Share

Bab 633

Author: Danira Widia
Setelah mendengar itu, ketiga orang itu bertatapan. Zion langsung memukul pria itu hingga jatuh pingsan.

Arya memeriksa seluruh tubuh pria itu, memastikan tidak ada bukti yang tertinggal. Kemudian, dia berdiri dan berkata, "Kalian kembali dulu. Sisanya biar Landon dan Jason yang menentukan."

"Hmm."

....

Dua hari kemudian.

Janice duduk terpaku dengan wajah pucat pasi. Ponselnya masih menyala, menampilkan riwayat obrolannya dengan Amanda.

Dia dipecat. Namun, itu adalah keputusannya sendiri.

Masalah pemalsuan surat penerimaan terus dimanipulasi oleh pihak tertentu, memberi dampak buruk bagi studio.

Janice dan Amanda sudah bisa menebak siapa yang menyebarkan video itu. Selain Fiona, tidak ada rekan kerja lain yang tahu penyebab cedera jarinya.

Namun, jika Amanda mengungkapkan hal ini, itu berarti dia harus berhadapan langsung dengan keluarga Fiona.

Janice memahami situasi sulit yang dihadapi Amanda, jadi dia mengundurkan diri lebih dulu dan meminta Amanda untuk merilis pernyataan resmi.

Sa
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (21)
goodnovel comment avatar
rydens Erron
mau janice sama jason aja ,gk mau janice Landon
goodnovel comment avatar
Ros Dianie
Elajne hrs ditumbang kan. Juga Jason hrs berani melawan Anwar situa bangka. Kt nya Jason berkuasa masa takut sm bapak nya. Kan sm2 punya kuasa. Balas budi ga hrs menikahi yg menolong. Walau didesak medua belah pihak. Jason nya saja yg brwngsek dan ga punya pendirian.
goodnovel comment avatar
Silvian Rumagit
sebenarnya dari awal saya penasaran sebenarnya ayah kandung janice itu siapa dan sosoknya seperti apa....siapa tau sosoknya dikemudian lebih berpengaruh atau minimal sama ya dari anwar biar seru, hehehee
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

  • Pembalasan sang Istri TertindasĀ Ā Ā Bab 634

    Landon meletakkan cangkir tehnya dan menatap Anwar. "Pak Anwar, orang-orang di internet suka menggembar-gemborkan sesuatu tanpa bukti yang jelas. Aku yakin kamu bukan tipe orang yang suka mengambil kesimpulan sepihak."Anwar seketika merasa malu. Dia tiba-tiba dinasihati oleh seseorang yang jauh lebih muda darinya.Dia lantas menoleh ke arah Jason, berharap dia akan berbicara demi menjaga kehormatan Keluarga Karim.Namun, Jason hanya menyesap tehnya dengan tenang, seolah-olah tidak melihat apa yang terjadi.Ekspresi Anwar menjadi suram, dia akhirnya memilih untuk diam.Sementara itu, Elaine tampak seperti tertusuk sesuatu. Dia benar-benar merasa tidak nyaman.Karena Janice, dia bukan hanya kehilangan alat penghasil uangnya, tetapi juga mendapat serangan balik dari beberapa nyonya kaya yang berkuasa. Akibatnya, tiga atau empat proyeknya hancur berantakan.Kerugiannya ini tidak bisa diabaikan begitu saja hanya dengan satu kalimat dari Landon.Elaine menggenggam cangkir tehnya, lalu berka

  • Pembalasan sang Istri TertindasĀ Ā Ā Bab 635

    Dia berdiri di belakang Anwar dan berbisik pelan di telinganya, "Tuan, ada telepon dari rumah. Proyek yang kamu inginkan telah direbut oleh orang lain. Sepertinya pihak itu mengetahui setiap langkah yang kita ambil."Anggur di tangan Anwar tumpah, matanya menajam. "Nggak mungkin! Aku sudah menghabiskan begitu banyak usaha untuk mengamankan proyek itu. Siapa yang bisa tahu?""Itu ...." Kepala pelayan melirik ke arah Landon. "Tuan Landon."Anwar langsung menegakkan tubuhnya, menatap tajam ke arah Landon. Landon tampaknya telah menyadarinya lebih dulu. Dia mengangkat gelas anggurnya dan tersenyum santai.Dada Anwar terasa sesak. Dia tidak mengerti bagaimana Landon bisa mengetahui begitu banyak hal.Tiba-tiba, sebuah pemikiran terlintas di benaknya. Dia menoleh ke samping, menatap Jason. Jason duduk dengan tegak, auranya mendominasi seluruh ruangan.Dia sedikit memiringkan kepala dan berucap dengan suara rendah dan tegas, "Aku sudah bilang, jangan terburu-buru."Karena belum waktunya gilir

  • Pembalasan sang Istri TertindasĀ Ā Ā Bab 636

    Seorang pria berdiri di samping tempat tidur, menatap Janice, tetapi tidak tahu harus berbuat apa.Tangannya yang terangkat hampir menyentuhnya, tetapi tepat saat itu, Janice mengerutkan dahinya, mencengkeram selimut, dan tubuhnya meringkuk.Tubuhnya yang rapuh seolah-olah sedang menanggung rasa sakit yang luar biasa. Akhirnya, tangan pria itu tidak jadi menyentuhnya. Dia hanya mengelus rambut Janice beberapa kali.Seketika, sentuhan itu membuat hatinya menegang, meninggalkan kesunyian mendalam di matanya.Pria itu menurunkan tangannya, lalu duduk di samping tempat tidur, diam-diam menatapnya. Hingga bulan menggantung tinggi di langit, dia baru pergi. Dia tidak mengeluarkan satu kata pun sejak awal hingga akhir.Aroma samar masih tertinggal di udara, tetapi perlahan memudar. Saat itu, Janice perlahan-lahan membuka matanya, menatap lurus ke arah pintu yang tertutup rapat.Di celah bawah pintu, bayangan seorang pria sekilas terlihat melintas sebelum akhirnya menghilang sepenuhnya.Mata J

  • Pembalasan sang Istri TertindasĀ Ā Ā Bab 637

    "Janice." Rachel menatapnya dengan tatapan penuh harap. "Ayolah, ikut ya?"Janice hanya bisa menghela napas pasrah dan mengangguk. "Ya sudah."Rachel masih ingin mengatakan sesuatu, tetapi Arya segera menyela, "Waktunya hampir habis, kita urus prosedur keluar rumah sakit sekarang. Jangan sampai pasien berikutnya tertunda."Landon mengangkat tas di samping tempat tidur tanpa banyak bicara. "Rachel, aku akan mengantar Janice pulang dulu. Hati-hati di jalan.""Aku tahu." Rachel melambaikan tangan.Setelah Landon dan Janice pergi, Arya memandang Rachel sambil memegang buket bunga di tangan. "Rachel, ikut aku sebentar."Rachel mengikuti Arya ke ruangannya. Begitu masuk, Arya langsung melempar buket bunga ke atas meja dengan nada kesal. "Rachel, sebenarnya apa yang kamu inginkan? Jangan bilang padaku kalau kamu datang jauh-jauh hanya untuk membicarakan pernikahan."Bibir Rachel sedikit bergetar. Kepalanya tertunduk, air mata berlinang. "Maaf, aku cuma ingin tahu dia ada di sini atau nggak. S

  • Pembalasan sang Istri TertindasĀ Ā Ā Bab 638

    Janice menghindari cahaya matahari, lalu mengangkat tangan dan memutar wajah Landon ke samping."Pak Landon, jangan-jangan kamu sedang mencari alasan untuk gagal?" goda Janice.Landon mengangkat alisnya. "Sepertinya hari ini aku harus mengenai semua target dengan sempurna."Dia memandang ke depan dan mengarahkan tembakan ke balon di rak. Dor! Dor! Dor! Sembilan tembakan tepat sasaran.Dengan pesonanya, Landon langsung menarik perhatian banyak orang untuk berhenti dan menonton.Pemilik lapak pun melihat peluang dan segera bertepuk tangan. "Anak Muda, kamu hebat sekali! Kalau kamu bisa mengenai target terakhir, aku akan memberimu hadiah spesial."Sambil berbicara, dia mengeluarkan boneka terbesar di belakang rak. Boneka kapibara berbulu.Tanpa menunggu jawaban, si pemilik lapak menyelipkan boneka itu ke tangan Janice. "Lucu, 'kan? Ini bukan barang murahan. Coba sentuh bulunya, pasti lembut banget."Janice membelai boneka itu. Sentuhan lembutnya membuatnya terpaku sejenak. Rasanya seperti

  • Pembalasan sang Istri TertindasĀ Ā Ā Bab 639

    Janice menggigit bibirnya, tidak tahu harus berkata apa.Pegawai lapak bersandar di meja kasir. "Masih ada yang bisa kubantu?" Sif kali ini sangat ramai dan buat stres.Menyadari tatapan pegawai yang agak kesal, Janice segera menggeleng dan buru-buru pergi.Landon mengikuti langkahnya, sekilas melirik ke arah tertentu di kejauhan.Setelah selesai berkeliling pasar malam, Janice dan Landon menukarkan kartu koleksi stempel mereka dengan seember deterjen.Dengan setelan jas yang rapi, Landon membawa seember deterjen besar. Ini benar-benar lucu.Mereka tertawa kecil sambil berjalan kembali ke mobil. Zion sedang bersandar di samping mobil sambil merokok. Saat melihat mereka datang, dia segera mematikan rokok dan membuka pintu.Begitu masuk ke mobil, Janice langsung terkejut melihat boneka di kursi belakang. Kapibara."Ini ...."Zion menjelaskan, "Tadi waktu jalan-jalan, aku lihat boneka ini lucu, jadi kubeli. Bu Janice, anggap saja hadiah untuk merayakan keluarnya kamu dari rumah sakit."Te

  • Pembalasan sang Istri TertindasĀ Ā Ā Bab 640

    Pada saat yang sama, hidung Janice mencium aroma parfum yang sangat khas. Aromanya samar, tetapi cukup untuk langsung menarik perhatian siapa pun.Ini adalah pertama kalinya Janice mencium aroma seperti ini. Bukan parfum yang biasa dijual di toko-toko, melainkan lebih seperti parfum yang diracik khusus.Namun ... apakah orang yang memakai parfum semahal ini, masih mau berbelanja di supermarket biasa?Dengan rasa penasaran, Janice menoleh sedikit ke samping. Wajah yang indah terpampang jelas di hadapannya. Wajah itu terlihat dingin dan tidak acuh.Saat mencicipi makanan sampel, wanita itu memegang tusuk gigi seolah-olah sedang memegang perhiasan mahal.Menyadari tatapan Janice, wanita itu menoleh dan mengangkat alis. "Ada perlu?" tanyanya dengan nada datar, sulit menebak emosinya.Janice segera tersadar, lalu tersenyum canggung. "Nggak ada."Wanita itu mencicipi roti di tusuk gigi. "Lumayan, beri aku beberapa."Melihat cara berpakaian wanita itu, pegawai toko langsung mengambil 3 kanton

  • Pembalasan sang Istri TertindasĀ Ā Ā Bab 641

    Norman mengangkat tangan untuk menghentikan Rensia, tetapi Jason melambaikan tangan dan berkata, "Biarkan dia pergi."Rensia tersenyum dan berkata, "Kak Jason, sampai jumpa besok."Setelah Rensia pergi, Norman segera maju dan berkata, "Aku sudah menambah orang untuk mengikuti Nona Janice."Jason tidak mengatakan apa-apa, hanya diam dan merokok.Pada saat itu, beberapa orang berlari masuk ke tempat parkir dengan cepat."Cepat pergi, ada tabrakan mobil di depan supermarket. Aku dengar ada dua wanita muda yang tertabrak.""Aku sudah melihatnya. Salah satu dari mereka sebenarnya bisa menghindar, tapi tangannya terluka. Jadi, dia nggak bisa bangun. Sayang sekali ...."Norman langsung menatap Jason saat mendengar percakapan itu, tetapi Jason sudah tidak ada di sana.....Saat Janice dan Naura keluar dari supermarket sambil membawa barang, ada sebuah mobil yang tiba-tiba melaju ke arah mereka. Mereka tidak sempat menghindar, tetapi orang di samping mereka yang juga ketakutan tidak sengaja men

Pinakabagong kabanata

  • Pembalasan sang Istri TertindasĀ Ā Ā Bab 717

    Janice terus memanggil nama Yuri berulang kali.Yuri menutup telinganya dengan frustrasi, nyaris meledak, "Berhenti! Jangan panggil lagi! Aku paling benci namaku!"Setelah masuk sekolah, dia baru menyadari bahwa sejak lahir dia sudah punya seorang adik laki-laki yang tidak terlihat.Janice menatap gadis kecil yang menangis tersedu-sedu itu dan menyerahkan selembar tisu. "Nggak ada yang salah dengan namamu. Kamu adalah kamu. Aku tahu kamu punya banyak impian, jadi jangan biarkan siapamu mengekangmu."Yuri menutupi matanya dengan tisu dan akhirnya menangis keras. Setelah lelah, dia menatap Janice dengan mata yang bengkak dan merah. "Kak, maaf."Janice tersenyum lembut, mengelus kepalanya. Ternyata Yuri masih mengingatnya.Segalanya seperti kembali ke masa lalu. Mereka duduk di bangku taman sambil makan es krim. Saat itu Yuri masih kecil, duduk di samping Janice sambil memanggilnya "kakak".Di kehidupan sebelumnya, setelah Ivy meninggal, Janice benar-benar putus kontak dengan para bibi it

  • Pembalasan sang Istri TertindasĀ Ā Ā Bab 716

    Wajah Jason hanya sejengkal dari wajahnya. Janice menahan napas, tanpa sadar menarik erat syalnya.Agar Jason tidak menyadarinya, Janice mengalihkan pandangan, lalu melilitkan syal itu ke leher Jason dan menunjuk ke kerah bajunya."Masukkan, biar nutupin bagian bajumu yang basah."Jason menunduk, matanya tampak sedikit kecewa. Namun, dia tidak memaksa, hanya memperbaiki penampilannya sendiri.Sesaat kemudian, mereka berdua masuk ke Gedung 2 dan menemukan kelas SMA 3-3. Saat berdiri di dekat jendela, mereka bisa melihat isi kelas dengan jelas.Ada lima enam siswi yang duduk, mengobrol santai dalam kelompok kecil. Hanya satu siswi yang sedang serius mengerjakan lembar soal. Saat menyadari ada orang di luar jendela, dia mendongak melirik sekilas.Tatapan siswi itu bertemu dengan Janice selama dua detik, lalu dia cepat-cepat menunduk lagi, bahkan tangan yang memegang pena tampak bergetar.Saat Janice mengalihkan pandangan ke murid lain, gadis itu menarik dua lembar tisu dan pura-pura pergi

  • Pembalasan sang Istri TertindasĀ Ā Ā Bab 715

    Setelah mengatakan itu, wanita itu mengeluarkan saputangan dari tasnya dan hendak menyeka dada Jason.Namun, Jason langsung menangkis tangan wanita itu, lalu berkata dengan dingin, "Nggak perlu."Setelah tertegun sejenak, wanita itu menggigit bibir dan merapikan rambutnya. "Pak Jason, aku pasti akan ganti rugi. Tapi, bajumu pasti sangat mahal, aku mungkin nggak bisa langsung membayarmu sekarang. Bagaimana kalau kamu berikan aku kontakmu ....""158 ribu." Jason langsung menyela perkataan wanita itu."Hah?" seru wanita itu yang langsung terkejut."Ada obral cuci gudang di ujung jalan, tunai atau transfer?" kata Jason dengan dingin.Saat itu, wanita itu baru mengerti maksud dari perkataan Jason. Ternyata, Jason sudah menyadari niatnya dan sedang menolaknya. Namun, pria di depannya ini adalah Jason. Meskipun hanya pakaian yang dijual di kaki lima, pakaian itu tetap akan terlihat seperti setelah bermerek di tubuh Jason. Dia segera mencari cara lain sambil tetap tersenyum. "Transfer saja, bo

  • Pembalasan sang Istri TertindasĀ Ā Ā Bab 714

    Mendengar suara itu, Janice langsung tersadar kembali dan mendorong pria di depannya. Namun, sebelum dia bisa berdiri dengan tegak, sekelompok siswa kembali mendorongnya sampai dia jatuh ke pelukan Jason.Jason langsung menopang Janice dan berkata dengan pelan, "Kamu yang mulai dulu."Janice menggigit bibirnya dan mencoba melepaskan genggaman Jason, tetapi Jason malah memeluk pinggangnya dengan erat. "Jangan bergerak. Orangnya terlalu banyak di sini, kita keluar dari sini dulu baru bicara lagi."Setelah mengatakan itu, Jason merangkul Janice dan berjalan ke depan.Janice berusaha melepaskan tangan Jason. "Lepaskan aku. Nanti kita akan ketahuan."Namun, Jason tetap tidak melepaskan genggamannya, melainkan menurunkan topi Janice dan menekan kepala Janice ke dadanya. "Ayo pergi."Setelah berusaha melawan sejenak, Janice yang benar-benar tidak bisa melepaskan diri pun akhirnya hanya bisa ikut pergi bersama Jason.Penampilan Jason terlihat sangat tidak ramah, sehingga tidak ada yang berani

  • Pembalasan sang Istri TertindasĀ Ā Ā Bab 713

    Janice berpikir Fenny yang sudah sekarat karena menderita kanker pasti akan berusaha memastikan kehidupan anaknya terjamin.Setelah terdiam cukup lama, Arya yang berada di seberang telepon perlahan-lahan berkata, "Apa yang ingin kamu lakukan?"Janice menjawab dengan jujur, "Ibuku dalam masalah. Anak laki-laki yang terkena leukemia itu adalah putra dari teman ibuku, dia pasti mengetahui sesuatu.""Baiklah, aku akan membantumu mencarinya," balas Arya."Terima kasih," kata Janice, lalu menutup teleponnya.Saat keluar dari apartemen, sebuah taksi kebetulan berhenti tepat di hadapan Janice. Setelah masuk ke dalam taksi, dia berkata pada sopir, "Ke SMA Chendana."Setelah taksi melaju, Janice memandang pemandangan di luar dari jendela. Dia sengaja menelepon Arya untuk mencari putra Fenny karena semua masalah ini terjadi untuk menjebaknya dan Ivy. Sebelum dia terperangkap, semuanya masih belum berakhir.Fenny adalah saksi dalam kasus ini, semua orang pasti akan mencari kelemahannya. Putranya y

  • Pembalasan sang Istri TertindasĀ Ā Ā Bab 712

    Landon bisa melihat perubahan suasana hati Janice. Kebetulan saat itu dia melihat Naura keluar dari dapur sambil membawa segelas air, dia pun berkata, "Kalau begitu, kamu tinggal di rumah Kak Naura dulu untuk sementara ini. Para pengawal akan tetap melindungi kalian di sini.""Ya," jawab Janice sambil menghela napas lega.Setelah menyerahkan air itu ke tangan Janice, Naura berkata sebagai jaminan, "Pak Landon, tenang saja, aku pasti akan menjaga Janice dengan baik.""Maaf merepotkanmu," kata Landon dengan sopan.Setelah mengatakan itu, Landon menerima pesan dari Zion. Setelah membaca pesan itu, dia berkata dengan tenang, "Janice, kamu istirahat dulu. Aku ada urusan lain yang harus segera ditangani."Janice langsung merespons perkataan Landon.Setelah mengantar Landon pergi, Naura langsung membawa Janice ke rumahnya.Beberapa menit kemudian, pengawal yang dikirim Landon mengetuk pintu. "Nona Janice, kalau ada apa-apa, langsung panggil kami saja. Nanti petugas kebersihan juga akan datang

  • Pembalasan sang Istri TertindasĀ Ā Ā Bab 711

    Janice yang dalam keadaan putus asa ditemani Landon untuk kembali ke apartemen. Saat pintu lift terbuka, bau yang menyengat membuatnya yang sensitif terhadap bau karena hamil langsung terbatuk-batuk.Landon segera berdiri di depan Janice untuk melindunginya dari bau, lalu keluar dari lift terlebih dahulu.Namun, pada detik berikutnya, terdengar suara dari Naura. "Pak Landon? Mana Janice?"Janice segera menutupi hidung dan mulutnya dengan lengan bajunya, lalu keluar dari lift. Namun, sebelum sempat berbicara dengan Naura, dia tertegun karena melihat pemandangan di depan matanya. Pintu rumahnya disiram cat merah dan tertulis kata untuk membayar utang di dindingnya. Cat di tulisannya menetes seperti darah karena masih belum kering, terlihat sangat mengerikan.Naura yang apartemennya juga terkena imbasnya pun menggulung lengan bajunya dan memakai masker, lalu membersihkan cat dari dinding dengan alkohol seperti yang dipelajarinya dari internet. Bau cat bercampur dengan alkohol membuat loro

  • Pembalasan sang Istri TertindasĀ Ā Ā Bab 710

    Janice menyadari orang di dalam ruangan itu adalah Fenny yang duduk dengan tenang dan riasannya tetap terlihat muda serta anggun seperti saat meninggalkan Kota Pakisa. Namun, entah mengapa dia merasa orang ini terkesan berbeda dengan Fenny di ingatannya yang sangat pandai berbicara.Mungkin karena menyadari ada yang sedang memperhatikannya, Janice melihat Fenny mengangkat kepala dan menatapnya yang berada di luar pintu. Tatapan Fenny terlihat sangat kelelahan dan tidak bersemangat untuk mencari banyak uang seperti yang pernah diceritakan Ivy. Padahal Ivy pernah bergaul dengan banyak ibu-ibu kaya, tidak mungkin mudah ditipu ekspresi Fenny yang seperti ini.Saat Janice hendak memperhatikan Fenny dengan lebih jelas, polisi itu langsung menutup pintu. Dia pun hanya bisa segera menyusul Zachary. "Paman, tunggu sebentar.""Kenapa?" tanya Zachary yang agak tergesa-gesa."Paman, bisakah kamu menyelidiki Bibi Fenny ini? Maksudku, kehidupannya sebelum dia kembali ke Kota Pakisa," kata Janice. Di

  • Pembalasan sang Istri TertindasĀ Ā Ā Bab 709

    Ivy merasa agak emosional, sedangkan ekspresi Janice dan Zachary menjadi jauh lebih muram.Saat itu, Janice akhirnya mengerti mengapa Kristin berani menuduh Ivy menipu uang mereka di hadapan polisi karena tidak ada bukti yang jelas apakah yang itu diminta atau diberi. Selain itu, Fenny sudah menyerahkan diri dan mengakui kesalahan, sehingga Ivy terkesan seperti dalangnya. Sementara itu, bukan hanya tidak menyadari hal itu, Ivy juga tidak mampu membantah.Namun, Janice bertanya-tanya mengapa Kristin dan Fenny harus melakukan ini? Dia pun melirik Zachary dan terlihat jelas Zachary juga memiliki pemikiran yang sama dengannya.Setelah menenangkan Ivy terlebih dahulu, Zachary baru bertanya dengan nada lembut, "Kenapa Fenny bisa menghubungimu?"Ivy perlahan-lahan merasa tenang setelah mendengar nada bicara Zachary, lalu mencoba mengingat kembali saat pertama kalinya dia bertemu dengan Fenny. "Saat itu aku ikut acara minum teh sore yang diadakan Nyonya Linda, kebetulan dia ada janji dengan pe

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status