Sudah hampir sebulan lamanya Mahasura berada di dalam Pulau Misteri.Sekarang bukan hanya mahir menangkap ikan, Mahasura juga sudah mahir berburu hewan di dalam hutan pulau ini.Maahasura sudah menelusuri seluruh Pulau Misteri tapi tidak pernah menemukan Naga Vikama.Lama kelamaan Mahasura sudah menganggap kalau Naga Vikrama ini hanyalah mitos belaka.Shankara telah membohonginya.Naga Vikrama mungkin pernah ada di pulau ini, namun sekarang telah pergi jauh.“Aku harus mencari cara untuk pergi dari Pulau Misteri ini! Tidak mungkin lagi Naga Vikrama ada di dalam Pulau Misteri ini!” pikir Mahasura.Mahasura juga sudah membangun pondok sederhana dari kayu-kayuan yang didapatkannya dari pepohonan yang banyak terdapat di pulau ini.Langit tampak menghitam pertanda badai besar akan datang.Ombak di lautan juga bertambah kencang dan tinggi.Mahasura yang khawattir ombak besar ini akan menyapu seluruh pantai dan hutan memilih pergi ke daerah pegunungan, sekalian ganti suasana.“Aku hanya mele
"Vikrama! Kamu tidak apa-apa meninggalkan pulau Misteri yang telah menjadi rumahmu ini?" tanya Mahasura."Tidak apa-apa, Mahasura! Aku punya tujuan yang lebih baik dengan membantumu mengatasi seluruh musuh-musuhmu untuk menjadi yang terkuat di Benua Selatan.""Terima kasih sudah mau mengikutiku dan menjadi tungganganku, Vikrama!""Sudah menjadi suatu kehormatan untuk menjadi tunggangan calon Raja Benua Selatan!" sahut Naga Vikrama."Aku ingin ke Pulau Tengkorak! apa kamu bisa membawaku ke sana, Vikrama?" tanya Mahasura."Apapun yang Mahasura minta, aku pasti mengabulkannya, termasuk ke Pulau Tengkorak!" sahut Naga Vikrama.Naga ini terbang dengan indahnya tanpa membuat Mahasura terganggu sedikitpun."Kamu tahu letak Pulau Tengkorak, Vikrama?" tanya Mahasura."Aku pernah ke sana! Tidak ada apa-apa setahuku di sana! Tapi, kamu ingin mencari ayahmu ke sana, jadi kita berangkat ke sana sekarang juga!" sahut Naga Vikrama.“Apa ada penghuni di Pulau Tengkorak ini?’ tanya Mahasura.“Pemilik P
“Akhirnya kita berhasil juga, Vikrama! Horeee!” teriak Mahasura dengan kencangnya.“Kamu terluka tidak, Mahasura?” tanya Naga Vikrama.“Tidak sedikit pun ... kalau kamu bagaimana, Vikrama?” tanya Mahasura.“Tidak sedikit pun juga!” sahut Naga Vikrama.Pulau Tengkorak tampak indah di depan mata, sementara di belakang Mahasura masih menderu-deru suara angin dari cuaca buruk yang menjadi benteng pertahanan pulau ini.Bentuk pulau ini sangat unik, menyerupai tengkorak kepala raksasa apabila dilihat dari kejauhan, jadi tidak heran kalau pulau ini dinamakan Pulau Tengkorak.Pulau Tengkorak seperti pulau pada umumnya juga memiliki pegunungan dan hutan yang luas, selain pantainya yang indah tentunya.“Kita akan mendarat di mana, Vikrama?” tanya Mahasura.“Sebisa mungkin di pantai saja, karena pegunungan terlalu jauh apabila kamu hendak ke perguruan silat menemui Pendekar Naga Tengkorak!” sahut Naga Vikrama.“Kenapa kamu belum turun ke pantai juga?” tanya Mahasua.Pendekar Dewa Naga ini tidak
“Aku akan mencari penyerang kita dahulu, Vikrama! Kalau memang dia Pendekar Naga Tengkorak, maka akau akan menjelaskan kesalah pahaman ini! Tapi, apabila bukan, maka aku akan membalas perbuatannya terhadapmu!” seru Mahasura sebelum meninggalkan Naga Vikrama.Mahasura harus menuruni lereng pegunungan yang terjal untuk menuju ke arah hutan.Tapi, pengalamannya di Pulau Misteri membuat Mahasura tidak kesulitan untuk pergi dari daerah pegunungan ini.“Aku harus mulai mencarinya dari pantai tempat dia menyerang kami tadi. Tapi benarkah penyerang kami itu Pendekar Pulau Tengkorak? Atau ada pendatang lain yang tiak suka dengan kehadiran kami?” Mahasura terus bergerak cepat menelusuri hutan di bawah kaki pegunungan sambil tidak henti-hentinya berpikir tentang kejadian yang menimpa mereka.Wuuusssh!Sesuatu bergerak dengan cepat melewatinya.Mahasura langsung bersikap waspada terhadap sesuatu yang bergerak sangat cepat ini.“Keluarlah! Jangan jadi pengecut dengan menakut-nakuti orang!” teriak
“Aku datang dengan maksud baik, Pendekar Naga Tengkorak! Jadi buang jauh-jauh sifat curigamu padaku!” seru Mahasura.“Bagaimana aku bisa tahu kalau semua ucapanmu ini jujur?” tanya Pendekar Naga Tengkorak.“Kalau aku hendak berbuat jahat, sudah kubakar habis pulau ini dari kejauhan dengan menyuruh nagaku Vikrama menyemburkan api naganya!” sahut Mahasura.“Cukup adil dan beralasan!” seru Pendekar Naga Tengkorak.“Siapa namamu, Pendekar Naga Tengkorak?” tanya Mahasura.“Nivriti! Siapa namamu Ryder?” tanya Nivriti.“Aku, Mahasura! Aku tidak bermaksud mengusik ketenanganmu di sini! Aku hanya mencari ayahku yang kudengar informasinya pernah mengunjungi tempat yang tersembunyi ini!” ujar Mahasura.“Siapa nama ayahmu, Mahasura?” tanya Nivriti.“Pendekar Tapak Naga Samudra, Sakya Aryawangsa!” jawab Mahasura.“Aku tahu pendekar itu! Dia datang melamarku, katanya buat putranya! Aku tidak sudi menerima lamaran dari orang tidak kukenal! Apalagi datang tiba-tiba hanya untuk melamar saja!” seru Niv
“Apa ayahku mengatakan hendak kemana, Nivriti?” tanya Mahasura.“Karena aku menolak lamaran utukmu, dia hendak melamar Meera, Puteri Kerajaan Kota Bawah Laut!” sahut Nivriti.“Serius kamu, Niv?” tanya Mahasura.“Seriuslah! Tapi aku tidak tahu apakah kota dongeng itu ada atau tidak!” ujar Nivriti.“Bukannya Pulau Tengkorak juga pulau dongeng yang sebenarnya tidak ada?” seru Mahasura.“Jadi, pulau ini sama sekali tidak diketahui orang banyak?” tanya Nivriti yang merasa heran.“Pulau Tengkorak, Kota Bawah Laut, dan Pulau Dewa Naga, semuanya adalah tempat yang hanya ada di negeri dongeng! Itu ungkapan di masyarakat Benua Selatan saat ini!” jelas Mahasura.“Seharusnya Pulau Tengkorak ini diketahui orang banyak karena mudah kelihatan dari luar!” ujar Nivriti.“Mudahnya bagaimana? Tertutup awan hitam yang disertai petir, apa itu yang dinamakan mudah untuk ditemukan?” tanya Mahasura.“”Benar juga katamu! Kenapa banyak awan hitam berpetir ya di sekeliling Pulau Tengkorak?” tanya Nivriti.“Kok
“Hati-hati ya Mahasura!’ kata Nivriti saat mereka sudah berada di dalam lorong rahasia yang menuju ke Kota Bawah Laut.“Meera itu dikenal sebagai Wanita Iblis Sakti! Aku tidak tahu kenapa julukannya seperti itu, padahal Meera sangat cantik! Aku saja kalah cantik sama dia!” ujar Nivriti.“Siapa yang bilang kamu cantik?” tanya Mahasura sambil tertawa.“Awas ya kamu! Kalau tertarik sama Meera tidak bisa lepas lagi loh!” sahut Nivriti.“Aku hanya bergurau! Kamu cantik kok, Niv! Seandainya kamu terima lamaran ayahku, aku pasti akan menikahimu!” seru Mahasura.“Tukang rayu!” sahut Nivriti.“Beneran Niv! Kamu itu cantik, tapi aku tidak tahu nanti kalau sudah lihat Meera ... hehehe!” gurau Mahasura lagi.Aduh!Sebuah cubitan di tangannya membuat Mahasura berteriak kesakitan.“Kamu itu tukang rayu! Tidak mempan sama aku!” seru Nivriti.“Kenapa harus mencubit tanganku?” tanya Mahasura.“Biar kamu ingat kalau kamu itu tukang rayu! Hehehe ...! Maaf ya, sakit ya?” ujar Nivriti.Mahasura yang tadin
Tempat yang dimaksud oleh Nivriti adalah taman di pinggiran kota yang sangat indah.Hanya di taman ini tumbuh berbagai tanaman dan bunga yang menebarkan aroma harum semerbak begitu memasuki taman ini.“Aku dan Meera sering main ke sini saat kecil. Kami bahkan menanam berbagai tanaman dan bunga yang ada di tamanini.”Nivriti menjelaskan kepada Mahasura sambil mencium bunga keharuman bunga yang berwarna-warni ini.“Kamu dan Meera sering main ke sini? Apa amn anak kecil seperti kalian main di tempat yang jauh begini?” tanya Mahasura.“Tidak ada kejahatan di Kota Bawah Laut. Semua hidup damai dan tentram. Kerajaan sepertinya mempunyai peramal atau alat khusus yang bisa menduga sebuah kejahatan dilakukan di kota ini sebelum dilakukannya kejahatan tersebut. Jadi, pelakuk kejahatan akan ditangkap pihak berwajib sebelum sempat melakukan kejahatan itu!” jelas Nivriti.“Benar-benar kota yang indah dan ajaib! Pantas saja kota ini sangat ketat terhadap pendatang dari luar! Beruntung kamu tahu jal
Pemuda Hilang Ingatan Sinar matahari pagi menerpa wajah pemuda yang tampak sangat berantakan dengan wajah kotor penuh jelaga serta pakaiannya yang agak hancur berantakan. Samar-samar matanya melihat ada dua matahari di atas langit, tapi sinar matahari yang menerpa wajah dan tubuhnya ini terasa hangat dan nayaman. Pemuda ini juga berbaring di tengah tanaman bunga warna warni yang harum semerbak. Tampak olehnya makhluk-makhluk kecil yang lucu berlarian di sekitar dirinya tanpa merasa ketakutan sama sekali terhadap dirinya. "Aku ada di mana ya?' tanya pemuda ini dalam hati. Perlahan pemuda ini bangkit dan melihat sekellilingnya. Dia berada di tengah padang bunga yang luas dengan bunga beraneka warna. Sedangkan di hadapannya terdapat pegunungan yang masih asing bagi dirinya. Salah satu makhluk lucu ini menarik pakaiannya sambil menunjuk ke arah langit. Pemuda ini terpana melihat pemandangan indah di atas langit. Ratusan naga berwarna warni dari naga kecil sampai naga yang besa
Kekuatan Jurus Dewa Phoenix Penghancur Semesta yang dikeluarkan Kaisar Dewa Naga bagaikan kekuatan nuklir yang meledak dengan kerasnya di angkasa.Semua tidak menyangka kalau Pendekar Dewa Naga yang melesat menyerupai Phoenix api ke angkasa ini akan menabrakan dirinya ke lubang dimensi yang menimbulkan ledakan yang sangat mengguncang Benua Selatan ini.Bahkan getarannya juga dirasakan oleh penduduk Benua Selatan yang menyaksikan kehancuran Kekuatan Tertinggi yang semula tidak terkalahkan ini.Dahayu, Qirani, Nivriti, dan Ratu Nareswari yang paling terkejut dengan tindakan yang dilakukan oleh Mahasura ini tanpa sempat dicegah oleh mereka."Kenapa kamu lakukan ini, Kanda?" ucap Dahayu yang tidak kuasa menahan tangisnya."Seharusnya aku sudah bisa menebak tindakanmu ono, Mahasura! Kenapa kamu harus berkorban sedemikian besar terhadap rakyat Benua Selatan?" gumam Qirani.Nivriti tidak kuasa menahan kesedihannya dan menyuruh Naga Tantrama membawanya ke daratan.Ratu Nareswari masih berusah
"Tidak ada jalan lain lagi, Shankara! Aku tidak ingin Benua Selatan jatuh ke tangan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab seperti Kekuatan Tertinggi ini!"Mahasura tetap bertekad untuk membuat ledaka besar di lubang dimensi di atas langit tempat pasukan Kekuatan Tertinggi ini muncul."Paling tidak kamu pamit dahulu kepada Dahayu dan Aksanti! Aku lihat dua gadis ini yang sangat mencintaimu, Mahasura! Aku yakin kalau kamu juga sangat mencintau Dahayu dan Aksanti terlepas masih banyak gadis lainnya yang juga menyukaimu! Kadang aku iri terhadapmu, Mahasura!" ujar Shankara."Mereka pasti tidak mengijinkanku melakukannya, Shankara! Aku harap kamu merahasiakannya dari mereka tentang Phoenix Pengjancur Semesta ini, Shankara! Aku tidak akan memaafkanmu apabila mereka sampai tahu rencanaku ini!:"Baiklah, Mahasura! Kalau memang ini sudah keputusanmu! Aku pasti mendukungmu! Jangan khawatir, tidak ada yang akan tahu rencanamu ini selain diriku! Kita hany abilang kepada mereka kalau kamu hendak
Pendekar Cakar Iblis dan Kultivator Dewa Immortal menyerah begitu saja di hadapan Pendekar Dewa Naga hanya karena Mahasura memiliki Naga Vikrama yang bisa membakar mereka hidup-hidup apabila bersikeras melawan Pendekar Dewa Naga.Sayangnya kedua ahli bela diri ini tutup mulut mengenai Lord Agung yang merupakan pemimpin Kekuatan Tertinggi."Kita tidak bisa memenangkan pertempuran ini kalau hanya mengandalkan kekuatan kita semata, Shankara! Aku melihat kalau Kekuatan Tertinggi muncul dari portal dimensi yang berada di atas langit kita ... apa kamu ada akal untuk menutup portal dimensi ini agar pasukan Kekuatan Tertinggi tidak bisa masuk lagi ke dunia kita?" tanya Mahasura."Kamu juga melihat portal dimensi ini? Aku sudah memikirkannya lama sejak awal pertempuran, tapi belum menemukan cara menutup portal dimensi ini.""Bagaimana kalau aku bisa menemukan cara menutup portal dimensi ini?" Ucapan Mahasura ini membuat Shankara semangat kembali. "Kamu bisa melakukannya?" Rasa terkejut dan ti
Perlawanan yang Pertempuran terus berlangsung antara Kekuatan Tertinggi melawan Aliansi Benua Selatan yang merupakan gabungan dari 6 Kerajaan di Benua Selatan.diberikan oleh Aliansi Benua selatan membuat Kekuatan Tertinggi kewalahan menghadapinya walaupun mereka memiliki pasukan yang kemampuannya jauh melampaui pasukan Aliansi Benua Selatan. Bantuan yang terus berdatangan dari segala penjuru kerajaan, membuat keadaan mulai berbalik untuk Kekuatan Tertinggi. Untuk pertama kalinya, Aliansi Benua Selatan berhasil menghancurkan seluruh pasukan yang dikirim oleh Kekuatan Tertinggi. Kehebatan Pendekar Dewa Naga yang memimpin Aliansi Benua Selatan membuat pimpinan Kekuatan Tertinggi marah besar. Apalagi putrinya Qirani dan Dahayu memutuskan berada di pihak Pendekar Dewa Naga untuk menentangnya. "Kirim Pendekar Cakar Iblis dan Kultivator Dewa Immortal untuk menghabisi Pendekar Dewa Naga ini! Kalau pendekar ini binasa, kita akan lebih cepat menguasai Benua Selatan untuk kekayaan alam naga
Tidak terasa pertempuran dengan Kekuatan Tertinggi sudah berlangsung selama 7 hari 7 malam.Pertanyaan Mahasura belum dijawab oleh Shankara mengenai kemungkinan Kekuatan Tertinggi ini bukan manusia.Shankara beralasan tidak boleh membocorkan rahasia di masa depan yang dapat membahayakan mereka di masa ini.Kekuatan Tertinggi kembali menyusun kekuatan lagi setelah pertempuran yang telah berlangsung 7 hari ini sehingga memberi waktu juga bagi Mahasura dan pendekar lainnya untuk beristirahat."Kamu percaya ramalan, Mahasura?" tanya Shankara."Ramalan seperti apa?" tanya Mahasura."Benua Selatan akan diselamatkan oleh pendekar pemalas yang kerjanya tidur saja!' sahut Shankara.Mahasura menganggap Shankara bergurau dengannya yang memang dulu sangat malas dan kerjanya tidur saja."Mana mungkin pemalas bisa jadi pendekar? Kamu ada-ada saja, Shankara!" ujar Mahasura."Mungkin saja! Semua itu mungkin, Mahasura! Kalau kita mempercayainya maka kemungkinan itu akan menjadi kenyataan!" sahut Shank
Kekuatan Tertinggi tidak main-main untuk menguasai Nagarium di Benua Selatan setelah berhasil menguasai Dragon Village yang kaya akan nagarium yang langka."Apa katamu? Dragon Village telah dikuasai oleh Kekuatan Tertinggi?" tanya Dahayu yang merasa baru mendengar kabar ini padahal informasi ini sudah pernah disampaikan sebelumnya."Benar, Dahayu! Aku mendapat informasi mengenai serangan terhadap Dragon Village, makanya aku mempersiapkan diri untuk menghadapi Kekuatan Tertinggi ini!" ujar Shankara."Bagaimana cara kita mengalahkan pasukan yang tiada habisnya ini?" tanya Mahasura."Mereka masih memiliki pasukan khusus yaitu para pendekar dan kultivator yang belum mereka turunkan untuk melawan kita. Kekuatan Tertinggi juga memiliki pasukan naga, lengkap dengan Ryder di atasnya.""Mereka memilikinya?" tanya Dahayu. "Bagaimana kita bisa memenangkan pertempuran dengan kekuatan sehebat itu?" "Kamu tahu dari mana kalau mereka juga memiliki pasukan bela diri yang sama dengan kita?" tanya Mah
"Siapa sebenarnya Kekuatan Tertinggi ini, Shankara?" tanya Mahasura yang semakin penasaran dengan musuh yang hebat ini.'"Kamu tidak akan percaya apabila kukatakan yang sebenarnya!" ujar Shankara.Pertempuran berhenti sejenak karena masing-masing pihak sibuk mempersiapkan strategi selanjutnya."Kamu selalu merahasiakannya dariku! Siapa sebenarnya orangtua Dahayu?" tanya Mahasura."Bukan siapa, tapi dari mana Mahasura!" sambung Shankara."Apa tujuan mereka menguasai Benua Selatan ini? Kenapa mereka sangat menginginkan Qirani dan Dahayu?" tanya Mahasura."Qirani dan Dahayu bersaudara, Mahasura! Demikian juga dengan Qirana! Sejak bayi Dahayu ditempatkan di Dragon Village yang kaya akan nagarium agar suatu hari Kekuatan Tertinggi bisa menguasai Dragon Village. Hal yang sama juga dilakukan terhadap Qirani dan Qirana, tapi saudara kembar ini justru lahir dari Pendekar Lembah Iblis yang merupakan keturunan langsung dari pemimpin Kekuatan Tertinggi!""Aku lihat Kekuatan Tertinggi tidak terlal
Kekuatan Tertinggi bukan hanya memiliki burung besi yang hebat, tapi mereka juga memiliki kereta yang terbuat dari besi padat, yang tidak bisa ditembus pedang apapun. Kereta besi ini bisa menembakkan meriam yang sanggup menghancurkan beberapa bangunan sekaligus.Pasukan berkuda Kerajaan Naga Samudra dan penyamun padang pasir tidak kuasa menjatuhkan kereta besi yang pelan tapi pasti melindas apapun di depannya."Mundur!" seru Aksanti terhadap pasukan Penyamun Padang Pasir yang menggunakan kuda."Biar aku yang atasi!" seru Shankara yang memegang pedang pusaka di tangannya.Kereta besi ini boleh kuat terhadap serangan pedang lainnya, tapi tidak dengan Shankara yang memiliki pedang pusaka legenda,Hanya sekali tebas saja, Shankara berhasil membelah kereta besi ini menjadi dua bagian."Shankara! Hebat sekali!" seru Mahasura yang baru saja turun dari Naga Vikrama kemudian menggunakan Pedang Dewa Naga untuk menghancurkan semua kereta besi yang ada."Wah! Pendekar Dewa Naga tidak kalah hebatn