Beranda / Romansa / Penakluk Hati Om Dokter / Part 72-Pesona Wina

Share

Part 72-Pesona Wina

Penulis: eLFa Zara
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-07 16:27:13

Buntut dari perbuatan iseng Wina semalam, tidur calon dokter bedah itu tak bisa nyenyak. Tak hanya matanya yang sulit terpejam, inti tubuhnya yang tiba-tiba bangkit juga susah untuk ditenangkan kembali. Ia memaki diri sendiri yang terlalu 'lemah'. Herannya, selama bertahun-tahun bersama Sheryl--sang pujaan hati--ia tidak pernah sekalipun merasakan hal itu.

Oke Dirga ngaku. Selama ini nafsu lelakinya tak pernah bangkit sekalipun saling berpelukan dengan Sheryl. Tapi dengan Wina si bocil itu, masa' tubuhnya langsung bereaksi hanya dengan satu bisikan?

Benar-benar satu bisikan yang membuatnya kelimpungan di malam yang dingin.

"Masa iya aku harus jadi pedofil, sih?"

"Gak gak. Aku gak sebrengsek itu!"

Dan masih banyak lagi kalimat-kalimat penolakan Dirga pada malam itu. Ia jadi teringat bagaimana teman-temannya sering meledeknya dulu lantaran Dirga dianggap paling 'polos' jika berurusan dengan perempuan. Apalagi Dirga memang tidak pernah menjalin hubungan sekalipun dengan perempuan. Hanya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Penakluk Hati Om Dokter   Part 73-Jebakan di Hotel

    Tidak seperti saat berangkat, dimana Dirga mengemudikan mobilnya dengan tenang. Kini saat pulang, Dirga seperti kesetanan. Padahal jalanan yang dilalui juga tidak mulus. Setelah mendapat kabar dari Aldo, Dirga jadi tak tenang."Om, ada masalah?' Tanya Wina hai-hati. Bukan mau ikut campur, Wina hanya tidak ingin nyawanya jadi taruhan lantaran cara mengemudi Dirga yang seperti remaja balapan liar.Bukannya menjawab, Dirga malah menyodorkan ponselnya. "Hubungi Sheryl!" Perintahnya tanpa mengalihkan pandangannya dari jalanan.Sadar sang 'sopir' sedang tidak bisa diajak bercanda, Wina langsung menuruti saja. Belum sempat bertanya, Dirga sudah menyebutkan password ponselnya."Gak bisa dihubungin, Om." lirih Wina memberitahu."Coba terus sampai bisa!"Wina hanya bisa menurut. Namun berkali-kali juga dihubungi, dokter cantik yang sedang dikhawatirkan itu tak kunjung bisa dihuubungi. Sesuai perintah majikannya, Wina juga sudah mengirim pesan teks. Tapi tetap saja tak bisa dihubungi.Belum sele

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-08
  • Penakluk Hati Om Dokter   Part 74-Hotel Room (19+)

    Selepas berpamitan pada Aldo dan Dirga, Wina berniat langsung pulang. Tubuhnya sudah sangat lelah. Beruntung tadi Dirga sempat memberinya uang saku. Ongkos buat ojol, katanya. Mahasiswa semester akhir itu mengambil ponselnya di tas. Tiba-tiba ia mendapat pesan dari nomor tak dikenal.(Tolong selamatkan aku di kamar 4025.)Sheryl.Matanya otomatis melotot membaca pesan tersebut. Setengah berlari ia menuju restaurant guna memberitahu Dirga. Tapi sayangnya Wina tak menemukan siapapun di sana. Tanpa pikir panjang, gadis mungil itu berlari menuju kamar yang disebutkan Sheryl.Apapun yang terjadi, aku akan membantu sebisanya. Pikir Wina.Sekuat tenaga ia berlari dan berebut lift dengan tamu hotel lainnya untuk menuju kamar 4025.“4023 ..., 4024 ....” gumamnya mengeja setiap kamar yang ia lewati.“4025. Ketemu!”Wina menatap aneh pada pintu yang sedikit terbuka. Perlahan ia membukanya sambil memanggil nama Sheryl.Namun begitu ia masuk, keseimbangan tubuhnya hilang. Wina merasa ada yang memu

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-08
  • Penakluk Hati Om Dokter   Part 75-Identitas Asli Wina (20+)

    Dirga yang masih dalam pengaruh obat perangsang terus bergerak maju mendekati Wina. Tak lagi mengincar bibirnya, pria dengan dada bidang itu justru mengarah pada leher Wina yang basah karena keringat.“Dirga, stop!’ Wina refleks berteriak tanpa embel-embel ‘Om’, ‘Pak’, atau ‘Dok’.Cucu emas kakek Hermanto itu menghentikan kegilaannya. Tangannya yang berada di tengkuk Wina berpindah ke kedua bahu kecil Wina. Matanya menatap datar pada wajah Wina yang sudah basah oleh air mata.Gadis mungil itu menangis sesenggukan tanpa suara. Ia bahkan tidak berani membuka matanya untuk sekedar menatap Om Dokternya yang malam ini terlihat sangat asing. Wina seperti tak mengenalnya.Wina bukannya anak kecil yang tak paham situasi yang tengah dialami. Wina sadar dirinya sedang terancam saat ini.“Siapa sebenarnya, kamu?”Pertanyaan Dirga dengan suara dinginnya sontak membuat Wina membuka matanya. Mendadak dadanya terasa sesak. Seolah udara di sekitarnya menipis. Namun memaksakan diri menjawab meski lida

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-08
  • Penakluk Hati Om Dokter   Part 76-Di Balik Layar

    Setelah Dirga berlari menuju kamar 4025, Aldo juga ikut berlari. Bukan ke kamar yang sama, melainkan kamar lain yang ia jadikan sebagai markasnya. Tak lupa mengirimkan pesan pada partner-nya, Sheryl, untuk bersiap-siap. Bersiap di kamar 4026.Di kamarnya, terdapat layar TV berukuran 42 inchi yang menampilkan video di kamar 4025. Aldo duduk dengan santai, bersandar di sofa empuk melihat ‘film’ yang ia ciptakan. Sebuah skenario apik yang akan ia serahkan pada kakeknya.Dalam layar TV itu pertama muncullah Wina, target pertamanya sudah masuk perangkat. Setelah berhasil meringkus gadis mungil itu, target keduapun muncul. Dirga masuk dengan tergesa ke kamar tersebut.Kamar 4025. Kamar yang sudah ia siapkan, lengkap dengan kamera yang akan merekam tamu yang datang dari berbagai sudut.Adegan demi adegan terekam dalam layar tersebut. Aldo bisa melihat bagaimana sepupunya mati-matian menahan gairah. Sebenarnya ia sanksi Dirga akan menjadi liar. Namun melihat apa yang terjadi, Aldo bertepuk ta

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-09
  • Penakluk Hati Om Dokter   Part 77-Kelanjutan Kerjasama Rizal

    Semalam, setelah berhasil kabur dari Dirga Wina langsung bersembunyi ke caffe Rizal. Meski sebentar lagi tutup, Wina memohon pada bossnya itu untuk mengizinkannya menginap barang semalam. Sepertinya itu lebih baik daripada harus ke rumah sakit. Ia masih jika harus bertemu Dirga di sana.Sementara si empunya caffe sebenarnya tak masalah jika Wina mau tidur di sofa. Karena pria berwajah oriental itu tak menyediakan ruangan khusus untuk tidur di tempatnya berbisnis. Ia hanya menyediakan sofa bed dan selimut tipis yang kadang ia gunakan ketika lelah sehabis shift malam di rumah sakit.Wina tentu tidak masalah. Tempat tidurnya di rumah sakit saat menemani ayahnya juga tak lebih baik dari tempat tidur yang ditawarkan bossnya. Setidaknya hatinya akan tenang karena tidak mungkin Dirga menyusulnya di caffe milik sepupunya.***Sialnya semalam Wina sulit untuk tidur. Ia hanya bisa tertidur ketika pagi menjelang. Jadi mohon dimaklumi jika sampai matahari terbit ia masih betah terlelap. Bahkan ke

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-09
  • Penakluk Hati Om Dokter   Part 78-Kerja Rodi

    Wina membenturkan kepalanya pelan pada dinding lift yang akan mengantarnya menuju unit apartemen majikannya. Ah, bukan. Mungkin mulai malam itu, ia bukan ART bagi pria bertubuh atletis itu. Gadis mungil itu meratapi nasibnya yang ditimpa kemalangan gara-gara obat laknat yang merasuki Dirga.Ah, sial. Padahal belum lama ia merasa dimanja sebagai bocil oleh Dirga.Bye-bye Wina bocah SMP!Di kotak mesin yang mengangkut manusia itu Wina terus mengibas-kibaskan tangannya. Ia mulai gerah karena kaos turtle neck yang ia pakai. Atas saran Rizal, ia harus menggunakan pakaian yang menutupi lehernya. Risih katanya melihat merah-merah di leher Wina.Tadi pagi ia mendapat pesan dari mantan majikannya bahwa dompet Wina beserta isinya tertinggal di kamar hotel. Apesnya lagi, kini dompet lusuh miliknya ada di tangan orang nomor satu yang ia hindari.***Setelah tragedi semalam, Wina sadar diri, kok. Ia tidak bisa lagi bebas keluar-masuk apartemen Dirga seperti kemarin-kemarin. Oleh karena itu, dengan

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-09
  • Penakluk Hati Om Dokter   Part 79-Mulai Kerja Rodi

    "Jadi ini kandang macan barunya?" gumam Wina lirih begitu mereka sampai di sebuah rumah yang berdiri di atas lahan seluas 180 meter persegi. Terlihat jelas bahwa tersebut merupakan rumah baru. Bau cat nya masih bis sedikit tercium dari luar.Rumah yang terdiri dari dua lantai ini tidak terlalu besar, tapi juga tidak kecil. Meskipun nampak sederhana, namun terlihat sangat asri. Di bagian depan, belakang, dan sebelah kanannya terdapat taman serta ruang terbuka hijau. Kontras dengan rumahnya yang terlihat baru selesai dibangun, pepohonan di taman tersebut justru terlihat lebih tua dari rumah barunya.Satu lagi, rumah tersebut masih terlihat sangat berantakan dan kotor. Ah, Wina jadi tahu maksud dan tujuan Dirga membawanya ke rumah ini."Biar saya tebak!" Teriaknya dari atas teras. Ia berbalik, menatap Dirga yang baru saja menutup gerbang besi setinggi tombak."Pasti saya disuruh bersih-bersih, kan?" Ujarnya lantang."So, tipical. Balas dendam yang norak! Dari jaman jadi Wina SMP, Wita,

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-10
  • Penakluk Hati Om Dokter   Part 80-Istri Simpanan Om Dokter

    "Pak, sofa yang ini mau taruh dimana?"Mendengar suara yang asing, Wina langsung menoleh. Bersamaan dengan itu, Dirga langsung lari dan menyembunyikan Wina di belakang tubuh besarnya."Yang warna pastel taruh di ruang depan saja, Pak." Jawab Dirga sedikit berteriak. Kemudian ia berbalik dan melepaskan jaket tipis dari tubuhnya. Lalu melilitkan pada pinggang kecil Wina."Apaan sih, Om?" Meski bingung, Wina menurut saja."Bisa gak sih, pakai baju tuh yang sopan!" Protes Dirga.Baru Wina tersadar. Dari tadi ia hanya mengenakan kaos Dirga. Tanpa celana. Tapi tenang saja, Wina masih mengenakan legging short kok. Buru-buru ia mengeratkan lilitan jaket tersebut."Kalau sofa yang satunya, Pak?" Tanya Pak Darno, laki-laki yang tadi, setelah ia menyuruh anak buahnya menata sofa pertama di ruang tamu."Di sebelah sini, Pak." Jawab Dirga tanpa menjauh sedikitpun dari Wina. Seolah gadis itu tak boleh terlihat siapapun. Namun tingkahnya justru membuat laki-laki yang mengantar perabotan rumah tangga

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-10

Bab terbaru

  • Penakluk Hati Om Dokter   Part 119-Lagi Anget-Angetnya

    “Kita mau kemana, Om?” Tanya Wina begitu mereka beranjak dari kawasan rumah sakit. Gadis itu menoleh kanan-kiri karena merasa asing dengan jalanan di sekitarnya. Ini bukan jalan menuju apartemen, rumahnya, atau rumah baru ‘Om Dokternya’ alias pacar barunya.Ehm, Wina jadi tersipu sendiri dengan status baru mereka.“Makan dulu, gimana?”Berbeda dengan Wina yang ekspresif, Dirga memang nampak lebih tenang. Tapi di balik wajah kalemnya, hatinya tengah meletup-letup bahagia. Hatinya yang mulanya berwarna monochrom kini berubah warna-warni.“Oke, mau makan dimana?” Wina bertanya antusias. Sebenarnya makan dimana saja pasti mau, kok. Apalagi disaat kasmaran, makanan apapun juga akan terasa enak.“Delivery Order saja, ya?” Tanya Dirga hati-hati. Ia melirik sekilas pada gadis mungil yang duduk manis di sampingnya. Sedikit was-was saja jika gadis yang baru beberapa menit lalu dipacari akan ngamuk.“Oke, terus mau dimakan dimana?” lagi-lagi Wina bertanya. Ia penasaran saja. Mau dibawa kemana si

  • Penakluk Hati Om Dokter   Part 118-Resmi

    “Wina, gimana kalau mulai hari ini kita pacaran?”Gadis mungil itu menoleh. Menatap horor pada pria di sampingnya yang baru saja melontarkan entah sebuah pertanyaan atau ajakan. Tak mau ke-geeran, Wina bertanya untuk memastikan. Siapa tahu tadi hanya halusinasinya saja.“Maksudnya?”Dirga tersenyum. Wajahnya terlihat sangat tenang. Padahal jantungnya sudah deg-degan heboh. Tangannya bertaut untuk mengurangi kegugupannya. Sungguh ini tidak ada dalam rencananya. Benar-benar dadakan.“Ya, kita pacaran.” Kali ini suaranya lebih mantap dari ajakannya yang pertama tadi.Oke, Dirga memang selama ini belum pernah mengajak gadis manapun kencan. Justru dari dulu ia malah lebih sering mendapatkan surat cinta, pengakuan langsung, dan serba-serbi ajakan kencan lainnya.Dirga juga sadar, kok. Bahwa ajakannya kali ini terdengar sangat tidak niat. Apalagi ‘nembak’ di halter seperti ini. Tanpa bunga, tanpa coklat, tanpa kata-kata manis. Sungguh tidak ada romantis-romantisnya sedikitpun.Seratus persen

  • Penakluk Hati Om Dokter   Part 117-Pacaran, Yuk!

    Wina berjalan lesu menuju kamar inap ayahnya. Langkah ringannya berubah berat setelah mendengar rumor tentang Dirga dan Sheryl. Apalagi banyak perawat yang bilang mereka sangat cocok karena sama-sama dokter spesialis lah, sama-sama orang kaya lah, sama-sama cerdas, dan ‘sama-sama’ lainnya.Ya, memang serasih sih, mereka.Wina menatap pantulannya di cermin yang terpasang di dinding. Lihatlah penampilannya! Ia menoleh ke kanan, membayangkan Dirga berdiri di sampingnya.Ya, memang sangat tidak cocok, sih.Wina yang semoengil itu, Dirga yang segede itu. Si kaya dan si miskin. Si cerdas dan si gak pinter. Si pewaris dan si beban keluarga. Si tampan dan si... si..., si imut! Iya Wina gak jelek, cuma Sheryl aja yang kelewat cantik. Begitulah Wina menghibur diri.Puas memandangi dirinya di cermin, Wina melanjutkan perjalannya ke tujuan awal. Kamar inap ayahnya. Seperti sebelumnya, setiap membuka kamar ayahnya, ia selalu berharap sang ayah akan membuka mata dan menyambutnya. Meski hanya sekeda

  • Penakluk Hati Om Dokter   Part 116-Pacar Dokter Dirga, Katanya

    “Perkenalkan, Tuan Johan. Ini Dirga, PACAR saya!”Pacar? Dirga menoleh horor pada sahabatnya. Seingatnya ia tidak pernah mengajak sahabatnya untuk berpacaran atau diajak berpacaran. Tadi dokter kandungan berparas cantik itu hanya menyuruhnya datang ke ruangannya saat istirahat. Katanya ada hal yang penting.Jadi, apakah ini yang dimaksud penting?Sedangkan Johan, pria itu tak gentar sedikitpun dengan perkenalan Sheryl. Ia maju selangkah ke arah pria berseragam dokter dan mengulurkan tangannya. “Kenalkan, saya Johan. Calon TUNANGAN Sheryl,” ucapnya dengan menekankan kata ‘tunangan’.Oh, jangan lupa senyum ramah yang terpatri di wajah pria berambut cepak itu. Dirga seperti tidak asing dengan ekspresi wajah seperti itu. Aaah, Dirga ingat. Ia biasa melihat itu pada wajah sepupunya, Aldo.Lalu dengan menahan tawa, Dirg pun menyambut uluran tangan tersebut. “Perkenalkan saya dokter Dirga, saya_”Belum selesai Dirga memperkenalkan diri, Sheryl tiba-tiba merapatkan tubuhnya dan menggamit erat

  • Penakluk Hati Om Dokter   Part 115-Calon Suami Datang

    Rumah sakit pada saat menjelang jam istirahat masih sangat ramai. Termasuk pada Poli Obgyn, dimana Sheryl sedang bertugas. Namun, belum waktunya beristirahat asistennya memberitahu bahwa ada orang yang mencarinya. “Siapa? Pasien?” Tanya Sheryl pada wanita berseragam perawat itu. Asistennya menggeleng, “Katanya penting. Orangnya ganteng, Dok.” Seloroh sang asisten dengan senyum menggoda. “Namanya kalau tidak salah Johan,” imbuhnya. Sheryl langsung menegakkan duduknya kala mendengar nama itu. Nama yang akhir-akhir ini membuatnya berantakan dan bertindak tak biasa. Hatinya mendadak tak tenang. Apa sebenarnya tujuan pria itu datang ke tempat kerjanya? Tak cukupkah teror yang selama ini ia berikan pada pria itu? “Suruh nunggu saja, Sus. Nanggung sebentar lagi istirahat,” perintah Sheryl pada sang asisten. Setelah asistennya pergi, buru-buru ia mengirimkan pesan pada sahabatnya untuk segera datang ke poli obgyn saat istirahat. *** Tak perlu menunggu lama, dokter kandungan cantik itu b

  • Penakluk Hati Om Dokter   Part 114-Kata Ibu

    Wina merebahkan tubuhnya di kasurnya yang tak begitu empuk. Ia menatap langit-langit kamarnya dengan pandangan kosong. Pikirannya kembali pada pertemuannya dengan Dirga tadi pagi di pemakaman. Ingin rasanya tadi memeluknya atau sekedar menyapa memberi semangat. Tapi ia sadar, tadi bukan waktunya untuk ikut campur. Mungkin lain kali?“Nduk, makan dulu!” Ajak ibunya dari arah dapur. Ya, tadi selesai jam kerjanya di caffe, gadis itu memilih pulang ke rumah. Kangen rumah, kangen keluarga kecilnya juga. Sedikit jenuh juga dengan suasana malam di rumah sakit.“Iya, Bu!” Sahutnya sedikit berteriak. Kemudian ia bangkit. Melepaskan hoodienya yang sedari tadi masih menempel di tubuh mungilnya.Aroma opor ayam yang lezat langsung menyeruak di indra penciumnnya begitu kakinya tiba di dapur. Ibunya sibuk memindahkan hasil masakannya dari panci ke meje makan. Tidak ada meja makan mewah di rumah sederhana itu, hanya meja kecil dengan empat kursi yang sama-sama terbuat dari kayu.“Adek mana, Bu?” Tan

  • Penakluk Hati Om Dokter   Part 113-Orang Tua Dirga

    Hari ini adalah hari yang paling tidak ingin Dirga ingat. Saat hari peringatan itu tiba, rasanya pundak pria menjadi sangat berat. Meski tak ada yang mengatakan secara langsung, ia merasa semua orang menyalahkannya atas kepergian Dira, adik perempuannya.Kejadian naas yang menimpa adiknya dulu masih meninggalkan luka dan trauma baginya dan juga orang tuanya hingga saat ini. Rasa bersalahnya tak juga sirna meski sudah lebih dari 2 dekade adiknya menyatu dengan tanah. Seperti tahun-tahun sebelumnya, tahun inipun ia pergi ke tempat istirahat terakhir sang adik. Andai diberi kesempatan sekali untuk bertemu adiknya, ia ingin sekali mengucapkan maaf.Maaf karena tidak bisa menjaganya.Maaf karena tidak bisa menyelamatkan.Terlebih lagi saat melihat wajah sedih mamanya kala itu. Bagaimanapun kehadiran Dira sangat diharapkan oleh kedua orang tuanya. Setelah melahirkan Dirga, mamanya pernah hamil lagi dua kali. Namun dikehamilan itu mamanya keguguran. Keduanya pula adik dirga berjenis kelamin

  • Penakluk Hati Om Dokter   Part 112-Kilas Balik Keluarga Dirga

    Saat Rizal sibuk menabur bunga di atas sebuah makam, Wina hanya diam. Matanya melirik pada Dirga yang hari itu nampak tak ada semangat. Selain gagalnya sidang tesis waktu itu, ini kali pertama Wina melihat cucu emas Hermanto itu sangat muram. Ia seakan tak mengenali wajahnya. Mereka seolah orang asing yang berada di tempat yang sama.Tak mau mengganggu kekhidmatan pria yang belum lama masuk ke hidupnya, Wina memilih sedikit menjauh. Netranya menjelajah area pemakaman umum itu, hingga matanya melihat rombongan yang sama-sama mengenakan pakain serba hitam mendekat ke arah mereka.Laki-laki dan wanita yang Wina tebak adalah suami-istri berjalan dengan dipayungi pria-pria kekar di samping mereka. Dari kejauhan saja terlihat romobongan itu sangat berkelas, entah itu dari pakaiannya yang mahal atau cara berjalannya. Apalagi paras suami-istri itu sangat good looking.Saking fokusnya, Wina sampai tidak sadar rombongan tersebut mendekat ke arahnya.“Om, tante.” Sapa Rizal membuyarkan fokus Win

  • Penakluk Hati Om Dokter   Part 111-Hari Peringatan Kematian

    Wina melangkahkan kaki pendeknya memasuki caffe yang masih sepi. Hari ini ia memang berniat berangkat kerja pagi, karena sorenya ada bimbingan skripsi dengan Dospem-nya. Tapi ia terpaksa lebih pagi dari jam kerjanya karena si boss menyuruhnya ke caffe dua jam lebih awal. Jelas caffe masih sangat sepi.Di pelataran caffe, ia melihat mobil atasannya terparkir. Karena di lantai bawah tak ia temui siapapun, sudah pasti Rizal alias owner caffe itu berada di ruang kerjanya. Winapun memutuskan langsung ke atas. Di ketuknya pintu kayu itu. Setelah terdengar sahutan dari dalam yang menyuruhnya masuk, gadis itu segera membuka pelan daun pintu itu.Setelah melihat atasannya mengenakan pakaian dengan warna senada dengannya, Wina mengernyit heran. “Kak, ini kita mau ngelayat?” Tanyanya, sebab boss-nya itu tadi pagi menyuruhnya untuk memakai baju serba hitam dan tentunya pakaian yang sopan.Dari pantulan cermin besar yang tersandar di dinding ruangannya, Rizal dapat melihat jelas ekspresi Wina. “Bu

DMCA.com Protection Status