"Masih ada nggak?" desak Yoga.Farel menggertakkan gigi, menatap Yoga lekat-lekat. Tebersit keheranan pada ekspresinya. Di dunia bela diri kuno, sejak kapan ada orang sekejam ini?Apa mungkin orang ini berasal dari empat keluarga besar? Atau mungkin ada ahli bela diri top yang baru menampakkan diri?Farel terpikir akan banyak kemungkinan. Namun, dia tidak akan menyangka bahwa orang di depan adalah Yoga."Kalau nggak ada lagi, aku bakal lanjutkan." Yoga mengelus pergelangan tangan, lalu menggulung lengan baju sambil menghampiri Farel."Sebentar," ucap Farel segera dengan ekspresi berubah drastis."Ada apa?" tanya Yoga."Kamu sangat kuat. Kamu seharusnya menjadi terkenal di dunia bela diri kuno. Gimana kalau pergi ke dunia kultivator kuno bersamaku? Keluarga Husin bersedia memberimu sumber daya berlimpah!" undang Farel.Yoga tersenyum merendahkan. Farel ingin menundukkannya? Yoga menggeleng sambil menimpali dengan nada menyayangkan, "Nggak deh. Reputasi Keluarga Husin kurang baik.""Apa?
"Kamu masih punya apa?" tanya Yoga.Demi menyenangkan hati Yoga, Farel mengeluarkan sebuah tas kain dan berucap, "Di dalam sini ada pil yang bisa meningkatkan basis kultivasi. Ini pil langka."Yoga menerima dan melirik sekilas. Farel tidak bohong. Sepertinya ini pil yang digunakan Farel untuk menerobos basis kultivasi.Yoga sengaja menunjukkan ketidakpuasannya. Dia mengamati Farel lagi. Farel berkata dengan tidak berdaya, "Cuma itu yang kupunya sekarang. Aku datang terlalu terburu-buru tadi ...."Setelah merenung sejenak, Yoga berujar, "Aku punya dendam dengan Keluarga Bramasta dari dunia kultivator kuno. Kamu sudah tahu apa yang harus dilakukan, 'kan?""Ya. Aku akan menyuruh orang menyerang mereka," sahut Farel.Yoga mengangguk. Dia berhasil memeras Farel kali ini. Hanya saja, alangkah baiknya jika dirinya juga bisa membunuh Farel.Pada akhirnya, Yoga melepaskan Farel. Setelah terlepas dari Yoga, Farel langsung melarikan diri. Dia tidak sempat memedulikan orang-orangnya lagi. Para ang
Yoga sontak paham apa yang terjadi. Mereka menangkap Winola. Kinerja para manusia hantu ini cepat juga. Kelak, mereka bisa mendatangkan bantuan besar."Winola berhasil ditangkap. Aku pergi dulu," ujar Yoga. Kemudian, dia langsung pergi."Oke, aku juga mau pulang dan minta uang dari Keluarga Salim," timpal Sutrisno.Keduanya berpisah. Tidak berselang lama, Yoga tiba di lokasi orang Keluarga Bramasta dan langsung bersembunyi.Terlihat banyak darah dan mayat di sini. Pasti telah terjadi pertarungan sengit. Keluarga Bramasta menderita kerugian besar, tetapi tidak menemukan makam besi hitam."Cepat lepaskan aku! Aku dari Keluarga Bramasta! Kalau berani macam-macam, akan kuhabisi kalian semua!" pekik Winola sambil menatap para manusia hantu dengan galak."Kenapa memangnya? Asal kamu tahu, kami telah membunuh orang Keluarga Husin dan Keluarga Kusuma!" timpal Prajna dengan ekspresi angkuh."Apa?" Ekspresi Winola menegang. Tebersit kepanikan pada tatapannya. Ternyata Keluarga Husin dan Keluarga
Serangan Yoga kali ini sangat lambat. Bahkan sebelum tinju mendarat di wajah Prajna, Prajna telah terhempas dan berputar tiga kali di udara sebelum mendarat di tanah.Prajna menatap Yoga dengan terkejut dan berkata, "Manusia yang sangat hebat. Basis kultivasimu tinggi. Aku mengaku kalah!"Usai berbicara, Prajna langsung kabur. Sudut bibir Yoga berkedut. Dia tampak keheranan. Akting yang sangat palsu. Yoga menyuruhnya berakting bertarung, tetapi Prajna malah berakting terjatuh. Gajinya harus dipotong!Setelah Prajna pergi, Yoga datang ke hadapan Winola. Winola menatap Yoga dengan tidak percaya sambil bertanya dengan ragu, "Kamu mengalahkannya hanya dengan satu serangan?""Itu bukan urusanmu. Kita nggak punya hubungan apa-apa lagi. Cepat tinggalkan tempat ini. Suruh Keluarga Bramasta utus lebih banyak ahli bela diri. Bawa juga lebih banyak senjata ajaib dan obat langka," balas Yoga."Untuk apa?" tanya Winola."Tentu saja untuk memperkuat pasukan. Keluarga Salim, Keluarga Kusuma, dan Kelu
"Kamu kira siapa kamu? Beraninya kamu menyuruh Pak Sutrisno kemari!""Makanya! Pak Sutrisno dari Keluarga Salim! Kamu kira asetmu bisa dibandingkan dengannya?"Tatapan Yuli dan Jafar dipenuhi penghinaan. Mereka menatap Yoga dengan dingin, begitu juga para anggota Keluarga Wibowo yang berdiri di belakang. Semua orang tahu betapa berkuasanya Keluarga Salim."Ayah, Ibu, kenapa kalian begini sih? Aku putri kandung kalian. Kenapa kalian malah mau menjualku ke Pak Sutrisno?" tanya Nadya seraya terisak-isak. Wajahnya dibasahi air mata."Nadya, Ibu menyayangimu dan ingin kamu punya kehidupan yang lebih baik. Apa ini salah?" sahut Yuli yang juga meneteskan air mata.Jafar terkejut melihatnya. Sejak kapan istrinya begitu jago berakting? Mudah sekali meneteskan air matanya. Demi berbesan dengan Keluarga Salim, istrinya sampai berjerih payah seperti ini.Jafar pun diam-diam mencubit diri sendiri. Dia tidak boleh kalah. Dengan mata memerah, Jafar ikut berkata, "Nadya, Ayah cuma ingin kamu menikah d
Ada banyak perban di tubuh Sutrisno. Jelas, cederanya sangat parah."Pak Sutrisno, kamu benar-benar pria baik. Kamu sudah terluka begini, tapi masih mencari putriku. Aku sampai terharu melihatnya." Yuli menyeka air matanya sambil menangis."Ini namanya cinta sejati. Kamu dan Nadya adalah pasangan serasi. Kalian harus bersama!" ujar Jafar yang merasa sangat puas dengan tindakan Sutrisno. Itu artinya, pernikahan ini pasti akan terjadi."Hais ...." Tiba-tiba, Sutrisno menghela napas. Dia memandang ke sekeliling dengan ekspresi masam."Ada apa?" tanya Jafar segera."Aku memang rindu pada Nadya. Tapi, Keluarga Salim adalah keluarga besar. Mereka menyuruhku mendekati Winola dari Keluarga Bramasta. Sepertinya mereka ingin menjodohkanku dengan Winola. Aku ...." Sutrisno menggeleng dengan pasrah.Begitu mendengarnya, ekspresi seluruh anggota Keluarga Wibowo sontak memucat. Mereka hanya bisa termangu menatap Sutrisno. Kemuliaan yang sudah ada di depan mata ... melayang begitu saja."Pak Sutrisno
Di dalam ruang tamu."Maaf, kalian ini siapa?" tanya Winola. Dia melirik sekilas dan terkejut melihat sekelompok orang yang terlihat seperti keluarga berkumpul di sana.Jafar, Yuli, dan yang lainnya semuanya berdiri. Mereka menampilkan senyum yang sangat dibuat-buat.Bagaimanapun, Winola berasal dari salah satu dari empat keluarga besar sehingga mereka tidak berani menyinggung perasaannya."Nona Winola, kami ini keluarga Nadya dari Grup Yoga," jelas Jafar.Winola bertanya lagi, "Nadya? Ada apa kalian mencariku?"Winola segera teringat pada wanita yang pernah ada di sisi Yoga sebelumnya. Bahkan, bukan hanya satu wanita! Di sekeliling Yoga, selalu ada wanita-wanita yang sangat cantik."Kami datang ke sini untuk membicarakan satu hal. Kami merasa bahwa putri kami nggak pantas untuk Yoga.""Benar sekali! Kamu sudah memiliki perjanjian pernikahan dengan Yoga. Sungguh memalukan. Putri kami bisa-bisanya nggak tahu diri dan pacaran sama Yoga!""Kami akan segera suruh Nadya menjauh dari Yoga. K
Winola berbalik dengan angkuh dan meninggalkan ruang tamu. Keluarga Wibowo saling memandang. Mereka mencoba menebak apa yang dipikirkan oleh Winola.Pada akhirnya, Yuli tiba-tiba bertepuk tangan dengan penuh semangat. Dia berucap, "Winola pasti tertarik, makanya mau kasih Yoga kesempatan. Ayo, kita cepat balik!"Jafar bertanya, "Kamu yakin dia berpikir begitu?"Yuli menjawab, "Sebagai sesama wanita, tentu aku tahu. Cepatlah, kita harus segera bertindak!"Tak lama kemudian, mereka semua kembali ke vila. Akan tetapi, kali ini hanya ada Yoga di sana. Nadya masih tidur."Kalian datang lagi. Ada apa?" tanya Yoga dengan nada dingin.Jafar menjawab, "Yoga, ada kesempatan besar yang nggak boleh kamu lewatkan!"Yuli menambahkan, "Winola tertarik sama kamu. Dia berharap kamu bisa pergi mencarinya untuk membahas semuanya dan menikah dengannya!"Yoga terdiam dan raut wajahnya menunjukkan kebingungan. Apa maksud orang-orang ini?Yuli segera bertanya, "Kenapa masih bengong? Bukannya kalian sudah pun