Beranda / Thriller / Pembalasan si Anak Terbuang / 37. Simon mengungkapkan kebenaran

Share

37. Simon mengungkapkan kebenaran

Penulis: Hervina Nataya
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Tuan Andre membenarkan letak duduknya yang tadi disandarkan pada sofa menjadi tegak. "Jadi maksud Abang, Faris yang membunuh putraku?" Suaranya terdengar serak dan bergetar.

Jefri mengedikkan kedua matanya, "bisa jadi. Bisa jadi juga, Ayahnya ada dibalik kamatian putramu." Dia menyunggingkan seutas senyum aneh.

Andre menyandarkan punggungnya ke sofa lagi dengan lemah. Lalu matanya menatap lekat pada sang Papi. "Jika ini semua benar, kita tidak bisa tinggal diam, Pi." Suaranya yang serak begitu dalam dan penuh dendam.

.

Mobil Ryu meluncur membelah jalanan ibukota yang padat merayap. Pikirannya kalut dan tidak tenang, hingga beberapa kali dia hampir menabrak kendaraan di depannya. 

Mobil masuk ke halaman rumah Simon. Di sana sudah ada dua mobil yang terparkir saat dia datang. Pemuda itu langsung masuk rumah dengan berlari.

Ryu berdiri termangu dan menatap Simon yang sedang duduk di ruang tengah bersama Dipa dan Hamdan.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pembalasan si Anak Terbuang   38. Pertemuan

    Alunan musik slow mengalun lembut menemani para pengunjung di kafe Ryujin yang artinya dewa laut dalam mitologi Jepang.Seorang gadis cantik dan berpenampilan modis masuk ke dalam kafe dan mengedarkan pandang seantero ruangan.Seorang laki-laki tersenyum dan melambaikan tangan padanya. Wanita itu berjalan menghampirinya."Sudah lama menunggu?" sapanya hangat."Sudah dua tahun aku menunggu di kafe ini," jawabnya tertawa.Gadis itu ikut tertawa, "jelas. Kamu pemilik kafe ini. Apa kabar, Ryu Saloka?" Bella menatapnya lekat dan hangat."Baik, Nona Bella. Apa Anda ingin memesan sesuatu?""Boleh. Dorayaki sama coklat panas saja, Chef Ryu.""Siap. Saya akan buatkan yang paling spesial untuk Anda." Ryu membungkukkan badan lalu masuk ke dalam pantry diiringi Bella yang tertawa geli.Beberapa pengunjung melirik pada mereka. Tidak lama kemudian, Ryu muncul dengan membawa pesanan untuk gadis itu.&nb

  • Pembalasan si Anak Terbuang   39. Masuk perusahaan

    Aroma pengharum ruangan menguar lembut seantero ruang kerja Tuan Prayoga yang besar. Ryu duduk dihadapan sang kakek dengan takzim."Kamu tahu, kenapa Opa memangilmu?""Tidak, Opa. Yang Ryu tahu, pasti ada hal penting yang ingin Opa bicarakan."Pria paruh baya itu menghela napas panjang. "Bagaimana usaha kafe mu?""Baik dan lancar," ujarnya singkat."Dari usaha kafe itu membuatmu belajar berwirausaha sendiri dan mandiri. Opa bangga dengan keinginanmu saat itu ingin mempunyai sebuah usaha sendiri." Tuan Yoga menyesap teh hangatnya perlahan."Nak … kamu tahu 'kan, perusahaan kita yang sekarang dipegang oleh Papimu, Dean. Saloka grup telah menggurita hingga mancanegara. Begitu banyak aset yang Opa miliki, baik di dalam negeri ini dan di luar negeri. Semua itu untuk siapa jika bukan untuk kalian, keturunan Saloka. Tapi, kini … saudaramu Alvren telah meninggalkan kita lebih dulu. Hanya tinggal kamu dan Jason.

  • Pembalasan si Anak Terbuang   40. Evan sang bodyguard

    Simon menuangkan sedikit wine pada sebuah gelas kecil, lalu memberikannya pada Ryu. Pemuda itu terkejut dan menggeleng."Kenapa?" tanya Simon datar."Ga enak rasanya, Bang. Lagian sama Mama juga ga boleh."Meledaklah tawa mereka semua. Dipa, Hamdan, Bono dan seorang pemuda yang mungkin usianya hanya beberapa tahun lebih tua dari Ryu.Bahkan Bono sempat memukul kepala Ryu."Hei! Jangan ngawur lu! Dia ini calon pewaris Saloka," teriak Hamdan melotot pada Bono."Ah, iya lupa. Maaf … maaf Tuan muda." Wajah Bono berubah cemas dan dengan sungguh-sungguh meminta maaf pada pemuda itu.Semua orang tergelak melihat sikapnya, termasuk Ryu yang terpingkal melihat perubahan wajah Bono.Simon meneguk wine-nya."Minumlah. Karena minuman ini akan menjadi hidangan utama setiap lu menghadiri sebuah pertemuan. Biasakan untuk menikmatinya."Dengan ragu, Ryu menerima gelas wine itu dan meneguknya cepat. Seketika dia

  • Pembalasan si Anak Terbuang   41. Cinta

    Tiga tahun kemudian. November 2003.Langit sepekat jelaga, dengan awan hitam menggumpal berarak di penghujung senja.Aroma kopi menguar seantero ruangan.Aroma kopi dan hujan, perpaduan yang sangat sempurna.Seorang pria yang sudah beranjak semakin dewasa dengan rahang yang semakin kokoh, duduk dengan menyesap kopi hitam dalam diam. Dia menatap pada wanita yang memunggunginya sedang memandang rintik hujan dari kaca jendela setelah membuatkannya secangkir kopi."Duduklah di sini. Masalah tidak akan selesai jika kamu hanya memandangi hujan seperti itu," ucapnya lembut.Wanita itu mendesah dan berbalik, lalu duduk di hadapan sang pria."Jason datang melamar dengan Papinya, kemarin sore," kata si wanita dengan sendu.Pria itu terhenyak dan meneguk salivanya, getir. "Ke-kenapa aku tidak tahu?" Gagapnya dengan wajah gusar."Papa menyerahkan semua keputusan padaku," pungkasnya."Lalu kenapa wajahmu masih mu

  • Pembalasan si Anak Terbuang   42. Perbuatan kotor Jason

    Suara gelegar kilat membangunkan Ryu yang baru saja terlelap. Dia menggeliat malas lalu bangun dan membuka gorden jendela balkon. Hujan deras masih mengguyur disertai kilatan petir yang menggelar.Dia menyulut sebatang rokok dan duduk termenung di sofa sambil mengisap rokoknya.Suara dering dan getar ponselnya tak terdengar olehnya. Tidak lama kemudian, dia mematikan rokoknya pada sebuah asbak dan hendak beranjak menuju kamar mandi saat sudut matanya menatap layar ponsel yang baru saja berkedip dan mati. Pemuda itu menghampiri ponsel yang dia letakkan diatas nakas. Terlihat hingga dua belas kali panggilan tak terjawab. Ryu melihat namanya dan terhenyak karena itu panggilan dari Bella. Dia melihat jam pada ponsel, hampir pukul dua malam. Ada apa Bella menelepon dia pada tengah malam begini?Dengan cepat Ryu menekan ponselnya dan mencoba menghubungi gadis itu. Namun, hanya suara operator yang menjawab panggilannya. Dia mencoba berkali-kali menghu

  • Pembalasan si Anak Terbuang   43. Pernikahan

    Mentari bersinar cerah dan langit terlihat biru bersih dengan sedikit awan tipisnya.Agtha mondar-mandir dengan gelisah mengenakan gaun kebaya berwarna peach sambil memegang ponselnya."Atha … gimana keadaan Ryu?" Nyonya Merry menghampiri putrinya dengan cemas."Nggak pernah diangkat, Mi. Ponselnya mati." Matanya berkabut karena cemas dan sedih.Nyonya Merry duduk di sofa dengan lemas. Tina dengan sigap memberikan minuman untuk majikannya.Sudah lebih dari satu bulan cucunya itu tidak pulang sejak kejadian pertengkaran saat itu. Bahkan Dodi dan Evan juga seperti ikut menghilang dan tak ada kabar."Mami, kenapa masih di sini? Semua sudah siap tinggal menunggu kalian." Dean muncul dan mengajak mereka untuk keluar.Agatha mengusap sedikit sudut matanya yang berair lalu mengikuti Dean. Sedangkan Nyonya Merry berjalan perlahan dengan di papah oleh Tina. Mereka semua masuk dalam mobil. Ada sekitar kurang lebih s

  • Pembalasan si Anak Terbuang   44. Harus bangkit

    Dengan dibantu Simon, akhirnya Evan bisa membawa pulang pemuda itu ke rumah. Dodi yang cemas menunggunya tersenyum saat melihat mereka bertiga.Dia ikut membantu memapah Ryu dan membaringkannya di ranjang.Simon menatap prihatin pada pemuda itu."Jason sudah menikahi Bella, tiga hari yang lalu."Dodi dan Evan sedikit tertegun dengan berita itu. Meski mereka tahu hal itu akan terjadi, tapi mereka tidak menyangka jika secepat itu keluarga Saloka memutuskan tanggal pernikahan."Lu sebaiknya pulang dan mengabarkan pada ibunya bahwa dia baik-baik saja," ujar Simon pada Dodi."Kenapa tidak sekalian membawa pulang Tuan muda?" sahut Dodi sedikit keberatan."Lu tahu 'kan, psikis dia masih labil. Apalagi saat dia tahu mereka benar-benar menikah. Biarkan dia di sini bersama Evan." Simon menatap tajam manik mata Dodi.Pria itu diam dan mengalah. Mau tidak mau memang dia harus pulang dan meninggalkan Tuannya di sini se

  • Pembalasan si Anak Terbuang   45. Menikmati waktu

    Dua orang pria duduk di pinggir danau Luke Lugano yang airnya sedingin es.Salah satu diantaranya merapatkan mantel bulu dan syal yang melilit di lehernya."Tentang Alvren. Aku janji akan membalas kematiannya." Suara serak pria itu sarat dengan dendam dan kebencian."Saya tidak menyalahkan Anda, Tuan. Meski saya tahu, kematiannya berhubungan dengan Anda." Ryu mendesah pelan."Kematiannya adalah kematian juga buatku. Dengan kepergian Alvren, maka aku juga sudah mati untuk orang-orang yang aku cintai."Ryu melirik pria disampingnya. Matanya yang tajam sedikit berembun. Wajahnya yang tampan tampak dingin dan seperti menyimpan beribu luka kesakitan. Bahkan rahangnya ikut mengeras saat dia mengungkit kematian Alvren.Tercipta keheningan di antara mereka untuk beberapa saat."Aku udah dengar semuanya tentang kamu." Faris memandang pegunungan Alpen yang membentang luas dan tinggi di hadapannya."Yeah. Sangat

Bab terbaru

  • Pembalasan si Anak Terbuang   103. Akhir bahagia

    12 tahun kemudian, Februari 2019.Seorang anak perempuan berusia sekitar sembilan tahun menangis terisak di taman.Seorang wanita cantik dan anggun berlari menghampirinya dengan cemas."Qinan kenapa, Nak?" Dia memeluk bocah perempuan itu."Kak Sena sama Abang Abel, sembunyikan sandal aku, Ma," jawabnya terisak. Wanita itu terlihat kesal dan marah mendengar perkataan putrinya."Abel … Sena … keluar kalian sekarang juga. Mama hitung sampai lima, kalau ga keluar, mama hukum. Satu … dua ….""Piss, Ma!" seru kedua anak itu keluar dari rerimbu

  • Pembalasan si Anak Terbuang   102. Rumah sakit jiwa

    Ryu menatapnya tak percaya. "Jadi kamu Sita kecil yang itu?" Dia beringsut bangun dan duduk berhadapan dengan istrinya.Angel mengangguk."Waktu itu, seperti biasa aku datang ke rumahmu. Tapi tempat itu sudah dibongkar dan kata orang kamu di penjara. Aku tidak tahu maksudnya. Dan sejak itu, aku mencarimu tapi … yah, kamu seperti menghilang ditelan bumi," ujar Ryu kecewa.Kemudian Angel menceritakan semuanya, bagaimana dia bisa masuk penjara anak dan akhirnya kabur, hingga ditemukan oleh Lingga. Ryu mengerutkan keningnya prihatin."Untung kamu segera menyadari kalo itu aku, jadi kamu ga jadi bunuh aku. Coba kalo nggak, tinggal nama aja aku," ujar Ryu membuat Angel merasa bersalah dan memeluknya erat, "maaf …," bisiknya menyesal."Tapi, ini mungkin jalan buat kamu juga untuk berhenti menjadi pembunuh bayaran. Dan juga Ayah … ahh pria sok kuat itu kini harus tidur di tempat para pesakitan yang dingin." Wajah Ryu

  • Pembalasan si Anak Terbuang   101. Doa bersama

    Suasana kediaman Saloka masih diselimuti duka dan malamnya digelar sebuah tahlil bersama untuk mendiang Dean dan Jason.Tuan Dirga--Kakak tertua Tuan Yoga, yang juga Ayah Jefri datang bersama istri dan putra mendiang Jefri.Pria tua dengan rambut yang kesemuanya memutih itu memeluk adiknya yang duduk di atas kursi roda dengan sendu."Maafkan semua kesalahan Jason dan Dean, Mas …," lirihnya pada Kakaknya."Aku sudah memaafkan mereka sejak dulu. Bagaimanapun juga, kamu adalah adikku dan saudara satu-satunya yang masih aku punya," ucap Tuan Dirga getir.Pria tua itu juga memeluk Andre dan Ryu bergantian. Dia mengerti perasaan ponakan dan cucunya itu. Tapi tidak dengan Bobby, putra tertua Jefri. Wajahnya masih menyiratkan amarah karena kematian tragis Papinya."Harusnya mereka membusuk dalam penjara lebih dulu, baru mampus!" ketusnya berapi-api dan membuat orang-orang tersentak."Jaga mulutmu, Bobby. Opa m

  • Pembalasan si Anak Terbuang   100. Pemakaman

    Mendung kelabu di pagi hari, menciptakan suasana sendu mengiris kalbu. Membuat suasana duka semakin terasa pilu.Dua peti mati berjejer di ruang tamu keluarga Saloka. Banyak tamu yang datang melayat adalah para relasi Tuan Prayoga dan juga Andre.Mereka banyak mengenang kebaikan sang Tuan rumah selama ini, karena itu mereka datang untuk melayat.Tuan Andre dan Ryu terlihat menyalami para tamu yang datang untuk melayat.Para pelayan sibuk menghidangkan makanan ringan untuk para tamu.Tiba-tiba terdengar teriakan pilu dari dalam rumah. Ryu dan Andre yang terkejut segera masuk dan melihat Agatha yang menangis histeris berlari menuju peti jenasah Jason.

  • Pembalasan si Anak Terbuang   99. Lingga yang bertanggungjawab

    Dengan langkah gontai, Ryu keluar dari kantor polisi dengan dikawal oleh Dodi. Dia masuk ke dalam mobil dengan lemas."Kita ke rumah sakit, sekarang," perintahnya pada Engga dengan suara parau.Pria berperawakan kecil itu segera melajukan kendaraan roda empat nya menuju rumah sakit tempat dua jenasah Dean dan Jason berada.Percakapannya dengan sang Ayah sangat membuatnya terpukul. Pria itu ingin menyelamatkan sang Mama dari hukuman penjara.Sekarang, Ryu merasa lebih dilema lagi. Dia harus merelakan sang Ayah di penjara untuk kebaikan sang Mama.Mama yang telah menyelamatkannya dari timah panas adiknya.

  • Pembalasan si Anak Terbuang   98. Tragedi 2

    Lingga dan Dean masih bergumul dalam perkelahian. Ryu menatap Jason tajam dan murka.Pria itu hendak menyerang Jason yang terlihat ketakutan saat tiba-tiba ….Dor!Senjata api Dean berbunyi lagi membuat semua terhenyak. "Ayah!" teriak Ryu melihat Ayahnya terkapar. Angel menutup mulutnya tak percaya.Tapi, tiba-tiba Lingga berdiri dengan wajah pucat dan sendu. Dia menatap Dean yang terkapar bersimbah darah.Jason yang sadar bahwa Papinya yang tertembak menjerit dan memeluk sang Papi."Papi … papi … bertahanlah.""Ini … akhir dari … papi … nak …." Dean mulai tersengal dan menangis. "Aga … tha …." Tangannya ingin menggapai mantan istrinya yang masih tak sadarkan diri. "Aku … minta maaf … aku … mencintaimu … dari dulu … hi-hingga … sekarang …." Dean memuntahkan darah dari mulutnya membuat Jason semakin panik.

  • Pembalasan si Anak Terbuang   97. Tragedi 1

    Bella menelisik seorang pria yang berdiri di samping Dean dengan wajahnya tertutup sebuah topi."Jason?" ucap Bella pelan, membuat pria itu melepas topinya dengan kesal."Kenapa sih, kalian selalu muncul di saat yang tidak tepat?" seru Jason.Dan di saat bersamaan, Agatha dan Angel muncul. Wanita itu menutup mulut saat melihat putranya berdiri dengan wajah kesal di depannya."Jason …." Ingin sekali wanita itu merengkuh putra yang telah lama menghilang. Meski dia benci dengan sifat Jason, bagaimana pun juga, pria itu adalah putranya."Halo, Mami. Apakah mami merindukan aku?" Jason menatap sang Ibu dengan tatapan benci membuat wanita itu terpukul."Untuk apa kalian datang ke sini lagi?" Ryu menatap mereka tajam."Tentu saja untuk mengambil hak kami," jawab Dean ketus."Tunggu, Pi. Sepertinya ada yang tidak beres." Jason menatap murka pada Bella."Kamu hamil? Pria mana yang menidurimu, jalang!" teriak J

  • Pembalasan si Anak Terbuang   96. Bahagia Bella

    Kebahagiaan seperti apa yang dirasakan seorang istri jika bukan cinta dan perhatian dari seorang suami. Seperti hal nya apa yang dirasakan oleh Bella sejak menikah dengan Ryu. Wajah bahagia selalu terpancar dari wajahnya.Perhatian dan kasih sayang yang diberikan padanya tidak pernah berbeda dengan Angel.Sore yang cerah dengan semilir angin yang menyejukkan.Brisena berlari kecil dengan riang saat melihat Ryu datang."A … yah …." Dia menyongsong putri kecilnya dan mengangkatnya tinggi membuat gadis kecil itu terkekeh senang."Sena dah maem?" Ryu menciumi pipi gembulnya dengan gemas."Dah …," jawabnya dengan kegelian."Yah … Nda …." Brisena menunjuk pada Bella yang sedang duduk di taman dengan melihat mereka dan tertawa kecil.Ryu menghampiri Bella sambil menggendong Sena."Sayang, Ayah capek baru pulang kerja. Sena sama Bunda di sini, biarkan ayah ganti baju dulu."

  • Pembalasan si Anak Terbuang   95. Dua istri

    Bau harum sabun menguar harum dari tubuh Ryu ketika Bella memeluknya dari belakang, saat pria itu baru saja keluar dari kamar mandi.Ryu tersenyum dan membalikkan tubuh istrinya. "Kenapa? Kok kelihatannya bahagia banget.""Makasih udah dibelikan makanan siap saji dan kamu yang membelinya langsung dengan turun dari mobil," ucap Bella bahagia."Kok kamu tahu, aku yang membelinya sendiri?""Ya tanya sama Evan lah," jawab Bella tertawa."Oh gitu. Jadi kamu jadikan Evan sekarang mata-mata buat aku?" Ryu menatap masam sambil menggelitik tubuh Bella membuatnya tertawa kegelian."

DMCA.com Protection Status