Share

892. Part 5

last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-11 01:05:01

Prakk...! Kepala orang muda itu menghantam dinding candi, langsung pecah tak tertolong lagi.

"Hiiaaat...!" Kini lebih dari sepuluh orang maju serentak menyerang nenek itu. Mereka menyerang secara bersamaan sehingga nenek itu bingung melayaninya. Akhirnya ia hanya sentakkan kaki kurusnya ke tanah dan tiba-tiba tubuhnya melesat naik ke atas dengan cepat. Gerakan menyergap serentak dari berbagai arah itu membuat mereka kecele dan akhirnya saling berbenturan kepala sendiri.

Prokk...! Sang nenek berjungkir balik di udara dan jatuh di pelataran candi dalam keadaan sigap. Kakinya menapak dengan tepat.

Jligg...! Tapi segera ia terbatuk-batuk sambil terbungkuk-bungkuk.

Resi Jejak Naga keluar begitu mendengar suara gaduh. Matanya menyipit saat dilihatnya seorang nenek yang berusia lebih tua darinya itu sedang bersiap mencabut pedangnya lagi dengan susah payah. Pada waktu itu, beberapa murid ingin menyerang kembali. Ratna Pamegat yang memberi perintah serang.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Pendekar Kera Sakti   893. Part 6

    "Jangan paksa aku!" nenek itu menghardik dengan suara tua yang gemetaran. Napasnya terengah-engah setelah itu."Jika begitu, lekaslah pergi dan carilah orang yang bernama Baraka itu ke tempat lain. Jangan di sini!""Kau mengusirku, Jejak Naga?""Ya. Karena kau mengganggu ketenteraman kami!"Nenek itu berdiri dengan mata memandang ganas. Resi Jejak Naga mundur satu tindak dan bersiap menghadapi serangan sewaktu-waktu, ia segera berkata kepada nenek itu, "Kalau kau datang dengan baik-baik, mungkin kami akan membantumu mencarikan orang yang bernama Baraka itu! Tapi karena kau datang dengan permusuhan, maka kami pun tak sudi membantumu!""Tak mau membantuku juga tak apa-apa!" Nenek itu bersungut-sungut."Tapi kau harus segera pergi dari sini! Kami tidak bersedia menerimamu!" sentak Resi Jejak Naga semakin jengkel.Nenek itu memandang dengan terus-menerus. Sorot pandangan matanya sangat tajam. Dan oleh Resi Jejak Naga, pandangan mata itu d

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-11
  • Pendekar Kera Sakti   894. Part 7

    "Mengapa dia dijatuhi hukuman gantung, Pak tua?" tanya Ratna Pamegat lagi kepada orang tua yang sejak tadi berdiri di bawah pohon menunggu iring-iringan itu lewat di depannya."Pendekar Kera Sakti memperkosa istri Ki Lurah Pogo. Pengadilan memutuskan ia harus digantung, supaya rakyat di desa ini pun tidak ada yang berani bertindak begitu lagi terhadap siapa punl""Apakah dia sudah jelas bersalah, sehingga diputuskan untuk digantung begitu!""Ada beberapa orangnya Ki Lurah Pogo yang memergoki perbuatan Baraka, dan Nyi Sumirah sendiri telah menuntut atas perbuatan Baraka itu!"Ratna Pamegat diam. Iring-iringan itu lewat di depannya dalam jarak antara empat tombak. Ratna Pamegat segera bergabung dalam iring-iringan itu dan mendengarkan kasak-kusuk mereka yang membicarakan tentang Baraka."Kalau tidak digantung, nanti di sini banyak pemerkosa yang berbuat seenaknya saja!" kata salah seorang memberi tanggapan terhadap keputusan pengadilan tersebut.

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-11
  • Pendekar Kera Sakti   895. Part 8

    Pemuda yang dijatuhkan dari pundaknya itu segera diangkat oleh Ratna Pamegat, lalu dibawanya lari lagi. Namun beberapa langkah ia melesat, tiba-tiba kembali tiga orang menghadangnya dengan senjata masing-masing di tangan. Wajah ketiga orang itu memancarkan nafsu membunuh. Ratna Pamegat yang belum memasukkan pedangnya ke sarung pedang itu segera berhenti menahan gerakan. Pemuda itu tetap dipanggul di pundak kiri."Perempuan Bodoh! Serahkan pemuda itu biar kami gantung karena kesalahannya!" bentak yang berkumis lebat."Maaf, aku terpaksa mencurinya dari kalian karena ada satu keperluan yang amat penting demi jiwa guruku!""Persetan dengan gurumu! Serahkan dia! Tinggalkan di situ!""Tak bisa...! Aku harus membawanya pulang!""Serang dia! Hiaaat...!"Ketiganya melompat bersamaan dengan senjata siap dihujamkan ke tubuh Ratna Pamegat maupun pemuda itu. Tetapi dengan gerakan cepat yang tak sempat terlihat, pedang Ratna Pamegat berhasil berkelebat m

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-11
  • Pendekar Kera Sakti   896. Part 9

    Maka dengan sentakan tangan kirinya yang melepaskan pukulan tenaga dalam, punggung Ki Lurah Pogo dihantamnya kuat-kuat.Dess...!"Uuhg...!" Ki Lurah Pogo terpekik dan terjungkal bersama kerisnya, ia menggeliat kesakitan, punggungnya bagaikan patah total, ia tak bisa bangkit untuk sementara waktu. Matanya pun terbeliak-beliak dengan mulut ternganga tak bisa keluarkan suara lagi."Maaf, Ki Lurah... tak ada jalan lain bagiku!" ucap Ratna Pamegat dengan tegasnya. Kemudian, perempuan cantik itu segera memanggul tubuh pemuda tampan yang masih tertotok jalan darahnya itu. Dan ia segera meninggalkan tempat tersebut dengan gerakan cepat, ia mendaki bukit itu, memotong jalan melewati puncak bukit dan menuruni lereng seberangnya. Rasa-rasanya hanya itu jalan yang aman buat Ratna Pamegat dalam melarikan Pendekar Kera Sakti, si pemuda tampan tersebut.Terdengar suara para pengejar dari bawah berseru memaki dan mengancamnya. Para pengejar itu masih tetap berusaha menda

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-11
  • Pendekar Kera Sakti   897. Part 10

    "Jangan diam saja!" bentak Nyi Sumirah. "Tinggalkan dia di situ. Pergilah sana, cepat!""Aku akan membawa pergi pemuda ini! Apa pun yang terjadi, aku harus membawanya pulang ke perguruanku!""Persetan dengan perguruanmu! Hiaaah...!" Badik itu segera ditusukkan ke perut Ratna Pamegat. Tetapi tangan Ratna Pamegat segera menyanggah dan kaki berkelebat menendang dalam posisi tendangan miring.Buggh...! Dada Nyi Sumirah menjadi sasaran empuk kaki Ratna Pamegat. Tendangan kaki Ratna Pamegat cukup kuat, membuat Nyi Sumirah terpental jatuh ke belakang antara satu tombak lebih, ia segera bangkit dan menerjang kembali dengan lompatan cepat."Hiaat...!"Prakk...! Begh begh...!Ratna Pamegat juga melompat naik, dan mengadu pukulan tangan kirinya dengan kaki Nyi Sumirah, lalu tangan kanannya menyodok masuk ke dada Nyi Sumirah lagi dan tangan kiri menyusul pula menghantam pinggang Nyi Sumirah.Kedua pukulan itu cukup keras, membuat Nyi Sumirah terg

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-11
  • Pendekar Kera Sakti   898. Part 11

    Ratna Pamegat menjadi jengkel sendiri, ia menghempaskan napasnya dan duduk di samping pemuda yang digeletakkan itu. Wajahnya bersungut-sungut, hatinya menggeram jengkel pada keadaan tersebut."Apa aku harus memanggulnya terus sampai di candi! Konyol itu namanya! Uuh...! Gara-gara kedatangan nenek aneh itu aku jadi repot begini! Ingin rasanya aku cepat-cepat membunuh nenek itu! Kalau perlu kuperlakukan lebih keji lagi, seperti dia memperlakukan orang lain! Hmm...! Kalau sudah begini mau apa lagi aku?"Tiba-tiba dari balik batu besar setinggi kerbau yang ada di samping kanan Ratna Pamegat, terdengar suara orang yang mengucapkan kata dengan malas-malasan, "Kau terlalu lama menotoknya sehingga semua uratnya terkunci!"Tentu saja hal itu mengejutkan Ratna Pamegat. Ia bergegas melongok ke balik batu itu, ternyata di sana ada lelaki tua yang sedang duduk dengan kepala terkulai dan mendengkur pelan. Matanya terpejam mulutnya sedikit ternganga. Lelaki itu berambut putih,

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-12
  • Pendekar Kera Sakti   899. Part 12

    "Tapi...," Ratna Pamegat mulai waswas, ia bertanya kepada pemuda yang belum bisa bicara itu, "Namamu benar Baraka?"Pemuda itu mengangguk-angguk dengan tegas. Seakan ingin meyakinkan bahwa dirinya adalah Baraka. Tapi Ki Bwana Sekarat terkekeh lagi dan segera mendekati pemuda itu."Tali pita suara sudah boleh dikendurkan," kata Ki Bwana Sekarat. Kemudian ia sentilkan lagi jari tengahnya ke bawah leher, dan pemuda itu tersentak, lalu terbatuk-batuk dengan suara keras. Sesaat kemudian ia berucap kata, "Terima kasih, Ki...!"Ratna Pamegat bertanya, "Apakah namamu benar Baraka?""Iya. Namaku memang Baraka.""Baraka?""Bukan! Barakamo, nama lengkapku!""Brengsek...!" bentak Ratna Pamegat dengan gusar dan jengkel.-o0o-Ratna Pamegat tak tahu harus kepada siapa kedongkolan hatinya dilampiaskan. Begitu susah payah ia mencuri Baraka dari tiang gantungan, susah payah mempertahankan dari ancaman Ki Lurah Pogo bersama anak buahnya,

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-12
  • Pendekar Kera Sakti   900. Part 13

    "Wah, repot berhadapan dengan orang ini," pikir Ki Bwana Sekarat, "Ke mana arah pandangan matanya bisa mengecohkan diriku! Cacat di matanya itu bisa merupakan kelebihan bagi dirinya, namun bahaya bagi musuh-musuhnya. Menurut dugaanku, melihat dari raut mukanya yang sangar itu, agaknya dia tidak bermaksud baik menghadang langkahku bersama Ratna. Hmmm... ada persoalan apa sebenarnya?"Ratna Pamegat maju selangkah lebih depan dari Ki Bwana Sekarat. Matanya memandang lurus kepada lelaki tua bertongkat ukiran kepala buaya. Dan Ratna Pamegat menyapanya, "Apa maksudmu menghadang kami, Buaya Gunung?""Meneruskan persoalan bulan lalu," jawab Buaya Gunung dengan wajah memandang ke arah samping, tapi sebenarnya menatap Ratna Pamegat."Rupanya kau masih belum jera juga, Buaya Gunung! Kau samakan aku dengan perempuan lain yang harus tunduk di depanmu?""Ratna Pamegat! Kalau kau bukan perempuan yang cantik, muda, dan bahenol, aku tak akan mengejar-ngejarmu, Ratna Pameg

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-12

Bab terbaru

  • Pendekar Kera Sakti   1263. Part 5

    "Sayang sekali sewaktu Baraka ada di tempat kita, aku dan Pita Biru sedang menjalankan tugas ke Pulau Gayung, sehingga aku dan Pita Biru tidak melihat seperti apa ketampannya.” Desah resah Kesuma Sumi"Sudah, sudah..., jangan bicara soal ketampanannya. Nanti kalian terkulai lemas membayangkannya!" sergah Rindu Malam. "Sebaiknya kita pergi temui Sumbaruni di pantai semberani!""Apakah Sumbaruni alias Pelangi Sutera itu mengenal Pendekar Kera Sakti?!"Rindu Malam menjawab dengan mulut runcing, "Bukan hanya kenal, tapi juga jatuh cinta kepada Pendekar Kera Sakti!"Kesuma Sumi menyahut. "Kalau begitu, ku rasa Pendekar tampan itu sedang terlena dalam pelukan Sumbaruni!?"Rindu Malam tarik napas dalam-dalam, karena masih ada sisa kecemburuan yang bikin dia deg-deg-an. Betapa pun juga ia harus bisa sisa kecemburuan itu karena takut melanggar peringatan dari ratunya."Jangan bayangkan dia ada dalam pelukan Sumbaruni. Bayangkan saja dia ada dal

  • Pendekar Kera Sakti   1262. Part 4

    Dari semadi yang dilakukannya, Ratu Asmaradani mendapatkan petunjuk kalau kalau Baraka adalah sang pewaris para dewa. Maka, Ratu Asmaradani pun mengirim ilmu 'merambah bhatin' untuk hadir ke alam mimpi Baraka. Tetapi sudah beberapa kali hal itu dilakukan, ternyata Baraka belum datang juga. Terpaksa tiga utusan diperintahkan mencari Pendekar tampan yang namanya sering menjadi bahan pembicaraan para tokoh rimba persilatan itu. Sebab Ratu Asmaradani curiga, pasti ada kesulitan yang di alami Baraka sehingga pemuda itu tidak bisa datang ke negeri Samudera Kencana. Karenanya, sang Ratu berpesan kepada Rindu Malam, jika ada sesuatu yang menyulitkan sang Pendekar Kera Sakti, Rindu Malam bergegas membantu melepaskan si Pendekar tampan itu dari kesulitan tersebut. Kesulitan apa yang dihadapi Baraka sebenarnya?Titik pangkal kesulitan itu terletak pada hilangnya Pedang Kayu Petir yang sebenarnya sudah ada di tangan Angon Luwak, bocah penggembala kambing itu namun pedang tersebut jatuh k

  • Pendekar Kera Sakti   1261. Part 3

    Kapak bergagang panjang dicabut dari selipan sabuk, lalu tubuh Roh Gepuk berkelebat menerjang Pita Biru. Tapi mendadak tubuh itu terpental ke samping. Baru saja melompat belum jauh dari tempat, sebuah pukulan jarak jauh tanpa sinar dilepaskan dari tangan Kusuma Sumi. Roh Gepuk terpekik pendek. Lalu jatuh tak tentu keseimbangan.Pita Biru memandang Kusuma Sumi dengan sikap masih berdiri tegak dan kedua kaki sedikit merenggang. Saat itu Kusuma Sumi segera melangkah maju dan berkata dengan tegas. “yang ini biar kutangani, mundurlah!”Pita Biru segera melompat ke samping. Kejap berikut sudah berdiri tak jauh dari Rindu Malam, yang bersidekap dengan tenang di bawah pohon. Dan ketika Roh Gepuk bangkit kembali, ia terkesiap melihat lawannya sudah berganti pakaian. Tapi segera sadar, bahwa lawannya bukan berganti pakaian, tetapi berganti orang.“Kau yang akan menggantikan nyawa temanmu itu untuk menebus nyawa temanku, ha?!”Kusuma Sumi dia

  • Pendekar Kera Sakti   1260. Part 2

    “Ya, kami tahu. Tapi Nila Cendani sudah mati, kabarnya dibunuh Pendekar Kera Sakti. Entah benar atau tidak, kami tidak ikut terbunuh waktu itu. Tapi kami tahu, Ratu Samudera Kencana pernah terlibat bentrokan dengan Nila Cendani dan mengejarnya sampai ke Teluk Sumbing. Tentunya ratumu tahu dimana Teluk itu berada. Tentu ratumu pun tahu bahwa disana terpendam harta karun rampasan Nila Cendani semasa menjadi ketua Rompak Samudera. Dan tentunya sebagai anak buah Ratu Asmaradani, kalian juga diberitahu letak Teluk itu, untuk sewaktu-waktu menggali harta karun disana”.“Ratu kami tidak pernah memikirkan harta yang bukan miliknya. Kami sudah cukup kaya tanpa merampas harta yang bukan milik kami!” Kata Rindu Malam.Roh Gepuk segera menyahut, “Begini saja nona-nona cantik. Aku akan membuka sayembara. Barang siapa di antara kalian ada yang bisa menyebutkan dimana letak Teluk Sumbing. Akan mendapat hadiah dikawinkan dengan temanku ini, si Cucur Sangi

  • Pendekar Kera Sakti   1259. RAJA TUMBAL

    MEREKA baru saja mendarat di pantai dengan gunakan sebuah sampan. Tiga wanita berambut cepak, seperti potongan rambut lelaki itu mempunyai paras ayu yang berbeda nilai kecantikannya. Namun ketiganya sama-sama menggiurkan seorang lelaki yang memandang dari sisi kemesuman. Karena ketiganya mempunyai bentuk tubuh nan elok, bak lambaian perawan menunggu pelukan.“Ingat ciri-cirinya!” kata wanita muda yang berpakaian putih bertepian benang emas. “Tampan, rambut poni, pakaian rompi kulit ular emas tanpa lengan, memiliki rajah naga emas melingkar di punggung lengannya”.Si cantik berpakaian putih yang mempunyai pedang di punggung bergagang balutan kain beludru merah itu menyebutkan ciri-ciri seorang pendekar tampan yang tak lain adalah Pendekar Kera Sakti, Baraka.Si cantik berdada seksi dan berkulit kuning langsung memberi isyarat dengan tangan agar kedua gadis seusianya itu bergerak mengikuti langkahnya jauh ke dalam hutan. Sesekali ia berpali

  • Pendekar Kera Sakti   1258. Part 25

    "Bocah bodoh kau! Gurumu saja tak mampu kalahkan aku, apalagi kau yang hanya muridnya!" geram Tengkorak Liar."Mendiang Guru tidak mempunyai ilmu 'Pedang Bintang', tapi aku punya jurus itu dari seorang guru pedang tersohor: Ki Argapura alias si Penggal Jagat! Tentunya kau kenal, Tengkorak Liar!""Persetan dengan Argapura!" geram Tengkorak Liar."Buktikan kehebatannya di depanku! Hiaaah...!"Tengkorak Liar sentakkan kedua tangannya ke depan. Dua larik sinar merah yang melingkar-lingkar pada ujungnya bagaikan mata bor itu melesat ke arah Angin Betina. Kecepatannya amat tinggi, membahayakan sekali bagi Angin Betina. Dihindari akan terlambat, ditangkis akan telat. Untung Baraka selalu siap siaga. Begitu sinar merah itu terlepas, sinar biru berkelok-kelok bagai lidah petirpun keluar dari sentakan kedua tangan Baraka.Claaap...!Jurus 'Cahaya Kilat Biru' warisan Ki Ageng Buana yang biasanya membuat lawan hangus dan keropos itu menghantam sinar mer

  • Pendekar Kera Sakti   1257. Part 24

    Blaaar...!Gelombang ledakan menghentak sangat kuat membuat tubuh Pendekar Kera Sakti sebelum sempat mendarat sudah terlempar lagi bagaikan terbuang ke arah belakang.Wuuus...! Brrukk...!Benturan tersebut bukan saja hasilkan gelombang ledakan tinggi, namun juga kerliapan cahaya merah yang lebar dan menyilaukan. Tongkat itu sendiri pecah dan terpotong-potong tidak beraturan. Pandangan mata Baraka menjadi gelap bagaikan menemui kebutaan.Ketika ia jatuh terpuruk dan mencoba untuk bangkit, ia tak melihat apa-apa kecuali kegelapan yang pekat. Tetapi suling mustika masih ada di tangannya, sehingga Baraka buru-buru menyalurkan hawa murni ‘Kristal Bening’-nya!Maka dalam beberapa kejap saja pandangan matanya sudah kembali seperti semula. Kesesakan dadanya mulai lancar, dan rasa sakit pada sekujur tubuh serta tulang-tulangnya yang merasa patah telah pulih segar seperti semuia."Edan! Kekuatannya begitu tinggi. Hampir saja aku celaka!" p

  • Pendekar Kera Sakti   1256. Part 23

    Orang pertama yang menghadapi Baraka adalah Tongkang Lumut yang bersenjata rencong terselip di depan perutnya. Yang lain mundur, memberikan tempat untuk pertarungan maut itu. Tongkang Lumut mulai buka kuda-kudanya, tapi Baraka malahan menggaruk-garuk pantatnya dengan seenaknya saja. Ketenangan itu sengaja dipamerkan Baraka untuk membuat ciut nyali lawannya, sekalipun hanya sedikit saja kedutan nyali itu dialami oleh lawan, tapi punya sisi menguntungkan bagi Baraka.Tongkang Lumut rendahkan kakinya. Kedua tangan terangkat, yang kanan ada di atas kepala dengan bergetar pertanda tenaga dalam mulai disalurkan pada tangan tersebut. Tangan kirinya menghadang di depan dada. Menggenggam keras dan kuat sekali.Slaaap...!Tiba-tiba Tongkang Lumut bagai menghilang dari hadapan Baraka. Tahu-tahu dia sudah berpindah tempat di belakang Baraka dalam jarak satu jangkauan tangan. Tentu saja punggung Pendekar Kera Sakti dijadikan sasaran tangan yang sudah berasap itu. Menyadari h

  • Pendekar Kera Sakti   1255. Part 22

    JUBAH hitam berambut putih panjang terurai sebatas punggung adalah tokoh sakti dari Nusa Garong. Biar badannya kurus, wajahnya bengis, matanya cekung, tapi kesaktiannya tak diragukan lagi. Ia dikenal sebagai ketua perguruan aliran hitam, yaitu Perguruan Lumbung Darah. Namanya cukup dikenal di kalangan aliran sesat sebagai Tengkorak Liar. Anak buahnya pernah berhadapan dengan Baraka ketika Baraka selamatkan Sabani, kakak Angon Luwak dalam peristiwa Keris Setan Kobra. Orang kurus bersenjata cambuk pendek warna merah itu berdiri tepat berhadapan dengan Baraka. Usianya diperkirakan sama dengan orang yang berpakaian serba hijau, sampai ikat kepalanya juga hijau, sabuknya hijau, gagang rencongnya hijau dan pakaian dalamnya hijau lebih tua dari jubah lengan panjangnya. Orang itu dikenal dengan nama Tongkang Lumut, dari Perguruan Tambak Wesi.Dalam usia sekitar delapan puluh tahun ke atas ia masih mempunyai mata tajam dan rambut serta kumisnya abu-abu. Badannya masih tegap, walau tak

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status