Bimo membalas, "Kamu menuduhku lagi tanpa alasan. Dasar nggak tahu malu! Kapan aku pakai sumber dayamu?"Bimo merasa dijadikan kambing hitam. Dia seakan-akan memikul beban berat yang tak ada hubungannya. Ucapan Yoga sungguh tidak masuk akal.Yoga mengabaikan protes itu dan berbicara seakan-akan paling benar, "Tuan Bimo ternyata masih butuh sumber daya? Kalau begitu, lain kali aku akan minta lebih banyak sumber daya." Mendengar itu, Bimo merasa frustrasi. Ternyata aksi Yoga belum selesai?Tiba-tiba, Yoga menerima telepon. Matanya berbinar kaget. Cepat sekali sudah ditemukan. Di sebelah timur Kota Pawana, ditemukan tambang emas di sebuah gunung besar.Jaringan intelijen juga sudah menggunakan metode mencari Naga Iblis. Mereka menemukan jejak yang sangat mungkin menunjukkan bahwa lokasi makam besi hitam ada di sana.Dengan menggunakan identitas Bimo, Yoga segera mengumpulkan empat keluarga besar dan memerintahkan mereka untuk bersiap berangkat.Bimo berucap, "Nak, kamu naif sekali. Sudah
"Bunuh para Pelindung Kebenaran akan sedikit merepotkan. Kalau aku turun tangan, 11 kultivator prajurit itu pasti akan sadar!" ucap Yogi.Yogi berpikir sejenak sambil mengernyit, lalu berujar, "Lupakan. Nggak peduli apa rencananya, Pelindung Kebenaran harus dibunuh, begitu juga orang-orang dari Keluarga Kusuma. Kalau tiga keluarga lainnya, biar dia yang atur sendiri." Kemudian, Yogi menghilang dalam kegelapan.Di sisi lain, Yoga mulai merencanakan aksinya. Dia memanggil Prajna, lalu memberi tahu, "Kumpulkan semua manusia hantu. Aku akan bawa kalian untuk pergi bersenang-senang!"Prajna bertanya, "Bos, apa kita mau menghabisi empat keluarga besar lagi?""Ya, kita akan habisi mereka semua," balas Yoga.Prajna bertanya lagi, "Keluarga mana yang bakal kita habisi dulu?"Yoga menjawab, "Kita habisi semuanya."Prajna tersentak kaget, lalu bertanya dengan ragu, "Yang mana dulu?""Langsung habisi semuanya sekaligus, bukannya itu lebih menyenangkan?" ucap Yoga.Prajna menangkupkan tangan, lalu
[ Cih. Aku cuma bikin apa yang kalian pikirkan jadi kenyataan. Kenapa kalian malah malu-malu? ]Jeje membalas dengan sombong. Dia benar-benar merasa tidak bersalah.[ Kita bicarakan itu nanti. Sekarang, dengarkan aku dulu ya? ]Yoga meminta bantuan beberapa seniornya untuk mengelilingi area tambang emas. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa tidak ada yang bisa masuk atau keluar dari area itu.Yoga tidak ingin ada yang mengubah rencana kali ini. Jika ada yang mencoba menerobos, mereka harus berada di bawah pengawasan ketat agar semuanya tetap aman. Beberapa wanita itu segera setuju dan memutuskan untuk segera berangkat ke sana.[ Setelah ini berakhir, kamu harus balas budi dengan menjadi milik kami ya? ]Jeje bercanda lagi dengan melontarkan pertanyaan itu. Senior lainnya juga mulai tertarik. Mereka menunggu jawaban dari Yoga.Bermain bersama Yoga dalam kelompok sepertinya tidak pantas, tetapi bermain secara pribadi mungkin masih bisa diterima.Namun, Yoga langsung membubarkan grup o
Mereka sama sekali tidak bisa menebak hubungan antara Yoga dan Tuan Bimo. Sutrisno yang mengetahui sedikit tentang masalah ini, mulai melindungi Yoga. "Sepertinya kamu punya kerja sama dengan Tuan Bimo. Kalau begitu, mohon bantuannya kelak!"Yoga menjawab, "Oh, nggak masalah. Pak Sutrisno memang pantas jadi pemimpin dari empat keluarga besar. Kamu sangat bijaksana dan tahu sopan santun!"Mendengar pujian itu, ketiga keluarga besar lainnya langsung mengernyit."Memangnya kamu punya kerja sama apa dengan Tuan Bimo? Kenapa aku nggak pernah dengar masalah itu?" tanya Winola sembari menilai penampilan Yoga. Selama ini, dia terus menolak untuk menikahi Yoga, apa haknya Yoga mendapat perhatian dari Tuan Bimo?Keluarga lainnya juga mempertanyakan hal yang sama. Jelas-jelas mereka telah berupaya keras untuk menyenangkan hati Bimo, tapi yang dipilih untuk kerja sama malah Yoga?"Ceritanya panjang. Aku dan Tuan Bimo merasa langsung cocok waktu pertama kali bertemu dan akhirnya berikrar menjadi sa
"Pokoknya cepat cari saja!" desak Yoga. Kemudian, Bimo pun mengajarkan sebuah metode pencarian kepada Yoga."Jadi begitu caranya!" pikir Yoga setelah metode itu muncul di benaknya sehingga membuatnya penuh percaya diri. Setelah ragu sejenak, dia berbalik menghadap para anggota empat keluarga besar."Tuan Bimo mengajariku sebuah metode, tapi kita membutuhkan 40 senjata ajaib tingkat jumantara untuk dipersembahkan. Ayo, cepat keluarkan semuanya," ujar Yoga dengan penuh keyakinanBimo menyindir, "Kalau soal jadi perampok, kamu memang jagonya!"Pada saat itu, seluruh anggota empat keluarga besar terdiam di tempat dengan penuh kebingungan. Senjata ajaib? Harus senjata tingkat jumantara pula? Ini seperti sebuah lubang tanpa dasar!"Mana senjata tingkat jumantara sebelumnya?" tanya Luna."Sudah dipakai Tuan Bimo," jawab Yoga dengan lantang.Ekspresi dari anggota empat keluarga besar langsung menjadi kaku. Mereka tidak tahu apakah ini benar atau tidak, tetapi diminta menyerahkan sumber daya la
Tadi Yoga baru selesai memurnikan senjata ajaib. Dia hanya sekadar berteriak karena tubuhnya penuh energi dan terasa nyaman.Farel memarahinya, "Bocah sialan, sepertinya kamu cari mati ya, berani sekali mempermainkan kami!"Yoga membalas, "Aku lagi berlatih, jadi saat ini memang masa-masa paling lemah bagiku. Kalau nggak, kamu bunuh saja aku supaya 40 senjata ajaib yang kalian keluarkan tadi jadi sia-sia."Farel terdiam. Yoga tersenyum meremehkan, matanya menatap Farel dari atas ke bawah dengan penuh ejekan. Apakah Farel benar-benar berani menyerangnya?Farel gemetaran karena amarah. Matanya memancarkan niat membunuh, tetapi tetap ragu untuk bertindak. Dalam hatinya, dia terus mengingatkan dirinya sendiri bahwa menemukan makam besi hitam adalah prioritas utama.Keluarga-keluarga lainnya hanya menyaksikan dengan tatapan dingin, melihat Yoga memainkan perannya sendirian."Kalau nggak ada yang mau bertindak, aku lanjutkan sekarang ya," tantang Yoga lagi. Begitu ada yang mencoba bergerak,
"Sudah ketemu?" Keempat keluarga besar itu langsung memandang Yoga dengan antusias."Sudah ketemu!" Yoga berjalan perlahan-lahan ke arah pegunungan. Tangannya mulai membuat mudra dan melafalkan mantra, "Teknik Penghancur Ilusi!"Detik berikutnya, terlihat sebuah makam besi hitam yang gelap muncul. Di bawahnya, samar-samar terlihat sosok naga iblis yang sedang tertidur."Muncul juga akhirnya!" Serentak, para anggota dari empat keluarga besar menjadi sangat bersemangat, semua menengadah ke arah makam besi hitam tersebut. Permukaannya yang hitam legam memancarkan hawa dingin yang menusuk. Di atasnya masih terlihat tanah dan sisa-sisa kayu yang menempel, bukti bahwa makam itu lama terkubur dalam tanah.Tak mampu menahan diri, anggota dari keempat keluarga itu segera memelesat maju dan berusaha secepat mungkin untuk menguasai makam tersebut. Selain material besi hitam itu sendiri, mereka sangat tertarik dengan harta karun yang mungkin tersembunyi di dalamnya."Semua, jangan terburu-buru, ak
"Aku nggak terlalu jelas juga. Semua itu kudengar dari Keluarga Kusuma," Yoga berbohong tanpa ragu, mencoba menenangkan Bimo yang masih merasakan kecurigaan.Bimo tidak mengetahui kebenaran sepenuhnya, jadi dia hanya bisa menahan rasa tidak puasnya dan menyingkirkan keraguannya sementara."Apa maksud kedua keluarga ini? Mau bahas rencana atau nggak?" Yoga terbatuk sejenak, lalu menatap ke arah Keluarga Bramasta dan Salim."Kamu punya janji pernikahan dengan Keluarga Bramasta, seharusnya tahu kalau kami ini berada di pihak yang sama denganmu. Kami akan cari makam besi hitam sekarang untuk mempersiapkan mahar lebih banyak untuk pernikahanmu dan Winola kelak!"Anggota Keluarga Bramasta merasa kegirangan. Mereka hanya fokus sepenuhnya pada makam besi hitam itu tanpa memedulikan hal lain lagi."Keluarga Salim sudah pasti berada di pihak yang sama dengan Tuan Bimo. Hanya saja, makam besi hitam ini sangat penting. Kami masih harus menyerahkannya kepada leluhur kami," ujar Sutrisno sambil ters