santana, Putra mendiang Biswara yang tengah merasakan bahagia itu terlihat segera ingin memberikan berita bahagia yang baru saja ia dapatkan, maka Pangeran Santana pun segera bergegas mencari Adhinata dengan mendatanginya ke kamar, namun begitu dia melihat kamarnya terbuka dan setelah dilihat-lihat ternyata kosong maka Pangeran Santana pun langsung menuju ke padepokan tempat tinggalnya para murid perguruan, dan betapa kagetnya Santana setelah dari mereka ternyata tidak ada satupun yang mengetahui dengan keberadaan sang gurunya itu."Terus bagaimana ini Gusti Pangeran? Bagaimana dengan nasib kita?" tanya salah satu murid yang bernama Kuda Jeger."Tenanglah dulu Jeger, aku akan segera mencari Guru kalian, aku kira Paman Adhinata belum terlalu jauh meninggalkan tempat ini, kamu dan kalian semua para murid dan para pendekar yang ada tolong kalian tetap menunggu di sini sampai aku berhasil membawa Paman Adhinata kembali," ujar Pang

  • Pendekar Mayat Bertuah.   Mendapatkan Jawaban.

    "Membangkitkan Reksa Jagat?!!" sahut tanya para Dewa sembari memandang Dewa angin dengan melotot, seolah mereka tidak percaya dengan apa yang telah didengarnya barusan."Yah benar," balas Dewa angin singkat."Tapi apakah itu mungkin? Dan bukankah itu tidak menyalahi kodrat yang Yang Widi Wasa sendiri tentukan? Yaitu adalah tidak mungkin dengan dihidupkannya kembali seseorang yang telah mati untuk kembali ke dunia berjuang untuk menegakkan sebuah keadilan dan menciptakan kedamaian untuk kehidupan umat manusia? Bukankah itu adalah tugas manusia yang masih hidup?" tanya Dewa Api nampak memprotes jawaban dari Dewa Angin."Dengar dulu Dewa Api, tidak mungkin Yang Widi Wasa akan melanggar kodrat yang dia tentukan sendiri, dalam hal ini ... membangkitkan Reksa Jagat bukanlah menjadikannya sebagai layaknya manusia akan tetapi yang di bangunkannya itu adalah jasad dan kekuatannya saja, adapun akal, pikiran, perasaan dan nafsunya tidak lagi," terang Dewa Angin. Namun nampaknya beberapa Dewa bel

  • Pendekar Mayat Bertuah.   Keampuhan Demit Begog.

    Mendengar ucapan Pangeran Santana seperti itu nampak Adhinata tidak bisa menjawab, tatapan matanya menerawang jauh ke arah depan, dan memang dalam pandangannya itu sukma Adhinata tengah melihat seorang wanita yang sangat cantik dan nampak melambai kepadanya, Pangeran Santana yang melihat itu nampak mengangguk-angguk seolah-olah ia sudah tahu dengan apa yang mesti dia lakukan setelah ini.'Paman Adhinata, apa yang kamu lihat Paman? Perempuan?' tanya Santana dan nampak Adhinata mengangguk dengan tidak menoleh pada Santana.'Kalau Paman suka dengan wanita itu .. silahkan Paman hampiri, silahkan Paman ..' lalu benar Adhinata pun segera beranjak menuju ke tempat dimana sesosok wanita cantik itu berdiri, namun setelah berjalan beberapa jengkal tiba-tiba saja Adhinata menghentikan langkahnya karena tanpa dia ketahui bahwa ternyata tepat dihadapannya terdapat sebuah jurang yang cukup dalam, Adhinata nampak kebingungan melihat keadaan itu, dia menoleh ke kanan dan kiri, juga sesekali melihat k

DMCA.com Protection Status