"Mari hari ini, kira ke rumah Elisabet, saya ingin melakukan sesuatu pada mereka." Kata Hendrik mengajak Hans dan small.
"Small. kamu mungkin akan digunakan oleh ayah dan ibu mertuaku, ikuti saja mau mereka, tapi jangan bocorin saya siapa, apapun yang mereka perintahkan , kamu turutin, seperti kamu tidak mengenai saya siapa dan jika mereka menghinaku, kamu jangan turut campur, mengerti kamu, small?" Tanya Hendrik .
" Saya mengerti, Jendral." jawab Small.
"jangan panggil saya Jendral, cukup Tuan Hendrik saja, jika ditanya siapa yang biayain kamu , katakan perusahaan, nanti mobilnya kamu taruh di perusahaan saja. kalau kami butuh saya akan telfon kamu, Hans , tunjukan jalam ke rumah Elisabet." Kata hendrik.
Mereka sampai ke rumah Elisabet, Amelia membukakan pintu,
"Mana Darren?" tanya Hendrik.
"Ada di rumah utama, elisabet ada di toilet sedang membersihkan toilet, mau saya panggilkan."Tanya Amelia. satpam wanita yang dipakai untuk memant
Kehidupan rumah tangga Elisabet, setiap hari dirudung kemalangan.Sejak itu, Darren sudah tidak berani membela Elisabet lagi.Elisabet dijadikan pembantu untuk rumah tangga nya sendiri." Apa yang kamu masak hari ini, mengapa tidak enak, tidak ada rasanya." Bentak Darren.Darren marah tapi mereka harus menghabiskan makanan ini, jadi biarpun makanan nya tidak enak, Darren dan Elisabet harus menghabiskan nya.Setelah itu, Darren mengambil cambuk dan mencambuk lima kali di badan Elisabet.Untuk mengurus urusan rumah tangga, Elisabet masih bisa tapi untuk memasak masih jauh dari sempurna, jadi sedikit nya setiap hari Elisabet pasti mendapat sepuluh kali rotan .Setelah sebulan, Elisabet sudah tidak tahan dan dia pulang ke rumah orang tua nya, meminta ibu ayahnya membantu nya agar Darren mau menceraikan nyaElisabet pulang dan Hendrik yang membukakan pintu.Mereka baru selesai sarapan pagi dan Elisabet menangis me
Ya, sungguh ironis, padahal kemarin Elisa dan Hendrik merayakan pesta ulang tahun pernikahannya yang ke tiga dengan sangat meriah dan Hendrik benar benar membuat Elisa sangat bahagia."Elisa, sudah siapkah kamu, saya jemput ya, pakai mobil kantor." Kata Hendrik."Ok, saya sudah siap dan sudah menunggu kamu di depan pintu nih." Jawab Elisa dengan mata yang berbinar karena sangat senang.Hendrik datang dengan mobil besar hitam mercy, Hendrik duduk di kursi penumpang dengan seorang supir yang membukakan pintu untuk Elisa."Hebat amat Tuan Hans memberi ijin untuk memakai mobil ini untuk kita berdua, mau kemana kita sekarang.?" Tanya Elisa yang sedang mengagumi mobil ini."Mulai sekarang mobil ini akan selalu mengantar dan menjemput kamu, juga untuk kebutuhan keluarga , untuk ayah dan ibu, itu kata John untuk memfasilitas diri kamu." Kata Hendrik." oh, benarkah? sungguh indah, sungguh baik tuan Hans." kata Elisa."Semua ini adalah milik t
"Hans, saya pernah berjanji kepada Darren dan Elisabet mau mengunjungi seseorang, hayo hari ini kita pergi menjemput mereka dan kita ajak mereka ke tempat Markus." ajak Hendrik ke Hans melalui Hand Phone.Mobil datang menjemput Hendrik di depan rumah Elisa. mereka ke rumah Elisabet.Bel berbunyi, Darren membukakan pintu dan mempersilahkan mereka masuk, terlihatlah Elisabet sedang memakai baju pelayan sedang menyapu lantai."Hai, pelayan suguhkan minuman buatkan teh hangat beserta poci nya." Kata Darren kepada Elisabet.Elisabet menuju ke dapur dan rotan yang ada di meja mendera badan Elisabet sekali yang membuat Elisabet terdorong kedepan."Setiap saya perintah, kamu harus jawab, bukan langsung pergi, mengerti kamu." kata Darren sambil mengayunkan rotan itu kembali."Ya, Tuan Darren , saya mengerti." Kata Elisabet sambil menggigit bibirnya."Darren , ambilkan juga baju pelayan yang lengan pendek, sehingga jika kamu memukul lengannya a
"Simon Red, apa yang kamu lakukan di rumah mewah Nicken?, Mengapa ada orang yang datang marah marah ke rumah keluarga Red kita. katanya ketemu titisan Jendral, ahhh, kamu memang cari mati, sana , hadapi kemarahan kakek kamu." kata ayah Simon Red, Robert REd. "Berlutut, anak kurang ajar, saya menyuruh kamu kesana untuk bertemu titisan jendral, tapi kamu marah membuat kekacauan , bahkan kamu menyalahi titisan Jendral." kata kakeknya marah. "Siap siap terima hukuman kamu," kata kakeknya lagi. Charlie Red. "Kamu tahu semua harta kita adalah milik Jendral. kita hanya dititipin." "Silahkan, Nyonya Mei Ling menghukum cucu saya." kata Charlie Red pasrah. "Simon, apakah kamu sadar, kamu siapa, apakah pantas kamu mengganggu manusia,? Apakah jika kamu menikah dengan manusia , manusia itu bisa tahan dengan aura kamu," Kata Mei Ling lagi. "Siapa kamu? mengapa kamu tahu, saya siapa? " kata Simon Red marah dan berdiri dengan posisi menent
Darren dan Elisabet pulang dengan mobil kantor Hendro N Company, kebutuhan mereka ditanggung oleh perusahaan. HP Elisabet berdering, "Angkat, nyalakan speakernya taruh di sini." kata Darren sambil menunjuk tempat di tengah mereka, dan dia mengambil rotan ditaruh di atas paha Darren. "Ya, kakak , ada apa? Tanya Elisabet. "Elisabet, ayah ibu tanya kamu tidak apa apa kan?" suara Elisa terdengar dari seberang."kakak nyalakan speaker ya." "Hmmmm" Tersenyumlah Darren. Membayangkan Tuan Hendrik juga ikut mendengar pembicaraan ini. "Elisabet, kenapa kamu tidak jawab pertanyaan kakakmu." tanya Amanda. " Hei, pecundang, ngapain kamu disini, sana ke dapur siapin makan siang." "Ya, bu, saya ke dapur." kata Hendrik sambil tersenyum. "Aduh" jerit Elisabet pada saat Darren mendera kedua telapak tangannya yang di taruh di atas pahanya. Bersamaan dengan Nyonya Amanda memanggil Hendrik , "pecundang" "Ada apa Elisabet, kenap
"Elisa. Tanya Hendrik ada berapa banyak tabungannya? Minta dia belikan mobil untuk kami orang tua kamu, jika mau saya tidak menghina dia lagi, ingat saya mau mobil pribadi bukan mobil kantor, besok harus sudah ada." Kata Amanda. Elisa cuma dapat menarik nafas melihat keserakahan ibunya itu, tapi dia tetap masuk ke kamar menanyai Hendrik. "Hendrik, kamu dengar sendiri, apa yang dikatakan ibu kepada kamu, jika kamu tidak ada, saya ada uang tabungan, kamu belikan saja mobil untuk ibu." Kata Elisa lembut. "Ya, besok, saya ke dealer, atau kamu mau bersama saya untuk melihat mobil itu?." tanya Hendrik lebih lanjut. "Tidak, kamu pergi sendiri saja, saya besok mau ke kantor mengurusi pekerjaan." Kata Elisa. " Kenapa kamu tidak mau buka perusahaan sendiri saja, jadi tidak usah mengurus perusahaan nicken lagi, bukankah lebih bagus punya sendiri." Kata Hendrik menyarankan. "mmmm, saya sudah nikmat hanya menjadi manajer di perusahaan Nicken,
prak... prak Satpam di tampar dua kali oleh seseorang pria paruh baya yang memakai cincin di seluruh jarinya. "Kurang ajar, siapa yang berani menampar saya, tidak tahu ya saya bekerja sama siapa?" kata satpam dengan sangat marah dan melihat yang menamparnya. Deg...... Punyai nyari apakah dia, berani berkata seperti itu. Sambil berlutut satpam itu menghiba:" maafkan saya tuan, saya tidak tahu tuan besar yang datang." "Pukul dia sampai dia tidak dapat mengunyah makanan, berani kurang ajar dengan tuan Hendrik dan saya." Kata tuan besar pemilik showroom ini , Steven Chang. "Hah, anda salah tuan, disini tidak ada tuan Hendrik, yang ada cuma pengemis kumal itu." Kata satpam itu lagi membela diri. "Diam kamu, bawa dia pergi." hardik tuan Steven kepada pengawalnya. "Mari, tuan Hendrik, silahkan masuk dan lihat lihat," Kata Steven dengan hormat. "Tidak usah, saya malas masuk, sudah tidak ada selera lagi, na
"Hans, buatkan surat lamaran untuk bekerja di perusahaan pusat, saya mau melamar kerja disana, jadi apapun boleh." kata Hendrik. "Tuan, untuk apa anda bekerja disana, bukankah fasilitas disini untuk tuan , sudah memadai." Kata Hans melarang Hendrik melamar kerja, dia takut tuannya akan dihina disana. "Tidak apa apa, saya mau menyelidiki siapa yang menculik saya waktu saya kecil, sehingga membuat ibu dan ayah kandung Hendrik meninggal muda. Saya juga mau tahu siapa yang mengendalikan perusahaan itu, saya curiga paman angkat saya dan keluarga asalnya yang membuat kakek saya tidak dapat berbuat sesuatu." Kata Hendrik. "Sudah waktunya untuk menghukum mereka, mereka telah membuat saya sengsara lima belas tahun." kata Hendrik emosi. sambil menatap dengan bengisnya melihat ke langit. Kamu siapkan surat lamarannya, cukup cantumkan nama Hendrik saja dan besok kita ketemu di bandara.”
Selesai sarapan, Hendrik kedatangan tamu yang tidak diundang yang menunggunya di depan gerbang sambil menjerit jerit. “Hendrik, menantu kurang ajar keluar kamu.” kata Merry Layran sambil menjerit dengan nada yang tinggi. Hendrik keluar ditemani dengan kakek dan nenek Layran. “Mau apa, kamu kemari, Merry?” Tanya Nenek Layran. “Saya mau Hendrik mengeluarkan Stefanus dan Samuel, kasihan Stefanus menderita di penjara, padahal dia sudah berumur.” Kata Merry Layran menghiba pada ibunya. “Ketika kalian melakukan sesuatu pada Maureen, apakah kalian kasihan padanya?” Tanya Kakek Layran dengan emosi. “Biarkan saja dia disana dulu, biar merasakan penderitaan dan menyesal telah membunuh
Hendrik mengajak kedua anak itu dan Mumu di pundaknya untuk ke depan hutan yang dilindungi oleh makhluk gaib yang baik. Di pinggir hutan, Hendrik memegang tongkat Muku dan tiba tiba tongkat itu terlepas dari tangan Hendrik dan melayang ke atas dan menghilang. Dan kemudian tidak lama kemudian datanglah makhluk aneh yang menyeramkan setinggi tiga meter dengan jalan membungkuk dengan kedua tangan yang panjangnya dua meter menyentuh tanah dan dengan kuku yang tajam, muka yang menyeramkan seperti makhluk jahat yang ada di film dan sangat mengerikan dengan otot seluruh badannya bengkak dan mengerikan. Berjalan menghampiri Hendrik dan memukulnya dengan kedua tangan panjang yang menyeramkan. Hendrik menghindar dari pukulan itu dan dia membalas serangan dengan pukulan pukulan
Kita tinggalkan Stefanus dan Samuel dulu ya. Mari kita lihat keadaan Hendrik di istana yang penuh dengan lingkungan tenaga alam ini. Setelah tinggal di istana ini, Hendrik merasa aman dan dia membiarkan kedua anak kembarnya dirawat oleh dokter Elina dan keempat perawat dan selama seminggu dalam pemulihan kedua anak kembarnya, Hendrik tidak melihat mereka . Dan Karena Elisa juga habis melahirkan jadi perawatan Elisa diserahkan ke Amanda dan selama waktu itu Hendrik tinggal di kamarnya sendiri sambil memantau bisnis dan perkumpulan jaringan Hitam Bawah tanah dan dia mengunci dirinya di kamarnya dengan pesan kepada mereka para pengawal dan kepala pelayannya… Jangan mengganggunya, jika dia telah selesai dia akan keluar sendiri dari kamarnya.
Bagaimana kabar Stefanus dan Samuel ya? Stefanus dan Samuel disidangkan terpisah, tapi mereka masing masing menjadi saksi untuk yang lain dan seperti yang kita duga, mereka pasti selalu menyalahkan lawan mereka dan mengatakan itu semua rencana lawannya. Mari kita lihat persidangan Stefanus dahulu. Saksi dipanggil dan ternyata mereka memanggil Samuel sebagai saksi. “Kamu telah disumpah dan akan memberikan kesaksian yang benar.” Kata Jaksa penuntut. “Saya hanya menanyakan satu pertanyaan, siapakah otak perencana ini? Sehingga menyebabkan nyonya Maureen Layran meninggal dan semua kegiatan yang kalian lakukan.” Tanya Jaksa Sambil menunjuk ayahnya , Samuel berkata dengan te
Dengan takjub Hendrik melihat kedua anak kembarnya, anak yang terlahir prematur tapi memiliki kondisi anak cukup bulan dan menurut pandangan Hendrik, setelah seminggu di istananya kedua anak itu akan meninggalkan inkubatornya. Anak yang dilindungi oleh kekuatan energi alam yang merupakan keturunan murni kekuatan gaib putih yang akan selalu melindungi mereka dari bahaya yang mengancamnya. Sepasang anak, laki dan perempuan yang akan saling melindungi, pantas Stefanus dan kelompoknya tidak dapat mencelakakan mereka, ya mereka dapat melindungi diri mereka sampai umur mereka tujuh tahun. “Hendrik, kamu belum menamakan ketiga anakmu.” Kata Kakek Baskoro, ketika mereka sampai di istana. “Kakek saja yang beri mereka nama.” Kata Hendrik untuk menghormati kakeknya.
Saat kaki Hendrik menapak kakinya di pintu utama rumah sakit, Hendrik menggunakan energinya, dengan menyelaraskan energi dirinya dengan alam, Hendrik mengusir kesedihannya dan membuat hatinya gembira dengan kelahiran ketiga anaknya. Dengan muka ceria , Hendrik mendatangi kamar Elisa. "Hai, apa kabar semuanya?" Sapa Hendrik dengan nada riang. Mereka semua memalingkan kepala untuk melihat Hendrik dan mereka tahu Hendrik dengan diam menyembunyikan kesedihannya. Terlihatlah Elisa sedang sarapan dengan kedua orang tuanya dan ada juga Kakek dan nenek Layran dan Elina Smith. “Hendrik, kemarilah , kenalkan dia adalah bibi kamu, adik perempuan ibu kandung kamu, juga ibu angkat Maureen dan dia adalah seorang dokter anak.” Ka
Hendrik mengatur para pengawalnya untuk melindungi Elisa dan anak anak Maureen dan juga orang tua dan kakek dan nenek Maureen, ibu Maureen dan kakak iparnya dilarang mendekati anak Kembar Maureen. Hendrik berencana mengurus acara kematian Maureen dahulu, baru kemudian menemani Elisa.Orang tua Elisa, Hendrik menyuruh mereka menemani Elisa dan anaknya dan kakek dan nenek Maureen di minta tolong untuk memantau cucucnya. “Elisa, Maureen telah meninggalkan kita, saya harap pengertian kamu, selama beberapa hari saya tidak dapat menemani kamu, saya mau mengurus pemakaman Maureen dahulu, setelah itu, baru saya menemani kamu, apakah kamu keberatan?” Tanya Hendrik mengharapkan pengertian Elisa. “Pergilah, saya ada ayah dan ibu menemani.” Kata
POV MAUREEN Saya sangat senang dengan dokter baru ini, sangat ganteng dan baik hati, dia selalu membuat saya bisa manja dengan nya. Saya tidak tahu kenapa? Tapi saya merasa dia seperti ayah saya, apa karena saya kekurangan kasih sayang dari ayah saya? Jadi saya mengharapkan cinta kasih dari orang lain. Selama sebulan saya mendapat perawatan dari dokter ini dan saya sangat senang, dia sangat telaten dan dengan teliti memeriksa kandungan saya. Setiap memeriksa kandungan, saya bersamaan waktunya dengan kakak Elisa, kakak Elisa memakai dokter lain , dia ingin dokter wanita, jadi dia menolak ketika direkomendasikan dokter kepala atau direktur rumah sakit ini. Untuk tidak mengecewakan dokter kepala, saya bers
POV DEMON Pulang ke negara leluhur bertemu dengan saudara sepupu saya, adalah hal yang menggembirakan. Tapi setelah bertemu dengan anak sepupu saya, luka lama karena kematian ibu dan adik saya terbuka kembali. Setiap melihat muka dan penampilannya yang seperti ibu saya, dendam saya sama gadis itu, kenapa dia hidup? Sedangkan ibu saya meninggal , jadi kemarahan saya saya lampiaskan kepada dia. Sayang ketika saya bertemu dengannya, kandungannya belum bisa dipacu untuk melahirkan paksa, jadi saya harus bersabar untuk menunggu kehamilannya untuk bisa dipaksa melahirkan, hal itu adalah biasa saya lakukan dan selalu terbebas dari hukum, ya, karena tiada bukti yang menguatkan Dengan senyuman yang menyakinkan saya selalu m