“Gao Tian, usai pertemuan ini, kamu harus melakukan kontak dengan Ruogang.”
Mendengar perkataan Xuanwu, Gao Tian agak heran lalu dia bertanya, “Kenapa aku harus menghubungi dia?”
“Hahhh …, bagaimana kamu itu! Lupakah kamu bahwa dia telah menjadi abdimu?” Xuanwu berucap seperti merasa kesal.
“Tentunya aku ingat, Xuanwu. Maksudku, tolong jelaskan apa yang mesti aku sampaikan pada Ruogang?” tanya Gao Tian lagi.
“Bilang saja pada Ruogang, kalian akan berjumpa di hutan belakang Balai Riung. Nanti aku yang mengarahkanmu.”
Selesai menggelar pertemuan dengan Fu Lian, para murid Tujuh Bintang Kejora itu mempersiapkan diri. Sedangkan Xiao Mei buru-buru pulang ke kediamannya.
Gao Tian telah berada di dalam kamarnya. Ia berdiri mematung di depan jendela, sementara melakukan kontak batin dengan Ruogang.
Janggal memang. Gao Tian seperti dapat melihat pemandangan di luar sana, tapi s
Liao Bi ibunda Xiao Mei berkata pada anak perempuannya. Si putri Su menghadap kedua orang tuanya di ruangan mereka, ditemani oleh Chung Ho.Pada saat mendengar perkataan Liao Bi, ada perasaan lega dalam diri Chung Ho. Karena menurut dia, ada kemungkinan Xiao Mei urung pergi bersama teman-temannya dari Tujuh Bintang Kejora.“Maaf, Ibu, Ayah. Bukannya aku ingin mencampuri urusan pemerintahan. Akan tetapi, Gerombolan Bayangan Tengkorak beraksi di wilayah kekuasaan kita. Ya, ada sekte Tujuh Bintang Kejora. Tetap saja, apa kata orang saat tahu famili Su diam saja? Mengeluarkan pernyataan pun tidak!”Celotehan anaknya sontak membuat Liao Bi menoleh ke arah Su Yu Ping. Sang bangsawan penguasa daerah Lembah Merah dan sekitarnya itu terdiam dengan gaya yang penuh wibawa.“Mereka telah berani menyerangku, sekarang menyandera kekasih putra dari Dokter Mao. Aku pikir, apa yang mereka lakukan sudah kelewatan. Sudah saatnya famili Su untuk bertindak,
“Nona Su, maafkan aku …”Sudah merupakan budaya di Negeri Pertama. Untuk menghormati lawan bicara mereka yang datang dari sesama kalangan bangsawan, mereka akan saling menyapa dengan sopan. Terkecuali, jika sudah ada kesepakatan antara mereka untuk tidak demikian.Terang saja apa yang diucapkan oleh Fenglei membuat Xiao Mei terheran-heran. Bagaimana tidak. Sekonyong-konyong, si kakak pertama meminta maaf padanya.“Ma-maksudmu …, maaf kenapa, Tuan Muda?” tanya Xiao Mei keheranan.“Nona Su, kemungkinan besar, biang dari gosip yang melanda kalian berdua sepertinya adalah aku.”Pengakuan Fenglei membuat napas Xiao Mei rasanya terhenti di kerongkongan. Dia tak mampu berkata apa-apa. Dia hanya menoleh ke belakang, memandang ke arah Gao Tian yang berkuda mendampingi Min Wu.“Ba-bagaimana bisa, Tuan Muda Feng …? Memangnya, apa yang kau katakan sehingga menjadi isu yang menyeret kami?&rdq
Tangan kiri Fenglei terangkat sementara terkepal yang mensinyalkan, mereka mesti berhenti. Gao Tian dan Min Wu mendekat. Fenglei turun dari kudanya.“Ada apa hingga kita harus berhenti, Kakak Pertama?” tanya Gao Tian.“Bukan sesuatu yang penting, Gao Tian. Aku hanya ingin buang air kecil,” santai Fenglei menjawab seraya tersenyum jenaka. Lalu, dia berpesan, “Tolong berjaga-jaga sebentar di sini, teman-teman.”Jalan yang dilewati oleh para murid sekte Tujuh Bintang Kejora itu adalah sebuah kawasan hutan yang landai. Fenglei naik ke kawasan pepohonan di sisi sebelah kiri, yang lebih tinggi dari jalan yang mereka lalui.Sedangkan Gao Tian turun dari kudanya, kemudian menghampiri Xiao Mei. “Xiao Mei, apakah kamu ingin minum?” tanya dia.“Ya, Gao Tian boleh. Hawa menjelang musim panas ini menggerahkan juga,” jawab Xiao Mei.Walau telah mengetahui bahwa Gao Tian sekarang bukan pendekar mu
Setelah menyusuri bagian hutan tempat mereka berada yang landai, dua anggota Gerombolan Bayangan Tengkorak itu tiba di dekat sebuah mata air.Mereka melihat, ada seorang wanita berbaju putih duduk membelakangi mereka di atas sebuah batu besar. Perempuan tersebut masih bernyanyi.“Datanglah, datang padaku wahai penyelamat cinta. Jangan biarkan aku larut dalam kesunyian …”Menyadari ada orang yang datang di belakangnya, sang wanita berhenti bernyanyi. Melalui pundak, dia melihat orang-orang yang datang menjumpainya.Sempat kembali berpandangan, salah satu dari anggota Gerombolan Bayangan Tengkorak tersebut menyapa, “Nona, suaramu indah sekali. Terdengar hingga jauh. Sehingga, kami datang kemari.”“Apa yang sedang Anda lakukan di sini, apakah kau tersesat?” tanya yang satu lagi.“Menurut kalian, apa yang sedang aku lakukan di sini?”Tanpa memandang pada lawan-lawan bicaranya, perempu
Kurang lebih, barusan Gao Tian berkata bahwa ia tidak ingin Xiao Mei terluka sedikitpun. Sehingga, putri dari Lord Su Yu Ping itu merasa dirinya diistimewakan oleh pengawalnya.Entah apa yang dirasakan oleh Xuanwu. Yang jelas, si Raja Iblis sepertinya bersukacita akibat perkataan tuan rumahnya.“Meng Yun, di kehidupan yang telah lalu, aku mungkin tidak bisa terus berada di sisimu karena kita berbeda. Akan tetapi sekarang, ada bocah lugu ini dan aku bersama dengan dia. Aku harap, kini … dia bisa bersanding dengan dirimu … selamanya.”Duduk pada kursi kebesarannya, Xuanwu berkata-kata dalam batinnya seraya tertunduk. Lalu, dia mengangkat kepala.“Tapi bagaimana caranya? Anak ini adalah seorang yatim piatu, tidak memiliki banyak uang sedangkan Xiao Mei adalah salah satu penguasa wilayah barat. Tapi dia kuat. Semestinya, ada jalan untuk membuat mereka berdampingan,” pikir Xuanwu. Mimiknya kini berubah menjadi jenaka. Sedangkan Xiao Mei menanggapi perkataan Gao Tian. “Aku bisa menjaga dir
Terang saja apa yang diungkapkan oleh Min Wu barusan membuat Fenglei membeku memandangi si Kakak Ketiga. Begitu pula Xiao Mei. Dia mengarahkan netra pada Gao Tian yang terlihat tetap tenang.Wajar jika Min Wu mengeluarkan pertanyaan seperti demikian. Dia belum mengetahui, Gao Tian sebenarnya sudah memiliki kekuatan spiritual. Malahan bisa jadi, dia adalah yang paling sakti di antara mereka.“Maksudku …, Kak Gao Tian tidak memiliki kekuatan spiritual. Sepertinya akan lebih baik kalau dia pergi bersama denganku ke arah utara, Nona Su tetap ke selatan dan Kakak Pertama datang dari jalan utama, sebab yang mereka cari adalah dia,” Min Wu mengusulkan.Spontan, Xiao Mei bereaksi dalam hatinya. “Sok tahu sekali Chao kecil ini …!”Mau bagaimana lagi. Min Wu tidak tahu duduk permasalahnnya. Tapi Xiao Mei, Fenglei juga para guru mereka telah mengetahui. Yang diincar oleh Gerombolan Bayangan Tengkorak bukanlah kakak pertamanya. M
“Me-mengapa … mereka ada di sini …?!”Terang saja Fenglei terkejut. Ia melihat, ada 3 orang berpakaian putih dengan aksen hitam yang khas pada kerah mereka datang mendekat ke arahnya. Betul. Mereka adalah Chung Ho dan 2 kawan seperguruannya.“Kita beristirahat di sini sebentar. Hari belum juga menjelang sore. Kita masih memiliki banyak waktu,” Chung Ho berucap pada rekan-rekannya, lalu mereka berhenti melangkah dan duduk di balik bebatuan.Terus memacu kuda mereka melalui jalur Selatan dan melewati jalan pintas, Chung Ho dan teman-teman dapat tiba dengan cepat di situ.Mengetahui kedatangan para pendekar Kesatria Bukit Elok, ekspresi wajah Fenglei berubah. Ia menghela napas karena kesal.Dia tahu. Apa yang dilakukan Chung Ho adalah karena pemuda tersebut ingin menunjukkan solidaritas mereka terhadap mantan kakak seperguran mereka.“Tapi bagaimana jika Gerombolan Bayangan Tengkorak mengetahui mereka
Set! Set!Berbarengan, dua anggota Gerombolan Bayangan Tengkorak itu mengarahkan senjata tajam mereka pada Gao Tian.Bets!“Apa …?!”“Bagaimana—”Namun alangkah terkejutnya 2 orang itu, ketika tikaman maupun tebasan mereka hanya menembus udara kosong. Karena, Gao Tian menghindar dengan melompat. Dia melayang berputar di atas keduanya meninggalkan kedua lawannya ternganga.“Manusia-manusia tengkorak palsu laknat, akan ku kirim kalian semua ke neraka!” geram Gao Tian.Begitu badannya turun sedikit, diiringi pancaran energi bak kepulan asap hitam tipis, Gao Tian mengerahkan sebuah sepakan yang bagai menjejak kepala musuh di sebelah kanan.Dhuast!Selanjutnya, Gao Tian seperti memanfaatkan hulu lawan sebagai pijakan. Begitu cepat, dia membalik dan kembali mengibaskan kaki kanan.Bhuak!Sepakan Gao Tian menghajar kepala musuh yang berada di kiri. Seketika itu, dua
“Sembarangan bagaimana maksudmu?!” balas si nenek cuek.Dia terlihat tersenyum lega malahan girang. Seolah, dia merasa puas. Karena, selesai melakukan tugasnya dengan baik. Sudah mulai bungkuk, dia masih berjalan penuh kepercayaan diri. Malahan, gagah walau lambat.“Nenek menyebut pendekar muda Bintang Kejora itu sebagai Tuan Muda Gao di hadapan Nona Su dan Tuan Muda Fang. Aku hanya khawatir, mereka berdua merasa tersinggung karena ada rakyat biasa yang disebut demikian,” ujar sang cucu lagi.“Rakyat biasa? Dia bukan warga sipil, cucuku. Tuan Muda Gao merupakan saudara sumpah mereka sejak ribuan tahun. Tak mungkin mereka merasa demikian. Lagi pula, anak itu memang adalah seorang Gao!”Walau merasa neneknya bertingkah agak aneh, sang cucu tersenyum jenaka. Menurut dia, neneknya memang melakukan hal yang lucu.“Bagaimana bisa Nenek merasa yakin bahwa dia adalah seorang Gao?” tanya si cucu. Wajahnya menjadi kocak karena ingin mencandai neneknya.“Wajahnya. Aku dapat memastikan. Pahatan t
Tiba-tiba kedengaran suara seorang ibu tua memanggil-manggil. Semestinya, orang yang pantas untuk dipanggil demikian adalah Fang Fenglei atau Lai Chun Ho.Akan tetapi secara mengejutkan, ibu tua yang mulai bongkok itu berjalan buru-buru mendekat pada Xiao Mei dan Gao Tian.“Tuan Muda …!”Sebetulnya Gao Tian juga Xiao Mei telah mendengar suara ibu tua tersebut memanggil-manggil. Akan tetapi, keduanya mengira ia memanggil si Kakak Pertama.Namun ternyata, ia mendatangi Gao Tian hingga meraih dan menarik baju murid Tujuh Bintang Kejora tersebut.“Tuan Muda Gao …!”Sontak, Gao Tian menoleh ke belakang. Wanita tua yang ia terka mungkin sudah berada di atas 80 tahun malahan mungkin 90-an itu menatap tersenyum padanya.Bukan senyum biasa. Dia memandang Gao Tian bak melihat cucunya sendiri, begitu penuh welas asih bahkan riang.“Tuan Muda Gao, aku sudah melihatmu dari kejauhan sejak tadi, ini
Menurut Xiao Mei, kehadiran Fenglei justru bakal menjadi penetralisir kencan dia dengan Gao Tian. Ia bisa menyembunyikan dari Chun Ho bahwa sebetulnya dia dan si Bintang Kejora sudah membuat janji makan siang bersama terlebih dahulu.Pengakuan Gao Tian membuat Xiao Mei tersenyum. “Tidak mengapa. Biar Kakak Pertama ikut bersama kita,” kata dia ceria.“Sebetulnya …, aku berjanji akan mentraktir dia. Karena, paman dan bibimu memberiku upah yang lumayan …”“Tidak perlu kau mentraktir Kakak Pertama. Biar aku saja yang membayarnya nanti!” Xiao Mei menyerobot kata-kata Gao Tian.“Ya sudah, berarti aku yang akan membayar bagianmu,” sambut Gao Tian mengusulkan dengan tersenyum cerah. Akan tetapi, Xiao Mei malah cemberut.“Aku yang mengajakmu untuk makan siang bersama sebagai imabalan kamu dapat memusnahkan roh jahat malam itu, Gao Tian. Jadi, tidak usah kau mengeluarkan uang buatku!” sergah Xiao Mei galak.Gao Tian hanya bisa menurut pada gadis bangsawan yang ada di hadapannya. Xiao Mei memand
Serasa melihat dewi yang turun dari langit, Chun Ho tersenyum pada Xiao Mei penuh keterkaguman, lantas dia berucap, “Kau cantik sekali hari ini.”Dipuji oleh Chun Ho, Xiao Mei malah agak kikuk. Nyaris saja dia menkuk wajah karena tak mampu menyembunyikan demi siapa dia tampil paripurna sedemikian rupa.Meski begitu, sang putri Su terpaksa tersenyum anggun, lalu membalas, “Aku adalah seorang putri Su. Sudah seharusnya aku tampil seperti ini.”“Xiao Mei …, apakah … kamu ada kesibukan?” tanya Chun Ho bagai ragu pada wanita yang tengah disanding-sandingkan oleh keluarganya dengan dirinya tersebut.Ingin rasanya Xiao Mei ‘mengusir’ Chun Ho dengan menyampaikan bahwa hari itu ia memiliki janji. Akan tetapi, Xiao Mei tahu. Diam-diam di ruang sebelah, ayah dan ibunya pasti menyimak.Memang benar. Su Yu Ping dan Liao Bi berusaha menyimak obrolan anak perempuan mereka dengan Chun Ho.Terpaksa, Xiao Mei menjawab pertanyaan si Kesatria Bukit Elok. “Sebetulnya, aku berencana untuk keluar memang …”
Begitu ucap Pendeta Fu setelah Zi Qi menyampaikan apa yang terjadi saat mereka berhadapan dengan Ruo Gang. Sang pendeta berkata lagi.“Namun setidaknya, ia tidak seperti ingin menunjukkan bahwa dirinya telah memiliki kekuatan spiritual atau juga tanda-tanda memberontak pada sekte atau apapun. Setidaknya, itu merupakan pertanda bahwa didikan kalian dipegang teguh dengan sangat baik oleh dia.”“Terpujilah para dewa apabila ajaran kami tertanam dalam dirinya,” sambut Tan Guan Ming. “Kemudian semalam, sepertinya ia sudah mengusir roh jahat dalam gua tersebut. Itu berarti, dia menggunakan kekuatan spiritualnya untuk kebajikan.”Semalam, Gao Tian telah melaporkan dan mendapat rekomendasi dari Xiao Mei. Bahwa, insiden supranatural Raja Kalajengking Iblis atau disebut ‘teror hantu kalajengking’ telah diselesaikan. Lucunya, Gao Tian mengaku bahwa ternyata, roh jahat itu takut pada jimat yang diberikan Zi Qi.Terang saja, para gurunya langsung tahu. Gao Tian yang berhasil mengalahkan kalajengki
“Ha…?”Lucu. Gao Tian yang berpembawaan kalem melongo melihat sosok wanita yang ada di hadapannya. Bukan apa-apa, Huanzu saat itu muncul tanpa berpakaian sedikitpun.Kulit putih dan tonjolan-tonjolan pada tubuhnya terekspos. Rambutnya tertata cantik dengan aksesoris indah pada kepalanya. Dia mengenakan anting-anting berbandul hijau.Bibirnya berwarna hijau cerah, bahkan kuku-kuku baik tangan maupun kaki Huanzu juga berwarna hijau.“Hai, adik kecil, bagaimana. Apakah kamu suka melihatku?” ucap Huanzu. Dia berpose dengan menekuk sebelah lutut, sementara berkacak pinggang.Sebagai laki-laki sejati, sudah barang tentu tubuh Gao Tian bereaksi melihat pemandangan indah yang ada di hadapannya.Akan tetapi, ia sadar. Yang dia lihat merupakan sosok roh jahat wanita. Selain itu hingga saat ini, mungkin hanya tubuh indah Xiao Mei yang merupakan wujud yang sangat ideal baginya.Terutama saat itu, Gao Tian sedang merasa riang. Nanti siang, dia akan makan bersama dengan Xiao Mei. Sehingga, dia tida
“Oh, itu …, anu … euh …”Pertanyaan Xiao Mei membuat Gao Tian gugup. Saat itulah si putri Su menyadari. Gao Tian kemungkinan ingin menyampaikan sesuatu. Akan tetapi, hambanya di Balai Riung Kejora Merah tersebut kemungkinan merasa kikuk dengan para anak buahnya yang ada di sana.“Hhhh…!” Xiao Mei menghela napas halus, kemudian meraih tangan Gao Tian dan membawa pengawalnya itu menjauh dari yang lain. “Apa yang mau kau katakan kepadaku?” tanya Xiao Mei pada Gao Tian dengan ekspresi galaknya.“Ak-aku baru saja bertarung dengan roh jahat, Xiao Mei,” ungkap Gao Tian.Dia tidak bisa berbohong pada Xiao Mei, terkeculai mengenai Xuanwu yang berada dalam dirinya. Sehingga sekarang, Gao Tian menyampaikan yang sejujurnya pada Xiao Mei tentang apa yang dirinya alami.Sedangkan Xiao Mei terang saja tertegun dengan apa yang dikatakan oleh Gao Tian. “K-kamu … dapat bertarung dengan roh jahat?!” Xiao Mei berusaha memastikan.“Begitulah, Xiao Mei,” Gao Tian menjawab lugu.Sekarang Xiao Mei tertegun.
Dari salah satu benteng kastil kelaurganya, Xiao Mei hanya bisa melihat samar-samar. Ada hewan yang menurutnya mirip dengan kalajengking. Ia tidak mengetahui, orang yang sedang berhadapan dengan makhluk tersebut adalah Gao Tian.“Siapkan 1 regu pasukan untuk ikut denganku ke atas sana. Tidak usah terburu-buru. Karena sepertinya, ada orang yang sedang menghadapi … entah sosok apa itu,” titah Xiao Mei pada para anak buahnya.“Siap, Nona Su!” sambut bawahan sang putri.Kembali pada Gao Tian. Menaklukkan Raja Kalajenging Setan sesuai keinginan Xuanwu tidaklah mudah. Dia harus bersabar. Pengerahan kekuatan spiritualnya pun mesti sangat terukur.Sebab salah-salah, bisa saja kalajengking jadi-jadian itu malah musnah. Jika sudah demikian, Xuanwu tidak akan bisa lagi menyerap roh jahat itu.“Lantas kapan kalajengking ini mulai menyerah? Yang mererpotkan adalah serangan tembakan energi yang berasal dari buntutnya itu. Tampak berbahaya!” batin Gao Tian.Berusaha untuk sabar, Gao Tian terus mengg
Sambil terkaget-kaget karena sepertinya dia bertemu dengan junjungannya, wanita serba hijau bernama Huanznu itu terus melangkah menuju tahta Xuanwu.“Aku … aku sendiri tidak tahu. 10 tahun yang lalu, aku disegel di sini menggunakan sebuah batang bambu oleh Pendeta Fu. Konon aku baru dapat lepas 5 tahun lagi. Tapi barusan, anak ini …”Huanzu tidak meneruskan kata-katanya. Ia memikirkan sesuatu yang sepertinya juga terlintas dalam pikiran Xuanwu.“Gao Tian. Anak itu mampu melepaskan segel dengan hanya menyentuhnya? Bagaimana mungkin?” batin Xuanwu. Lantas, dia berkata pada Huanzu. “Barusan … kekuatan spiritual yang ia kerahkan … berasal darimu, bukan?”“Aku rasa begitu, Tuan Xuanwu,” Huanzu terus berjalan. Sekarang ia meniti tangga platform tempat pimpnannya berada.“Kamu sama sekali tidak mengerahkannya, bukan?”“Tentu tidak, Tuan. Dia dapat mengambilnya sendiri, untuk apa aku repot-repot?”Sementara bertanya jawab dengan Huanzu, Xuanwu terus berpikir. “Tunggu, tunggu. Ada yang salah d