Share

Perusuh

Penulis: Rias Ardani
last update Terakhir Diperbarui: 2021-07-26 22:32:09

"Bu, dari pada ngomel melulu, mending duduk, lalu makan." Aku berucap dengan datar menatap wajah wanita tua yang begitu angkuh tersebut.

"Ibu gak mau makan, kecuali Mang Udin datang."

"Yasudah, biarkan aja Leha, kamu gak usah urusin Ibu. Mas aja malas sudah!" Aku dan Ibu tercengang mendengar penuturan Suamiku yang nampak begitu acuh.

"Juna, kamu gak sayang Ibu lagi? Nak."

"Justru Juna sayang, makanya Juna gak mau Ibu di peralat oleh Mang Udin, bukannya kedamaian dan kebahagiaan yang Ibu dapat, yang ada malah hancur Keluarga kita gara-gara dia."

"Juna, Ibu sayang sama mang Udin! Kamu gak boleh bersikap begitu dengannya, sakit hati Ibu."

"Yaudah, kalau memang Ibu sayang! Ibu ikut saja sama Mang Udin, jangan numpang di sini. Juna gak mau Keluarga Juna berantakan, gara-gara suami baru Ibu itu."

"Jadi kamu ngusir Ibu Jun?"

Mas Juna tak bergeming, ia melanjutkan makannya dengan tenang, aku pun malas me
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pembalasan Untuk Pengkhianat   Rumah sakit

    Dering telepon masuk membuyarkan lamunanku dari Mas Juna dan Ibu yang entah kemana perginya.Kuraih gawai milikku yang berada di atas meja, aku menghela napas perlahan, tertera nama Mas Juna di layar handphone.Aku pun menerima panggilan teleponnya.[Hallo,][Dek, Ibu masuk rumah sakit] ucapnya dengan suara getir.Aku sedikit tersentak mendengar berita dari Mas Juna.[Yang benar Mas? Emang Ibu sakit apa?] tanyaku lagi.[Lemah jantung Dek, darah tinggi juga katanya][Astaghfirullah] ujarku.[Mas nggak bisa ninggalin Ibu di tempat Nora, tadi saja kami kesitu, Nora sudah terang-terangan menolak kehadiran Ibu. Terpaksa, Mas bawa ke rumah lagi, ya Dek.]Aku dilema, mau nggak mau, aku pun menyetujui permintaan Mas Juna, aku juga seoarang Ibu. Aku bahkan tidak tahu perangaiku ketika tua nanti, aku berharap tidak seperti Ibu Mertua. Tapi menolaknya juga tidak mungkin, biar bagaimanapun, dia adalah wa

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-26
  • Pembalasan Untuk Pengkhianat   Datang

    Pov Ibu°'Udin, suamiku tersayang, aku rindu!' batinku bergejolak, menahan rasa rindu yang menggebu-gebu kepada pujaan hati yang kini bersama Istri ondel-ondelnya itu.Aku muak sebenernya kepada wanita itu, meskipun ia lebih muda dariku, tapi aku yakin aku lebih seksi darinya.Ia menjadikan aku pembantu gratisan di rumah kontrakan sempit itu, namun aku tak peduli, demi cintaku pada Udin, aku rela berkorban sebanyak itu.Aku bahkan hampir di penjara gara-gara emosi, untung saja anakku pandai membujuk menantu sialan itu.Namun sayangnya, ia tetap berusaha mengusir diriku yang malang ini dari rumahnya, terutama Udin suamiku, mereka menghina dan mengusir pangeranku itu dengan kasar tanpa belas kasihan.Dadaku sesak, hatiku sakit, melihat kepergian Suamiku tersayang. Namun aku juga tidak berani mengikuti langkahnya, sebab suamiku mengancamku berkali-kali, jika aku tidak bisa tinggal di rumah anakku lagi, maka aku pun tak boleh kem

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-26
  • Pembalasan Untuk Pengkhianat   Para benalu

    Hari ini Ibu sudah kembali pulang lagi ke rumah kami, meski berat hati, tapi aku tidak mungkin mengusirnya.Semoga saja, kali ini Ibu bisa bersikap lebih baik lagi, dan Mang Udin juga tidak lagi menjadi benalu tambahan di keluarga kami."Leha, Ibu mau ayam bakar!" rengeknya."Baiklah, nanti Bibi yang buatin, Ibu istirahat dulu," ujarku."Mau-nya kamu yang bikinkan, masakan kamu enak-enak biasanya, jangan nyuruh orang lain dong! Leha," ujarnya dengan mimik wajah datar."Bu, Leha ini nggak bisa jalan masih, masa Ibu suruh-suruh?" jawabku setengah kesal, baru pulang sudah mulai buat perkara."Iya, Bu. Itukan semua gara-gara Ibu juga, bikin Leha seperti itu." Mas Juna menimpali ocehan kami. Ibu hanya mendengus kesal, mas Juna pun berlalu membawa Ibunya masuk ke dalam kamar tamu, kamar yang memang biasa Ibu tempati."Bi, buatkan ayam bakar madu," titahku pada Bibi yang tengah asik memotong-motong beberapa sayura

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-26
  • Pembalasan Untuk Pengkhianat   Rebutan

    "Sekalian saja kamu minta suapin, biar tangan kamu itu makin tidak berguna!" sahut Mas Juna dengan kesal.Nora pun diam, ia lalu menyendok nasi dengan mimik wajah cemberut."Juna, jangan begitu sama Adek kamu, Nak." Ibu berucap dengan lemah lembut, ah entahlah.Mas Juna kembali menyuapkan nasi ke dalam mulutnya, tanpa menyahut sedikitpun. Sedangkan Nora kembali makan dengan lahap, begitupun kedua bocah malang itu.Selesai makan, Mas Juna menggendongku menuju ruang keluarga. Di ruang keluarga masih ada Enot yang menggendong bayiku sambil mengajaknya ngobrol."Not, kamu makan dulu, sinikan Baimnya!" ujarku sambil mengulurkan kedua tanganku ke arah Enot."Baik, Bu!" sahutnya sambil memberikan Baim ke gendonganku.Ia pun berlalu masuk ke dapur.Terdengar suara Nora memberi perintah kepada Enot."Eh, Babysiter, mandiin anakku nanti," ujarnya.Aku yang mendengar titah dari Nora hanya

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-28
  • Pembalasan Untuk Pengkhianat   Stroke

    "Asal kalian tahu saja, selama ini aku tidak pernah keluar kota! Setahun belakangan ini aku memantau semua kelakuan Nora secara diam-diam.""Tidak usah berbelit-belit, Jo. Langsung saja pada intinya!" bentak Mas Juna yang mulai tersulut emosi."Adik kamu itu, selama setahun ini bermain gila dengan Om-Om. Ia bahkan ketangkap basah di hotel bersama seorang laki-laki parubaya yang tak lain adalah tetangga di samping rumah. Aku malu, aku kehilangan muka asal kalian tahu. Selama ini aku bersabar demi anak-anakku.Aku bahkan membiarkan Nora menitipkan mereka ke penitipan anak, setia Nora menitipkan mereka, aku selalu membawa mereka berdua jalan-jalan.Aku sudah pernah mencoba menyadarkan Nora, namun Nora selalu menghinaku miskin dan acuh dengan semua nasehatku.Wajar jika sekarang aku berniat menceraikannya dan menikahi perempuan lain."Paijo menjelaskan semuanya dengan panjang lebar. Mas Juna menatap geram pada Nora, namun Nora menepi

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-28
  • Pembalasan Untuk Pengkhianat   Kritis

    "Mau kamu apa sebenarnya? Hah," bentaknya kasar. Aku mengernyitkan dahi menatap laki-laki yang bergelar suamiku ini, harusnya aku yang bertanya seperti itu."Mas, harusnya aku yang bertanya begitu,, mau kamu apa? Datang-datang mengamuk begini, persis sekali satu keluarga tidak ada yang memiliki etika sama sekali," cercaku dengan wajah merah padam, bukan hanya dia yang kini tersulut emosi, aku pun begitu."Istri durhaka kamu, Leha.""Kalau aku durhaka, ngapain kamu masih mau bertahan hidup denganku, kamu bisa mencari wanita lain yang mau tubuh dan hatinya di gerogoti keluaraga kamu!" bentakku.Terlihat tangan Mas Juna kini mengepal, ia seakan ingin sekali menamparku. Coba saja, berani ia menyentuhku, aku tidak segan-segan memasukkan ia ke penjara."Kamu tega memfitnah Nora, dia bahkan berlutut dan bersumpah atas nama Ibuku, bahwa dia tidak melakukan seperti yang kamu tuduhkan!" lirihnya sambil menampar dinding."Kamu l

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-28
  • Pembalasan Untuk Pengkhianat   Angkuh

    Tiba-tiba aku teringat akan penuturan Mas Juna tentang Ibunya yang kini kritis, aku bahkan kehilangan rasa khawatir terhadap wanita yang bergelar Ibu Mertuaku itu.Apakah kini hatiku telah hilang empati kepadanya, entahlah.______________Malam hari telah tiba, namun Mas Juna sepertinya masih di rumah sakit, tidak lama kemudian, terdengar suara deru mesin mobil memasuki pekarangan rumah."Bi, coba tengok siapa yang datang!" ujarku kepada Bi Surti yang beranjak dari duduknya, sambil berjalan menuju pintu keluar."Leha ..., Leha ..., wanita cacat!" teriak Nora melengking, mendengar ucapannya itu, rasanya membuatku semakin geram dan sangat bernafsu untuk menyeret wanita sialan itu keluar rumah.Namun aku masih berusaha sabar, sambil menonton tivi.”Eh pembantu! Siapkan minuman dan makan enak untuk tamu saya!" titah Nora yang terdengar menggema, hingga ke dalam ruang keluarga. Andai saja keadaanku pulih, kupastikan m

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-28
  • Pembalasan Untuk Pengkhianat   Benci

    pov Nora°Dari awal hingga sekarang, hanya sebuah kebencian yang selalu terpatri di wajahku, kala memandang wajah Leha, Istri dari Kakaku. Wanita kampungan itu, mengendalikan seluruh kekayaan kakak, kalau saja dia tidak pelit dan royal kepadaku, mungkin aku tidak sebenci ini.Rumah tanggaku hancur, akibat ulahku sendiri yang suka bermain cinta dengan Om-om yang bisa memuaskan hasrat belanjaku.Aku terusir, bahkan aku di permalukan semua orang di komplek perumahan tempatku tinggal.Dan kini, kedua anakku diambil mantan suamiku, akibat campur tangan Leha sialan itu.Bahkan ibuku sampai masuk rumah sakit, selain licik, Leha juga tukang ngadu. Hatiku semakin geram, dendam dan kebencian menyeruak dihati ini.Mendidih seperti air yang di panaskan.Sepulang dari rumah sakit, aku berniat bermain-main dengan teman lelakiku dan sedikit menjahili si Leha. Namun na'as, mas Juna pulang dan mengamuk.Di luar dugaanku, ia bahkan t

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-28

Bab terbaru

  • Pembalasan Untuk Pengkhianat   TAMAT

    Bab89"Siska, aku akan berusaha lebih keras lagi, untuk mencukupi kebutuhan kita. Tapi bisakah, kita pulang dan biarkan Leha, menikmati kebahagiaannya?"Jalu berkata dengan pelan, berharap Siska mendengarkan permintaannya."Tapi, Mas! Leha hidup enak, masa kita orang tuanya, hidup blangsak?""Leha, sudahlah! Biarkan saja kami tinggal bersama kalian," kata Siska, kembali memasang wajah memelas."Maaf, Bu! Leha tidak bisa," tegas Leha. "Lagi pula, selama ini Leha berjuang hidup sendiri. Semenjak Bapak menikahi Ibu, dia bahkan tidak lagi menengokku di rumah Nenek. Jadi, kurasa aku berhak menolak kehadiran kalian.""Mas, anakmu itu!" pekik Siska, menahan emosi dalam dadanya."Sudah! Aku juga lelah dengan sikapmu. Dari tadi kuminta baik-baik, tapi kamu terus bersikeras mengacaukan hari bahagia Leha. Dia itu putriku! Bukan putrimu, jadi tidak usah bersikap seperti ini. Kamu harus tahu, tidak ada kewajiban dia mengurus kamu dan aku."

  • Pembalasan Untuk Pengkhianat   TIDAK TAHU MALU

    Bab88 Leha tersenyum sumringah. Ketika calon suaminya, berjalan mendekat ke arahnya. "Terimakasih," bisik Briyan. "Aku beruntung!" ungkapnya dengan suara lembut. "Sudahlah, aku malu dilihati banyak orang," sahut Leha dengan wajah bersemu merah. "Haha, masa malu! Kita akan menikah," balas Briyan. Dikejauhan. Juna sangat sakit hati, melihat mantan istrinya, berbahagia bersama lelaki lain. "Leha ...." suara lelaki itu, membuat Leha sangat terkejut. Leha menoleh, ke arah asal suara."Bapak!" pekiknya. Melihat Jalu datang, bersama istrinya. Leha berjalan cepat, ke arah Jalu. "Bapak, beneran ini Bapak?" tanya Leha tidak percaya. Lama Jalu menghilang, meninggalkan Leha dan Ibunya, yang bernama Ratih. Ratih meninggal, saat usia Leha, sudah menginjak satu tahun. Cerita pilu dia terima, Leha lahir dalam penjara. Namun tetap saja, dia buah hati yang tidak bersalah apa-apa. Perbu

  • Pembalasan Untuk Pengkhianat   Pernikahan

    pov Juna°"Mas, kamu cari kerja dong! Jangan nyantai aja kerjaannya, gak guna banget jadi laki-laki." Amel berteriak kasar kepadaku, ketika melihatku duduk termenung di teras rumah.Bagaimana aku bisa bekerja, sedangkan kesana kemari saja selalu di curigai. Di tuduh yang bukan-bukan lagi."Sabar dong! Kan sudah bikin lamaran juga, tapi memang belum ada panggilan kerja." Aku menyahut dengan kesal."Ya cari yang lain kek, kerja apa gitu, yang penting dapat uang." Amel berucap menggebu-gebu."Mel, kamu nih maksa banget. Mas juga pusing!" ucapku dengan berusaha setenang mungkin, meredam amarah dalam dada.Amel menghembuskan napas panjang. "Ibu sama anak sama-sama cuma jadi benalu saja. Nggak bisa bantu apa-apa, kalau aku tidak hamil, aku nggak akan sudi hidup bersama kalian." Aku berkata sambil melangkah pergi dengan teriakan dan emosi yang meletup-letup.Aku hanya terdiam, kali ini masa bodo.Aku juga ingin

  • Pembalasan Untuk Pengkhianat   Dilamar

    Notifikasi pesan singkat masuk.Aku meraih benda pipih itu, lalu membuka pesan, yang berasal dari Brian."Ada waktu nggak? Mau ngajak makan malam!"tanya Brian di pesan itu."Boleh, jam berapa?"balasku."Jam tujuh ya! Aku jemput. Bawa Baim juga,"balasnya lagi."Oke."______________Tepat jam tujuh malam, aku dan Baim sudah siap di ruang tamu, menunggu kedatangan Brian.Tak lama kemudian, terdengar suara deru mesin mobil memasuki pekarangan rumah. Aku tersenyum, meski belum melihat sosok Brian memasuki rumah. Namun aku sudah yakin, yang datang adalah Brian, yang sudah janjian dengan kami.Benar saja, wajah sumringah dengan ucapan salam memasuki pintu depan rumah."Assalamu'alaikum!" ucapnya sambil tersenyum dan berjalan menuju ke arah aku dan Baim. Wajah manis, kumis tipis kulit putih badan tegak itu kini menggendong bayiku dengan penu

  • Pembalasan Untuk Pengkhianat   Pindah rumah

    Akhirnya, hari ini sidang keputusan cerai antara aku dan Mas Juna. Sebentar lagi, aku akan menyandang status single parents. Tidak masalah, yang penting hidupku tenang dari Benalu, dan aku bisa memulai hidup baru yang semoga saja lebih baik dari ini.Aku datang kepersidangan. Semoga hari ini lancar tanpa kendala, setelah melewati beberapa rangkaian. Hakim pun akhirnya memutuskan menyetujui gugatan ceraiku.Hari ini, Senin tanggal 08 Februari 2021. Aku resmi bercerai dari Arjuna Mahesa.Aku lega, akhirnya terbebas status dari laki-laki penyelingkuh itu.Saat aku keluar dari ruangan sidang. Terlihat dari kejauhan, Mas Juna berlari tergopoh-gopoh ke arahku."Ada apa?" tanyaku bingung, melihat Mas Juna yang begitu panik mendatangiku."Bagaimana hasil sidangnya?" tanyanya masih dengan napas memburu turun naik. Akibat ia berlari-larian."Beres, kita resmi bercerai." Aku menjawab santai pertanyaannya."

  • Pembalasan Untuk Pengkhianat   Menodong

    "Bu, diluar ada yang datang! Tetapi saya tidak mengenalinya.""Oke, Bi. Nanti saya temui." Bi Surti pun mengangguk, ia lalu kembali ke ruang tamu, melanjutkan aktivitas nya membersihkan rumah."Leha, mungkin itu Satpam yang kumaksud." Brian menimpali.Aku mengangguk, kami berdua pun berjalan menuju pintu keluar. Sedangkan Brian menggendong Baim dan duduk di kursi tamu.Aku mempersilahkan lelaki yang bertubuh kekar, berkepala plontos itu masuk ke dalam rumah."Silahkan duduk!" ujarku. "Bi, buatkan minum!" titahku kepada Bibi yang masih berkutat dengan kerjaannya."Baik, Bu." Bibi berlalu menuju dapur."Saya yang di minta Pak Brian, untuk menjadi Satpam di rumah Ibu Leha.""Oh, perkenalkan nama kamu!" ujarku."Saya Tejo! Umur tiga puluh lima tahun. Hanya seorang yang lulus SMP, mohon di terima bekerja, saya berjanji akan bekerja dengan baik.""Baiklah,

  • Pembalasan Untuk Pengkhianat   Rasa yang tiba2

    Semoga dengan kejadian ini, Mas Juna maupun Amel langsung jera untuk bermain-main serong. Ada harga yang ia harus bayar, dari setiap pengkhianatan. Aku Leha, selalu berusaha mencintainya dengan tulus, namun ia bukanlah lelaki yang tepat sepertinya. Jadi aku pun harus mengikhlaskannya.Kini, aku akan membesarkan anakku seorang diri, tidak masalah.Setelah aku menerima uang kompensasi dari Amel, aku pun segera menghubungi Nora, agar ia segera meninggalkan rumahnya Amel.Sengaja, agar Mas Juna dan Amel semakin frustasi, mencari keberadaan Nora.'Untung saja si bodoh, Nora, masih menurut.' batinku tertawa bahagia, membayangkan Amel dan mas Juna yang semakin panik. Sebab Nora masih memiliki video Mesum mereka.__________Lima bulan telah berlalu, aku tidak pernah tahu lagi kabar tentang Mas Juna dan keluarganya.Aku bersantai di ruang keluarga, sambil memainkan gawai milikku.Aku tersentak, melihat video mesum ma

  • Pembalasan Untuk Pengkhianat   Kecewa

    °pov Juna°"Hah? Jual Nora? Apa maksud kamu, Mel?" aku bertanya dengan mimik wajah bingung."Maa--afkan aku, Mas. Aku salah ngomong!" ujarnya lagi."Terus bagaimana? Mel, mas juga nggak punya uang, buat bantu kamu!" ujarku."Bagaimana kalau kita jual rumah saja, lebihan uangnya untuk kita ngontrak! Mas janji, akan membelikan rumah yang lebih besar lagi dari yang kamu miliki," bujukku kepada Amel, meskipun kenyataannya, aku juga buntuk akal. Bagaimana mungkin aku mampu membelikan Amel rumah baru, sedangkan saat ini saja, aku hanya seorang pengangguran."Janji ya, Mas.""Janji sayangku!" rayuku, sambil mengumbar senyum. Aku terus melajukan motor menuju pulang ke rumah, sesampainya di rumah. Aku dan Amel bersiap menawarkan rumah yang kami tempati ini, ke media sosial.Sehari tidak ada respon, hingga hari terakhir dari perjanjian kami dengan Leha, akhirnya aku dan Amel lega. Rumah Amel laku

  • Pembalasan Untuk Pengkhianat   Video Mesum

    pov Juna° flashback.Nora, ia datang memasuki ruang perawatan Ibuku, sebenarnya ibu sudah mulai pulih dan di perbolehkan pulang hari ini. Namun kedatangan Nora membawa kabar buruk."Kak, aku di usir lagi sama Leha, ia juga sepertinya sudah tahu, bahwa kakak main gila sama Amel."Mendengar penuturan Nora, rasanya dadaku berdegup kencang, napasku memburu cepat.Amel yang sedari dari masih bersamaku di dalam ruangan Ibu pun mendekat."Ada apa? Mas." Amel bertanya dengan mimik wajah bingung, melihat Nora yang sesegukkan menangis."Nora diusir, Mas pulang dulu, kamu bisa kan jagain Ibu dan Nora dulu."Amel mengangguk, aku pun bergegas menuju parkiran mobil. Aku panik, ketika melihat mobil yang tadinya di pinjam Amel, tidak ada di parkiran.Aku berlari kembali masuk ke dalam."Mel ..., mobil kamu parkir dimana?" tanyaku dengan napas memburu, lelah rasanya berlari-lari d

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status