Share

Pertemuan

Penulis: Rias Ardani
last update Terakhir Diperbarui: 2021-07-16 00:11:14

Hari ini aku menjemput Brian di Bandara, anak Tante Nora.

"Kak Rosa!" teriak Brian, seraya melambaikan tangannya. Aku yang tadinya celingukan mencari-cari wajah Brian dari banyaknya orang yang datang pun tersenyum ke arahnya.

"Ayo, Kakak nggak bisa lama-lama nih, masih banyak kerjaan menumpuk di kantor."

"Iya, ayo."

Mobil melaju ke arah rumah, Tante Nora menyambut kedatangan anaknya dengan senyum mengembang.

"Aduh, pangeran Mamah sudah besar." Tante Nora memeluk Brian penuh kerinduan. Berpisah dengan anak semata wayang tidaklah mudah, apalagi ia tinggal seorang diri saat itu. 

Tante Nora tipikal orang yang enggan menyusahkan keluarganya, itu sebabnya kami tidak tahu apa-apa tentang kehidupannya.

"Te, bagaimana kondisi Mamah? Apa ada perubahan?" tanyaku. 

"Lumayan, Ros. Hari ini dia sudah mau makan siang bersama Tante, di ruang makan. Kamu nggak makan dulu? Ros."

"Sukurlah, ak
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pembalasan Untuk Pengkhianat   Pilih Siapa

    "Em, sebelumnya, saya mau bertanya dulu! Apakah, Nak Rosa. Sudah punya calon?" tanya Bu Ustadzah Maya dengan wajah tersenyum simpul.Entah perasaan apa ini? Rasanya sedikit berdebar."Belum, Ustadzah! Ada apa ya? Bu.""Alhamdulillah jika belum, anak Ibu, mau ngajak kamu ta'aruf. Apakah kamu bersedia?"Hatiku kian berdebar, merasa beruntung tentu saja! Sebab, lelaki yang di depanku ini. Selain ganteng, ia juga pandai dalam ilmu agama.Bahkan kenaikan hatinya, serta kepiawaiannya dalam bertausiah sudah tidak di ragukan lagi.Namun perasaanku justru dalam di lema, beberapa hari ini pikiranku di kuasai orang lain, yang tengah dekat denganku. Julian."Rosa, di jawab pertanyaan Ustadzah Maya, nak." Perkataan Mamah mengejutkanku dari lamunan."Emm .... Maaf ustadzah Maya, tanpa mengurangi rasa hormat. Bolehkah saya meminta waktu satu Minggu untuk berpikir?" tanyaku.Biar bagaimana

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-16
  • Pembalasan Untuk Pengkhianat   Akhir Dari Mereka

    Bab50 "Julian, apa ini nggak terlalu cepat?" tanyaku."Tidak, untuk apa berlama-lama dekat, nanti kamu diambil orang."Aku semakin dilema, hatiku selalu merasa nyaman dan kagum pada Julian.Sedangkan dengan Fahrianur, aku memang tidak pernah dekat dengannya, namun aku juga mengaguminya.Wajar, selain tampan rupawan, Fahri memiliki ilmu pengetahuan agama yang luas, tentu hal itu baik untuk dunia dan akhiratku.Sedangkan Julian, dia pun tak kalah tampan, juga mapan. Namun, pengetahuan agamanya aku kurang tahu."Boleh minta waktu untuk berpikir?" tanyaku."Satu hari, hanya satu hari.""Baiklah, besok aku akan ngasih jawabannya."Panggilan telepon pun diakhiri dengan ucapan salam.Aku menyukai Julian, namun aku juga berat menolak Fahri. Ya ampun, aku bingung kalau begini.Aku memilih bergegas pulang, dan membawa kerjaanku yang tertunda ke rumah."Amira, saya hari ini pulang lebih awal, kamu h

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-26
  • Pembalasan Untuk Pengkhianat   Kedatangan mertua

    Season 2. Karma Seorang Pengkhianat, yang dialami keturunannya. Jalu pun kini telah menikah, dan memiliki seorang Putri cantik yang dia beri nama Zulaeha. Biasa dia di panggil Leha. Wanita cerdas, yang di besarkan oleh Wanita tua. Mengulik kehidupan Zulaeha setelah menikah. "Mas, bukannya aku keberatan, tapi kamu tahu sendirikan, bahwa aku sama Ibu kamu itu gak pernah cocok. Aku selalu salah di matanya, sehari saja aku di kampung, di rumah Ibu, sudah mau gila aku-nya. Apalagi kalau satu rumah di sini," protesku, ketika Mas Juna mengatakan, bahwa Ibu Mertua akan tinggal bersama kami."Leha, kamu kan tahu, aku ini anak laki-lakinya Ibu. Anak laki-laki itu milik Ibunya, mana mungkin aku bisa menolak Ibu mau tinggal dimana pun.""Tapi kan masih ada Adek kamu! Mas. Si Nora, kenapa Ibu gak milih Nora aja sih, kan dia selalu Ibu bangga-banggakan.""Sudah, deh. Kamu kok jadi Istri gak bisa nurut sama Suami? Coba kalau itu or

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-26
  • Pembalasan Untuk Pengkhianat   Sandiwara

    Subuh, setelah selesai menunaikan kewajiban, aku kembali fokus kepada pekerjaan rumah, mumpung si Baim belum bangun. Aku menyiapkan menu sarapan lezat setiap harinya, tentunya menu yang sehat.Untuk masalah masakan, aku ahlinya.Kami bertiga makan dalam hening, selesai makan, Mas Juna bersiap untuk berangkat ke toko Pakaian milik kami, yang ada dua cabang. Toko yang lumayan laris, dulu sebenarnya itu toko usaha milikku.Namun semenjak melahirkan, Mas Juna yang ambil alih urusan toko, sedangkan aku di minta untuk fokus urus bayiku saja."Mas, berangkat dulu, Dek!" ucap Mas Juna sambil mencium keningku, aku pun mencium punggung tangannya.Sedangkan Ibu nampak tak suka, wajahnya begitu datar ketika Mas Juna berpamitan padanya.Saat Mas Juna berangkat dan meninggalkan halaman rumah."Leha...! Kamu ada uang gak?" tanya Ibu Mertua dengan wajah datar."Leha gak ada uang, Bu. Mas Juna gak ada ngasih," ucapku d

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-26
  • Pembalasan Untuk Pengkhianat   Ancaman

    "Eh, pandai kali Istrimu itu bersandiwara," ujar Ibu yang mulai tersulut emosi."Bu, tapi yang Ibu lakukan ini keterlaluan, masa Leha sampe sobek-sobek begini bajunya!" ucap Mas Juna yang menunjukkan kekecewaannya kepada Ibu Mertuaku itu.'Rasakan.' batinku tertawa melihat wajah Ibu yang semakin geram."Juna, dia sendiri yang sobek tuh baju, Ibu gak tahu apa-apa!" bentak Ibu yang tidak terima dengan tuduhan anaknya itu."Bu, maaf. Juna rasa Leha gak segila itu, dari awal Ibu datang saja, Ibu selalu mencari masalah dengan Leha. Juna cukup sabar, Bu. Tapi tolong, jangan kekerasan seperti ini, biar bagaimanapun, Leha ini Istrinya Juna, Bu."'Wow, suamiku mulai masuk perangkapku, tak akan kubiarkan mertua aneh ini menguasai harta dan Suamiku.'"Durhaka kamu! Gak percaya pada Ibu sendiri, malah percaya dengan wanita penuh drama ini," bentak Ibu sambil menunjuk-nunjuk wajahku."Ampun Bu. Jangan benci Leha, Leha t

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-26
  • Pembalasan Untuk Pengkhianat   Nora datang

    "Jun, Juna...," Ibu berteriak memanggi nama Mas Juna berulang kali.Mas Juna keluar dari kamar, kuikuti dengan menggendong Baim yang sudah terbangun."Ada apa? Bu." Mas Juna bertanya dengan wajah lesu."Ibu lapar, belikan makanan!" titahnya dengan tangan berkacak pinggang."Kamu gak masak? Leha," mas Juna bertanya kepadaku."Ibu gak Sudi makan buatan tangan Istri kamu itu, jijik.""Astaghfirullah, Bu. Tolong jangan begini, kita ini Keluarga, satu rumah.""Ibu gak peduli, kalau perlu usir saja wanita ini, kamu nikah lagi aja Nak. Untuk apa punya Istri yang jahat sama Ibu kamu.""Nikah lagi? Mas. Kamu mau usir aku?" tanyaku mendelik."Perempuan gak berguna buat apa juga Jun? Mending cari wanita karir, yang banyak duitnya.""Benar Mas Jun..., Aku gak berguna juga. Aku dan Baim cuma nyusahin kamu, tukang porotin uang, dan jadi benalu di rumah mewah kami ini." Aku sengaja menyind

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-26
  • Pembalasan Untuk Pengkhianat   Fitnah

    "Hai, Kak Juna, sudah pulang?" tanya Nora yang tiba-tiba datang memasuki area dapur, ia lalu bersalaman dengan Mas Juna. Dan mencium punggung tangan suamiku yang merupakan Kakaknya itu.Disusul Ibu yang berada tepat di belakang anak perempuannya."Kak, tadi Ibu gak ada makan siang sama sekali, makanan semua di habiskan sendiri oleh Mbak Leha.""Leha, apa itu benar?"tanya Suamiku dengan wajah memerah."Di iyakan aja dah, biar tukang fitnah senang!" sahutku cuek."Leha..., jaga sikap kamu!" bentak Mas Juna sambil menggebrak meja makan. Anakku langsung menangis histeris karena terkejut mendengar teriakan dari Suamiku itu.Aku tersentak, lalu meraih Baim yang tengah menangis kencang.Kupandangi wajah mereka satu-persatu, terlihat Mas Juna langsung menunduk, sedangkan Ibu dan Nora nampak tersenyum puas melihat kejadian tadi."B***S*T..." kata-kata itu meluncur begitu saja tepat kuarahkan p

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-26
  • Pembalasan Untuk Pengkhianat   Kecewa

    "Nora, kamu di sini itu sama saja buat masalah!" ucap Mas Juna."Juna..., Nora ini adik kamu! Masa kamu begitu sama dia!" cecar Ibu yang tidak terima anak perempuannya di larang tinggal di rumah ini."Bu, semua demi kebaikan kita, nanti Nora bertengkar terus sama Leha!" sahut Mas Juna lagi."Alasan kamu saja! Bilang saja kamu terbebani dengan adanya kami," jawab Ibu dengan wajah cemberutnya."Ah, sudahlah, capek ngomong sama kalian," ujar Mas Juna. Ia berlalu keluar rumah meninggalkan dua wanita itu."Bu, Mas Juna bucin banget sama Leha, jangan di biarkan! Kasihan itu," ucap Nora mengompori Ibunya itu."Ibu juga gak habis pikir!" jawab Ibunya dengan wajah frustasi, mereka berdua duduk dalam hening.Tak lama kemudian, keluarlah dua bocah tengil anak si Nora itu dari dalam kamar Neneknya.Mereka berlari kesana kemari membuat rumahku berantakan. Bahkan teras rumah pun kotor dengan tanah, yang mereka mainkan.

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-26

Bab terbaru

  • Pembalasan Untuk Pengkhianat   TAMAT

    Bab89"Siska, aku akan berusaha lebih keras lagi, untuk mencukupi kebutuhan kita. Tapi bisakah, kita pulang dan biarkan Leha, menikmati kebahagiaannya?"Jalu berkata dengan pelan, berharap Siska mendengarkan permintaannya."Tapi, Mas! Leha hidup enak, masa kita orang tuanya, hidup blangsak?""Leha, sudahlah! Biarkan saja kami tinggal bersama kalian," kata Siska, kembali memasang wajah memelas."Maaf, Bu! Leha tidak bisa," tegas Leha. "Lagi pula, selama ini Leha berjuang hidup sendiri. Semenjak Bapak menikahi Ibu, dia bahkan tidak lagi menengokku di rumah Nenek. Jadi, kurasa aku berhak menolak kehadiran kalian.""Mas, anakmu itu!" pekik Siska, menahan emosi dalam dadanya."Sudah! Aku juga lelah dengan sikapmu. Dari tadi kuminta baik-baik, tapi kamu terus bersikeras mengacaukan hari bahagia Leha. Dia itu putriku! Bukan putrimu, jadi tidak usah bersikap seperti ini. Kamu harus tahu, tidak ada kewajiban dia mengurus kamu dan aku."

  • Pembalasan Untuk Pengkhianat   TIDAK TAHU MALU

    Bab88 Leha tersenyum sumringah. Ketika calon suaminya, berjalan mendekat ke arahnya. "Terimakasih," bisik Briyan. "Aku beruntung!" ungkapnya dengan suara lembut. "Sudahlah, aku malu dilihati banyak orang," sahut Leha dengan wajah bersemu merah. "Haha, masa malu! Kita akan menikah," balas Briyan. Dikejauhan. Juna sangat sakit hati, melihat mantan istrinya, berbahagia bersama lelaki lain. "Leha ...." suara lelaki itu, membuat Leha sangat terkejut. Leha menoleh, ke arah asal suara."Bapak!" pekiknya. Melihat Jalu datang, bersama istrinya. Leha berjalan cepat, ke arah Jalu. "Bapak, beneran ini Bapak?" tanya Leha tidak percaya. Lama Jalu menghilang, meninggalkan Leha dan Ibunya, yang bernama Ratih. Ratih meninggal, saat usia Leha, sudah menginjak satu tahun. Cerita pilu dia terima, Leha lahir dalam penjara. Namun tetap saja, dia buah hati yang tidak bersalah apa-apa. Perbu

  • Pembalasan Untuk Pengkhianat   Pernikahan

    pov Juna°"Mas, kamu cari kerja dong! Jangan nyantai aja kerjaannya, gak guna banget jadi laki-laki." Amel berteriak kasar kepadaku, ketika melihatku duduk termenung di teras rumah.Bagaimana aku bisa bekerja, sedangkan kesana kemari saja selalu di curigai. Di tuduh yang bukan-bukan lagi."Sabar dong! Kan sudah bikin lamaran juga, tapi memang belum ada panggilan kerja." Aku menyahut dengan kesal."Ya cari yang lain kek, kerja apa gitu, yang penting dapat uang." Amel berucap menggebu-gebu."Mel, kamu nih maksa banget. Mas juga pusing!" ucapku dengan berusaha setenang mungkin, meredam amarah dalam dada.Amel menghembuskan napas panjang. "Ibu sama anak sama-sama cuma jadi benalu saja. Nggak bisa bantu apa-apa, kalau aku tidak hamil, aku nggak akan sudi hidup bersama kalian." Aku berkata sambil melangkah pergi dengan teriakan dan emosi yang meletup-letup.Aku hanya terdiam, kali ini masa bodo.Aku juga ingin

  • Pembalasan Untuk Pengkhianat   Dilamar

    Notifikasi pesan singkat masuk.Aku meraih benda pipih itu, lalu membuka pesan, yang berasal dari Brian."Ada waktu nggak? Mau ngajak makan malam!"tanya Brian di pesan itu."Boleh, jam berapa?"balasku."Jam tujuh ya! Aku jemput. Bawa Baim juga,"balasnya lagi."Oke."______________Tepat jam tujuh malam, aku dan Baim sudah siap di ruang tamu, menunggu kedatangan Brian.Tak lama kemudian, terdengar suara deru mesin mobil memasuki pekarangan rumah. Aku tersenyum, meski belum melihat sosok Brian memasuki rumah. Namun aku sudah yakin, yang datang adalah Brian, yang sudah janjian dengan kami.Benar saja, wajah sumringah dengan ucapan salam memasuki pintu depan rumah."Assalamu'alaikum!" ucapnya sambil tersenyum dan berjalan menuju ke arah aku dan Baim. Wajah manis, kumis tipis kulit putih badan tegak itu kini menggendong bayiku dengan penu

  • Pembalasan Untuk Pengkhianat   Pindah rumah

    Akhirnya, hari ini sidang keputusan cerai antara aku dan Mas Juna. Sebentar lagi, aku akan menyandang status single parents. Tidak masalah, yang penting hidupku tenang dari Benalu, dan aku bisa memulai hidup baru yang semoga saja lebih baik dari ini.Aku datang kepersidangan. Semoga hari ini lancar tanpa kendala, setelah melewati beberapa rangkaian. Hakim pun akhirnya memutuskan menyetujui gugatan ceraiku.Hari ini, Senin tanggal 08 Februari 2021. Aku resmi bercerai dari Arjuna Mahesa.Aku lega, akhirnya terbebas status dari laki-laki penyelingkuh itu.Saat aku keluar dari ruangan sidang. Terlihat dari kejauhan, Mas Juna berlari tergopoh-gopoh ke arahku."Ada apa?" tanyaku bingung, melihat Mas Juna yang begitu panik mendatangiku."Bagaimana hasil sidangnya?" tanyanya masih dengan napas memburu turun naik. Akibat ia berlari-larian."Beres, kita resmi bercerai." Aku menjawab santai pertanyaannya."

  • Pembalasan Untuk Pengkhianat   Menodong

    "Bu, diluar ada yang datang! Tetapi saya tidak mengenalinya.""Oke, Bi. Nanti saya temui." Bi Surti pun mengangguk, ia lalu kembali ke ruang tamu, melanjutkan aktivitas nya membersihkan rumah."Leha, mungkin itu Satpam yang kumaksud." Brian menimpali.Aku mengangguk, kami berdua pun berjalan menuju pintu keluar. Sedangkan Brian menggendong Baim dan duduk di kursi tamu.Aku mempersilahkan lelaki yang bertubuh kekar, berkepala plontos itu masuk ke dalam rumah."Silahkan duduk!" ujarku. "Bi, buatkan minum!" titahku kepada Bibi yang masih berkutat dengan kerjaannya."Baik, Bu." Bibi berlalu menuju dapur."Saya yang di minta Pak Brian, untuk menjadi Satpam di rumah Ibu Leha.""Oh, perkenalkan nama kamu!" ujarku."Saya Tejo! Umur tiga puluh lima tahun. Hanya seorang yang lulus SMP, mohon di terima bekerja, saya berjanji akan bekerja dengan baik.""Baiklah,

  • Pembalasan Untuk Pengkhianat   Rasa yang tiba2

    Semoga dengan kejadian ini, Mas Juna maupun Amel langsung jera untuk bermain-main serong. Ada harga yang ia harus bayar, dari setiap pengkhianatan. Aku Leha, selalu berusaha mencintainya dengan tulus, namun ia bukanlah lelaki yang tepat sepertinya. Jadi aku pun harus mengikhlaskannya.Kini, aku akan membesarkan anakku seorang diri, tidak masalah.Setelah aku menerima uang kompensasi dari Amel, aku pun segera menghubungi Nora, agar ia segera meninggalkan rumahnya Amel.Sengaja, agar Mas Juna dan Amel semakin frustasi, mencari keberadaan Nora.'Untung saja si bodoh, Nora, masih menurut.' batinku tertawa bahagia, membayangkan Amel dan mas Juna yang semakin panik. Sebab Nora masih memiliki video Mesum mereka.__________Lima bulan telah berlalu, aku tidak pernah tahu lagi kabar tentang Mas Juna dan keluarganya.Aku bersantai di ruang keluarga, sambil memainkan gawai milikku.Aku tersentak, melihat video mesum ma

  • Pembalasan Untuk Pengkhianat   Kecewa

    °pov Juna°"Hah? Jual Nora? Apa maksud kamu, Mel?" aku bertanya dengan mimik wajah bingung."Maa--afkan aku, Mas. Aku salah ngomong!" ujarnya lagi."Terus bagaimana? Mel, mas juga nggak punya uang, buat bantu kamu!" ujarku."Bagaimana kalau kita jual rumah saja, lebihan uangnya untuk kita ngontrak! Mas janji, akan membelikan rumah yang lebih besar lagi dari yang kamu miliki," bujukku kepada Amel, meskipun kenyataannya, aku juga buntuk akal. Bagaimana mungkin aku mampu membelikan Amel rumah baru, sedangkan saat ini saja, aku hanya seorang pengangguran."Janji ya, Mas.""Janji sayangku!" rayuku, sambil mengumbar senyum. Aku terus melajukan motor menuju pulang ke rumah, sesampainya di rumah. Aku dan Amel bersiap menawarkan rumah yang kami tempati ini, ke media sosial.Sehari tidak ada respon, hingga hari terakhir dari perjanjian kami dengan Leha, akhirnya aku dan Amel lega. Rumah Amel laku

  • Pembalasan Untuk Pengkhianat   Video Mesum

    pov Juna° flashback.Nora, ia datang memasuki ruang perawatan Ibuku, sebenarnya ibu sudah mulai pulih dan di perbolehkan pulang hari ini. Namun kedatangan Nora membawa kabar buruk."Kak, aku di usir lagi sama Leha, ia juga sepertinya sudah tahu, bahwa kakak main gila sama Amel."Mendengar penuturan Nora, rasanya dadaku berdegup kencang, napasku memburu cepat.Amel yang sedari dari masih bersamaku di dalam ruangan Ibu pun mendekat."Ada apa? Mas." Amel bertanya dengan mimik wajah bingung, melihat Nora yang sesegukkan menangis."Nora diusir, Mas pulang dulu, kamu bisa kan jagain Ibu dan Nora dulu."Amel mengangguk, aku pun bergegas menuju parkiran mobil. Aku panik, ketika melihat mobil yang tadinya di pinjam Amel, tidak ada di parkiran.Aku berlari kembali masuk ke dalam."Mel ..., mobil kamu parkir dimana?" tanyaku dengan napas memburu, lelah rasanya berlari-lari d

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status