Share

745. Part 16

last update Huling Na-update: 2024-12-08 01:04:18

Ratu Hyun Ayu Kartika Wangi tak ingin kedudukan Baraka lebih rendah dari istrinya. Tak baik untuk hubungan suami-istri jika sang istri mempunyai kedudukan lebih tinggi dari suami, sehingga sang istri akan kurang hormat kepada sang suami. Sebab itu, Ratu Hyun Ayu Kartika Wangi tingkatkan kedudukan derajat Pendekar Kera Sakti dengan mengangkatnya sebagai Manggala Yudha Kayangan, panglima pilihan sang ibu yang menguasai negeri gaib, yang kedudukannya lebih tinggi dari seorang ratu di alam nyata.

Dengan begitu, kelak Hyun Jelita punya rasa hormat kepada suaminya dan tidak meremehkan sang suami karena merasa sebagai ratu. Pendekar Kera Sakti baru tahu, apa alasan utama Ratu Hyun Ayu Kartika Wangi mengangkatnya sebagai Manggala Yudha Kayangan.

Hyun Jelita sendiri yang membeberkan alasan sang ibu tersebut pada waktu Baraka selesai menghilangkan pengaruh kekuatan pukulan 'Candra Badar'. Pukulan penjerat hidup Hyun Jelita. Baraka menoreh kedua jempol tangannya hingga mengeluark

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Kaugnay na kabanata

  • Pendekar Kera Sakti   746. Part 17

    Jangkar Langit menghancurkan dua mayat setelah ia merubuhkan Hantu Laut yang dibela oleh Cakar Jatayu. Perempuan bermata sayu indah itu pun akhirnya terkena pukulan berat dari Ki Jangkar Langit. Lehernya membiru legam dan susah dipakai untuk bicara atau bernapas. Sedangkan Hantu Laut sendiri dibuat lumpuh tak berdaya dengan menderita kebutaan di matanya.Amukan Jangkar Langit itu segera diredakan oleh Ki Bwana Sekarat sebelum kedatangan Pendekar Kera Sakti di tempat pertarungan mereka, pinggiran pantai. Ki Bwana Sekarat mencoba menenangkan hati teman lamanya itu, "Jangkar Langit, tidak semua persoalan bisa diselesaikan dengan kekerasan! Ada baiknya jika kau redakan kemarahanmu dan kita bicarakan secara baik-baik!""Aku tak punya kesempatan untuk bicara!" kata Ki Jangkar Langit yang masih ingin menggempur Hantu Laut untuk mendapatkan tombak pusakanya itu. Sebab setahu dia, Hantu Laut-lah yang membawa pusaka itu. Ia belum tahu bahwa pusaka itu sudah dilenyapkan oleh Pend

    Huling Na-update : 2024-12-09
  • Pendekar Kera Sakti   747. Part 18

    "Setan alas! Kau benar-benar mau halangi aku, hah! Hihh...!" Ki Jangkar Langit menebaskan tongkatnya ke kepala Ki Bwana Sekarat yang terkulai tidur. Tapi dengan cepat tongkat itu bisa ditangkis dan ditangkap oleh tangan Ki Bwana Sekarat.Tapp....! Lalu, dengan satu sentakan bertenaga dalam cukup tinggi, tongkat itu didorongkan ke depan.Wuttt...! Tubuh Jangkar Langit ikut terdorong mundur bagaikan terbang, karena telapak kakinya tidak dipijakkan ke tanah.Beggh...!Punggung Jangkar Langit menghantam salah satu batang pohon berdaun rindang. Pohon itu langsung daunnya menjadi layu karena benturan dengan punggung Jangkar Langit itu dialiri tenaga dalam yang cukup tinggi. Sambil masih tertidur, Ki Bwana Sekarat melangkahkan kakinya maju beberapa tindak untuk mendekati Ki Jangkar Langit. Sementara itu, mereka yang menyaksikan pertarungan itu semakin dibuat terpukau, karena para prajurit bawahan itu baru sekarang melihat orang bertarung dalam keadaan tetap tidu

    Huling Na-update : 2024-12-09
  • Pendekar Kera Sakti   748. Part 19

    Ki Jangkar Langit segera tinggalkan tempat dengan mulai berlayar menggunakan perahu layar biru, milik anak buah Siluman Selaksa Nyawa. Cendana Wilis memperhatikan kepergian orang tua itu yang menurutnya memang tak seimbang ilmunya jika bertarung melawan Cakar Jatayu.Cendana Wilis tiba-tiba terperanjat kaget ketika melihat seseorang yang berseragam prajurit sang ratu itu muncul dari samping perahu Ki Jangkar Langit. Orang yang muncul itu dikenal oleh Cendana Wilis dengan nama Ludiro.Kemunculannya dari kedalaman air di samping perahu membuat Cendana Wilis curiga, hingga ia cepat menghubungi Baraka dan memberitahukan hal itu sambil menunjuk ke arah perahu yang siap berlayar itu."Saya rasa ada pihak lain yang menginginkan Tombak Kematian itu, Gusti Manggala!" kata Cendana Wilis."Hmmm... ya! Kelihatannya begitu!"Ki Bwana Sekarat yang waktu itu ada di samping Baraka juga mendengar ucapan Cendana Wilis dan segera memandangi kepergian Jangkar Langit.

    Huling Na-update : 2024-12-09
  • Pendekar Kera Sakti   749. Part 20

    Baraka berpikir sejenak, kemudian segera berkata lagi, "O, tidak! Dia tidak akan lenyap, hanya akan terpenggal kepalanya dan kubawa menghadap ke ratu kalian!""Sudah pastikah ketentuan ini, Gusti Manggala?" tanya Cakar Jatayu, dan Baraka menjawab dengan tegas,"Ya! Pasti!""Jika begitu, saya akan bebaskan Ludiro biar temui Siluman Selaksa Nyawa, bila mana perlu suruh dia sampaikan surat tantangan dari Gusti Manggala!""Gagasan yang bagus itu!" kata Pendekar Kera Sakti sambil garuk-garuk kepala. Kebiasaan yang sangat sulit dihilang oleh Pendekar Kera Sakti..Ludiro dilepaskan oleh Cendana Wilis dengan dibekali surat tantangan dari Baraka. Tetapi seperti yang sudah-sudah, tawanan itu dilepas oleh Cendana Wilis setelah satu telinganya dipotong putus menggunakan pisau milik orang lain. Ludiro menjerit tak terbayangkan lagi kerasnya, ia dibekali sebuah perahu, kemudian dilepaskan di lautan.Pada sisi lain, Ki Bwana Sekarat minta supaya Baraka mas

    Huling Na-update : 2024-12-09
  • Pendekar Kera Sakti   750. PEREBUTAN PEDANG PUSAKA

    PULAU PADANG PELUH adalah pulau yang tandus dari sekian banyak gugusan pulau di wilayah laut utara. Tak ada pohon di sana, kecuali jenis rumput yang tumbuh di beberapa tempat saja. Pulau Padang Peluh mempunyai banyak gugusan batu dan cadas. Luas Pulau itu lebih kecil dari luas Pulau Mayat. Gundukan-gundukan batu atau cadas ada di mana-mana. Salah satu gundukan cadas ada yang membukit. Bagian atasnya datar, walau ada pula gugusan batu yang bertonjolan seperti pohon bersemak-semak, tapi jarak satu gugusan dengan lainnya cukup jauh. Yang paling rapat adalah dua gugusan berjarak tiga langkah, tingginya melebihi tubuh manusia dewasa.Di pulau itulah dulu Baraka menemukan wanita cantik yang terkapar dan butuh pertolongan. Wanita cantik itu adalah Dayang Selatan, yang merupakan jelmaan dari wujud tua renta si Mawar Hitam, tokoh sesat dari Pulau Hantu. Dan di pulau itulah, Pendekar Kera Sakti bertarung melawan pengawal pribadi Siluman Selaksa Nyawa yang kembar rupa itu, yakni Doma da

    Huling Na-update : 2024-12-10
  • Pendekar Kera Sakti   751. Part 2

    Wussh...!Pendekar Kera Sakti tahu lawannya ada di sebelah kiri, jaraknya tak sampai empat tindak karena ia menyerang dengan senjata. Setidaknya tongkat El Maut yang punya jarak tak lebih dari tiga langkah. Maka dengan cepat Pendekar Kera Sakti menggunakan pukulan 'Sekat Nadi' jarak jauh yang dapat menotok jalan darah lawan di bagian mata kakinya. Jari tangan Pendekar Kera Sakti disentilkan beberapa kali dan pukulan 'Sekat Nadi' jarak jauh meluncur cepat bertubi-tubi setinggi tak lebih dari satu jengkal di atas permukaan tanah.Tabb tab tab tab tab... dub!Kena!Pendekar Kera Sakti merasakan pukulannya mengenai mata kaki lawan. Lalu ia membuka matanya dan ternyata wujud yang menghilang dari pandangannya tadi sudah berada di depannya dalam nyata. Berdiri dengan kerudung hitam dari kepala hingga kakinya, menggenggam tongkat panjang berujung sabit sedikit lengkung. Itulah senjata pusaka El Maut.Orang berwajah putih dengan bibir biru dan mata memandan

    Huling Na-update : 2024-12-10
  • Pendekar Kera Sakti   752. Part 3

    "Aku mengagumi jurus itu, karena... karena...," suaranya makin pelan, kepalanya makin terkulai tunduk. Matanya terpejam pelan-pelan, sementara punggungnya tetap bersandar pada batu di belakangnya. Baraka jadi kerutkan dahi kuat-kuat."Matikah dia...!" pikir Pendekar Kera Sakti dengan merasa aneh. Terdengar suara dengkur yang samar-samar dari mulut yang masih tetap terkatup rapat itu. Baraka makin terkesiap melihat lawannya tertidur. Lalu, segera ia teriakkan suara menyentak penuh kejengkelan hati, "Bwana Sekarat!""Hai...!" sahut lawannya yang tertidur dengan suara malas-malasan."Lepaskan topengmu!" sentak Baraka. Ada rasa sesal yang menjengkelkan setelah tahu orang itu adalah Ki Bwana Sekarat yang menyamar sebagai Siluman Selaksa Nyawa.Dalam, keadaan tertidur, Ki Bwana Sekarat melepaskan topengnya sesuai perintah Baraka. Wajahnya terlihat jelas sebagai wajah Ki Bwana Sekarat yang termasuk orang konyol menurut pandangan Baraka. Orang itu bahkan tetap te

    Huling Na-update : 2024-12-10
  • Pendekar Kera Sakti   753. Part 4

    Buggh...! Srappp...!Rasa panas menyerang tubuh seketika. Baraka berguling ke belakang dan mencoba mengatasi rasa sakitnya itu dengan menahan napas. Matanya menatap ke sana-sini dengan liar. Tak ada bentuk manusia penyerang yang dilihatnya. Tak ada gerakan yang dapat dirasakan mendekat. Pendekar Kera Sakti terpaksa pejamkan mata untuk tingkatkan kepekaan inderanya. Tapi, baru saja ia pejamkan mata, tiba-tiba, crasss...!Dadanya bagai dirobek oleh benda tajam yang tak terlihat bentuknya. Baraka berdarah, ia terpental ke belakang, dan cepat berguling sambil seringaikan wajah menahan sakit. Luka itu cukup dalam dan panjang, mengucurkan darah segar yang membasahi rompinya.Tiga pukulan tenaga dalam dilepaskan Baraka ketiga arah.Wuttt... wuttt... wuttt...!Tapi tak satu pun ada yang mengenai sasaran selain batu-batu tak bersalah. Bahkan ia tiba-tiba terkena luka di ujung pangkal pundaknya. Luka tebasan yang menyerempet tipis itu timbulkan darah kembali

    Huling Na-update : 2024-12-10

Pinakabagong kabanata

  • Pendekar Kera Sakti   1259. RAJA TUMBAL

    MEREKA baru saja mendarat di pantai dengan gunakan sebuah sampan. Tiga wanita berambut cepak, seperti potongan rambut lelaki itu mempunyai paras ayu yang berbeda nilai kecantikannya. Namun ketiganya sama-sama menggiurkan seorang lelaki yang memandang dari sisi kemesuman. Karena ketiganya mempunyai bentuk tubuh nan elok, bak lambaian perawan menunggu pelukan.“Ingat ciri-cirinya!” kata wanita muda yang berpakaian putih bertepian benang emas. “Tampan, rambut poni, pakaian rompi kulit ular emas tanpa lengan, memiliki rajah naga emas melingkar di punggung lengannya”.Si cantik berpakaian putih yang mempunyai pedang di punggung bergagang balutan kain beludru merah itu menyebutkan ciri-ciri seorang pendekar tampan yang tak lain adalah Pendekar Kera Sakti, Baraka.Si cantik berdada seksi dan berkulit kuning langsung memberi isyarat dengan tangan agar kedua gadis seusianya itu bergerak mengikuti langkahnya jauh ke dalam hutan. Sesekali ia berpali

  • Pendekar Kera Sakti   1258. Part 25

    "Bocah bodoh kau! Gurumu saja tak mampu kalahkan aku, apalagi kau yang hanya muridnya!" geram Tengkorak Liar."Mendiang Guru tidak mempunyai ilmu 'Pedang Bintang', tapi aku punya jurus itu dari seorang guru pedang tersohor: Ki Argapura alias si Penggal Jagat! Tentunya kau kenal, Tengkorak Liar!""Persetan dengan Argapura!" geram Tengkorak Liar."Buktikan kehebatannya di depanku! Hiaaah...!"Tengkorak Liar sentakkan kedua tangannya ke depan. Dua larik sinar merah yang melingkar-lingkar pada ujungnya bagaikan mata bor itu melesat ke arah Angin Betina. Kecepatannya amat tinggi, membahayakan sekali bagi Angin Betina. Dihindari akan terlambat, ditangkis akan telat. Untung Baraka selalu siap siaga. Begitu sinar merah itu terlepas, sinar biru berkelok-kelok bagai lidah petirpun keluar dari sentakan kedua tangan Baraka.Claaap...!Jurus 'Cahaya Kilat Biru' warisan Ki Ageng Buana yang biasanya membuat lawan hangus dan keropos itu menghantam sinar mer

  • Pendekar Kera Sakti   1257. Part 24

    Blaaar...!Gelombang ledakan menghentak sangat kuat membuat tubuh Pendekar Kera Sakti sebelum sempat mendarat sudah terlempar lagi bagaikan terbuang ke arah belakang.Wuuus...! Brrukk...!Benturan tersebut bukan saja hasilkan gelombang ledakan tinggi, namun juga kerliapan cahaya merah yang lebar dan menyilaukan. Tongkat itu sendiri pecah dan terpotong-potong tidak beraturan. Pandangan mata Baraka menjadi gelap bagaikan menemui kebutaan.Ketika ia jatuh terpuruk dan mencoba untuk bangkit, ia tak melihat apa-apa kecuali kegelapan yang pekat. Tetapi suling mustika masih ada di tangannya, sehingga Baraka buru-buru menyalurkan hawa murni ‘Kristal Bening’-nya!Maka dalam beberapa kejap saja pandangan matanya sudah kembali seperti semula. Kesesakan dadanya mulai lancar, dan rasa sakit pada sekujur tubuh serta tulang-tulangnya yang merasa patah telah pulih segar seperti semuia."Edan! Kekuatannya begitu tinggi. Hampir saja aku celaka!" p

  • Pendekar Kera Sakti   1256. Part 23

    Orang pertama yang menghadapi Baraka adalah Tongkang Lumut yang bersenjata rencong terselip di depan perutnya. Yang lain mundur, memberikan tempat untuk pertarungan maut itu. Tongkang Lumut mulai buka kuda-kudanya, tapi Baraka malahan menggaruk-garuk pantatnya dengan seenaknya saja. Ketenangan itu sengaja dipamerkan Baraka untuk membuat ciut nyali lawannya, sekalipun hanya sedikit saja kedutan nyali itu dialami oleh lawan, tapi punya sisi menguntungkan bagi Baraka.Tongkang Lumut rendahkan kakinya. Kedua tangan terangkat, yang kanan ada di atas kepala dengan bergetar pertanda tenaga dalam mulai disalurkan pada tangan tersebut. Tangan kirinya menghadang di depan dada. Menggenggam keras dan kuat sekali.Slaaap...!Tiba-tiba Tongkang Lumut bagai menghilang dari hadapan Baraka. Tahu-tahu dia sudah berpindah tempat di belakang Baraka dalam jarak satu jangkauan tangan. Tentu saja punggung Pendekar Kera Sakti dijadikan sasaran tangan yang sudah berasap itu. Menyadari h

  • Pendekar Kera Sakti   1255. Part 22

    JUBAH hitam berambut putih panjang terurai sebatas punggung adalah tokoh sakti dari Nusa Garong. Biar badannya kurus, wajahnya bengis, matanya cekung, tapi kesaktiannya tak diragukan lagi. Ia dikenal sebagai ketua perguruan aliran hitam, yaitu Perguruan Lumbung Darah. Namanya cukup dikenal di kalangan aliran sesat sebagai Tengkorak Liar. Anak buahnya pernah berhadapan dengan Baraka ketika Baraka selamatkan Sabani, kakak Angon Luwak dalam peristiwa Keris Setan Kobra. Orang kurus bersenjata cambuk pendek warna merah itu berdiri tepat berhadapan dengan Baraka. Usianya diperkirakan sama dengan orang yang berpakaian serba hijau, sampai ikat kepalanya juga hijau, sabuknya hijau, gagang rencongnya hijau dan pakaian dalamnya hijau lebih tua dari jubah lengan panjangnya. Orang itu dikenal dengan nama Tongkang Lumut, dari Perguruan Tambak Wesi.Dalam usia sekitar delapan puluh tahun ke atas ia masih mempunyai mata tajam dan rambut serta kumisnya abu-abu. Badannya masih tegap, walau tak

  • Pendekar Kera Sakti   1254. Part 21

    Kini kelihatannya Ki Bwana Sekarat mulai memperhatikan segala sikap Baraka yang tadi terjadi saat ia menceritakan kehebatan pedang maha sakti itu. Ki Bwana Sekarat bertanya pada pemuda dari lembah kera itu, "Tadi kudengar kau mengatakan 'persis', maksudnya persis bagaimana?""Aku melihat pedang itu ada di tangan muridmu."Ki Bwana Sekarat kerutkan dahi, pandangi Baraka penuh curiga dan keheranan."Aku tak punya murid. Semua muridku sudah mati ketika Pulau Mayat diobrak-abrik oleh Rawana Baka atau Siluman Selaksa Nyawa!"Baraka tersenyum. "Kau mempunyai murid baru yang hanya mempunyai satu ilmu, yaitu ilmu 'Genggam Buana'. Apakah kau sudah tak ingat lagi?"Segera raut wajah Ki Bwana Sekarat berubah tegang. "Maksudmu... maksudmu pedang itu ada di tangan Angon Luwak, bocah penggembala kambing itu?""Benar!" lalu Baraka pun ceritakan kembali tentang apa yang dilihatnya saat Angon Luwak bermain perang-perangan dengan Saladin dan yang lainnya.

  • Pendekar Kera Sakti   1253. Part 20

    Wuuuss...! Kabut itu membungkus sekeliling mereka berdua. Kejap berikut kabut itu lenyap. Kedua tubuh mereka pun lenyap. Tak terlihat oleh mata siapa pun."Kita lenyap dari pandang mata siapa pun, Gusti Manggala. Suara kita pun tak akan didengar oleh siapa pun walau orang itu berilmu tinggi."Baraka memandangi alam sekeliling dengan kagum, sebab dalam pandangannya alam sekeliling bercahaya hijau semua. Mulut Baraka pun menggumam heran. "Luar biasa! Hebat sekali! Ilmu apa namanya, Ki?""Namanya ilmu... jurus 'Surya Kasmaran'.""Aneh sekali namanya itu?""Jurus ini untuk menutupi kita jika sewaktu-waktu kita ingin bermesraan dengan kekasih."Gelak tawa Baraka terlepas tak terlalu panjang. "Agaknya jurus ini adalah jurus baru. Aku baru sekarang tahu kau memiliki ilmu ini, Ki!""Memang jurus baru! Calon istrimu itulah yang menghadiahkan jurus ini padaku sebagai hadiah kesetiaanku yang menjadi penghubung antara kau dan dia!""Menakj

  • Pendekar Kera Sakti   1252. Part 19

    "Apa maksudmu bertepuk tangan, Bwana Sekarat?" tegur Pendeta Mata Lima.Dengan suara parau karena dalam keadaan tidur, KI Bwana Sekarat menjawab, "Aku memuji kehebatan Gusti Manggala-ku ini!" seraya tangannya menuding Baraka dengan lemas. "Masih muda, tapi justru akan menjadi pelindung kalian yang sudah tua dan berilmu tinggi!""Jaga bicaramu agar jangan menyinggung perasaanku, Bwana Sekarat!" hardik Pendeta Mata Lima.Ki Bwana Sekarat tertawa pendek, seperti orang mengigau, ia menepuk pundak Baraka dan berkata, "Pendeta yang satu ini memang cepat panas hati dan mudah tersinggung!""Ki Bwana Sekarat, apa maksud Ki Bwana Sekarat datang menemuiku di sini? Apakah ada utusan dari Puri Gerbang Kayangan?"Mendengar nama Puri Gerbang Kayangan disebutkan, kedua pendeta itu tetap tenang. Sebab mereka tahu, bahwa Baraka adalah orang Puri Gerbang Kayangan. Noda merah di kening Baraka sudah dilihat sejak awal jumpa. Semestinya mereka merasa sungkan, karena mer

  • Pendekar Kera Sakti   1251. Part 18

    Tetapi tiba-tiba sekelebat Sinar putih perak dari telapak tangan sang pengintai melesat lebih dulu sebelum Rajang Lebong lepaskan jurus 'Pasir Neraka' andalannya.Zlaaap...!Sinar putih perak yang dinamakan jurus 'Tapak Dewa Kayangan' itu tepat kedai dada Rajang Lebong.Deeub...! Blaaarrr...!Apa yang terjadi sungguh tak diduga-duga oleh Pangkas Caling. Tubuh Rajang Lebong hancur. Pecah menjadi serpihan-serpihan daging dan tulang yang menyebar ke mana-mana. Bahkan darahnya sendiri tak bisa terkumpulkan. Ada yang membasahi batu, pohon, daun, ilalang, dan ke mana saja tak jelas bentuknya, hanya warna merah yang membuat alam sekitarnya bagai berbunga indah. Sedangkan Pangkas Caling gemetar antara takut dan memendam murka, ia sempat berkata pada dirinya sendiri, "Kalau begini matinya, bagaimana aku bisa meludahi Rajang Lebong? Apanya yang harus kuludahi! Celaka! Ada orang yang membantu kedua pendeta itu! Ilmunya pasti lebih tinggi! Sebaiknya aku harus lekas-l

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status