Share

Bab 242. Rahasia Harapan

Malam ini, kami benar-benar meletakkan ego masing-masing. Kami menyamakan pandangan hanya tertuju pada satu titik, kebahagiaan Wisnu.

“Jadi kita sekarang akur, ya?” Mas Bram menunjukkan kelingkingnya sambil tersenyum.

Aku menyambut senyumannya sambil berujar, “Ya. Kita akur sebagai kawan lama.”

“Tidak dilebihin sedikit?”

“Mas Bram! Jangan mulai lagi!” seruku sambil melotot.

Dia tertawa, kemudian menyodorkan piring kosong kepadaku. “Tanda kita akur sebagai kawan lama, bisa minta tolong ambilkan aku nasi dan teman-temannya. Aku lapar dan ingin makan yang disiapkan anakku.”

Aku menghela napas. Laki-laki di depanku ini selalu mempunyai cara untuk meluluskan keinginannya. Demi Wisnu, aku berusaha tidak terlalu kaku.

“Ini, cukup?” tanyaku setelah menyodorkan nasi lengkap dengan lauk dan sayuran.

Kami mulai berbincang santai. Menikmati makanan sambil berbincang ringan tentang Wisnu. Aku merasa lega, Mas Bram tidak menyinggung tentang kisah kami dulu atau mencoba menciptakan romansa di antara
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Jennifer Lgn
yang banyak bab ya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status