Melihat Saga yang berjalan menjauh Rui bergegas mengejarnya, kali ini Rui hanya ingin bertanya di mana keberadaan anak-anak yang menghilang."Tunggu," ucap Rui membuat Saga menghentikan langkahnya."Apa kamu juga ingin bertarung denganku?" Tanya Saga sambil memutar badannya."Tidak, bukan seperti itu," sahut Rui."Aku hanya ingin bertanya keberadaan anak-anak yang menghilang, apa mereka saat ini baik-baik saja?" Tanya Rui Tan."Aku sendiri tidak mengetahuinya, kenapa bertanya padaku," ucap Saga."Kalau aku tau di mana tempat mereka menyimpan anak-anak itu apa kamu berpikir aku akan datang jauh-jauh kemari," sambung Saga sambil kembali berjalan pergi."Aku berharap mereka baik-baik saja, jika kamu bertemu dengan mereka bisakah kamu mengantar mereka semua kembali?" Sahut Rui."Aku tidak berjanji," ucap Saga.Saga langsung menghilang berpindah menjauh dari Rui, dirinya tidak memiliki banyak waktu untuk terus tanya jawab, saat ini secepat mungkin dirinya harus membuka portal untuk ke benu
Luang yang melihat Saga kembali memegangi kepalanya bergegas menghampirinya, Luang membawa Qim turun ke bawah tempat di mana Qim berdiri."Naga, itu benar-benar Naga," ucap Qim yang melihat Naga berdiri di depannya."Anak muda apa kamu baik-baik saja?" Tanya Qim yang melihat Ash seperti sedang kesakitan."Aku baik-baik saja," sahut Saga."Tidak benar, dia saat ini sedang sakit lihatlah dengan benar," ucap Luang."Karena kamu sudah membantuku izinkan aku juga membantumu, ikut aku lebih dulu ke dalam akan aku siapkan obat untuk mu," sahut Qim."Itu tidak perlu, aku masih harus ke benua Satuan, aku harus tiba lebih dulu dari mereka," ucap Saga yang bersikeras.Melihat Saga bersikeras menolak Luang langsung masuk ke dalam tubuhnya dan mengambil alih, Saga memang sangat keras kepala jika menunggu jawabannya tidak akan ada yang berubah, karena Saga tidak mempedulikan tubuhnya sendiri."Apa yang kamu tunggu bawa aku ke tempat istirahat mu," ucap Luang.Qim hanya menelan ludah sambil berjalan
Saga di sedot keluar tepat setelah cahaya putih terlihat. Saga yang keluar dari portal tiba di benua satuan, benua yang terkenal penghasil batu jiwa terbesar."Ini," ucap Saga.Saga tidak menyangka baru berpindah sudah di sambut ratusan batu jiwa yang tersebar di sekitarnya, semua batu jiwa muncul dari dalam tanah dan muncul ke permukaan."Apa ini yang dinamakan keberuntungan," gumam Saga.Saga mengambil batu jiwa yang ada disekitarnya, batu jiwa itu sangat berguna untuk para muridnya."Siapa kamu? Kenapa kamu mengambil milik kami?" Tanya seseorang tepat di belakang Saga."Milik kalian? Bukannya ini hasil bumi, sejak kapan hasil bumi menjadi milik kalian," ucap Saga."Kamu orang luar tidak berhak mengambil yang ada di sini, ikut aku menemui Tetua. Kamu harus dihukum karena mengambil milik kami," sahut pria sambil mengarahkan tombak ke arah Saga."Kalau begitu bawa aku pergi menemui Tetua mu," ucap Saga lagi.Pria di depan Saga terlihat kebingungan, walau begitu dirinya meminta Saga be
Saga tak percaya apa yang dikatakan oleh Rea, Saga berpikir Rea hanya ingin membohonginya dan mencoba untuk tetap menahannya.Sampai di tempat sepi Saga melakukan hal yang sama seperti sebelumnya, darahnya di teteskannya berbentuk lambang sambil berulang kali membaca mantra.Tak butuh waktu lama portal terbuka di atasnya, Saga yang mencoba lompat ke atas berulang kali sama sekali tidak bisa masuk ke dalamnya."Tidak ini pasti ada yang salah," gumam Saga.Saga kembali menggores tangannya dan langsung membuat lambang, setelah membaca mantra portal terbuka lagi berada di depannya."Kali ini pasti bisa," dalam hati Saga.Braaaaaaaaak.Braaaaaaaaaaak.Masih sama seperti sebelumnya Saga yang berusaha masuk terus terhalang, Saga bahkan menyerang portal berharap bisa masuk ke dalam portal yang membawanya ke benua Zuka."Aku mengatakan sejujurnya padamu, tapi kamu tidak mempercayai ku," ucap Rea yang datang bersamaan dengan Luang."Kamu bahkan tak menunggu ku," sahut Luang."Tidak bisa, portal
Batu jiwa yang didapatnya akan dijadikan buah tangan untuk anggotanya dan murid-murid lain agar bisa terus menerobos tingkat, saat ini Saga tidak tau harus berbuat apa walau sudah mengetahui di mana keberadaan perguruan Yai.Saga juga tidak mengerti bagaimana cara Yai menutup portal membuat semua tidak ada yang bisa melewatinya, perjalanan yang seharusnya bisa dilaluinya dengan cepat tidak dilakukan oleh Saga, Saga memilih berjalan kaki sambil terus berpikir dirinya berharap bisa menemukan solusi agar bisa sampai ke benua Zuka."Di atas langit, masih ada langit," gumam Saga."Benar, lalu apa yang akan kamu lakukan sekarang?" Tanya Luang."Pasti ada jalan untuk ke sana, setidaknya pasti ada orang yang bisa membuka portal untuk ke sana walau bukan aku," ucap Saga."Aku hanya perlu mencari orang itu," sambung Saga sambil terus berjalan.Luang hanya menganggukkan kepala mendengar perkataan Saga, Luang bersyukur Saga masih berusaha tidak peduli seberapa tidak mungkin untuknya ke benua Zuka
Di tempat lain akibat badai ruang hampa Tetua Zum dan Tetua Rag terpisah dari yang lain, keduanya terjatuh di tempat yang sama seakan waktu sendiri tidak ingin memisahkan mereka.Berbeda dari Raran Tetua Zum dan Tetua Rag tidak terlalu terluka parah walau sama-sama terlempar, keduanya menatap langit bersamaan yang terlihat lebih cerah dari langit di dunia mereka."Apa yang terjadi? Kenapa siluman Macan dan siluman Singa berbaring di wilayah siluman Harimau," ucap warga siluman Harimau."Haaaah, siluman. Apa itu?" Tanya Tetua Zum yang langsung bangkit berdiri."Kalian ikut aku, tidak baik jika kalian tetap berada di wilayah kami," ucap warga siluman Harimau.Tetua Zum dan Tetua Rag yang bangkit berdiri mengikuti warga Siluman Harimau, warga siluman Harimau mengantar keduanya sampai ke perbatasan wilayah siluman Singa dan siluman Macan."Bawalah anggota kalian ini, mereka tersesat di wilayah siluman Harimau," ucap warga siluman Harimau.Tanpa menunggu jawaban dari warga Siluman Singa da
Badai ruang hampa membuat Qu Wi terlempar seperti yang lainnya, berbeda dari Raran Qu Wi yang hampir terjatuh masih sempat menggunakan pedangnya untuk mendarat dengan selamat."Untung saja," gumam Qu Wi sambil memperhatikan sekelilingnya.Pedangnya yang digunakannya untuk mendarat dilemparkannya kembali masuk ke dalam sarung pedangnyaTanpa Qu Wi sadari pendaratan mulusnya sudah diperhatikan beberapa orang. Beberapa orang yang memperhatikannya merasa terkagum, baru kali ini mereka melihat seorang ahli pedang yang terlihat sangat kuat berbeda dari yang pernah mereka lihat selama ini."Siapa kalian? Keluarlah," ucap Qu Wi."Kami dari perguruan pedang Darah hitam, melihat mu memiliki roh pedang kami sangat terkejut, di tempat kami hanya para Ketua terdahulu yang memilikinya," sahut Ketua Homan."Heeeeeh, itu aneh. Dia bahkan lebih hebat dari ku apa dia berada di perguruan kalian?" Tanya Qu Wi."Siapa yang kamu maksud? Apa kamu mencari Ketua kami terdahulu?" Tanya Biun adik Ketua Homa."K
Saga terbang menuju perguruannya diikuti Qu Wi dari belakang, sesampainya tak jauh dari wilayahnya Saga bergegas turun dari pedangnya, Saga memilih berjalan kaki walau tidak jauh agar Qu Wi bisa mengetahui seperti inilah tempatnya yang berbeda karena bukan perguruan resmi seperti milik Qu Wi."Perguruan yang menarik," ucap Qu Wi."Tempat ini bukan perguruan resmi," sahut Saga.Qu Wi langsung menutup mulutnya sambil berjalan di belakang Saga, tepat setelah Qu Wi masuk bersama Saga tatapan mata Siun dan Nim tak berkedip sekalipun."Kali ini siapa lagi yang dibawanya?" Dalam hati Siun."Ikut aku, aku akan mengantarmu ke yang lain," ucap Saga."Baiklah," sahut Qu Wi.Saga mengantar Qu Wi bertemu yang lainnya, semua masih berada di rumah Siun yang berjarak hanya beberapa meter darinya."Aku sudah membawa satu lagi, tunggu sampai semua berkumpul aku akan bertanya pada kalian semua," ucap Saga.Saga langsung berjalan pergi meninggalkan Qu Wi, saat ini dirinya masih harus mencari pak tua Pe y
Saga meminta semua masuk ke dalam, kebetulan ada yang mau ditanyakan olehnya, baru berjalan beberapa langkah Ketua Pe menghentikan Saga, Ketua Pe dan lainnya sudah memutuskan untuk pulang dari semalam, terlalu lama pergi tidak bagus bagi mereka meninggalkan anggota keluarga dan perguruan mereka."Apa kalian serius ingin pergi?" Tanya Saga mencoba memastikan."Mau bagaimana lagi kita beda dunia, tidak mungkin bagi kami tetap di sini," ucap Qu Wi."Baiklah, aku tidak akan memaksa kalian untuk tinggal lebih lama. terima kasih sudah banyak membantuku," sahut Saga."Tidak perlu berterima kasih, kami juga senang sudah membantu mu," ucap Raran."Jika ada kesempatan datanglah ke dunia bebas kami akan selalu menerima mu," sahut Tetua Zum.Saga hanya tersenyum mendengar ucapan Tetua Zum, untuk ke dunia tanpa batas entah dirinya memiliki kesempatan atau tidak untuk pergi ke sana lagipula di dunianya sendiri Saga memiliki tanggungan.Tanpa meminta persetujuan Qu Wi dan Raran langsung memeluk Saga
Kreeeeetttaaaak.Kreeeeettaaaaaak.Saga yang baru bangun tidur merasa tubuhnya kembali pulih, semalaman Saga tertidur sangat pulas bahkan Tamra sama sekali tidak bangun sejak tertidur.Saga menatap Tamra yang baru membuka mata dan menatap ke arahnya, aura bayi itu terlihat berbeda dari hari sebelumnya pertanda Tamra sudah mulai menyerap energi yang ada di sekitarnya.Saga menganggukkan kepala tidak heran ternyata bayi yang menjadi anak angkatnya benar-benar sangat berbakat, walau begitu bayi yang masih kecil tetap membutuhkan susu untuk pertumbuhannya, tidak bagus jika bayi hanya menyerap energi untuk mengenyangkan tubuhnya.Sambil menunggu kedatangan Ajer Saga tiba-tiba teringat sesuatu, Saga baru ingat kalau kemarin dirinya meminta orang-orang yang ingin bertemu dengannya untuk menunggu sampai dirinya terbangun."Hem, sudahlah mungkin mereka sudah pergi," ucap Saga.Tap, tap, tap.Langkah kaki Ajer terdengar semakin mendekat, setelah pintu dibuka Ajer masuk ke dalam membawa susu yan
Sesampainya di rumah Saga memandikan sang bayi yang sedari tadi di sama sekali tidak menangis, sang bayi berbeda dari bayi pada umumnya yang biasanya akan sering menangis jika haus.Melihat bayi hanya diam menatapnya terus menerus Saga merasa sedikit keheranan, Saga belum pernah merawat bayi dirinya tidak tau apa yang harus dilakukannya untuk sang bayi agar mau tidur.Tap, tap, tap.Ajer yang sebelumnya melihat Saga membawa bayi bergegas ke kota terdekat, Ajer membeli susu untuk bayi karena tau Saga pasti tidak terpikirkan tentang itu."Aku membawakan susu untu bayi mu," ucap Ajer yang baru saja kembali."Bagaimana bisa aku lupa kalau bayi masih harus minum susu," sahut Saga menggelengkan kepalanya."Untung saja kamu membelinya," sambung Saga.Saga mengambil susu yang diberikan oleh Ajer, sang bayi meminum susu dengan lahap seperti memang sedang kehausan.Selesai meminum susu sang bayi masih menatap ke arah Saga, sang bayi masih menginginkan sesuatu dari Saga itu sebabnya sang bayi te
Tetua Rag menatap bayi yang diberikan wanita tua padanya, bayi itu adalah anak Saga Tetua Rag tidak menyangka Sgaa sudah memiliki anak bayi disela melakukan perjalanan."Kalau begitu aku pergi dulu, akan aku tanyakan semua padanya," ucap Tetua Rag yang langsung menghilang."Tunggu."Wai Yan yang ingin menghentikan Tetua Rag terlambat, Tetua Rag sudah pergi menghilang membawa sang bayi, padahal Wai Yang baru mau menjelaskan tentang asal usul bayi itu.Tetua Ragg yang berhasil membuka portal memeluk sang bayi dengan sangat erat, bayi yang dibawanya adalah anak Saga jika terjadi sesuatu dirinya tidak akan berani menanggung resikonya.Sesampainya Tetua Rag semu terkejut melihat apa yang ada di tangannya, Raran berpikir kalau Tetua Rag menculik bayi dari benua Dasar dan membawanya pergi."Kamu berani menculik bayi dari benua dasar, apa kamu tidak takut tidak bisa kembali ke dunia bebas," ucap Raran."Diamlah, bukan aku yang seharusnya menjelaskan, kita minta saja Saga menjelaskan," sahut T
Semua anak-anak menatap Saga yang baru datang, mereka menebak-nebak apa orang itu yang mereka tunggu kedatangannya.Dari tatapan anak-anak Saga bisa melihat mereka semua yang sudah tidak sabar ingin kembali pulang, Saga. berjalan ke depan ratusan anak-anak di depannya dan membaca ingatan masing-masing dengan cepat.Hanya membutuhkan waktu beberapa menit Saga sudah bisa melihat dari mana mereka semua berasal, Saga membagi mereka semua berdasarkan tempat yang akan mereka tuju agar lebih cepat kembali pulang."Mereka dari benua dasar, mereka dari benua Alstar, mereka dari benua bahga, mereka dari benua cnaya, mereka dari benua paga, mereka dari benua satuan," ucap Saga sambil menunjuk anak-anak yang sudah dipisahkan.Tetua Zum dan Tetua Rag yang sudah selesai memulihkan diri menghampiri Saga, mereka juga ingin mengambil bagian untuk mengantar anak-anak kembali pulang."Baiklah, kita berenam sama-sama mengambil satu bagian mengantarkan mereka pulang, aku akan mengantar anak-anak benua Als
Pusaran api sama sekali tidak bisa melukai Saga yang dilindungi jubah emasnya, Yai yang tidak ingin menyerah terus mengeluarkan semua kekuatannya untuk menyerang Saga tanpa henti.Setelah menyerang cukup lama Yai terdiam sejenak, Yai berpikir keras bagaimana caranya agar Saga terlepas dari jubah emasnya dan dirinya bisa langsung membunuhnya.Sesuatu tiba-tiba terlintas di pikiran Yai, jubah emas adalah jubah pertahanan bagaimanapun caranya dirinya harus bisa membuat Saga melepaskan jubah emas itu."Hahahahaha," Yai tertawa sangat keras sambil menatap Saga yang berada di tengah pusaran apinya.Indera pendengaran Saga yang sangat tajam bisa mendengar jelas Yai yang sedang tertawa walau suara pusaran yang terus mengelilinginya terdengar sangat keras, Saga tidak mengerti kenapa Yai tiba-tiba tertawa setelah gagal menyerangnya berulangkali."Aku lupa memberitahu sesuatu," ucap Yai yang langsung menghentikan pusaran apinya."Apa kamu tidak penasaran di mana Naga mu saat ini dan bagaimana ke
Melihat Qu Wi memeluknya Saga hanya diam, Saga memang tidak tau apa yang sudah terjadi padanya tadi tapi setelah membaca pikiran Qu Wi Ash tiba-tiba tersenyum penuh syukur.Saga sendiri tidak percaya kalau dirinya menghadapi semua itu, terbang ke atas berulang kali dengan ekspresi wajah kesakitan, serta Halilintar yang menyambarnya tanpa henti membuat Saga tidak heran Qu Wi mengkhawatirkannya."Saat ini aku sudah baik-baik saja, kamu bisa kembali tunggu aku di sana," ucap Saga."Tidak bisakah aku di sini untuk membantumu," sahut Qu Wi."Tidak, karena ini pertarungan hidup dan mati jika kamu ikut itu akan membahayakan nyawamu," ucap Saga."Baiklah, aku akan mempercayakan semua padamu, segeralah kembali kami menunggumu," sahut Qu Wi.Saga hanya menganggukkan kepalanya sambil menatap Qu Wi yang baru saja menghilang, sudut mata Saga tiba-tiba melirik ke arah Yai yang baru saja tiba dan saat ini berada tidak jauh darinya."Hahahaha, akhirnya kita bertemu lagi, sangat disayangkan aku harus
Qu Wi yang membawa Saga menghilang berpindah di suatu tempat, Qu Wi bergegas menurunkan Saga yang saat ini terluka sangat parah, tepat setelah Di turunkan Saga menatap tajam ke arah Qu Wi."Kenapa? Kenapa kamu membawaku pergi!" Teriak Saga."Jadi kamu mau tetap di sana dan mati di tangan wanita itu?" Tanya Qu Wi."Itu bukan urusanmu jika aku mati, setidaknya aku mati setelah bertarung sampai akhir," ucap Saga."Tidak, aku tidak akan membiarkan itu terjadi jika kamu mati bagaimana nasib muridmu, bagaimana cara ku dan yang lain menjelaskannya belum lagi jika kamu mati siapa yang akan membunuh wanita itu," sahut Qu Wi."Memangnya setelah kamu membawaku pergi apa yang bisa di dapat, kenyataannya aku tetap tidak akan bisa menang darinya karena dia lebih kuat dariku," ucap Saga."Saga yang aku kenal tidak akan mudah menyerah, aku mau kamu tetap seperti itu ingat masih ada cara untuk mu juga menjadi sekuat dia bahkan melebihinya," sahut Qu Wi."Jika kamu ingin aku berkultivasi ganda dengan Y
Treeeeng, treeeeeeng, treeeeeeeng.Suara adu pedang terdengar sangat keras setelah Saga dan Yai sama-sama menerbangkan pedangnya. Saga langsung menghilang berpindah ke belakang Yai melayangkan pukulan kekuatan Naga di kedua tangannya.Bruuuuuuuuuuaaaaaaak.Pukulan keras Saga berhasil membuat Luai terlempar, walau berhasil mengenai Yai pukulan Saga hanya membuatnya terluka sedikit tidak parah."Ayolah, apa hanya ini yang kamu miliki," ucap Yai sambil mengusap darah di sudut bibirnya.Tak menjawab ucapan Yai Saga kembali menghilang, Saga memukul berulang-ulang mencoba membuat pertahanan Yai melemah.Serangan yang sama tak berhasil membuat Yai terluka dua kali, Yai memasang beberapa pelindung agar serangan Saga tidak bisa mengenainya.Bruuuuuuuuuuuuaaaaaak.Yai mengambil kesempatan menyerang balik Saga yang hanya fokus menyerangnya, satu serangannya berhasil membuat Saga terlempar sama seperti dirinya sebelumnya.Saga bangkit berdiri bersiap menyerang Yai kembali, tapi kali ini Saga memu