Beranda / Pendekar / Pembalasan sang Kesatria Iblis Tanpa Tanding / 61. Pendekar Yang Dipandang Sebelah Mata

Share

61. Pendekar Yang Dipandang Sebelah Mata

Penulis: Lucky Number 12
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-26 13:00:38

“Pendekar sekte Tujuh Bintang Kejora. Terlihat dari busana yang anak itu kenakan, betul?” Ding Lam berceletuk masih dengan ekspresinya yang kelihatan ceria.

“Kamu langsung menyapa dia,” ucap Ju Jian.

“Sekte tertua dan paling kuat di wilayah barat. Bisa jadi, seantero Negeri Pertama. Menarik,” ujar Ding Lam. Senyumnya semakin lebar dan menunjukkan gigi seolah menyimpan arti tertentu.

Setelah menurutnya dia sudah berbelanja terlalu banyak, Gao Tian tiba di kediaman keluarga Deng yang berada tidak jauh dari pusat Kota Lembah Merah.

Begitu Gao Tian dan pegawai keluarga Deng yang mengantar dirinya tiba di halaman rumah yang cukup besar tersebut, terlihat Deng Lun, Yi Fei, Deng Na dan putranya Deng Kai menyambut dia. Termasuk, Mao De Shu yang merupakan kekasih Deng Na juga ada di situ.

“Selamat siang, Tuan Pendekar. Senang berjumpa dengan Anda. Atas kehendak istri dan anak perempuanku, izinkan kami berterima kasi

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
mantap bah
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pembalasan sang Kesatria Iblis Tanpa Tanding   62. Saling Memamerkan Kekuatan Spiritual

    Deng Lun kembali berbicara, “De Shu akan menunjukkan kemampuan spiritualnya terlebih dahulu. Dia akan memecahkan bongkahan semen tersebut. Setelah itu, giliran kamu,” jelas sang saudagar.Pada saat ayah dari kekasihnya berkata demikian, De Shu menatap pada calon mertuanya dan mengangguk. Setelah itu, dia memandang Gao Tian sembari memamerkan senyum.“Gao Tian …,” Xuanwu melakukan kontak dengan tuan rumahnya.“Ya, Xuanwu?” balas Gao Tian lugu.“Kamu akan menerima tantangan ini, bukan?” senyum Xuanwu tipis tetapi menyimpan makna.“Euh …, aku ingin, tapi …”“Jangan takut untuk menunjukkan kekautan spiritualmu. Orang-orang sombong seperti dua pria ini perlu diberi pelajaran. Ketimbang kamu mengapliaksikan ilmu Ular Sakti Terkutuk pada si De Shu dungu atau paman congkak ini, lebih baik kamu menghantam benda padat, bukan?”“Y-ya …, aku

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-27
  • Pembalasan sang Kesatria Iblis Tanpa Tanding   63. Ujung Tombak Misi-misi Istimewa

    Sunyi. Semua orang yang berada di situ mulai dari para anggota keluarga Deng hingga karyawan mereka juga De Shu termasuk orang yang mengantar Gao Tian terdiam. Tatkala, tidak ada satu pun beton yang dihantam tamu mereka patah atau hancur.“Hmph …!” De Shu bermaksud terkekeh tapi dengan sengaja dia menahannya.“Aku pikir, kamu adalah pendekar yang tangguh, Gao Tian. Sayang sekali. Kau tidak jadi mendapat hadiah 5 tael emas dariku,” ucap Deng Lun.“Ah, ya. Maaf, tuan-tuan, nyonya dan nona. Kekuatan spiritualku memang belum seberapa,” ujar Gao Tian. Dia menjauh dari tumpukan beton.Meninggalkan tempat dia berdiri, Deng Lun maju ke arah tumpukan semen. “Bagaimana kamu itu. Sini, biar aku ajarkan cara—"Krrrk …!Tinggi hati, Deng Lun bermaksud untuk menunjukkan kemampuannya pada Gao Tian. Namun lantas, terdengar suara retakan dari tumpukan semen berbentuk persegi tersebut.De Sh

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-27
  • Pembalasan sang Kesatria Iblis Tanpa Tanding   64. Memancing Xuanwu Keluar

    Apa yang dikatakan Ju Jiang membuat wajah tampan lagi ceria Ding Lam melongo ke arah rekannya. Sebab, ia terheran-heran. Kemudian, dia bertanya.“Begitukah? Mengapa bisa seperti itu?” tanya Ding Lam polos.Sejurus, Ju Jiang terdiam memandang pada Ding Lam. Ia menyantap hidangannya, barulah dia berbicara. “Bisa saja orang itu tidak melakukan apa-apa …”“Lalu bagaimana caranya dia dapat mengesktrasi Xuanwu …?” Ding Lam kembali bertanya lalu asyik makan.“Mungkin karena orang itu memiliki pancaran energi spiritual ilmu hitam yang sangat tinggi. Kalau demikian, ia sama sekali tidak perlu menjalankan ritual apapun. Dia mampu menerobos segel tersebut, lantas bertemu entitas Xuanwu. Keduanya menjalin perjanjian … entah apa yang terjadi selanjutnya.”Pada saat temannya memaparkan, Ding Lam kembali terpekur memandangi Ju Jiang yang memiliki raut dingin. Sementara, tangannya bermaksud menga

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-28
  • Pembalasan sang Kesatria Iblis Tanpa Tanding   65. Meleleh Karena Gao Tian

    “Setelah menaklukkan kelompok pengganggu keamanan kemarin, Nona tentu merasa senang Tuan Chun Ho bisa menemani Anda sepanjang tengah hari ini,” Yimu berujar pada junjungannya.Dengan langkah anggun, Xiao Mei mendekat pada ranjangnya, kemudian berbaring di situ. “Untuk beberapa jam, aku menikmati berbincang dengan Chun Ho. Tetapi setelah santap siang bersama tadi, aku juga jadi bertanya-tanya. Kapan mereka akan pulang,” rengut Xiao Mei menanggapi dayangnya.Yimu dibuat terkikik-kikik oleh Xiao Mei. Dia menatap bangga pada sosok cantik yang tengah berbaring tidak juah dari dirinya tersebut.“Toh Anda sudah seharian bersama Tuan Gao Tian kemarin, Nona. Atau … Anda belum puas berada di sisinya?” kelakar Yimu malu-malu. Ia menutup mulut dengan telapak tangan.Apa yang diucapkan salah satu pengasuh sekaligus pengawalnya tersebut membuat Xiao Mei mendelik ke arah Yimu. Asistennya tersebut merundukkan tubuh tanda memberi

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-28
  • Pembalasan sang Kesatria Iblis Tanpa Tanding   66. Mempersiapkan Daya Tahan Fisik

    Pada saat orang-orang itu tengah mengantre, seorang pria datang dan berbicara pada seseorang yang bertugas untuk mengatur alur keluar masuk. Berbisik sejenak, sang petugas mengantar orang itu ke bagian belakang bangunan.Di dalam pondok tersebut, tampak seseorang pria tua dengan busana kelabu tengah berbicara dengan tamunya. Ia memiliki rambut panjang yang telah memutih, begitu pula janggut dan kumisnya.“Guru, terima kasih telah membantuku untuk memberikan saudaraku yang sombong itu kesusahan. Warisan kakek kami seharusnya dibagi rata. Tetapi, dia malah ingin menguasai semuanya,” ucap si tamu. Dia menyodorkan kantong uang pada sang guru.“Terima kasih sama-sama, Tuan. Aku hanya melakukannya sesuai permintaanmu,” balas lelaki setengah baya tersebut.Laki-laki yang bertugas mengatur tamu masuk. Dia menyapa lembut pada pria tua yang disebut ‘guru’ itu, kemudian mendekat. Petugas itu membisikkan sesuatu singkat saja.

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-29
  • Pembalasan sang Kesatria Iblis Tanpa Tanding   67. Sang Putri Kembali Ke Balai Riung

    “Xi—, Nona Su akan berlatih di sini …?!” Gao Tian spontan bertanya pada Jialun.Orang yang dia ajak berbicara berucap, “Bukankah itu biasa? Master Hu Meng tadi berpesan padaku: ‘panggilkan Gao Tian karena dia mesti mendampingi Nona Su. Sebab, beliau akan berlatih’. Begitu katanya.”Gao Tian masih percaya tidak percaya. Sepulangnya mereka dari Bukit Xiniu, Gao Tian dapat melihat Xiao Mei dan Chun Ho selalu berdampingan. Dia sudah berpikir bahwa putri Lord Su tersebut telah memiliki teman baru di sana.Tetapi kini, gadis cantik itu datang ke Balai Riung Kejora Merah untuk berlatih. Tentu saja, Gao Tian tidak mengetahui alasan mengapa Xiao Mei ingin kembali mengembangkan ilmu berpedangnya di situ.“Y-ya, kamu benar. Hanya saja, beliau pernah menyampaikan padaku … bahwa …, ia akan berlatih di Bukit Elok,” Gao Tian berkilah seraya siap beranjak bersama Jialun.Dengan raut ketusny

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-30
  • Pembalasan sang Kesatria Iblis Tanpa Tanding   68. Sekelumit Kisah Hati

    “Aku sudah berbicara dengan kedua orang tuaku. Mulai sekarang, aku akan berlatih di 2 tempat. Balai Riung Kejora Merah dan Bukit Elok,” ucap Xiao Mei pada Gao Tian yang berjalan di sebelahnya.Terang saja apa yang disampaikan oleh Xiao Mei membuat kepala Gao Tian menoleh ke arah si putri Su. Sebab usai bertarung dengan Liu Tong, Xiao Mei berkata pada Gao Tian bahwa dirinya akan berlatih di Bukit elok.Sehingga, Gao Tian berpikir bahwa keputusan salah satu putri penguasa wilayah barat Negeri Pertama tersebut tidak dapat diganggu gugat.Akan tetapi baru saja, Xiao Mei mengutarakan ia akan berlatih di 2 tempat. Pastinya, apa yang dirinya dengar membuat Gao Tian terkejut. Sekaligus, muncul perasaan senang dalam hatinya.Menyembunyikan perasaan riangnya setelah mengetahui dirinya bisa kembali sering bertemu Xiao Mei, Gao Tian menanggapi.“Kalau begitu, aku akan selalu siap mendampingimu setiap kali kamu datang, Xiao Mei,” ucap Gao Tian kalem.“Tentu saja kamu yang mesti menemaniku. Memangn

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-30
  • Pembalasan sang Kesatria Iblis Tanpa Tanding   69. Kala Melihat Sang Putri Tanpa Busana

    Xuanwu melakukan kontak dengan hostnya. Begitu mendengar ucapan si Raja Iblis, Gao Tian malah sempat menoleh kemudian menengok ke arah Xiao Mei berada. Akan tetapi, bergerak hanya segitu tidak akan membuat dirinya dapat melihat si putri Su.“Mataku ingin. Tapi hatiku berkata tidak,” balas Gao Tian. Ia tersenyum tipis begitu lepas.“Tega benar jika kamu berkeinginan untuk mengintip junjunganmu itu,” kata Xuanwu.Tak tampak oleh Gao Tian. Pada tahta tempat dirinya duduk, Xuanwu juga turut tersenyum tipis. Mimik dia tidak seperti biasanya. Terlihat begitu kalem, ramah. Sangat berbeda dengan momen-momen lain. Terutama, saat mereka menghadapi musuh.Terdiam sejurus, Gao Tian pun berucap, “Sesungguhnya …, aku pernah—tidak sengaja- melihat Xiao Mei bertelanjang di sini, Xuanwu.”Memang benar. Ketika itu, Gao Tian bukan bermaksud mengintip Xiao Mei. Melainkan, dirinya sedang mempersiapkan barang-barang gadis

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-31

Bab terbaru

  • Pembalasan sang Kesatria Iblis Tanpa Tanding   100. Iblis Dalam Diri Penguasa Barat

    “Sembarangan bagaimana maksudmu?!” balas si nenek cuek.Dia terlihat tersenyum lega malahan girang. Seolah, dia merasa puas. Karena, selesai melakukan tugasnya dengan baik. Sudah mulai bungkuk, dia masih berjalan penuh kepercayaan diri. Malahan, gagah walau lambat.“Nenek menyebut pendekar muda Bintang Kejora itu sebagai Tuan Muda Gao di hadapan Nona Su dan Tuan Muda Fang. Aku hanya khawatir, mereka berdua merasa tersinggung karena ada rakyat biasa yang disebut demikian,” ujar sang cucu lagi.“Rakyat biasa? Dia bukan warga sipil, cucuku. Tuan Muda Gao merupakan saudara sumpah mereka sejak ribuan tahun. Tak mungkin mereka merasa demikian. Lagi pula, anak itu memang adalah seorang Gao!”Walau merasa neneknya bertingkah agak aneh, sang cucu tersenyum jenaka. Menurut dia, neneknya memang melakukan hal yang lucu.“Bagaimana bisa Nenek merasa yakin bahwa dia adalah seorang Gao?” tanya si cucu. Wajahnya menjadi kocak karena ingin mencandai neneknya.“Wajahnya. Aku dapat memastikan. Pahatan t

  • Pembalasan sang Kesatria Iblis Tanpa Tanding   99. Keturunan Terakhir Dinasti Gao

    Tiba-tiba kedengaran suara seorang ibu tua memanggil-manggil. Semestinya, orang yang pantas untuk dipanggil demikian adalah Fang Fenglei atau Lai Chun Ho.Akan tetapi secara mengejutkan, ibu tua yang mulai bongkok itu berjalan buru-buru mendekat pada Xiao Mei dan Gao Tian.“Tuan Muda …!”Sebetulnya Gao Tian juga Xiao Mei telah mendengar suara ibu tua tersebut memanggil-manggil. Akan tetapi, keduanya mengira ia memanggil si Kakak Pertama.Namun ternyata, ia mendatangi Gao Tian hingga meraih dan menarik baju murid Tujuh Bintang Kejora tersebut.“Tuan Muda Gao …!”Sontak, Gao Tian menoleh ke belakang. Wanita tua yang ia terka mungkin sudah berada di atas 80 tahun malahan mungkin 90-an itu menatap tersenyum padanya.Bukan senyum biasa. Dia memandang Gao Tian bak melihat cucunya sendiri, begitu penuh welas asih bahkan riang.“Tuan Muda Gao, aku sudah melihatmu dari kejauhan sejak tadi, ini

  • Pembalasan sang Kesatria Iblis Tanpa Tanding   98. Untung Ada Fenglei

    Menurut Xiao Mei, kehadiran Fenglei justru bakal menjadi penetralisir kencan dia dengan Gao Tian. Ia bisa menyembunyikan dari Chun Ho bahwa sebetulnya dia dan si Bintang Kejora sudah membuat janji makan siang bersama terlebih dahulu.Pengakuan Gao Tian membuat Xiao Mei tersenyum. “Tidak mengapa. Biar Kakak Pertama ikut bersama kita,” kata dia ceria.“Sebetulnya …, aku berjanji akan mentraktir dia. Karena, paman dan bibimu memberiku upah yang lumayan …”“Tidak perlu kau mentraktir Kakak Pertama. Biar aku saja yang membayarnya nanti!” Xiao Mei menyerobot kata-kata Gao Tian.“Ya sudah, berarti aku yang akan membayar bagianmu,” sambut Gao Tian mengusulkan dengan tersenyum cerah. Akan tetapi, Xiao Mei malah cemberut.“Aku yang mengajakmu untuk makan siang bersama sebagai imabalan kamu dapat memusnahkan roh jahat malam itu, Gao Tian. Jadi, tidak usah kau mengeluarkan uang buatku!” sergah Xiao Mei galak.Gao Tian hanya bisa menurut pada gadis bangsawan yang ada di hadapannya. Xiao Mei memand

  • Pembalasan sang Kesatria Iblis Tanpa Tanding   97. Acara Kencan Yang Terganggu

    Serasa melihat dewi yang turun dari langit, Chun Ho tersenyum pada Xiao Mei penuh keterkaguman, lantas dia berucap, “Kau cantik sekali hari ini.”Dipuji oleh Chun Ho, Xiao Mei malah agak kikuk. Nyaris saja dia menkuk wajah karena tak mampu menyembunyikan demi siapa dia tampil paripurna sedemikian rupa.Meski begitu, sang putri Su terpaksa tersenyum anggun, lalu membalas, “Aku adalah seorang putri Su. Sudah seharusnya aku tampil seperti ini.”“Xiao Mei …, apakah … kamu ada kesibukan?” tanya Chun Ho bagai ragu pada wanita yang tengah disanding-sandingkan oleh keluarganya dengan dirinya tersebut.Ingin rasanya Xiao Mei ‘mengusir’ Chun Ho dengan menyampaikan bahwa hari itu ia memiliki janji. Akan tetapi, Xiao Mei tahu. Diam-diam di ruang sebelah, ayah dan ibunya pasti menyimak.Memang benar. Su Yu Ping dan Liao Bi berusaha menyimak obrolan anak perempuan mereka dengan Chun Ho.Terpaksa, Xiao Mei menjawab pertanyaan si Kesatria Bukit Elok. “Sebetulnya, aku berencana untuk keluar memang …”

  • Pembalasan sang Kesatria Iblis Tanpa Tanding   96. Berdandan Cantik Demi Seseorang

    Begitu ucap Pendeta Fu setelah Zi Qi menyampaikan apa yang terjadi saat mereka berhadapan dengan Ruo Gang. Sang pendeta berkata lagi.“Namun setidaknya, ia tidak seperti ingin menunjukkan bahwa dirinya telah memiliki kekuatan spiritual atau juga tanda-tanda memberontak pada sekte atau apapun. Setidaknya, itu merupakan pertanda bahwa didikan kalian dipegang teguh dengan sangat baik oleh dia.”“Terpujilah para dewa apabila ajaran kami tertanam dalam dirinya,” sambut Tan Guan Ming. “Kemudian semalam, sepertinya ia sudah mengusir roh jahat dalam gua tersebut. Itu berarti, dia menggunakan kekuatan spiritualnya untuk kebajikan.”Semalam, Gao Tian telah melaporkan dan mendapat rekomendasi dari Xiao Mei. Bahwa, insiden supranatural Raja Kalajengking Iblis atau disebut ‘teror hantu kalajengking’ telah diselesaikan. Lucunya, Gao Tian mengaku bahwa ternyata, roh jahat itu takut pada jimat yang diberikan Zi Qi.Terang saja, para gurunya langsung tahu. Gao Tian yang berhasil mengalahkan kalajengki

  • Pembalasan sang Kesatria Iblis Tanpa Tanding   95. Sumpah Setia Huanzu

    “Ha…?”Lucu. Gao Tian yang berpembawaan kalem melongo melihat sosok wanita yang ada di hadapannya. Bukan apa-apa, Huanzu saat itu muncul tanpa berpakaian sedikitpun.Kulit putih dan tonjolan-tonjolan pada tubuhnya terekspos. Rambutnya tertata cantik dengan aksesoris indah pada kepalanya. Dia mengenakan anting-anting berbandul hijau.Bibirnya berwarna hijau cerah, bahkan kuku-kuku baik tangan maupun kaki Huanzu juga berwarna hijau.“Hai, adik kecil, bagaimana. Apakah kamu suka melihatku?” ucap Huanzu. Dia berpose dengan menekuk sebelah lutut, sementara berkacak pinggang.Sebagai laki-laki sejati, sudah barang tentu tubuh Gao Tian bereaksi melihat pemandangan indah yang ada di hadapannya.Akan tetapi, ia sadar. Yang dia lihat merupakan sosok roh jahat wanita. Selain itu hingga saat ini, mungkin hanya tubuh indah Xiao Mei yang merupakan wujud yang sangat ideal baginya.Terutama saat itu, Gao Tian sedang merasa riang. Nanti siang, dia akan makan bersama dengan Xiao Mei. Sehingga, dia tida

  • Pembalasan sang Kesatria Iblis Tanpa Tanding   94. Roh Jahat Dalam Bambu

    “Oh, itu …, anu … euh …”Pertanyaan Xiao Mei membuat Gao Tian gugup. Saat itulah si putri Su menyadari. Gao Tian kemungkinan ingin menyampaikan sesuatu. Akan tetapi, hambanya di Balai Riung Kejora Merah tersebut kemungkinan merasa kikuk dengan para anak buahnya yang ada di sana.“Hhhh…!” Xiao Mei menghela napas halus, kemudian meraih tangan Gao Tian dan membawa pengawalnya itu menjauh dari yang lain. “Apa yang mau kau katakan kepadaku?” tanya Xiao Mei pada Gao Tian dengan ekspresi galaknya.“Ak-aku baru saja bertarung dengan roh jahat, Xiao Mei,” ungkap Gao Tian.Dia tidak bisa berbohong pada Xiao Mei, terkeculai mengenai Xuanwu yang berada dalam dirinya. Sehingga sekarang, Gao Tian menyampaikan yang sejujurnya pada Xiao Mei tentang apa yang dirinya alami.Sedangkan Xiao Mei terang saja tertegun dengan apa yang dikatakan oleh Gao Tian. “K-kamu … dapat bertarung dengan roh jahat?!” Xiao Mei berusaha memastikan.“Begitulah, Xiao Mei,” Gao Tian menjawab lugu.Sekarang Xiao Mei tertegun.

  • Pembalasan sang Kesatria Iblis Tanpa Tanding   93. Penyerapan Roh Jahat

    Dari salah satu benteng kastil kelaurganya, Xiao Mei hanya bisa melihat samar-samar. Ada hewan yang menurutnya mirip dengan kalajengking. Ia tidak mengetahui, orang yang sedang berhadapan dengan makhluk tersebut adalah Gao Tian.“Siapkan 1 regu pasukan untuk ikut denganku ke atas sana. Tidak usah terburu-buru. Karena sepertinya, ada orang yang sedang menghadapi … entah sosok apa itu,” titah Xiao Mei pada para anak buahnya.“Siap, Nona Su!” sambut bawahan sang putri.Kembali pada Gao Tian. Menaklukkan Raja Kalajenging Setan sesuai keinginan Xuanwu tidaklah mudah. Dia harus bersabar. Pengerahan kekuatan spiritualnya pun mesti sangat terukur.Sebab salah-salah, bisa saja kalajengking jadi-jadian itu malah musnah. Jika sudah demikian, Xuanwu tidak akan bisa lagi menyerap roh jahat itu.“Lantas kapan kalajengking ini mulai menyerah? Yang mererpotkan adalah serangan tembakan energi yang berasal dari buntutnya itu. Tampak berbahaya!” batin Gao Tian.Berusaha untuk sabar, Gao Tian terus mengg

  • Pembalasan sang Kesatria Iblis Tanpa Tanding   92. Kekuatan Bambu Sakti

    Sambil terkaget-kaget karena sepertinya dia bertemu dengan junjungannya, wanita serba hijau bernama Huanznu itu terus melangkah menuju tahta Xuanwu.“Aku … aku sendiri tidak tahu. 10 tahun yang lalu, aku disegel di sini menggunakan sebuah batang bambu oleh Pendeta Fu. Konon aku baru dapat lepas 5 tahun lagi. Tapi barusan, anak ini …”Huanzu tidak meneruskan kata-katanya. Ia memikirkan sesuatu yang sepertinya juga terlintas dalam pikiran Xuanwu.“Gao Tian. Anak itu mampu melepaskan segel dengan hanya menyentuhnya? Bagaimana mungkin?” batin Xuanwu. Lantas, dia berkata pada Huanzu. “Barusan … kekuatan spiritual yang ia kerahkan … berasal darimu, bukan?”“Aku rasa begitu, Tuan Xuanwu,” Huanzu terus berjalan. Sekarang ia meniti tangga platform tempat pimpnannya berada.“Kamu sama sekali tidak mengerahkannya, bukan?”“Tentu tidak, Tuan. Dia dapat mengambilnya sendiri, untuk apa aku repot-repot?”Sementara bertanya jawab dengan Huanzu, Xuanwu terus berpikir. “Tunggu, tunggu. Ada yang salah d

DMCA.com Protection Status