Belle kembali menggigit bibir bawahnya, Dia sedang berpikir Apakah perlu dia membuka laci itu untuk memastikan benar dugaannya? Tetapi, kalaupun memang benar apa yang dia duga, lantas apa salahnya?Belle membuang nafasnya. Yah, ada atau tidaknya foto Yuri di dalam laci meja kerjanya, memang tidak a
"Sebenarnya, bisa saja Aku tidak mencari tahu siapa ayah dari anak yang dikandung oleh keponakanmu itu. Tetapi, kau seharusnya menikahkan keponakanmu itu dengan Jhon bukan? Karena, kalau mereka menikah dan hidup bersama, aku tidak perlu merasa keponakanmu itu adalah ancaman untukku bukan?" ujar Yuri
Jelios mengendurkan dasinya seraya bangkit dari posisinya dengan segera bangkit dari posisinya. Dia mendorong kursinya dengan menggunakan kaki cukup kuat hingga kursinya mundur jauh hingga ke pojok ruangan. Jelios sungguh sangat kesal, dia tidak bisa menerima tatapan yang selalu saja terkesan merend
"Apa kau bisa menebak mengapa aku memintamu untuk datang menemuiku?" Tanya Yuri lalu tersenyum menatap seorang pria yang berada di seberang meja duduk menghadap ke arahnya. Pria itu, dia adalah, Jhon. Jhon terdiam sebentar sebelum dia menjawab pertanyaan dari Yuri. Sepertinya, Jhon bisa sedikit me
Yuri masih diam. Yah, memang benar apa yang dikatakan oleh Jhon. beberapa waktu terakhir ini dia benar-benar memiliki banyak hal yang harus dia pikirkan, bahkan sore nanti dia harus keluar kota, lusanya harus ke luar negeri, dan setelah kembali dari luar negeri, sorenya dia harus menghadiri acara fa
Jenie menangis sedih merasai tubuhnya yang merasakan sakit dari ujung kaki hingga ujung kepalanya. Tubuhnya benar-benar sangat lemas, bahkan dia tidak bisa mengeluarkan sedikit saja suara untuk berbicara. Ayah dan Ibunya sedang sibuk entah apa, dan Mike juga tiba-tiba saja menghilang tidak tahu baga
"Sepertinya, kita harus benar-benar menemukan Belle secepat mungkin karena aku yakin benar bahwa, apa yang terjadi dengan perusahaan kita saat ini adalah ulah dari orang yang telah melindungi Belle. Jika kita bisa membujuk Belle, sepertinya orang itu juga akan berhenti karena Belle yang membujuknya.
Belle menutup bibirnya menggunakan punggung tangannya saat Jelios terus menggerakkan pinggulnya memompa milik Belle tanpa ampun. Tahu, harusnya dia tidak begitu mudah menyerahkan dirinya begitu saja kepada Jelios. Akan tetapi, pesona seorang jelios benar-benar sulit untuk di elak, apalagi soal sentu
Setelah beberapa saat, Belle sudah mulai tenang jadi, Jelios juga sudah bisa kembali berbicara. "Aku perlu melakukan itu, sayang. Wanita itu harus diberikan pelajaran yang menyakitkan agar tidak bisa macam-macam. Jadi, sekarang sudah saatnya istriku yang manja ini berhenti murung kan?" bujuk Jelios
Jelios mengusap kepala istrinya lalu berbisik, "karena anak-anak sudah tidur, ayo ikut aku sebentar. Ada hal yang ingin aku bicarakan padamu," ucap Jelios lalu tersenyum meski ucapannya itu tak mendapat respon apapun dari istrinya. Perlahan, Jelios memindahkan putri keduanya ke box bayi, lalu berge
Jenie tersenyum, dan rona malu yang timbul di wajahnya itu benar-benar bisa terlihat dengan jelas. Rasanya, debaran jantungnya seperti akan meledak karena perasaan gugup dan juga bahagia yang menjadi satu. Saat ini, Jenie tengah bersama dengan Jelios setelah beberapa saat yang lalu Jelios menghubun
Belle semakin menjadi saat dia kembali melihat unggahan Jenie pada akun media sosial miliknya. Jenie mengatakan bahwa, dia merindukan pria yang memberikan kenangan indah di dalam kamar hotel. Sungguh, Belle menjadi semakin menjadi-jadi dengan segala pemikiran negatifnya kepada Jelios. Apalagi, saat
"Sayang?" panggil Jelios begitu dia sampai di kamar. Yah, karena istrinya tidak menyambut kepulangannya, maka Jelios bergegas menjalankan kakinya menuju ke kamar. Biasanya, Belle akan menunggu Jelios pulang di depan pintu rumah mereka, tapi karena tidak ada Belle saat Jelios pulang, maka Jelios han
Sudah tiga hari berlalu, dan jenie masih belum mendapatkan kabar apapun dari Jelios membuat dia benar-benar gelisah sepanjang hari. Jenie benar-benar ingin dengan segera menjalin hubungan yang sebenar-benarnya bersama dengan, Jelios. Namun, karena tiga hari ini masihlah tidak ada kabar sama sekali,
Jenie terbangun dari tidurnya. Perlahan dia membuka matanya, dan ternyata Jelios sudah tak lagi ada di atas tempat tidur. Jenie bangkit dari posisinya, dia mencari keberadaan ponselnya. Mendapatkan ponselnya, akhirnya Jenie bisa melihat pukul berapa sekarang ini. "Ya ampun..... " ucap Jenie keheran
Jenie mengeratkan genggaman tangannya yang sejak tadi jemari di tangannya saling bertautan erat. Mendengar apa yang diucapkan oleh Jelios barusan, bohong saja kalau dia tidak merasa sangat gugup, dan juga takut. Bagaimanapun, sosok Jelios yang dewasa, dan juga terlihat sekali penuh dengan makna seti
"Semoga kita bisa bekerja sama dengan baik. Saya harap, kejayaan Horrison Food akan lebih maju kedepannya. Jadi, mohon kerja samanya," ucap Jelios kepada anggota dewan direksi. Jelios yang baru saja mengenalkan diri, dan memberikan sepatah dua patah kata untuk mengatakan beberapa hal yang perlu dia