Sebenarnya apa rencana Hendrik dengan senang hati melukai dirinya sendiri?
Hendrik dibaringkan di ranjang dan Kevin keluar untuk menelpon dokter keluarga memberitahukan ada budak yang terluka ditusuk pisau buah di pahanya.
Hendrik minta tolong Kaivan ambilkan air dan begitu Kaivan keluar, Hendrik menotok jalan darahnya menurut titik akupuntur untuk mencegah kerusakan lebih parah, Hendrik belum bisa memakai tenaga immortalnya, karena dia tahu, Kuntara dan Magareta sedang memantau sihir mereka untuk mengecek apakah benar Hendrik adalah manusia biasa yang tidak bisa sihir.
Tidak lama kemudian, dokter keluarga datang dan dia adalah seorang manusia separuh immortal.
Melihat Hendrik dia terkejut dan hampir berteriak tapi dicegah oleh Kevin.
Mau apa ya Harvey dan Hardy itu datang melihat Hendrik?” Harvey mendorong Kaivan sampai terjatuh dan bersama Hardy dia menuju kamar Hendrik yang pintunya telah dibuka oleh Matius. “Bagaimana dekter, apakah lukanya parah? Setelah ini apakah dia tetap bisa kerja? Tanya Harvey congkak. “Jika luka ini tidak berdarah lagi. Dia tetap bisa kerja.” Jawab dokter itu, karena dia tahu seorang budak tidak ada istirahatnya, jika tidak meninggal, dia tidak ada istirahat. “Bagus, kalau begitu kamu jahit saja dan potong saja celana panjangnya sebatas luka itu, biarkan dia memakai celana panjang pendek dan jangan kamu ganti celana itu sampai besok, Kevin berikan dia celana pendek saja, jangan celana panjang, agar lukanya bisa terpantau oleh kami, awas kamu, budak kurang ajar be
Apa lagi yang akan dialami oleh Hendrik? Hendrik, Kevin dan Kaivan kembali ke kamar mereka untuk makan malam, makan yang sehari sekali untuk mereka, dan sudah tersedia tiga piring nasi bersama satu macam sayur, setelah selesai makan, mereka keluar dari kamar untuk menuju kamar makan keluarga Kastara, ketika mereka masuk, keluarga Kastara masih makan dan Hendrik dan Kaivan berdiri disamping pintu menunggu mereka selesai untuk ke kamar Tuan Besar Baskoro. Hardy dan Matius keluar dari kamar budak dan langsung ke kamar makan utama untuk makan malam, Matius karena bukan budak tapi sebagai pelayan setia keluarga Snowander, jadi makan di ruang dapur pelayan utama. Margareta, Kastara dan Harvey menunggu Hardy sampai untuk makan malam. “Mengapa lama? Apa yang terjadi? Kemana
POV MARGARETA. Saya bingung, kenapa untuk budak ini saya sudah timbul benci ketika Kastara dan anak anak membawa dia pulang, rasanya saya sangat mengenal dia, dan timbul keinginan untuk membuat dia menderita. Makin menderita dan makin kesakitan makin puas saya. Jadi ketika dia sampai pada hari pertama, saya sangat ingin menunjukkan kekuasaan keluarga kami sebagai penerus keluarga Snowander , karena itu saya sengaja membawa dia melihat tuan besar Baskoro dan sekretarisnya, saya ingin melihat perubahan raut mukanya. Karena perasaan saya curiga dia adalah cucu kakek renta ini. Sungguh disayangkan sedikitpun tidak ada reaksi apapun pada anak muda ini, apakah dia hilang ingatan sebagai Hendrik Snowander kecil setelah kecelakaan itu? Saya juga curiga dia adalah Hendrik Snowander yang menyamar. Tapi saya bingung,
POV HARVEY Hmmmm, ketika pemuda itu memasuki kantor ayah bersama dengan pemuda yang lain, saya sendiri bingung, kenapa saya sangat tertarik dengan pemuda yang memakai pakaian murah itu. Pemuda yang terlihat sederhana tapi seperti menyimpan hal misterius. Pemuda yang terlihat lugu dan tolol itu dengan penampilan cuek, seperti tidak menyadari akan sesuatu yang akan terjadi padanya, apalagi dengan ringannya dia berkata mau mengganti nama saya dengan apapun juga boleh, apakah bagi dia sebuah nama itu tidak ada harganya? Mengapa dia dapat begitu ringan mengatakannya? Atau karena dia yatim piatu, jadi tidak ada kebanggaan nama keluarga, iya sih, ketika ditanya nama keluarganya siapa? Dia tidak tahu, dia itu yatim piatu. Saya curiga dia itu adalah suami Elisa yang sedang ka
Setelah keluarga Kastara selesai makan dan puas menghukum Hendrik, mereka mengakhiri makan malam ini dan keluar menuju kamar tuan besar Baskoro. Sepanjang jalan keluarga Kastara menengok kebelakang dan melihat Hendrik mengepalkan tangannya menahan sakit karena tangan itu sempurna menjadi bengkak oleh melepuhnya kedua telapak dan punggung tangan Hendrik. “Hendrik, berjalan di depan kamu , bersama dengan Matius.” Perintah Kastara dengan nada tinggi. Hendrik berjalan perlahan ke depan mereka dan selama perjalanan menuju kamar tuan besar Baskoro , Hendrik selalu menggoyangkan tangannya untuk menghilangkan rasa sakit di mata mereka. Pintu kamar Tuan Besar Baskoro terbuka, di dalamnya telah menunggu Kuntara sambil melotot melihat Hendrik dia membentak:” Kenapa lama sampai
POV BASKORO Ketika ibu Hendrik hamil bertepatan dengan meninggalnya Jendral tua titisan Jendral di negara immortal , saya sangat senang dan mengharapkan anak itu adalah titisan Jendral, biar saya bisa menyelesaikan misi saya yang dititipi oleh Kehidupan lampau Jendral, Harta yang saya miliki sebenarnya adalah harta milik jendral itu yang diberikan kepada saya untuk dipakai. Dan nanti pada saat Jendral itu lahir sebagai manusia, dan dia datang untuk meminta miliknya, saya harus memberikan nya. Saat dia lahir, Mei Ling mendatangi saya dan menyuruh saya memberikan nama Hendrik Snowander dan jangan memberitahukan dia, dia adalah titisan Jendral immortal. Karena pada kehidupan dia saat ini , Jendral ingin menikmati hidup yang lain, yang penuh lika liku dan ingin menikmati kesengsaraan manusia, karena dia bosan selalu menjadi yang terhebat, dia ingin me
Apakah yang akan dilakukan cucu kesayanganku itu? Ya, apa yang akan dilakukan Hendrik sebenarnya? Setelah puas menyiksa Hendrik dan Tuan Besar Baskoro, Kuntara menyuruh Hendrik melepaskan tangannya dan Hendrik kemudian di papah ke kamarnya dan ditaruh di ranjang oleh Kevin dan Kaivan. "Hendrik, lepaskan tanganmu." Perintah Kastara. Hendrik melepasnya dan jatuh duduk dengan ke dua tangan terluka parah. Sambil berbaring, Hendrik membayangkan kejadian tadi, ya, ketika dia disuruh mengencangkan cengkeram tangannya air yang dilukanya pecah, Hendrik tidak menyembuhkan luka pada badan kasarnya, dia hanya mencegah agar jaringan di badannya tidak rusak, tapi lukanya memang terlihat luka, Hendrik tidak selamanya membuat ilusi.
POV HARDY Dimulai dari perkataan bibi yang menyinggung perasaan ibu, saya tidak dengar jelas, karena waktu itu saya masih kecil, tapi ayah sering mengatakannya jadi saya tahu dan ingat. “Ya, karena ibu Hendrik terlalu sombong menghina ibumu, yang mengatakan “ Mimpi kamu untuk menikmati kekayaan Snowander, dasar orang kampung yang bermimpi, sayang suami kamu cuma anak angkat, pastilah warisan itu akan diwariskan kepada anak saya.” kata ibu Hendrik.” Kata ayah kepada kami, saya dan Harvey. Setelah dewasa. Lalu ibu membuat rencana, menyuruh saya mengajak Hendrik kecil main petak umpet, saya tidak tahu ibu mau berbuat apa, tapi sebagai anak saya tentu menuruti keinginan ibu, jadi saya mengajak Hendrik dan saya melakukan seperti yang ibu ajarkan, saat itu saya dan Hendrik seumur, Hendrik lebih besar satu bulan, saat i