Share

64. Ayana Lestari

Sekarang Lily tak hanya mematung, tapi tangannya turut mengepal hingga ia merasakan sakit saat ujung jari jemarinya menekan telapak tangan.

“Kenapa nggak? Ini rumahku dan sekarang sepi.” Suara Dewa yang amat dikenal Lily menjawab, serak karena sesuatu yang bergejolak di dalam tubuhnya.

Lily tak bernapas. Entah keberanian dari mana, Lily memutuskan untuk bangkit dan mendekati pintu yang bertirai. Pelan sekali Lily bangkit dari duduk, lalu dengan sangat berhati-hati ia melangkah berjingkat menuju pintu. Tepat di balik kain penghalang, Lily berhenti. Tangannya gemetar saat menyentuh dinding di sebelah tirai yang digunakannya sebagai tumpuan. Napas Lily mulai naik turun secara cepat, seiring dengan degup jantung yang bertalu dengan irama yang tak beraturan di rongga dada.

Suara-suara desah terdengar semakin keras, diiringi dengan bunyi kecupan yang menggila. Lily tak tahan lagi. Ia mengangkat tangan untuk menyiba

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status