Share

897. Part 10

last update Huling Na-update: 2025-01-11 01:10:36

"Jangan diam saja!" bentak Nyi Sumirah. "Tinggalkan dia di situ. Pergilah sana, cepat!"

"Aku akan membawa pergi pemuda ini! Apa pun yang terjadi, aku harus membawanya pulang ke perguruanku!"

"Persetan dengan perguruanmu! Hiaaah...!" Badik itu segera ditusukkan ke perut Ratna Pamegat. Tetapi tangan Ratna Pamegat segera menyanggah dan kaki berkelebat menendang dalam posisi tendangan miring.

Buggh...! Dada Nyi Sumirah menjadi sasaran empuk kaki Ratna Pamegat. Tendangan kaki Ratna Pamegat cukup kuat, membuat Nyi Sumirah terpental jatuh ke belakang antara satu tombak lebih, ia segera bangkit dan menerjang kembali dengan lompatan cepat.

"Hiaat...!"

Prakk...! Begh begh...!

Ratna Pamegat juga melompat naik, dan mengadu pukulan tangan kirinya dengan kaki Nyi Sumirah, lalu tangan kanannya menyodok masuk ke dada Nyi Sumirah lagi dan tangan kiri menyusul pula menghantam pinggang Nyi Sumirah.

Kedua pukulan itu cukup keras, membuat Nyi Sumirah terg

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Pendekar Kera Sakti   1486. Part 4

    "Memangnya kepalaku ini tungku, kok mau dikepret! Aku cuma mau kenalan sama dia. Soalnya aku sering mendengar cerita kependekarannya dan aku sangat mengagumi tokoh muda itu!"Sebenarnya Baraka mendengar kasak-kusuk orang berbaju kuning itu, tapi Baraka diam saja dan berlagak tidak mendengarnya, ia memesan makanan kesukaannya, ayam geprek sambel setan."O, baiklah kalau begitu. Hmmm... apa Kisanak mau menikmati arak paling enak disini?""Kalau ada... boleh!" jawab Baraka bersemangat.Orang berbaju kuning tadi akhirnya benar-benar mendekati Baraka dan menyapa dengan keramahan dan kesopanan seorang pengagum."Maaf, apakah kau yang bernama Baraka, Pendekar Kera Sakti itu?""Benar," jawab Baraka dengan senyum tipis. "Kau siapa?""Aku pengagummu. Namaku; Panurata."Baraka menyambut uluran tangan si Panurata, mereka bersalaman. Panurata tampak senang sekali menerima sikap ramah Baraka, karena semula ia menyangka Baraka orang yang somb

  • Pendekar Kera Sakti   1485. Part 3

    Zuuubbb...!Sesuatu berkelebat ke arah Raja Kera Putih, membuat ucapan Raja Kera Putih terhenti. Benda yang bergerak cepat dari arah belakangnya itu segera dihindari dengan gerakan kepala membungkuk ke depan sambil berseru, "Awas...!"Dengan membungkuknya Raja Kera Putih, benda yang meluncur cepat itu menjadi mengarah ke dada Pendekar Kera Sakti. Raja Kera Putih bagaikan menyerahkan urusan itu kepada sang murid, sehingga dengan gerak tangkasnya Baraka segera memiringkan badan dan mengelebatkan tangannya ke depan.Teeb...!Sesuatu yang bergerak itu kini terjepit di antara dua jari tangan Baraka. Dengan wajah tegang Baraka memandangi benda tersebut yang ternyata sebatang paku berwarna hitam baja. Panjang paku itu seukuran sekelingking orang dewasa. Ujungnya runcing dan memancarkan sinar hijau kecil mirip kunang-kunang."Baraka, kejar orang yang menyerang kita dari kerimbunan seberang sungai itu! Dia adalah lawan utamamu!""Maksud Guru... dia a

  • Pendekar Kera Sakti   1484. pART 2

    "Mengapa justru pancaran dendam yang kulihat memancar dari dalam batinmu! Mengapa begitu, Baraka!""Tiba-tiba aku terbayang wajah musuhku, Guru!""Rawana Baka, maksudmu?""Benar, Guru. Rawana Baka alias Siluman Selaksa Nyawa membayang terus dalam ingatanku, sehingga batinku memancarkan dendam dan kejengkelan. Aku gemas sekali dan ingin buru-buru mencarinya lagi, Guru!" Raja Kera Putih menarik napas, mencoba memaklumi perasaan muridnya yang sudah lama mengejar-ngejar Siluman Selaksa Nyawa, sang tokoh aliran hitam yang sering dijuluki manusia paling sesat itu.Raja Kera Putih pun berkata kepada muridnya dengan memunggungi sang murid. "Itu memang tugasmu; menghancurkan kelaliman, meleburkan manusia sesat demi menyelamatkan umat manusia di bumi. Tetapi seharusnya kau bisa mengendalikan pikiranmu dan bisa menempatkan kapan saatnya kau berpikir tentang Siluman Selaksa Nyawa, kapan saatnya kau memusatkan pikiranmu dan pelajaran ini! Kelak jika jurus 'Awan Ki

  • Pendekar Kera Sakti   1483. TELUH CAKAR BUNTUNG

    CAHAYA langit senja berwarna tembaga. Seolah-olah atap bumi itu sedang dipanggang api raksasa yang menebarkan panas kemana-mana. Namun nyatanya warna merah tembaga di langit tidak membuat pemuda tampan berbadan kekar itu menjadi hangus. Padahal sudah sejak tadi ia berada di tempat terbuka, ia bertelanjang dada, duduk bersila di atas sebongkah batu datar warna hitam. Kedua tangannya menengadah ke kanan-kiri. Kedua tangan itu masing-masing menyangga dua bongkahan batu yang masing-masing ukurannya sebesar gentong. Otot-ototnya saling bertonjolan, membuat dadanya tampak keras bagaikan baja. Lengannya pun membengkak karena otot yang dikeraskan sejak tadi. Tapi tak setetes keringat pun yang keluar dari pori-pori kulit tubuhnya."Pengerasan otot dan pengerahan tenaga untuk jurus ini tidak boleh menggunakan kekuatan luar. Tetapi kekuatan batinmu yang harus bekerja untuk mengeluarkan tenaga sebesar gunung."Seorang lelaki tua berkata begitu kepada si pemuda tampan tersebut. Lel

  • Pendekar Kera Sakti   1482. Part 24

    "Aku hanya menyelamatkan orang yang memang berhak memiliki pusaka itu!""Tak perlu banyak mulut, terimalah golok maut ini! Hiaaah...!"Maling Sakti melompat menerjang Pendekar Kera Sakti. Goloknya berkelebat merobek tangan sang pendekar tampan. Tapi gerakan tangan Pendekar Kera Sakti cukup gesit. Dengan sedikit bergeser ke kanan, golok itu berhasil membentur Suling Naga Krishna.Blaaarrr...!Benturan golok dengan Suling Naga Krishna mengakibatkan ledakan besar yang mementalkan tubuh Pendekar Kera Sakti. Tubuh itu kontan ke samping dan kepala sang pendekar tampan membentur batang pohon.Duuurr...!Pohon besar itu berguncang, daunnya berjatuhan karena mendapat benturan hebat dari kepala Baraka. Mestinya kepala itu pecah, sedikitnya bocor karena benturannya sangat kuat. Tapi karena kepala itu juga dialiri tenaga dalam, maka yang dialami Baraka hanya pusing dan berkunang-kunang. Pandangan matanya sedikit kabur. Sedangkan tubuh Maling Sakti terpe

  • Pendekar Kera Sakti   1481. Part 23

    Claap...! Jleeb...!Sinar itu bagaikan masuk menembus telapak tangan. Tiba-tiba tangan tersebut menyentak ke depan dan keluarlah sinar biru tadi beriringan dengan sinar merah sejajar.Sraaab...!Melesatnya kedua sinar dihadang oleh kibasan tangan sang Resi yang menghadirkan semburan asap putih. Sinar-sinar itu masuk ke dalam asap putih, terbungkus menggumpal sekejap, lalu meledak dengan dahsyatnya, sangat diluar dugaan Baraka dan Teratai Kipas.Glegaaarrrr...!Gelombang hentakannya begitu kuat, menyebar ke berbagai penjuru, membuat Pendekar Kera Sakti dan Teratai Kipas nyaris terpelanting jatuh. Untung keduanya segera saling berpegangan dan bertahan pada batang pohon, sehingga mereka tak sampai terkapar seperti yang dialami Resi Pakar Pantun. Sedangkan Maling Sakti sendiri tersentak mundur dan membentur dinding gugusan cadas. Jika tidak ia pasti akan jatuh terkapar seperti Resi Pakar Pantun dan Kadal Ginting yang tadi sempat terpekik kaget itu.

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status