Sekalipun Il-Pyo ingin mempelajari Teknik Leluhur dengan waktu sesingkat mungkin. Nyatanya melatih Teknik Leluhur tidak semudah yang dia kira. Empat hari sudah dia mencoba menguasainya selama bertahan di ruang rahasia labirin. Namun, hasil yang diperoleh jauh dari kata sempurna.Hal baik yang mungkin dapat Il-Pyo syukuri sekarang adalah tentang apa yang disimpulkan oleh Minghao. Menurut naga kecil tersebut dia sudah cukup bagus merealisasikan tekniknya hanya dalam waktu singkat. Sesuatu yang mustahil dicapai oleh jenius manapun. "Baiklah, kalau tidak dapat meningkat lagi, artinya memang sudah mencapai batasku." Selain anggota keluarga Zhou yang pasti menunggunya keluar labirin, Il-Pyo juga perlu memperhatikan keadaaan labirin usai Benih Api dan Benih Es dimurnikan. Akan berbahaya jika dia terlalu lama berdiam di tempat yang tidak menentu. Il-Pyo memutuskan ini adalah percobaan terakhir melatih Teknik Leluhur.Sama seperti yang dia lakukan secara
Minghao dengan jelas dapat merasakan ada dua keberadaan tengah menghadang di depan. Tidak salah lagi mereka adalah orang-orang yang menginginkan nyawa Il-Pyo semenjak di kekaisaran Nilam, sama seperti dua orang yang sebelumnya mereka lawan.Intinya orang-orang itu ingin pembuatan pil Tingkat Emas kualitas tertinggi tidak terjadi. Semua terkait dengan perjanjian Il-Pyo dengan putri Nilam Guangmei. Lebih besar lagi, konspirasi ini mungkin melibatkan seluruh kekaisaran Nilam."Kenapa mereka mundur? Apa karena aku bersama Zhou Hao mereka takut bertindak? Atau karena mereka tidak ingin memancing perhatian jenius dari wilayah Akademi Hujan?" Il-Pyo terpaku dalam pertanyaannya sendiri ketika dua orang yang dia perkirakan akan menyerang malah pergi.Entah kenapa hati Il-Pyo tidak dapat tenang walaupun itu hal yang baik. Masih ada 4 orang di ranah puncak Pengungkit Teknik dan dua orang yang mengawasi adalah bagian dari mereka. Tanpa keberadaan Zhou Hao kelompok jenius muda keluarga Zhou bisa s
"Hanya api biasa," tukas Yang Xue'er memandang remeh sosok Il-Pyo yang mengenakan topeng. "Kau pikir bisa mengalahkan kemampuan jenius keluargaku dengan itu? Sungguh konyol."Dari semua keluarga kuat di wilayah Akademi Hujan, keluarga Yang menduduki salah satunya. Yang Xue'er merupakan nona muda kedua keluarga Yang. Selama ini tidak ada yang berani meremehkan keluarganya sebagaimana yang Il-Pyo lakukan sekarang.Bagi gadis tersebut Il-Pyo pasti akan langsung kalah jika jenius keluarganya serius menyerang. Dia beranggapan jika membunuh Il-Pyo tidak lebih dari mencubit serangga. Maka dari itu api di telapak tangan pemuda tersebut sama sekali tidak membuatnya takut.Il-Pyo balas menatap gadis yang menurutnya hanya bisa mengoceh tersebut. "Kenapa tidak kau buktikan sendiri jika ini api biasa? Kau lihat jenius keluargamu ... mereka berkeringat dingin.""Kalian berdua jangan takut! Cepat serang dia!" seru Yang Xue'er merasa kesal pada dua anggota keluarganya.Meskipun merasa ragu dikarenaka
Il-Pyo dan Zhou Hao sampai di perbatasan tanpa hambatan seperti yang sudah-sudah. Seluruh anggota Keluarga Zhou menyambut kembalinya mereka dengan lega. Terutama tetua pertama yang merasa cemas karena dia sendiri tidak dapat berbuat banyak di dalam perbatasan. Ranah Kaisar Teknik tidak memungkinkannya untuk masuk dan memeriksa ke sana.Setelah penjelasan Il-Pyo yang masih menyamar sebagai Alkemis bertopeng. Mereka tidak mempertanyakan lagi keberadaan Il-Pyo yang sebenarnya. Alasan bahwa dirinya sedang melakukan perjalanan pulang melalui rute yang aman cukup untuk membuat mereka tenang. Artinya, membatasi kekuatan saat bertarung tidak perlu Il-Pyo lakukan saat memakai identitas Minghao.Keluarga Zhou memutuskan bertahan selama satu minggu. Sembari memulihkan diri, hal ini juga dikarenakan Zhou Yubei yang tiba-tiba akan menerobos ke ranah Petarung. Terakhir kali Il-Pyo ingat jenius keluarga Zhou tersebut berada di ranah Semi Petarung bintang delapan. Sepertinya dia mendapatkan peluang c
Pada sisi tersembunyi di hutan, sosok berjubah hitam tengah memperhatikan keluarga Zhou yang dicegat sekelompok ahli bertopeng. Namun, pandangan sosok tersebut hanya tertuju pada seorang pemuda yang tidak lain adalah Il-Pyo."Sebelumnya aku menunggumu di perbatasan. Apa yang sebenarnya kau lakukan di dalam labirin? Kenapa terlambat menyusul?" celetuknya sambil meret mata ke samping. Di sisinya seorang wanita cantik baru saja datang dan tersulut warna."Meskipun Benih Api dan Benih Es dimurnikan, ada hal yang mengganjal di sana. Jadi aku lebih menyelidikinya," jawab wanita itu lalu ikut mengarahkan pandang pada Il-Pyo. Dia tersadar akan sesuatu dan cepat berusaha menjelaskan, "A—aku tidak terlibat dengannya, Paman.""Apa kau akan mengelak setelah dengan jelas Il-Pyo mengenakan topeng milikmu?" "Se—setidaknya aku tidak membantunya bertarung seperti yang paman minta. Aku hanya melakukan kultivasi ganda dengannya. Dan aku ...." Kalimat sosok wanita cantik itu memelan hingga tidak lagi ter
Perubahan aneh dan drastis Il-Pyo membuat dua sosok bertopeng langsung memasang kewaspadaan tinggi. Tentu saja, ada ekspresi ketidakpercayaan yang mengiringi keduanya. Api pemuda yang mereka lawan sebelumnya berwarna biru kehitaman, tapi sekarang berubah menjadi hijau. Belum pernah satupun dari mereka yang mendengar ada perubahan warna terhadap api Alkemis. Meskipun sudah siap akan kedatangan serangan, hilangnya Il-Pyo tidak cepat mereka sadari. Bayangan samar dan retakan tertinggal di tempat terakhir pemuda tersebut berdiri. Hingga akhirnya ia muncul membawa tendangan berapi dari samping tubuh mereka. Serangan tersebut berhasil mengenai leher salah satunya dan menghempasnya ke bawah.Menelan pil Terlarang memungkinkan Il-Pyo memperoleh peningkatan ranah setara Penguasa Teknik. Namun, kemampuan terbang bukanlah hal yang dimilikinya karena ini hanya kekuatan sementara. Dia harus jatuh ketika gaya dorong dari lompatan tadi habis. Sesaat kaki Il-Pyo menyentuh tanah, dia menekuk lutut d
"Teknik Leluhur! Jangkauan Lengan Kabut!" "Teknik Leluhur! Pilar Bumi Penusuk Langit!" Seruan balasan dari kedua sosok bertopeng itu diiringi oleh pelepasan Qi yang besar ke luar tubuh. Teknik yang terealisasi dan dilepas lebih dulu adalah lusinan lengan kabut. Setelahnya, masih di lintasan yang sama, gundukan-gundukan tanah membentuk pilar pertahanan hingga ke langit. Besar harapan mereka naga api Il-Pyo dapat ditangani dengan itu. Namun, sesaat setelah bersentuhan dengan serangan pemuda tersebut, tangan kabut satu persatu mulai terbakar. Bahkan pilar-pilar tanah kokoh yang menggunduk tinggi dilibas begitu saja olehnya. "Bagaimana mungkin serangan kita hanya memperlambat tekniknya?" celetuk pemilik Afinitas Leluhur tipe elemental tanah lalu menggertakkan gigi. "Daya hancur serangan orang ini lebih besar daripada tadi." "Jika kau sudah tahu level serangannya meningkat, cepat makan pil Terlarang juga. Kita tidak punya pilihan lain." Keduanya lekas menelan pil yang dikeluarkan da
Il-Pyo benar-benar kehilangan kesadaran saat dua serangan datang ke arahnya. Tanda-tanda perlawanan tidak sedikitpun tampak darinya yang kemudian tersungkur jatuh ke tanah. Melihat yang demikian, sosok bertopeng dan rekan di sebelahnya tersenyum yakin serangan mereka tidak mungkin lagi dapat dihindari. Bahkan sekedar melakukan gerak sederhana Il-Pyo tampaknya sudah mencapai ambang batas. "Ini adalah pertarungan tidak terduga dan sepertinya akan segera berakhir. Sulit bagiku melupakannya nanti," celetuk pemilik serangan cakar kabut. Sekarang, usaha mereka akan menemukan hasil setelah kesan pertarungan yang gila dengan pemuda tersebut. "Apalagi aku ... karena tekniknya tadi aku sampai kehilangan lengan," jawab yang satunya sambil menggertakkan gigi penuh kemarahan. "Hari ini aku pastikan dia akan lebih dari binasa." Wajah kebencian keduanya diikuti rasa puas yang mendalam saat menyaksikan serangan mereka hampir mencapai Il-Pyo. Namun, cakar kabut dan hujan gumpalan tanah yang dipik
"Kau tidak apa-apa?" tanya Zhou Ye berjalan menghampiri Il-Pyo.Sebelum berhasil menyerang Nangong Yixin, Il-Pyo terlebih dahulu terkena tendangan berapi dan juga bola-bola api. Meski dia menggunakan Afinitas Leluhur untuk memperoleh pemulihan, dia tetaplah menerima serangan yang mengkhawatirkan."Tenang saja, ini tidak akan menjadi masalah," jawab Il-Pyo.Il-Pyo kembali merubah Afinitas Leluhur-nya menjadi tipe cahaya hijau. Digabung efek dua pil yang dia telan, pemulihan menjadi sangat cepat. Dia bangkit berdiri dan menghampiri tubuh Nangong Yixin yang tidak memiliki kesempatan melawan lagi."Ba-bagaimana kau bisa bangkit lagi setelah semua yang kulakukan? Aku dapat memastikan kau terkena penuh serangaku," ucap Nagong Yixin dengan tidak percaya.Sebuah pedang muncul di tangan Il-Pyo. "Selamat tinggal," pamitnya tanpa mau repot menjelaskan.Setelah Nangong Yixin benar-benar dikalahkan, Il-Pyo dan Zhou Ye memandang sekitar. Di mana-mana terjadi pertarungan. Berkat tidak adanya patria
Percikan-percikan api berkobar di kulit Nangong Yixin. Tekanan pertarungan yang dirasakan Zhou Ye serta Il-Pyo dalam sekejap meningkatkan tajam. Sementara itu, ledakan dahsyat terus menggema di langit, menandakan pertarungan para elit keluarga juga mencapai puncaknya.Nangong Yixin menghilang meninggalkan bayangan samar. Sedetik setelahnya dia dengan tidak terduga muncul di samping Zhou Ye. Tendangan yang mengarah ke bagian belakang, gadis itu tanggulangi menggunakan untaian rantai Qi ungu. Namun, itu hanyalah serangan tipuan. Nangong Yixin menarik kakinya dan berputar untuk menyerang sisi kepala bagian samping dengan momentum tendangan ke dua."Kau melupakanku," ucap Il-Pyo menangkis serangan Nangong Yixin serta balas memukulnya mundur."Teknik Qi! Sembilan Mata Pedang!" Zhou Ye segera memanfaatkan celah untuk mengembalikan serangan.Nangong Yixin salto beberapa kali ke belakang guna mengambil jarak. Setelahnya, dia membuat segel tangan dan dengan seruan teknik Qi menciptakan gajah
"Keluarga Liu! Lancang sekali kalian membawa pasukan ke ibu kota. Tarik kembali pasukan kalian karena Kekaisaran tidak akan pernah mentolerir segala jenis pemberontakan!" Dari atas benteng ibu kota nan kokoh Putra Mahkota berteriak dengan lantang. Tepat di hadapannya, puluhan ribu pasukan dari prefektur Qilin telah siap dengan serangan mereka.Patrick keluarga Liu mendecih saat mendengar ancaman itu. Peringatan putra mahkota—Nilam Cheng Yen—malah dibalasnya dengan seruan melepas serangan. Panah serta tombak seketika menghujani ibu kota walaupun tampak sebuah formasi menahan semua dampak kerusakan.Ratusan ahli prefektur Qilin lanjut terbang ke atas. Baik teknik Qi ataupun Teknik Leluhur langsung mereka serukan dalam upaya menjebol pertahanan ibu kota. Tanpa menghancurkan formasi terlebih dahulu, mustahil ada serangan mereka yang akan berhasil.Tentu saja mereka yang ada di dalam benteng tidak tinggal diam. Semua pasukan mengangkat senjata dan balas menyerang. Dalam sekejap ibu kota d
Tidak ingin menjawab provokasi Il-Pyo hanya dengan kata-kata, sosok itu langsung menghilang dari tempatnya berdiri. Spontan saja tubuh Il-Pyo ikut berkedip kala melepas kecepatan ledakan kaki terbaiknya ke depan.BAAAAAANG!Di tengah jarak keduanya muncul dua bayangan dengan pukulan yang saling beradu. Dampaknya, hempasan udara yang cukup berfluktuasi menyebar ke segala arah. Pertentangan sengit terjadi beberapa saat selagi mereka berusaha saling mendominasi.Secara penilaian kasar kekuatan Il-Pyo meningkat karena kali ini ditambahkannya Benih Api. Namun, ranahnya yang masih jauh di bawah ranah lawannya membuat ia hanya mampu mengimbangi. Kesamaan kekuatan ini membuat mereka sama-sama terdorong pada akhir momentum pertemuan pukulan itu. Sesaat mendapatkan pijakan kembali, baik Il-Pyo ataupun sosok itu langsung memberikan serangan susulan. Mereka kembali berubah menjadi bayangan yang setiap jejaknya membuat tanah menjadi kehancuran."Sekarang mana yang lebih panas? Apimu atau apiku?"
Telah dikonfirmasi jika ribuan pasukan dari prefektur Qilin langsung menuju ibu kota kekaisaran Nilam. Berbanding terbalik dengan persiapan mereka yang dilakukan bertahun-tahun lamanya. Persiapan di pihak kekaisaran Nilam begitu minim dan terkesan terburu-buru. Namun, semua persiapan berjalan sebaik usaha tertinggi mereka. Di kediaman keluarga Zhou, Il-Pyo bermeditasi seusai memulihkan diri karena membuat banyak pil. Dia kemudian bergabung dengan keluarga Zhou yang akan pergi menumpas keluarga Ling. Selagi musuh dari prefektur Qilin belum sampai, mereka harus berfokus diri menghancurkan keluarga yang berkhianat terlebih dahulu. Begitupun dengan keluarga Hou, mereka siap dengan tugas pertempuran melawan keluarga Zhong. Persiapan begitu mereka usahakan demi sesedikit mungkin mengalami kerugian. Seluruh orang kuat keluarga Hou sudah cukup siap ketika menyerang keluarga Zhong. "Aku rasa mereka akan bergerak sangat cepat untuk menerobos ibu kota. Keluarga Zhong dan keluarga Ling merupak
Seperginya dari kediaman keluarga Hou, Zhou Ye serta Il-Pyo lanjut mengunjungi keluarga Liao dan Jiang. Keluarga Liao dengan mudah menyetujui pengajuan aliansi karena dendam mereka saat di Pesisir Pantai Putih. Bagaimanapun saat itu banyak jenius keluarga Liao terbunuh karena kecurangan keluarga Zhong dan Ling. Hal ini lebih ke arah kesempatan yang sama sekali tidak mungkin mereka tolak.Di sisi lain, keluarga Jiang tampaknya paham situasinya lebih dari itu, mereka sedikit lagu dengan keadaan Kaisar sekalipun sudah dipulihkan. Namun, dengan pendekatan Il-Pyo sebagai Alkemis, keluarga Jiang yang tadinya bersikap netral akhirnya mau memihak. Begitupun dengan keluarga-keluarga lain yang lebih lemah, Zhou Ye serta Il-Pyo mampu meyakinkan mereka untuk berpihak pada kekaisaran. Yang menjadi masalah adalah kapan pertarungan puncaknya nanti. Untuk mengambil alih ibu kota orang-orang dari prefektur Qilin pasti akan segera datang membawa pasukannya. Perang internal sama sekali tidak dapat dihi
Aliran waktu membawa Zhou Ye dan Il-Pyo pada keberhasilan penyelesaian latihan mereka. Inti Beast yang Il-Pyo serap merupakan inti Beast yang lebih baik dari yang selama ini dia dapat. meskipun begitu, tetap saja dia hanya berhasil maju sebanyak dua tingkat. Sekarang Il-Pyo berada di ranah Pengungkit Teknik bintang lima, ranah yang masih belum cukup jika dihadapkan pada pertarungan yang sama seperti sebelumnya. Tanpa dukungan pil Terlarang dia ragu dapat melawan ahli Penguasa Teknik di bintang dua ke atas. Di sebelahnya, Zhou Ye telah memurnikan semua efek pil Ketahanan Tubuh ke seluruh tubuh. Sebelumnya dia tidak pernah meningkatkan kemampuan tubuh karena percaya musuh tidak akan mampu mendekat. Namun, sekarang pembuluh darah gadis itu serasa dialiri oleh besi yang melebur dan menguatkan ketahan maupun kekuatan fisiknya. Zhou Ye merasa dia tidak akan kesulitan lagi bahkan tanpa teknik tipe pertahanannya. "Aku akan menerima teknik Leluhur. Apa kah kau ingin menungguku?" tanya Il-
Zhou Ye dapat melihat pertarungan efek pil dan racun yang terjadi di tubuh Kaisar Nilam Fanxi. Jika tidak di ranah Bencana, dia yakin yang mulia Kaisar tidak akan mampu menahan pertentangan itu. Zhou Ye rasa niat hidup yang begitu kuatlah yang membuat Kaisar Nilam Fanxi sebelumnya dapat menerobos. Dan pada akhirnya racun yang tersegel dapat ditundukkan dan efek pil bekerja setelah satu hari pemurnian di tubuh. Kaisar Nilam Fanxi akhirnya bangun dari tidur panjangnya selama ini. Ada wajah teduh ketika dia mulai dapat memandang ke sekeliling, terutama ketika penglihatannya mendapati putri Nilam Guangmei. Tidak ada yang terucap oleh pria tua itu ketika memandang anaknya. Namun, itu adalah perkembangan terbaik yang pernah terjadi selama dia terluka. "Ayah, akhirnya kau bangun." Putri Nilam Guangmei membalas pandang dengan penuh kebahagiaan. Air matanya menetes saking bahagianya. Sosok tua itu menangkap dua sosok lain di penglihatannya lalu bertanya, "Putriku, siapa mereka berdua?"
Il-Pyo memberitahu jika Kaisar Nilam Fanxi akan bangun selambat-lambatnya dalam dua bulan ke depan. Setelahnya, usai cukup berdiskusi tentang pembuatan pil, putri Nilam Guangmei menuntun pemuda tersebut ke sebuah ruangan cukup jauh dari kamar Kaisar Nilam Fanxi. Di sana sudah siap berbagai macam bahan, semua adalah herbal yang dikumpulkan kekaisaran selama ini. Tanpa mau membuang waktu Il-Pyo meminta semua orang pergi. Tidak terkecuali untuk Zhou Ye dan putri Nilam Guangmei itu sendiri."Minghao, Haiqiao, kalian bantu aku," pinta Il-Pyo saat ruangan benar-benar hanya tersisa dirinya.Seekor Naga dan seekor kura-kura keluar dari perut pemuda tersebut. Mereka tidak lain adalah entitas kesadaran yang selama ini menemani Il-Pyo. Belum diperintahkan pun mereka langsung memilah bahan yang diminta saat berdiskusi sebelumnya. Il-Pyo memandang bahan-bahan tersebut dengan seksama.Pertama, Buah Langit Es, adalah buah yang lahir di suhu dan tekanan udara rendah. Biasanya ditemui di pegunungan y