Share

Bab 442

Author: Danira Widia
Begitu mendengar panggilan "Paman", pria di hadapan mereka langsung mengalihkan pandangan dinginnya ke arah Janice. Janice segera menundukkan kepala, berusaha menghindari tatapannya.

Namun, justru saat itu matanya menangkap sepasang sandal rumah milik Jason dan Rachel. Sandal pasangan. Dengan desain lucu.

Semua orang tahu betapa dinginnya Jason. Dia tidak pernah berubah untuk siapa pun. Bahkan Vania yang berada di sisinya selama lebih dari tiga tahun juga tidak pernah berhasil mengubah kebiasaannya.

Di kehidupan sebelumnya, Janice telah hidup bersamanya selama delapan tahun, tetapi Jason tetap hanya memakai sandal rumah yang disediakan untuk tamu.

Namun sekarang, dia rela berubah.

Jika Vania mengetahui hal ini, dia pasti akan menyadari betapa konyolnya semua hal yang pernah dia lakukan untuk menargetkan Janice. Sebab, satu-satunya orang di hati Jason selalu adalah wanita yang telah menyelamatkannya.

Tiba-tiba, suara Rachel memecah keheningan.

"Ah sayurku! Janice, bisa bantu aku?"

"Oke.
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Mulani Zaini
jangan bodoh janice, tinggalkan jason. lingkungannya terlalu nggak bagus
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 443

    Mereka berdua menyajikan semua hidangan ke atas meja satu per satu. Tak lama kemudian, keempatnya pun duduk untuk makan.Rachel menyuapkan sepotong daging ke bibir Jason dengan manja. "Jason, coba cicipi, enak nggak?"Jason menundukkan tatapannya, lalu mengubah arah sendok Rachel dengan tenang. "Kamu sudah capek masak. Makanlah dulu."Wajah Rachel langsung merona, lalu tersenyum manis. "Baiklah."Melihat itu, Janice hanya menunduk dan fokus menyendok nasi. Tanpa sadar, dia hanya makan sayur-sayuran di depannya. Itu adalah kebiasaan yang terbentuk selama bertahun-tahun di Keluarga Karim.Meskipun selalu ada banyak hidangan lezat di meja makan, hanya mereka yang memiliki hak yang bisa memutar meja untuk memilih makanan yang diinginkan. Seperti dirinya, makan lebih banyak saja dianggap tidak tahu aturan.Namun, saat dia baru saja menjepit sayuran lagi, meja putar di depannya bergerak sedikit.Sepiring daging beralih ke hadapannya. Janice terdiam sejenak dan mengangkat kepalanya. Saat itu,

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 444

    Ciuman yang mendadak itu membuat Janice terkejut hingga lupa bagaimana cara melawan. Sampai ketika ciuman pria itu semakin dalam, kesadaran Janice baru kembali sepenuhnya.Tanpa memedulikan tangannya yang masih penuh dengan busa sabun cuci piring, dia langsung mengangkat tangan dan mencoba menamparnya. Namun, seperti biasa, Jason selalu lebih cepat darinya.Sebelum tangannya bisa mengenai wajah Jason, jari pria itu sudah mencengkeramnya erat dan menekannya ke belakang.Posisi ini memaksa Janice untuk menegakkan tubuh dan semakin dekat dengan dadanya. Janice mendongak, tatapannya bertemu langsung dengan mata pria itu. Jason menatapnya dengan kelopak mata yang sedikit turun. Pandangannya dalam dan kelam.Di bibirnya tampak mendominasi dan menyiratkan hasrat. Dengan penuh kemarahan, Janice menarik kembali tangannya dan memaksa Jason untuk melepaskan cengkeramannya. Dia mundur selangkah untuk menciptakan jarak.Hidungnya terasa perih dan dia menarik napas dalam-dalam sambil berusaha meneka

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 445

    Rachel mendekat dan mencium aroma sabun cuci piring. "Aku beli yang wangi melati, apa terlalu menyengat?" Dia segera meraih spons dari tangan Janice."Lepaskan saja, biar aku yang bereskan. Lagian, kamu ini tamu, malah cuci piring. Aku jadi nggak enak hati."Tidak ada nada pamer dalam suaranya, dan Janice bisa mendengarnya dengan jelas. Namun, melihat Rachel tersenyum polos tanpa curiga, Janice semakin merasa bersalah dan wajahnya semakin pucat.Rachel memperhatikan perubahan ekspresinya dan langsung cemas. "Astaga, kamu nggak alergi melati, 'kan? Wajahmu pucat sekali! Duduklah sebentar, aku akan buatkan teh untukmu.""Terima kasih."Janice mengikuti Landon keluar dari dapur.Di belakangnya, Rachel berkata dengan manja, "Jason, kenapa kamu tega biarin Janice cuci piring? Biar aku saja."Baru saja Rachel hendak mengulurkan tangannya, Jason langsung menghalanginya, "Nggak usah, biar aku saja."Mendengar itu, Janice hanya bisa tersenyum dingin dalam hati, lalu mempercepat langkahnya menin

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 446

    Saat sosok itu mendekat, lampu sensor di atas kepala Janice tiba-tiba padam."Ah!" Janice berteriak kaget, begitu juga sosok itu. Sosok itu hampir kehilangan keseimbangan dan terjatuh.Tepat pada saat itu, lampu sensor kembali menyala. Begitu melihat wajah masing-masing, mereka sama-sama tertegun dan refleks menutup mulut yang terbuka lebar."Janice!""Kak Naura! Kamu hampir membuatku mati ketakutan!" Janice menepuk dadanya.Naura bersandar pada dinding. "Aku juga hampir mati ketakutan! Kukira tadi itu hanya suara gema langkah kakiku sendiri."Janice terkekeh-kekeh, lalu menggandengnya naik ke lantai atas. Sepanjang jalan, Naura mengeluh tentang lift yang rusak di waktu yang tidak tepat.Keduanya terlalu asyik mengobrol hingga tidak menyadari pintu di lantai bawah sedikit bergetar.Di dalam sana, seorang pria yang menyamar sebagai penghuni bertarung dengan brutal. Meskipun lawannya adalah Jason, dia tetap tidak menahan diri.Saat sadar dirinya tidak bisa mengalahkan Jason, pria itu men

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 447

    Obat ini sebenarnya untuk menstabilkan emosinya setelah kembali dari Norgia.Saat hendak memasukkan pil ke mulutnya, Janice teringat peringatan Arya. Jika bisa menghindari obat ini, lebih baik tidak mengonsumsinya.Pada akhirnya, Janice meletakkan pil itu kembali dan memilih untuk bermain ponsel. Namun, begitu menyalakan layar, hal pertama yang muncul di berandanya adalah unggahan Rachel.Rambut Rachel digulung santai dengan beberapa helai rambut basah yang masih menjuntai. Jelas, dia baru selesai mandi. Yang lebih mencolok adalah dia mengenakan piama Jason.[ Mirip anak kecil yang pakai baju orang dewasa, 'kan? Hehe. ]Rachel tersenyum bahagia. Namun, saat Janice melihatnya, tubuhnya langsung terasa panas. Karena dia juga pernah memakai piama itu.Janice sontak bangkit, lalu menggosok kulitnya dengan kuat hingga lengan, leher, dan dadanya memerah, bahkan lecet.Setelah merasakan sakit, dia baru berhenti. Dia menatap kedua tangannya yang kini berlumuran darah di sela-sela jari.Tanpa r

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 448

    Janice belum pernah mengalami situasi seperti ini sebelumnya. Refleks pertamanya adalah mundur, tetapi dia sudah terpojok di trotoar, tepat di depan tembok pembatas. Sudah tidak ada jalan keluar.Saat roda motor hampir menghantamnya, Janice mengangkat tangan untuk melindungi kepalanya. Detik berikutnya, dia mendengar suara benturan keras. Motor itu menabrak sesuatu dan terguling ke tanah.Dengan napas masih tersengal, Janice menurunkan tangannya dan melihat motor yang tadi melaju ke arahnya kini sudah terguling ke dalam taman bersama pengendaranya.Sementara itu, yang menabrak motor itu adalah ... mobil Jason. Jason melangkah keluar dari mobil mewahnya, mantel panjang hitam yang dikenakannya berkibar seiring langkahnya yang tegas.Dalam beberapa langkah, Jason sudah sampai di depan pria yang terjatuh itu dan langsung menarik kerahnya.Pria itu langsung memohon dengan nada ketakutan, "Pak Jason, maaf, aku nggak sengaja! Tadi tiba-tiba rem motorku blong, jadi aku nggak bisa menghindar! A

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 449

    Rachel sudah mulai terbiasa memanggil Ivy dengan sebutan kakak. Kelihatannya, Ivy juga sudah mengakuinya."Hm." Janice melangkah maju dan duduk. Dari sudut matanya, dia melihat daftar tamu. "Sebanyak ini tamunya?"Rachel tersenyum. "Ini masih sedikit! Kami cuma mengundang keluarga dan orang-orang penting saja. Sisanya baru akan diundang saat pernikahan nanti."Janice melihat daftar nama yang hampir mencapai 200 orang dan langsung terdiam. Keduanya berasal dari keluarga besar, yang paling mereka miliki adalah koneksi.Ivy menyadari kecanggungan Janice dan mengalihkan topik, "Rachel, tadi kita sampai mana?""Oh, aku tanya soal urutan sembahyang sebagai istri Jason. Ribet sekali!" Rachel memanyunkan bibirnya."Nggak ribet. Jason adalah pewaris utama dan akan menjadi Kepala Keluarga Karim di masa depan. Apa pun harus mengutamakan dia. Karena kamu istrinya, tentu saja kamu yang pertama," jelas Ivy.Mendengar itu, Rachel menopang dagunya dan matanya berbinar penuh kekaguman. "Aku tahu dia me

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 450

    Dua kotak itu berisi dua jenis gaun tidur. Yang satu bergaya imut, yang satu lagi lebih seksi. Namun, tidak terlalu terbuka, hanya memiliki beberapa desain yang menggoda.Rachel takut Janice tidak bisa melihat dengan jelas, jadi dia sengaja mengeluarkan kedua gaun tidur itu dan membandingkannya di depan cermin. Tidak cukup hanya dengan membandingkan pada diri sendiri, dia juga menempelkan gaun itu ke tubuh Janice."Janice, aku benar-benar iri padamu. Kamu cantik, tubuhmu juga sempurna, pakai apa pun pasti terlihat bagus."Janice terdiam, diam-diam menyesuaikan napasnya agar tetap tenang sebelum tersenyum ringan. Secara refleks, dia menolak gaun tidur itu dengan mendorongnya sedikit."Kamu juga cantik. Pakai saja dua-duanya secara bergiliran.""Lalu, mana yang harus kupakai duluan? Aku berencana mengenakannya di malam pertunangan. Pilihkan yang bisa membuat Jason ... terpana."Rachel agak malu, tetapi tatapannya penuh dengan cinta yang tulus. Menatap wanita yang begitu bebas mengekspres

Latest chapter

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 721

    Saat itu, Landon menggenggam erat tangan Janice. Dia seperti sedang menenangkan, tetapi juga seperti sedang mempersiapkan diri untuk mengatakan sesuatu."Janice, bukti dari gadis itu paling jauh hanya bisa membuktikan kalau ibu dan beberapa orang lain itu berinvestasi secara sukarela, bukan karena ibumu menipu. Tapi, di luar sana masih banyak orang yang merasa tertipu dan beberapa di antaranya bukan orang biasa.""Maksudmu apa?" Janice menatap Landon dengan curiga."Aku suruh Zion menyelidiki para korban. Mereka bilang Fenny sangat profesional saat bicara, nggak seperti orang awam. Itu artinya, dia bukan hanya mengerti dunia para orang kaya, tapi juga ada yang memberinya pelatihan. Jelas bukan ibumu, tapi orang-orang nggak percaya. Mereka mungkin nggak bakal tinggal diam.""Maksudmu, ada yang sengaja melatih Fenny untuk mendekati orang kaya? Setelah dia menyerahkan diri dan menuduh ibuku, para orang kaya yang malu akan bersatu menyerang ibuku? Dibandingkan orang biasa seperti Kristin,

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 720

    Janice tiba di tempat tujuan, langsung menuju ke ruang kerja sementara Landon. Saat sampai di depan pintu, sebelum sempat mendorongnya, suara Landon dan Ibrahim terdengar dari dalam.Nada suara Ibrahim terdengar serius. "Kamu mau menghabiskan begitu banyak uang hanya demi Janice? Kamu harus pikir matang-matang."Landon menjawab dengan tegas, "Aku sudah memikirkannya. Keadaan sudah sampai sejauh ini, menyelesaikan masalah lewat jalan damai adalah langkah mundur yang masih masuk akal. Uang masih bisa dicari. Tapi, aku nggak akan pernah membiarkan Janice kembali padanya."Padanya? Siapa?Janice menurunkan tangannya yang sempat ingin mendorong pintu, hatinya seperti diremas.Setelah hening sejenak, terdengar helaan napas dari Ibrahim. "Hubungan Janice dan dia terlalu rumit. Bagi masa depanmu ....""Setelah tunangan, aku akan menemani Janice kuliah di luar negeri. Kami juga akan nikah di sana. Kami akan berusaha sebisa mungkin menghindari pertemuan dengan dia," jawab Landon."Kapan kamu jad

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 719

    "Janice ...."Di hadapannya hanya ada lantai kosong, Janice sudah pergi.Begitu turun dari lantai atas, dua pengawal langsung menghampirinya."Bu Janice, maafkan kami. Kami tadi diarahkan ke tempat lain. Kamu baik-baik saja?""Aku baik-baik saja. Ayo pergi."Janice berjalan ke depan, tetapi para pengawal mengadangnya."Bu Janice, Pak Landon memerintahkan kami untuk memastikan keselamatanmu. Kalau kamu hilang lagi, kami nggak bisa kasih penjelasan apa-apa. Mobil sudah menunggu di luar."Melihat wajah mereka yang panik, Janice tidak ingin menyulitkan mereka. Dia pun mengangguk dan masuk ke mobil bersama mereka.Di luar gerbang sekolah, orang-orang sudah mulai berkurang. Saat mobil mulai melaju, Jason muncul dan mengejarnya. Tatapannya tajam tertuju pada Janice.Janice hanya menoleh dengan dingin, memandang lurus ke depan tanpa ekspresi. Di tengah perjalanan pulang, salah satu pengawal menerima telepon. Ekspresinya berubah tegang saat menoleh ke arah Janice."Bu Janice, Pak Landon bilang

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 718

    Kristin menegakkan punggung dan berkata dengan kesal, "Tentu saja aku tahu! Ivy paling dekat sama Fenny dulu, tapi tetap nggak mau ajak kita gabung. Itu tandanya dia meremehkan kita.""Dia sekarang sudah jadi menantu Keluarga Karim. Uang puluhan miliar pasti kecil buat dia. Tapi, kalau dikasih ke kita ...."Begitu mendengar puluhan miliar, para wanita itu mulai berkhayal dan tergoda.Saat mereka hendak bersuara, salah satu wanita berujar, "Kayaknya nggak semudah itu. Anak Ivy yang lugu itu sekarang sangat pintar. Waktu itu acara teh sore, dia sengaja nolak tawaran kita buat investasi. Ivy paling nurut sama anaknya, pasti dia juga nggak bakal ajak kita."Kristin tertawa kecil. "Dia memang nurut sama anaknya. Tapi ke kita, dia pasti nggak enak hati buat nolak.""Kamu punya cara?""Kita kasih langsung uangnya ke dia, suruh dia urus sendiri. Mau untung atau rugi, tinggal tagih ke dia. Beres.""Kalau dia nggak mau ganti rugi?""Kita laporin saja dia menipu kita. Dia 'kan menantu Keluarga Ka

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 717

    Janice terus memanggil nama Yuri berulang kali.Yuri menutup telinganya dengan frustrasi, nyaris meledak, "Berhenti! Jangan panggil lagi! Aku paling benci namaku!"Setelah masuk sekolah, dia baru menyadari bahwa sejak lahir dia sudah punya seorang adik laki-laki yang tidak terlihat.Janice menatap gadis kecil yang menangis tersedu-sedu itu dan menyerahkan selembar tisu. "Nggak ada yang salah dengan namamu. Kamu adalah kamu. Aku tahu kamu punya banyak impian, jadi jangan biarkan siapamu mengekangmu."Yuri menutupi matanya dengan tisu dan akhirnya menangis keras. Setelah lelah, dia menatap Janice dengan mata yang bengkak dan merah. "Kak, maaf."Janice tersenyum lembut, mengelus kepalanya. Ternyata Yuri masih mengingatnya.Segalanya seperti kembali ke masa lalu. Mereka duduk di bangku taman sambil makan es krim. Saat itu Yuri masih kecil, duduk di samping Janice sambil memanggilnya "kakak".Di kehidupan sebelumnya, setelah Ivy meninggal, Janice benar-benar putus kontak dengan para bibi it

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 716

    Wajah Jason hanya sejengkal dari wajahnya. Janice menahan napas, tanpa sadar menarik erat syalnya.Agar Jason tidak menyadarinya, Janice mengalihkan pandangan, lalu melilitkan syal itu ke leher Jason dan menunjuk ke kerah bajunya."Masukkan, biar nutupin bagian bajumu yang basah."Jason menunduk, matanya tampak sedikit kecewa. Namun, dia tidak memaksa, hanya memperbaiki penampilannya sendiri.Sesaat kemudian, mereka berdua masuk ke Gedung 2 dan menemukan kelas SMA 3-3. Saat berdiri di dekat jendela, mereka bisa melihat isi kelas dengan jelas.Ada lima enam siswi yang duduk, mengobrol santai dalam kelompok kecil. Hanya satu siswi yang sedang serius mengerjakan lembar soal. Saat menyadari ada orang di luar jendela, dia mendongak melirik sekilas.Tatapan siswi itu bertemu dengan Janice selama dua detik, lalu dia cepat-cepat menunduk lagi, bahkan tangan yang memegang pena tampak bergetar.Saat Janice mengalihkan pandangan ke murid lain, gadis itu menarik dua lembar tisu dan pura-pura pergi

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 715

    Setelah mengatakan itu, wanita itu mengeluarkan saputangan dari tasnya dan hendak menyeka dada Jason.Namun, Jason langsung menangkis tangan wanita itu, lalu berkata dengan dingin, "Nggak perlu."Setelah tertegun sejenak, wanita itu menggigit bibir dan merapikan rambutnya. "Pak Jason, aku pasti akan ganti rugi. Tapi, bajumu pasti sangat mahal, aku mungkin nggak bisa langsung membayarmu sekarang. Bagaimana kalau kamu berikan aku kontakmu ....""158 ribu." Jason langsung menyela perkataan wanita itu."Hah?" seru wanita itu yang langsung terkejut."Ada obral cuci gudang di ujung jalan, tunai atau transfer?" kata Jason dengan dingin.Saat itu, wanita itu baru mengerti maksud dari perkataan Jason. Ternyata, Jason sudah menyadari niatnya dan sedang menolaknya. Namun, pria di depannya ini adalah Jason. Meskipun hanya pakaian yang dijual di kaki lima, pakaian itu tetap akan terlihat seperti setelah bermerek di tubuh Jason. Dia segera mencari cara lain sambil tetap tersenyum. "Transfer saja, bo

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 714

    Mendengar suara itu, Janice langsung tersadar kembali dan mendorong pria di depannya. Namun, sebelum dia bisa berdiri dengan tegak, sekelompok siswa kembali mendorongnya sampai dia jatuh ke pelukan Jason.Jason langsung menopang Janice dan berkata dengan pelan, "Kamu yang mulai dulu."Janice menggigit bibirnya dan mencoba melepaskan genggaman Jason, tetapi Jason malah memeluk pinggangnya dengan erat. "Jangan bergerak. Orangnya terlalu banyak di sini, kita keluar dari sini dulu baru bicara lagi."Setelah mengatakan itu, Jason merangkul Janice dan berjalan ke depan.Janice berusaha melepaskan tangan Jason. "Lepaskan aku. Nanti kita akan ketahuan."Namun, Jason tetap tidak melepaskan genggamannya, melainkan menurunkan topi Janice dan menekan kepala Janice ke dadanya. "Ayo pergi."Setelah berusaha melawan sejenak, Janice yang benar-benar tidak bisa melepaskan diri pun akhirnya hanya bisa ikut pergi bersama Jason.Penampilan Jason terlihat sangat tidak ramah, sehingga tidak ada yang berani

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 713

    Janice berpikir Fenny yang sudah sekarat karena menderita kanker pasti akan berusaha memastikan kehidupan anaknya terjamin.Setelah terdiam cukup lama, Arya yang berada di seberang telepon perlahan-lahan berkata, "Apa yang ingin kamu lakukan?"Janice menjawab dengan jujur, "Ibuku dalam masalah. Anak laki-laki yang terkena leukemia itu adalah putra dari teman ibuku, dia pasti mengetahui sesuatu.""Baiklah, aku akan membantumu mencarinya," balas Arya."Terima kasih," kata Janice, lalu menutup teleponnya.Saat keluar dari apartemen, sebuah taksi kebetulan berhenti tepat di hadapan Janice. Setelah masuk ke dalam taksi, dia berkata pada sopir, "Ke SMA Chendana."Setelah taksi melaju, Janice memandang pemandangan di luar dari jendela. Dia sengaja menelepon Arya untuk mencari putra Fenny karena semua masalah ini terjadi untuk menjebaknya dan Ivy. Sebelum dia terperangkap, semuanya masih belum berakhir.Fenny adalah saksi dalam kasus ini, semua orang pasti akan mencari kelemahannya. Putranya y

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status