Tanpa menunggu lama lagi, mereka langsung saja menjalankan mobilnya menuju ke tempat di mana yang diinginkan oleh Belle yaitu, kediaman Nyonya Dan juga tuan Terren. Selama di dalam perjalanan, Belle sama sekali tidak mengatakan apapun karena dia juga masih merasa ragu apakah benar kedua orang itu a
"Sayang!" panggil Jelios dengan nada yang berteriak keras, "Sayang, aku mohon! Keluarlah, ayo kita pulang! Aku salah, aku salah karena tidak menjelaskan dengan detail sampai kau paham. Tolong, sayang." ucap lagi Jelios. Jelios sebenarnya sudah sejak tadi terus berteriak memanggil Belle berharap ben
"Nenek akan mengirim mu keluar negeri, kau bisa tenang di sana dan melahirkan juga dengan nyaman. Dokter akan berada untukmu 24 jam sehingga kau tidak perlu merasa takut jika terjadi sesuatu dengan kehamilanmu." ucap Nyonya Terren. Belle menghela nafasnya. Dia menatap Nyonya Terren lalu menanyakan
"Kedua orang tua Jelios datang kemari, dia mengatakan kepada kami apa yang terjadi dengan putri kami dan meminta kami untuk bertanggung jawab untuk apa yang sudah dia lakukan, karena kekacauan yang dia timbulkan benar-benar parah," ujar Nyonya Terren dengan nada bicaranya yang terdengar gemetar mena
"Bukankah, setiap hubungan pasti memiliki perselisihan?" tanya Jelios berharap pertanyaannya itu dapat membuat Nyonya Terren berhenti untuk berpikir dan mencoba mencari tahu apa sebabnya Belle memilih untuk meninggalkan rumah, "Jika ada pihak yang menjadi jembatan untuk memisahkan kami, tentu saja i
Jhon mengusap wajahnya, sungguh dia sedang menahan perasaan kesal yang begitu luar biasa dia rasakan. Jhon benar-benar hanya bisa menggeleng keheranan melihat dapur apartemennya menjadi sangat berantakan, banyak sekali percikan minyak yang tidak dibersihkan oleh Yuri. Untuk pertama kali seumur hidup
"Jhon?" Panggil Yuri, "apakah kau memiliki planning untuk menikah?" Jhon terdiam sebentar memikirkan apa maksud Yuri bertanya tentang pernikahan dengannya. Bukannya dia begitu percaya diri, hanya saja dia merasa sedikit tidak biasa mendengar pertanyaan yang sangat aneh dari Yuri. "Pertanyaan anda
Satu Minggu sudah waktu berlalu, dan selama satu minggu itu pula, setiap hari jelios datang untuk berteriak dan memanggil Belle, meminta istrinya itu untuk keluar rumah dan menemuinya. Hari ini, cuaca benar-benar sudah mulai dingin di luar, tetapi Jelios sama sekali tidak menyerah dan tetap berdiri
Setelah beberapa saat, Belle sudah mulai tenang jadi, Jelios juga sudah bisa kembali berbicara. "Aku perlu melakukan itu, sayang. Wanita itu harus diberikan pelajaran yang menyakitkan agar tidak bisa macam-macam. Jadi, sekarang sudah saatnya istriku yang manja ini berhenti murung kan?" bujuk Jelios
Jelios mengusap kepala istrinya lalu berbisik, "karena anak-anak sudah tidur, ayo ikut aku sebentar. Ada hal yang ingin aku bicarakan padamu," ucap Jelios lalu tersenyum meski ucapannya itu tak mendapat respon apapun dari istrinya. Perlahan, Jelios memindahkan putri keduanya ke box bayi, lalu berge
Jenie tersenyum, dan rona malu yang timbul di wajahnya itu benar-benar bisa terlihat dengan jelas. Rasanya, debaran jantungnya seperti akan meledak karena perasaan gugup dan juga bahagia yang menjadi satu. Saat ini, Jenie tengah bersama dengan Jelios setelah beberapa saat yang lalu Jelios menghubun
Belle semakin menjadi saat dia kembali melihat unggahan Jenie pada akun media sosial miliknya. Jenie mengatakan bahwa, dia merindukan pria yang memberikan kenangan indah di dalam kamar hotel. Sungguh, Belle menjadi semakin menjadi-jadi dengan segala pemikiran negatifnya kepada Jelios. Apalagi, saat
"Sayang?" panggil Jelios begitu dia sampai di kamar. Yah, karena istrinya tidak menyambut kepulangannya, maka Jelios bergegas menjalankan kakinya menuju ke kamar. Biasanya, Belle akan menunggu Jelios pulang di depan pintu rumah mereka, tapi karena tidak ada Belle saat Jelios pulang, maka Jelios han
Sudah tiga hari berlalu, dan jenie masih belum mendapatkan kabar apapun dari Jelios membuat dia benar-benar gelisah sepanjang hari. Jenie benar-benar ingin dengan segera menjalin hubungan yang sebenar-benarnya bersama dengan, Jelios. Namun, karena tiga hari ini masihlah tidak ada kabar sama sekali,
Jenie terbangun dari tidurnya. Perlahan dia membuka matanya, dan ternyata Jelios sudah tak lagi ada di atas tempat tidur. Jenie bangkit dari posisinya, dia mencari keberadaan ponselnya. Mendapatkan ponselnya, akhirnya Jenie bisa melihat pukul berapa sekarang ini. "Ya ampun..... " ucap Jenie keheran
Jenie mengeratkan genggaman tangannya yang sejak tadi jemari di tangannya saling bertautan erat. Mendengar apa yang diucapkan oleh Jelios barusan, bohong saja kalau dia tidak merasa sangat gugup, dan juga takut. Bagaimanapun, sosok Jelios yang dewasa, dan juga terlihat sekali penuh dengan makna seti
"Semoga kita bisa bekerja sama dengan baik. Saya harap, kejayaan Horrison Food akan lebih maju kedepannya. Jadi, mohon kerja samanya," ucap Jelios kepada anggota dewan direksi. Jelios yang baru saja mengenalkan diri, dan memberikan sepatah dua patah kata untuk mengatakan beberapa hal yang perlu dia