Beranda / Semua / Pendekar Lembah Iblis / Bab 88 Penawar Racun Naga Putih

Share

Bab 88 Penawar Racun Naga Putih

Penulis: Langit Biru
last update Terakhir Diperbarui: 2022-01-20 13:05:54

Bixi tersenyum mendengar gerutu Amon, "Kalau kau ingin bertanya, tanyakan saja langsung pada guru."

setelah berkata seperti itu, Bixi berdiri, lalu kemudian menoleh ke arah Amon, "Kondisimu sudah lebih baik bukan?"

"Ya. hanya sisa luka, bengkak karena gigitan tawonnya sudah hilang."

"Bagus, karena aku akan masuk ke dalam gerbang Merope. Aku tidak tahu apa yang ada di dalamnya. Jadi, kau bersiap-siaplah."

Amon mengangguk, dia segera membawa pedang buntungnya, dan pedang itu diselipkan ke punggung.

keduanya segera masuk ke dalam gerbang taman berbunga. Ketika masuk kedatangan mereka disambut oleh taman bunga aneka warna yang indah. bunga-bunga itu tumbuh membentuk labirin dengan tiga pintu.

"Sampai ada pintu yang menyesatkan segala?" tanya Amon sambil berkacak pinggang memperhatikan pintu dihadapannya.

Bixi mengamati, dia memang belum pernah sekalipun berk

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pendekar Lembah Iblis   Bab 89 Konspirasi besar

    Limey meneguk ludah, pertanyaan Radja sangat menjebak. salah-salah dia berbicara, bisa lepas informasi tentang kitab Phoenix.jadi, sebelum menjawab, Limey segera memutar otak, mencari jawaban paling aman dari pertanyaan Radja. "Dahulu, Guru pernah memberiku pil Dewa. pil yang diracik dari dari akar gingseng, daun mint, bisa kalajengking, rumput dewa dan bunga seribu warna. waktu itu aku terkena gigitan ular beracun, dan untuk menertralisir racun, Guru memberi pil tersebut dan mengajariku cara untuk meracik ramuan yang bisa menetralisir racun kelas ringan dan menengah.Pil dewa itu yang aku berikan pada kawanku untuk menahan laju racun Naga Putih. tapi, itu juga hanya bisa memperpanjang usianya tidak kurang dari dua bulan. Secara perlahan,racun itu akan memasuki peredaran darahnya, memecah kekuatannya dan menghilangkan kemampuan imdoknya sebelum kemudian menyerang jantung." terang Limey.Radja menatap ke arah Limey, "Tam

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-22
  • Pendekar Lembah Iblis   Bab 90 Jebakan Merope

    Amon masuk ke dalam gerbang taman sebelah kiri, sedang Bixi memilih gerbang tanaman ditengah.ketika keduanya masuk ke dalam tempat tersebut, yang menunggu Amon adalah puluhan tanaman mawar berduri berwarna merah. bau mawar menyengat kemana-mana, sampai membuat mual.tumbuhan tersebut tumbuh sampai menjalar ke tanah seolah tempat tersebut tidak pernah dirawat oleh Merope. melihat banyak tanaman yang tumbuh sembarangan sampai sulit sekali untuk lewat, Amon mengambil pedang buntung miliknya, lalu kemudian dengan pedang buntung itu dia menebas mawar dan batang-batangnyaAmon berusaha membuka jalan. seluruh batang dan bunga-bunga mawar berserakan ditanah. lalu, dari mawar-mawar yang terjatuh, berhamburan serbuk berwarna putih yang langsung berterbangan dan terhirup oleh Amon.sesaat Amon merasa pusing,kepalanya berdenyut-denyut dan perutnya menjadi tidak enak. namun, Amon menahan perasaan tidak nyamannya dan terus saja menebang bat

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-22
  • Pendekar Lembah Iblis   Bab 91 Racun Halusinogen

    Bixi langsung memutar tubuhnya kekiri, menghindari pedang yang ditebas lurus. angin pedang mengoyak lantai tanah, menciptakan lubang belahan menganga. seolah tidak hendak berhenti dan memberi jeda, serangan Amon kembali bergegas, angin tebasan pedang dirasakan demikian perih.Bixi berkelit dengan berguling-guling di tanah, lantas ketika Amon lengah, dicengkramnya sejumput tanah di lantai dan di lemparkan ke arah Amon. Mendapat serangan mendadak itu, Amon tidak sempat menghindar, tanah mengenai muka dan mata Amon. sesaat Amon kelimpungan karena kehilangan penglihatan.Bixi tidak menyia-nyiakan kesempatan, dia langsung melompat keluar dari pintu taman tersebut. satu-satunya yang terpikirkan oleh Bixi adalah pergi dan kembali ke Gerbang Api. dia tidak sudi berlama-lama ditempat Merope. Bixi bocah tidak pernah menyukai saudara seperguruan Bixi yang manapun.**Valta menatap Merope, "Kenapa kau yakin?"Merope langsung menggel

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-22
  • Pendekar Lembah Iblis   Bab 92 Jalan Rahasia

    "Aku tidak Bohong!" seru Limey berkeras.Valta tersenyum sinis, dia membuka hoddy yang menutupi kepalanya. kini Limey bisa melihat raut wajah lelaki dihadapannya dengan detil. hidung yang mancung tinggi, tulang pipi yang menonjol, wajah yang kotak, alis mata yang tebal. lelaki ini memperlihatkan keindahkan khas orang wilayah timur."Di dunia ini, tidak ada manusia bermata biru, kalaupun ada orang itu hanya dongeng belaka," ucap Valta pada Limey."Kenapa kau yakin. Aku adalah bukti bahwa ada manusia bermata biru.." jawab Limey.Valta tersenyum tipis, "Kau benar-benar keras kepala ya Nona." lalu Valta berdiri kembali, "Tapi tidak apa-apa. Aku orang yang sabar, nanti ada saatnya kau akan mengatakan kebenarannya. Tinggallah disini sampai kau merasa siap untuk mengatakan yang sebenarnya.""Kau tidak bisa menahanku disini!""Kenapa tidak?""Karena....Karena...Amon akan mencariku," LIme

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-23
  • Pendekar Lembah Iblis   Bab 93 Patung Patung Lilin

    Limey Melongok ke dalam Lorong gelap dari pintu rahasia yang terbuka. Hatinya sempat kebat-kebit ketika berada dalam dilematik memilih antara masuk ke dalam Lorong itu, atau tetap tinggal. Ucapan Valta masih terngiang-ngiang dalam ingatannya.Kemudian Limey meraba sisi pinggangnya, mengeluarkan sesuatu dari balik pinggan, pemberian dari Radja. Benda itu digenggamnya, satu-satunya obat penawar untuk Sion.Kalau dia tidak keluar dari tempat itu, maka Sion akan terancam jiwanya, dan Limey tidak ingin itu terjadi. Gadis itu kemudian mengamati sekitar, matanya jatuh pada obor yang menari-nari menjadi penerangan dalam kegelapan tempat tersebut. Di dekatinya obor itu dan ditariknya benda tersebut dari pengaitnya. Limey menguatkan pengangan pada obor itu, menarik napas Panjang lalu kemudian menyinari bagian Lorong tersebut dengan obor itu.Cahaya menyinari bagian ruangan Lorong yang gelap, mempelihatkan undakan tangga pendek dan licin. Sisi dinding berlumut, namun anehn

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-23
  • Pendekar Lembah Iblis   Bab 94 Perjumpaan yang Buruk

    Mata Limey terbelalak melihat wajah di dalam lapisan lilin tersebut. Dengan cepat dia menggali lilin di samping kiri dan kanan patung tersebut, sehingga wajah tersebut terbebas dari kepungan lilin. Limey juga melepaskan pipa bambu yang semula melekat pada lilin di dekat hidung wajah tersebut. Limey segera memeriksa napas orang di dalam patung lilin tersebut, dia masih merasakan napasnya.Limey turun, lalu memeluk patung itu, air matanya langsung runtuh, “Kakak….” Desis Limey. Patung itu ternyata adalah Kinan.Dengan memburu Limey mencoba menusuk tubuh di dalam lilin tersebut, namun balutan lilin di dalam tubuh lebih tebal sehingga sulit sekali untuk menggali dan membuat lilin itu pecah. Panik, mata Limey mengembara di seluruh ruangan, mencari sesuatu yang bisa dijadikan alat untuk memecah lilin yang melingkupi tubuh Kinan.Lalu, Mata Limey nanar memandang kea rah benda yang dipegangnya. Tempat obor, ke

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-23
  • Pendekar Lembah Iblis   Bab 95 Menyimpan Rahasia

    “Tapi….Tapi, orang ini adalah orang yang berharga buatku. Dia kakakku….” Limey menjawab setengah ingin menangis. Radja kemudian berlari memeriksa ruangan yang tadi dimasuki Limey. Pemuda itu langsung terbelalak melihat ruangan yang berantakan. Kepala-kepala patung yang awalnya terbungkus oleh lilin kini sudah tercerabik dan wajah wajah itu keluar menyembul dari lilin. Lilin-lilin patah yang bertebaran di lantai.Bukan alang kepalang marahnya Radja melihat pemandangan tersebut, lalu kemudian dengan kesal di dorongnya Limey hingga gadis itu terjatuh ke samping. Dengan cepat, Limey memeluk sang kakak agar hanya dirinya yang menyentuh lantai. Kepala Limey terantuk dinding dan gadis itu merasa sakit.Radja seolah menyadari perbuatannya yang keterlaluan, lalu segera menghampiri Limey yang terjatuh di sisi dinding sambil memeluk sang kakak. Ada darah mengalir dari kepalanya.“Kau tidak apa-apa?&r

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-23
  • Pendekar Lembah Iblis   Bab 96 Keluar dari Sarang Macan

    Limey mengulang ucapannya lagi, “Aku melakukan operasi pada guru untuk memperbaiki beberapa bagian syarafnya yang terputus.” terang Limey, mencoba menjelaskan ucapannya tadiRadja menatap gadis itu, seolah matanya menunjukkan ketidakpercayaan, “Kamu tidak berdusta?” tanya Radja dengan tatapan mata menginterogasi.“Iya, aku tidak bohong. Saat ini guru sudah pulih, dia sudah bisa bergerak seperti biasa.” ulang Limey. Mata gadis itu mengawasi kakak seperguruannya yang terlihat berbinar seolah terkejut.“Luar biasa,” Radja mendesis, “Apakah kau tahu, Operasi yang kau sebutkan itu pernah juga disebutkan oleh guru, namun itu hanya sebuah bayangan imajinasi guru. Guru memiliki ide, namun sulit sekali mewujudkannya karena kekurangan metode. Apa kau mewujudkan imajinasi guru begitu saja?” Radja menerangkan. “Berapa umurmu Dik?” Radja bertanya kembali.

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-24

Bab terbaru

  • Pendekar Lembah Iblis   Bab 106 Aku Miliknya

    LukaDua tahun yang laluAmon terbangun dalam kondisi tubuh terluka. Bebat di sekujur dada tampak memerah oleh lumuran darah yang masih merembes dari bakal luka. Lelaki itu melihat ke kiri dan ke kanan, sunyi. Sebuah ruangan yang terbuat dari gubuk dengan tempat tidur dari dipan dilapis kain lapisan jerami. Di samping tempat tidurnya ada jendela yang separuh terbuka, menampakkan latar belakang pemandangan sebuah hutan yang terlihat sedikit jauh. Lalu mendadak pintu di sampingnya terbuka. Kinan datang membawa nampan dan menahannya dengan sisi tangan ketika tangan lainnya membuka engsel pintu.Kinan terperangah menemukan gurunya duduk sambil menatap ke arah jendela luar yang setengah terbuka.“Guru! Padahal jendela sudah sengaja aku tutup agar tidak masuk angin yang terlalu kuat!” Kinan buru-buru meletakkan nampan di meja lantas dia berjalan memutar menutup jendela.Amo

  • Pendekar Lembah Iblis   Bab 105 Pertemuan Tak Terduga

    Limey menjadi kelimpungan dan gelagapan. Dia tidak menyangka bahwa akan ada yang bertanya tentang Sion, rasa malunya langsung merebak tidak terkendali. Semua yang terjadi barusan seolah terpapar di depan mata, membuat Limey menelan ludah.Dengan gugup gadis itu mencoba mencari alasan, “Ah, dia tadi pergi ke hutan untuk mencari binatang buruan…” jawab Limey sekenanya.“Ah, omong-omong tentang binatang buruang, aku juga sudah lapar,” Bixi langsung memukul perutnya dan sadar bahwa dia belum makan dari tadi.“Bagaimana kalau aku pergi berburu kak!” tawar Gillian.“menarik, aku juga ikut, sudah lama aku tidak berburu, kita cari rusa yang besar dan kita panggang dagingnya. Aku jadi ingat makanan yang kau berikan padaku sebelum ini.”“Ayo kalau begitu!” Gilian langsung mengangguk, kedua lelaki itu segera turun menggunakan ilmu meringankan diri. Terdengar gelak tawa dari keduanya, terpantul

  • Pendekar Lembah Iblis   Bab 104 Yang Terluka

    Setelah Siulan keras, sebuah suara menyentak memanggil nama Limey.“Mey!!”Mendengar namanya dipanggil, gadis itu memutar arah pandanganya ke asal suara. Dari arah utara, tidak terlalu jauh, dua orang lelaki tengah berjalan ke arahnya. Lelaki yang satu tengah menggendong seseorang di bahu, dan lelaki yang satu lagi dengan tidak sabar melentingkan tubuh untuk berlari secepatnya mendekati Limey.“mey!” panggilnya lagi setelah sampai dihadapan Limey.“Gillian?” Limey membelalakkan matanya ketika melihat Gillian datang.“Aku membawa seseorang untuk kau tolong, dia adik kelimaku!” seru Gillian sambil menunjuk ke arah Bixi yang datang. Bixi pun kemudian melompat dengan sangat cepat, sehingga Limey seolah melihat Bixi berjalan layaknya hantu.Bixi sampai di depan Limey dan kemudian membungkuk untuk meletakkan Amon yang berada di dalam panggulannya.“Dia butuh perawatan. Dan aku rasa kau o

  • Pendekar Lembah Iblis   Bab 103 Racun yang keluar

    Wajah Sion tampak mulai memerah, tubuhnya bergetar. Tampak uap-uap berwarna merah menguar dari sekujur tubuhnya. Sesuatu seolah menggeliat di dalam perutnya, memusar, berputar dan menyebar di dalam tubuh.Sion tahu sensasi apa itu. Itu adalah pembukaan level imdok. Biasanya, ketika seseorang telah mencapai batas imdoknya, tubuh akan membuka kunci imdok pada level selanjutnya. Selama ini Sion tidak pernah bisa naik level dari enam ke tujuh, seberat apapun dia berusaha. Level imdok hanya sampai pintu gerbang, dan Sion selalu tidak memiliki kunci untuk membuka pintu Imdok.beberapa kali lelaki itu mencoba membuka paksa Imdok level tujuh, namun berbeda dengan pembukaan paksa level imdok pertama dan kedua, imdok tingkat tinggi tidak bisa dipaksakan. gelombangnya amat dasyat, dan bisa saja menghancurkan orang yang mencoba paksa. aliran tenaga dalam pasti akan berbalik, lalu menghujam seluruh aliran darah sebelum meledak.Sion tidak pernah melihat orang yang meledak ka

  • Pendekar Lembah Iblis   Bab 103 penyatuan

    Sekarang Limey menatap ke arah Sion, lalu dia bertanya, “Sion, menurutmu aneh tidak warna mataku?”Sion memperhatikan, “Kenapa? Matamu sangat indah menurutku, seperti warna langit.”Limey langsung menepuk dahinya sendiri. Sion selama ini buta, dia tidak pernah melihat warna mata orang lain, jadi baginya warna mata Limey itu biasa saja.“Kau pernah tidak bertemu orang yang bermata sama denganku?”Sion tercenung, lantas menggeleng, “Memang selama ini tidak ada yang memiliki warna mata sepertimu, tapi kurasa karena aku belum pernah bertemu dengan orang-orang yang bermata seperti itu.” jelas Sion.Limey menghela napas, “Kau tahu, di tempatku warna mata ini hanya salah satu warna mata lain. Ada yang memiliki mata berwarna hijau, cokelat, hitam seperti mata kalian semua.”“Oh…” Sion menanggapi dengan tenang, tidak

  • Pendekar Lembah Iblis   Bab 102 Ayo Kita Menikah

    Kedua orang saudara seperguruan itu berlari, sebelum mengambil jeda untuk melompat. Tangan keduanya dihantamkan ke depan. Amon dengan pedang buntungnya, dan Gillian dengan tapak dewanya. Warna pedang Amon berpendar, warna tangan Gillian berubah biru. Mereka akan saling hantam, dan kemungkinan keduanya akan terluka parah.Dalam pandangan Amon, Gillian serupa monster yang tengah mengulurkan cakarnya ke arah Amon, hingga pemuda itu bersiap menyalurkan imdoknya pada pedang untuk saling berbenturan, dan kalau berhasil membelah sang monster.Bixi membuka mata, melihat semua yang terjadi, lantas dia bergerak, tubuhnya diangkat terbang seringan bulu. Penyatuan kepribadian Bixi kecil dan dirinya membuat Bixi akhirnya benar-benar menguasai jurus bidadari. Dengan lesatan luar biasa, dia berada di tengah keduanya yang siap beradu tenaga dalam. Bixi mengulurkan tangannya untuk menghantam sisi samping Gillian dan Amon secara bersama-sama.Amon dan

  • Pendekar Lembah Iblis   Bab 101 Menyatukan Kesadaran

    Bixi melompat ke luar dan berlari dari gerbang Air. Percuma bertahan disana, selama Bixi dewasa tertidur, Bixi kecil hanya bisa berusaha agar tubuh milik mereka bersama tidak sampai terluka. Aduh! Bixi kecil mengeluh, karena kesadaran dirinya yang lain masih tertidur, padahal dia tahu untuk mengatasi pertarungan tingkat tinggi, dia membutuhkan Bixi dewasa mengambil alih kesadaran. Tampaknya obat yang masuk ke dalam tubuh Bixi telah berhasil menidurkan Bixi, namun membangunkan Bixi yang lain.Di lain Sisi, Amon dalam kondisi kemarahan yang aneh mengejar Bixi. Tangannya memegang pedang buntung miliknya. Benda yang seperti pedang berkarat itu memiliki daya hancur luar biasa bila dipadukan dengan penggunaan imdok. Amon pun keluar dari pintu labirin dan mengejar sampai depan gerbang. Matanya seolah bersinar dan ada api di dalamya.Sebenarnya, Racun halusinogen dari serbuk-serbuk mawar sudah terhisap dan mengubah kesadaran Amon. Apa yang amon liha

  • Pendekar Lembah Iblis   Bab 100 Menawarkan Racun

    Sion terperangah, dia memperhatikan wajah Limey baik-baik, kebingungan. “Kau bilang apa?”Limey mengulang ucapannya, “Aku akan menjadi penawarmu.” jawab Limey.Sion menunduk, mengepalkan genggamannya, buku-buku jarinya menengang. Lalu dengan setengah bergetar lelaki itu berkata, “Kau tahu apa yang kau katakan? Kau tahu efek dari yang kau katakan dari Mey?”Limey mengangguk. Sebenarnya tangan gadis itu sudah gemetaran, ketakutan melanda hatinya seperti badai, tapi dia mencoba tegar dan menyembunyikan perasaannya yang kacau. Namun seolah paham, Sion langsung mengambil tangan gadis itu, dan merasakan getaran pada tangan itu, “Lihat!” seru Sion, “Kau gemetar….”Limey buru-buru menarik tangannya kembali, lalu berkata cepat-cepat, “Aku bukan gemetar karena takut padamu….aku hanya tidak pernah melakukannya…”

  • Pendekar Lembah Iblis   Bab 99 Pengorbanan

    Limey menghela napas, “Seperti yang tadi aku bilang. Bila kau yang terkena racun,maka yang harus meminum penawar ini adalah pihak perempuan, lalu kalian harus bercinta untuk memindahkan penawar itu ditubuhmu dan memusnahkannya.” wajah Limey sampai memerah ketika menjelaskan hal tersebut.Sion merasa kakinya mendadak lemas, dia langsung menjatuhkan diri pada salah satu kursi bambu ditempat itu. Wajahnya menjadi memerah karena malu mendengar penuturan Limey.“Kalau begitu berarti aku akan mati.” desis Sion dengan lemah.“Tidak, enggak bisa begitu! Aku akan membuatkan lagi pil dewa secepatnya, lalu kita akan cari lagi cara lain! Jangan putus asa!” seru LImey yang langsung mendekat ke arah Sion, berlutut di sisi lelaki itu sambil memegang lutut Sion.Sion menggeleng, “percuma Mey. Sudahlah, lupakan saja. Itu adalah obat terjahat yang pernah aku dengar….&rd

DMCA.com Protection Status