Share

32. Perubahan sikap

Penulis: Hervina Nataya
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Tina mendatangi Ryu yang sedang duduk sambil membaca sebuah buku di bangku santai taman. "Tuan muda … ada telepon untuk Anda."

Pemuda itu menoleh, "telepon? Dari siapa?" 

"Nona Bella," jawab Tina singkat.

Wajah Ryu langsung berbinar. Dengan semangat dia berlari menuju ruang tengah.

"Hallo …."

"Ryu. Ya ampun, beneran ini kamu? Aku barusan saja tahu dari papaku tentang kamu. Sungguh kamu putra Tante Agatha? Beneran, Ryu? Ya ampun …."

"Maaf, Anda salah sambung," kata Ryu yang membuat Bella diam. Hening.

"Terus ini siapa? Suaranya persis seperti Ryu," lirih Bella.

"Makanya kalau bicara itu pakai jeda. Jangan kek kereta api, nyerocos mulu," sahut Ryu tertawa.

"Syalan lu! Sini, gue pukul lu. Dasar …."

Ryu tertawa mendengar umpatan gadis cantik di seberang sana. Dia bahagia mendengar suara Bella. Mereka bercanda di telepon hingga hampir dua jam. Telepon terputus

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pembalasan si Anak Terbuang   33. Semua saling berhubungan

    Malam semakin larut dengan hujan deras mengguyur bumi. Saat cuaca dingin seperti ini, maka yang dilakukan orang-orang adalah tidur dibalik selimutnya. Tapi tidak dengan black house. Justru tengah malam lah saat mereka untuk bekerja.Sebuah truck kontainer menurunkan muatan di tengah hujan deras. Semua anak buah black house bekerja di bawah derasnya hujan.Dipa dan Bono memberi komando pada mereka untuk menurunkan peti-peti kayu dan memasukannya dalam gudang. Setelah masuk gudang, maka di dalam ada orang-orang terpilih dan terpercaya yang membongkar semua peti itu lalu memasukkan semua isinya ke dalam sebuah ruangan rahasia.Semua itu menjadi tugas Simon dengan orang-orang kepercayaannya.Pria kekar dengan tubuh penuh tato itu menyulut sebatang rokok lalu mengisapnya."Ceng, lu itung dan catat yang bener semua barang yang masuk," perintahnya pada Aceng."Siap bos."Peti-peti kayu itu berisi

  • Pembalasan si Anak Terbuang   34. Nasihat

    Siang yang terik dengan matahari tepat di atas kepala. Parman mengendari mobil keluar dari bandara Soekarno-Hatta. Dia baru saja menjemput keluarga majikannya yang baru saja pulang berlibur dari Los Angeles. Jason duduk di samping Parman. Agatha dan Dean duduk di bangku tengah dan Ryu duduk sendiri di belakang.Pemuda itu menyandarkan tubuhnya di jok belakang dan memejamkan mata. Dia sangat letih dan mengantuk. Perjalanan dari bandara San Fransisco ke Jakarta memakan waktu hampir dua puluh jam dengan transitnya.Sementara Dean, terlihat banyak tersenyum. Dia bahagia karena hubungannya yang sempat dingin dan jauh dengan istrinya mulai membaik setelah mereka berlibur ke luar negri. Agatha sudah mau disentuh dan liburan mereka bagai bulan madu kedua bagi Dean. Namun, Dean menyadari sikap Agatha ini karena dia bersikap baik dan sayang pada Ryu. Pria itu tersenyum simpul saat sang istri menyandarkan kepalanya di bahu kanannya.Nyonya Merry menyamb

  • Pembalasan si Anak Terbuang   35. Story Alvren

    Dua tahun kemudian. Akhir Juli 2000.Sore yang kelabu dengan awan berarak hitam bergulung di angkasa. Rintiknya mulai turun membasahi bumi bersama angin yang bertiup lumayan kencang. Alvren merapatkan jaketnya dan sedikit berlari masuk ke dalam sebuah kafe.Kacamata nya yang sedikit basah, di lepas dan di usap dengan ujung bajunya."Ryu, ada?" tanya Alvren pada seorang pelayan kafe."Sebentar, Tuan." Wanita muda itu bergegas masuk dan tak lama, seorang pemuda dengan kaos polos berwarna abu-abu keluar dan memeluk Alvren."Gue bilang ga usah kesini, biar nanti gue yang ke rumah," ujar Ryu dengan sedikit memukul bahu Alvren."Gue kangen sama menu kafe lu, Bro. Boleh gue minta makan ya.""Minta, beli dong," sahut Ryu pura-pura marah.Alvren tertawa berderai. Kemudian mereka duduk di sudut ruang dan pemuda itu memesan nasi goreng seafood dan satu gelas coklat panas."Darimana lu, hujan-

  • Pembalasan si Anak Terbuang   36. Pemakaman dan rapat keluarga

    Siang yang kelabu dengan awan hitam menggumpal di angkasa. Rintiknya mulai turun membasahi bumi. Alam seakan ikut menangis menyaksikan seorang anak manusia tak bedosa tewas dengan cara mengenaskan.Area pemakaman yang dijaga ketat oleh pihak berwajib karena banyaknya media yang ingin meliput, membuat Ryu merasa jengah dan ingin marah memaki para pencari berita yang seakan tak punya empati pada keluarga korban.Semua kerabat berduka dan menangis untuk Alvren. Seorang pemuda yang baik, periang dan lucu. Berkali, Ryu mengusap pipinya. Dia memakai kacamata hitam untuk menutupi matanya yang bengkak.Semalaman dia menangis di samping Mamanya yang juga sangat terpukul.Alvren … pemuda itu tewas dengan tujuh luka tusukan di dada dan perutnya. Mayatnya ditemukan di halaman belakang gedung bioskop yang sudah terbengkalai.Dia ditemukan oleh dua orang sahabatnya. Faris dan Nico.Ryu mengedarkan pandangan ke area pemakaman.

  • Pembalasan si Anak Terbuang   37. Simon mengungkapkan kebenaran

    Tuan Andre membenarkan letak duduknya yang tadi disandarkan pada sofa menjadi tegak. "Jadi maksud Abang, Faris yang membunuh putraku?" Suaranya terdengar serak dan bergetar.Jefri mengedikkan kedua matanya, "bisa jadi. Bisa jadi juga, Ayahnya ada dibalik kamatian putramu." Dia menyunggingkan seutas senyum aneh.Andre menyandarkan punggungnya ke sofa lagi dengan lemah. Lalu matanya menatap lekat pada sang Papi. "Jika ini semua benar, kita tidak bisa tinggal diam, Pi." Suaranya yang serak begitu dalam dan penuh dendam..Mobil Ryu meluncur membelah jalanan ibukota yang padat merayap. Pikirannya kalut dan tidak tenang, hingga beberapa kali dia hampir menabrak kendaraan di depannya.Mobil masuk ke halaman rumah Simon. Di sana sudah ada dua mobil yang terparkir saat dia datang. Pemuda itu langsung masuk rumah dengan berlari.Ryu berdiri termangu dan menatap Simon yang sedang duduk di ruang tengah bersama Dipa dan Hamdan.

  • Pembalasan si Anak Terbuang   38. Pertemuan

    Alunan musik slow mengalun lembut menemani para pengunjung di kafe Ryujin yang artinya dewa laut dalam mitologi Jepang.Seorang gadis cantik dan berpenampilan modis masuk ke dalam kafe dan mengedarkan pandang seantero ruangan.Seorang laki-laki tersenyum dan melambaikan tangan padanya. Wanita itu berjalan menghampirinya."Sudah lama menunggu?" sapanya hangat."Sudah dua tahun aku menunggu di kafe ini," jawabnya tertawa.Gadis itu ikut tertawa, "jelas. Kamu pemilik kafe ini. Apa kabar, Ryu Saloka?" Bella menatapnya lekat dan hangat."Baik, Nona Bella. Apa Anda ingin memesan sesuatu?""Boleh. Dorayaki sama coklat panas saja, Chef Ryu.""Siap. Saya akan buatkan yang paling spesial untuk Anda." Ryu membungkukkan badan lalu masuk ke dalam pantry diiringi Bella yang tertawa geli.Beberapa pengunjung melirik pada mereka. Tidak lama kemudian, Ryu muncul dengan membawa pesanan untuk gadis itu.&nb

  • Pembalasan si Anak Terbuang   39. Masuk perusahaan

    Aroma pengharum ruangan menguar lembut seantero ruang kerja Tuan Prayoga yang besar. Ryu duduk dihadapan sang kakek dengan takzim."Kamu tahu, kenapa Opa memangilmu?""Tidak, Opa. Yang Ryu tahu, pasti ada hal penting yang ingin Opa bicarakan."Pria paruh baya itu menghela napas panjang. "Bagaimana usaha kafe mu?""Baik dan lancar," ujarnya singkat."Dari usaha kafe itu membuatmu belajar berwirausaha sendiri dan mandiri. Opa bangga dengan keinginanmu saat itu ingin mempunyai sebuah usaha sendiri." Tuan Yoga menyesap teh hangatnya perlahan."Nak … kamu tahu 'kan, perusahaan kita yang sekarang dipegang oleh Papimu, Dean. Saloka grup telah menggurita hingga mancanegara. Begitu banyak aset yang Opa miliki, baik di dalam negeri ini dan di luar negeri. Semua itu untuk siapa jika bukan untuk kalian, keturunan Saloka. Tapi, kini … saudaramu Alvren telah meninggalkan kita lebih dulu. Hanya tinggal kamu dan Jason.

  • Pembalasan si Anak Terbuang   40. Evan sang bodyguard

    Simon menuangkan sedikit wine pada sebuah gelas kecil, lalu memberikannya pada Ryu. Pemuda itu terkejut dan menggeleng."Kenapa?" tanya Simon datar."Ga enak rasanya, Bang. Lagian sama Mama juga ga boleh."Meledaklah tawa mereka semua. Dipa, Hamdan, Bono dan seorang pemuda yang mungkin usianya hanya beberapa tahun lebih tua dari Ryu.Bahkan Bono sempat memukul kepala Ryu."Hei! Jangan ngawur lu! Dia ini calon pewaris Saloka," teriak Hamdan melotot pada Bono."Ah, iya lupa. Maaf … maaf Tuan muda." Wajah Bono berubah cemas dan dengan sungguh-sungguh meminta maaf pada pemuda itu.Semua orang tergelak melihat sikapnya, termasuk Ryu yang terpingkal melihat perubahan wajah Bono.Simon meneguk wine-nya."Minumlah. Karena minuman ini akan menjadi hidangan utama setiap lu menghadiri sebuah pertemuan. Biasakan untuk menikmatinya."Dengan ragu, Ryu menerima gelas wine itu dan meneguknya cepat. Seketika dia

Bab terbaru

  • Pembalasan si Anak Terbuang   103. Akhir bahagia

    12 tahun kemudian, Februari 2019.Seorang anak perempuan berusia sekitar sembilan tahun menangis terisak di taman.Seorang wanita cantik dan anggun berlari menghampirinya dengan cemas."Qinan kenapa, Nak?" Dia memeluk bocah perempuan itu."Kak Sena sama Abang Abel, sembunyikan sandal aku, Ma," jawabnya terisak. Wanita itu terlihat kesal dan marah mendengar perkataan putrinya."Abel … Sena … keluar kalian sekarang juga. Mama hitung sampai lima, kalau ga keluar, mama hukum. Satu … dua ….""Piss, Ma!" seru kedua anak itu keluar dari rerimbu

  • Pembalasan si Anak Terbuang   102. Rumah sakit jiwa

    Ryu menatapnya tak percaya. "Jadi kamu Sita kecil yang itu?" Dia beringsut bangun dan duduk berhadapan dengan istrinya.Angel mengangguk."Waktu itu, seperti biasa aku datang ke rumahmu. Tapi tempat itu sudah dibongkar dan kata orang kamu di penjara. Aku tidak tahu maksudnya. Dan sejak itu, aku mencarimu tapi … yah, kamu seperti menghilang ditelan bumi," ujar Ryu kecewa.Kemudian Angel menceritakan semuanya, bagaimana dia bisa masuk penjara anak dan akhirnya kabur, hingga ditemukan oleh Lingga. Ryu mengerutkan keningnya prihatin."Untung kamu segera menyadari kalo itu aku, jadi kamu ga jadi bunuh aku. Coba kalo nggak, tinggal nama aja aku," ujar Ryu membuat Angel merasa bersalah dan memeluknya erat, "maaf …," bisiknya menyesal."Tapi, ini mungkin jalan buat kamu juga untuk berhenti menjadi pembunuh bayaran. Dan juga Ayah … ahh pria sok kuat itu kini harus tidur di tempat para pesakitan yang dingin." Wajah Ryu

  • Pembalasan si Anak Terbuang   101. Doa bersama

    Suasana kediaman Saloka masih diselimuti duka dan malamnya digelar sebuah tahlil bersama untuk mendiang Dean dan Jason.Tuan Dirga--Kakak tertua Tuan Yoga, yang juga Ayah Jefri datang bersama istri dan putra mendiang Jefri.Pria tua dengan rambut yang kesemuanya memutih itu memeluk adiknya yang duduk di atas kursi roda dengan sendu."Maafkan semua kesalahan Jason dan Dean, Mas …," lirihnya pada Kakaknya."Aku sudah memaafkan mereka sejak dulu. Bagaimanapun juga, kamu adalah adikku dan saudara satu-satunya yang masih aku punya," ucap Tuan Dirga getir.Pria tua itu juga memeluk Andre dan Ryu bergantian. Dia mengerti perasaan ponakan dan cucunya itu. Tapi tidak dengan Bobby, putra tertua Jefri. Wajahnya masih menyiratkan amarah karena kematian tragis Papinya."Harusnya mereka membusuk dalam penjara lebih dulu, baru mampus!" ketusnya berapi-api dan membuat orang-orang tersentak."Jaga mulutmu, Bobby. Opa m

  • Pembalasan si Anak Terbuang   100. Pemakaman

    Mendung kelabu di pagi hari, menciptakan suasana sendu mengiris kalbu. Membuat suasana duka semakin terasa pilu.Dua peti mati berjejer di ruang tamu keluarga Saloka. Banyak tamu yang datang melayat adalah para relasi Tuan Prayoga dan juga Andre.Mereka banyak mengenang kebaikan sang Tuan rumah selama ini, karena itu mereka datang untuk melayat.Tuan Andre dan Ryu terlihat menyalami para tamu yang datang untuk melayat.Para pelayan sibuk menghidangkan makanan ringan untuk para tamu.Tiba-tiba terdengar teriakan pilu dari dalam rumah. Ryu dan Andre yang terkejut segera masuk dan melihat Agatha yang menangis histeris berlari menuju peti jenasah Jason.

  • Pembalasan si Anak Terbuang   99. Lingga yang bertanggungjawab

    Dengan langkah gontai, Ryu keluar dari kantor polisi dengan dikawal oleh Dodi. Dia masuk ke dalam mobil dengan lemas."Kita ke rumah sakit, sekarang," perintahnya pada Engga dengan suara parau.Pria berperawakan kecil itu segera melajukan kendaraan roda empat nya menuju rumah sakit tempat dua jenasah Dean dan Jason berada.Percakapannya dengan sang Ayah sangat membuatnya terpukul. Pria itu ingin menyelamatkan sang Mama dari hukuman penjara.Sekarang, Ryu merasa lebih dilema lagi. Dia harus merelakan sang Ayah di penjara untuk kebaikan sang Mama.Mama yang telah menyelamatkannya dari timah panas adiknya.

  • Pembalasan si Anak Terbuang   98. Tragedi 2

    Lingga dan Dean masih bergumul dalam perkelahian. Ryu menatap Jason tajam dan murka.Pria itu hendak menyerang Jason yang terlihat ketakutan saat tiba-tiba ….Dor!Senjata api Dean berbunyi lagi membuat semua terhenyak. "Ayah!" teriak Ryu melihat Ayahnya terkapar. Angel menutup mulutnya tak percaya.Tapi, tiba-tiba Lingga berdiri dengan wajah pucat dan sendu. Dia menatap Dean yang terkapar bersimbah darah.Jason yang sadar bahwa Papinya yang tertembak menjerit dan memeluk sang Papi."Papi … papi … bertahanlah.""Ini … akhir dari … papi … nak …." Dean mulai tersengal dan menangis. "Aga … tha …." Tangannya ingin menggapai mantan istrinya yang masih tak sadarkan diri. "Aku … minta maaf … aku … mencintaimu … dari dulu … hi-hingga … sekarang …." Dean memuntahkan darah dari mulutnya membuat Jason semakin panik.

  • Pembalasan si Anak Terbuang   97. Tragedi 1

    Bella menelisik seorang pria yang berdiri di samping Dean dengan wajahnya tertutup sebuah topi."Jason?" ucap Bella pelan, membuat pria itu melepas topinya dengan kesal."Kenapa sih, kalian selalu muncul di saat yang tidak tepat?" seru Jason.Dan di saat bersamaan, Agatha dan Angel muncul. Wanita itu menutup mulut saat melihat putranya berdiri dengan wajah kesal di depannya."Jason …." Ingin sekali wanita itu merengkuh putra yang telah lama menghilang. Meski dia benci dengan sifat Jason, bagaimana pun juga, pria itu adalah putranya."Halo, Mami. Apakah mami merindukan aku?" Jason menatap sang Ibu dengan tatapan benci membuat wanita itu terpukul."Untuk apa kalian datang ke sini lagi?" Ryu menatap mereka tajam."Tentu saja untuk mengambil hak kami," jawab Dean ketus."Tunggu, Pi. Sepertinya ada yang tidak beres." Jason menatap murka pada Bella."Kamu hamil? Pria mana yang menidurimu, jalang!" teriak J

  • Pembalasan si Anak Terbuang   96. Bahagia Bella

    Kebahagiaan seperti apa yang dirasakan seorang istri jika bukan cinta dan perhatian dari seorang suami. Seperti hal nya apa yang dirasakan oleh Bella sejak menikah dengan Ryu. Wajah bahagia selalu terpancar dari wajahnya.Perhatian dan kasih sayang yang diberikan padanya tidak pernah berbeda dengan Angel.Sore yang cerah dengan semilir angin yang menyejukkan.Brisena berlari kecil dengan riang saat melihat Ryu datang."A … yah …." Dia menyongsong putri kecilnya dan mengangkatnya tinggi membuat gadis kecil itu terkekeh senang."Sena dah maem?" Ryu menciumi pipi gembulnya dengan gemas."Dah …," jawabnya dengan kegelian."Yah … Nda …." Brisena menunjuk pada Bella yang sedang duduk di taman dengan melihat mereka dan tertawa kecil.Ryu menghampiri Bella sambil menggendong Sena."Sayang, Ayah capek baru pulang kerja. Sena sama Bunda di sini, biarkan ayah ganti baju dulu."

  • Pembalasan si Anak Terbuang   95. Dua istri

    Bau harum sabun menguar harum dari tubuh Ryu ketika Bella memeluknya dari belakang, saat pria itu baru saja keluar dari kamar mandi.Ryu tersenyum dan membalikkan tubuh istrinya. "Kenapa? Kok kelihatannya bahagia banget.""Makasih udah dibelikan makanan siap saji dan kamu yang membelinya langsung dengan turun dari mobil," ucap Bella bahagia."Kok kamu tahu, aku yang membelinya sendiri?""Ya tanya sama Evan lah," jawab Bella tertawa."Oh gitu. Jadi kamu jadikan Evan sekarang mata-mata buat aku?" Ryu menatap masam sambil menggelitik tubuh Bella membuatnya tertawa kegelian."

DMCA.com Protection Status