Siang semua (≧▽≦) ini adalah beb pertama siang ini. Selamat membaca (◠‿・)—☆ Bab Bonus: 2/6 Bab Bab Reguler: 1/1 Bab (Komplit)
Di saat para tetua panjara Catacomb lainnya berdiskusi, Tetua Dominique Blanc mengeluarkan setetes darah dan mengaktifkan rune kehidupannya. Meski kekuatan bela diri bukan keahliannya, dia sangat mahir dalam segel, jimat dan formasi. Dia bahkan pernah berguru pada ahli jimat di Gunung Langit Biru, itulah yang membuatnya sekuat sekarang. Sepanjang hidupnya, hanya para kultivator tingkat atas yang bisa memaksanya menggunakan rune kehidupan. Ini ketiga kalinya dia menggunakannya. Dan kini dia terpaksa menggunakan teknik pamungkasnya melawan seorang kultivator Foundation Establishment! Sungguh memalukan seorang semut bisa memaksanya sejauh ini. "Aku tidak percaya kau bisa bertahan hidup!" raungnya murka. "Kau telah menyakiti putriku, jadi akan kucabik-cabik tubuhmu!" Matanya merah menyala saat lengannya bergetar hebat. Rune kehidupan melepaskan sinar pedang yang langsung melesat ke arah Ryan. Bibirnya melengkung membentuk senyum mengejek. Dalam hatinya, kematian Ryan sudah di
Ryan telah menerima banyak pengetahuan tentang Dao Jimat Spiritual dari Peter Carter. Ia paham betul efek dan risiko dari berbagai jenis jimat, termasuk efek sampingnya yang berbahaya. Namun saat ini, Ryan tidak punya pilihan lain. Energi qi nyaris habis, sementara dia harus menyelamatkan kedua orang tuanya bagaimanapun caranya.Peter Carter menghela napas panjang. Sebuah jimat spiritual berwarna hitam kemerahan melesat keluar dari jarinya dan memasuki pikiran Ryan. Seketika itu juga, kekuatan jimat iblis menyebar ke seluruh tubuh Ryan. Matanya berkilat merah dengan niat membunuh yang tak terbendung.Yamamoto Yuto merasakan perubahan aura Ryan. Dia segera mengirim transmisi suara pada tetua berjanggut di sampingnya."Ada yang tidak beres dengan anak ini. Bantu aku menghentikannya. Jika kita bisa membawa William Pendragon dan Eleanor Jorge sebagai sandera, kita masih punya kesempatan."Tetua berjang
"Kepala sipir, kau..."Sebelum William Pendragon menyelesaikan ucapannya, Yamamoto Yuto sudah melesat maju dengan kecepatan yang mustahil ditangkap mata biasa. Energi qi yang pekat menyelimuti tangannya saat dia mencengkeram leher William Pendragon dengan brutal. Amarah yang telah lama terpendam membuatnya ingin segera menghabisi nyawa pria lemah di hadapannya ini.Namun di tengah gelombang kemarahannya, secercah kesadaran masih tersisa dalam benak Yamamoto Yuto. Dia menyadari bahwa membunuh sandera bukanlah langkah yang bijak saat ini. Tanpa William Pendragon dan Eleanor Jorge, dia tidak punya cara untuk mengancam dan menekan Ryan. Dengan dengusan dingin yang penuh penghinaan, Yamamoto Yuto membanting tubuh William Pendragon ke dinding sel berkali-kali, memastikan setiap hantaman cukup menyakitkan namun tidak sampai membunuh."Uhuk! Uhuk!" William Pendragon terbatuk-batuk, darah segar mengalir dari sudut b
Sosok Ryan muncul bagai kilat, matanya merah membara dipenuhi nafsu membunuh yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. Pedang Suci Caliburn terhunus mengancam di tangannya saat dia melesat menghadang Yamamoto Yuto dengan kecepatan yang mustahil. Wajah Yamamoto Yuto memucat seketika. Dia tidak menyangka Ryan bisa bergerak secepat itu! Berusaha menghindar, dia hendak melancarkan serangan susulan ke arah William Pendragon namun bayangan Ryan sudah menghalangi jalannya dengan sempurna. Semakin lama mereka bertukar serangan, Yamamoto Yuto semakin terkejut dan ketakutan. Darah bergolak hebat dalam tubuhnya, organ-organ dalamnya terguncang oleh tekanan qi Ryan yang jauh melampaui ekspektasinya. "Terkejut dengan kekuatanku?" suara dingin Ryan membekukan udara di sekitar mereka. "Kau tidak tahu aku telah menguasai Dao Pembantaian. Setiap tetes amarah dan darah hanya akan membuatku semakin kuat! Kau telah berani menyakiti orang tuaku–jiwamu akan kukutuk ke neraka paling dalam!" Tin
"Ayah, Ibu... aku akan membawa kalian pergi dari sini sekarang juga!" tekad membara terpancar dari mata Ryan. Ia sadar efek jimat Peter Carter akan segera habis. Saat itu terjadi, ia tidak hanya akan menerima rasa sakit luar biasa, tapi juga kehilangan sebagian besar kekuatan bertarungnya. Untuk berjaga-jaga, Ryan mengeluarkan sebuah jimat kuno yang dipenuhi ukiran kata-kata mistis. Ini adalah pemberian terakhir dari sang Guru sebelum dia meninggalkan Gunung Langit Biru–satu-satunya jimat penyelamat nyawa yang dia miliki. Setelah mempelajari Dao Jimat Spiritual, Ryan baru menyadari betapa dahsyatnya kekuatan yang terkandung dalam jimat pemberian sang lelaki tua. Kekuatannya cukup untuk menahan atau bahkan melukai seorang ahli tingkat tertinggi. "Ayah, Ibu, aku punya jimat pelindung yang bisa diaktifkan dengan setetes darah. Simpanlah untuk berjaga-jaga jika kita menghadapi bahaya mematikan nanti." William Pendragon hendak bicara namun Eleanor Jorge lebih dulu mengambil jimat
"Hei Pak Tua, bagaimana menurutmu jika kukatakan bahwa akulah yang menghancurkan artefak spiritualmu? Dan akulah yang membunuh orang-orangmu?" tantang Ryan dengan nada dingin. "Tuanku!" Yamamoto Yuto yang terluka parah berseru penuh semangat. "Hati-hati! Teknik anak ini sangat aneh. Aku yakin dia menyimpan beberapa harta karun berbahaya. Kita harus membunuhnya sekarang juga!" "Diam!" suara dingin menggelegar memenuhi sel. "Kau terlalu banyak bicara." Ryan tidak menyia-nyiakan kesempatan. Bilah angin tercipta dari energi qi-nya dan melesat menyerang! "Kau ingin membunuh orang-orangku? Bermimpilah!" Lelaki tua itu mendengus, mengibaskah lengan bajunya dengan santai untuk menghancurkan serangan Ryan. Di matanya, sungguh menggelikan melihat seekor semut berani menantangnya seperti ini. Jika dia menginginkan seseorang mati, bahkan Malaikat Maut pun tak akan bisa menyelamatkannya. Namun Ryan sama sekali tidak putus asa meski serangannya gagal. Sebaliknya, seringai aneh justru muncul
"William, ayo pergi. Kita hanya akan jadi beban Ryan kalau tetap di sini!" ajak Eleanor Jorge seraya menarik tangan suaminya setelah beberapa saat terkejut. Mereka saling menatap, melihat tekad di mata masing-masing sebelum berlari menuju jalan keluar yang dibuka Ryan. Kini hanya tinggal Ryan dan lelaki tua misterius yang tersisa. "Siapa... sebenarnya kau?" tanya lelaki tua itu setelah pulih dari keterkejutan. Dia yakin sosok di hadapannya bukanlah Ryan yang tadi. Aura dan sikapnya benar-benar berbeda. Yang lebih mengkhawatirkan, dia merasakan ancaman mematikan dari sosok ini. Ryan menyeringai dingin. "Meski kekuatanku terbatas dan tak bisa kulepas sepenuhnya, tapi kau akan membayar mahal atas semua yang telah kau lakukan!" Dalam sekejap, sosok Ryan melesat maju meninggalkan bayangan. Jimat spiritual terpadatkan di tangannya saat dia menyerang lelaki tua itu. Sang lelaki tua mengesampingkan harga dirinya dan mengerahkan seluruh kekuatan untuk melawan. Pukulan mereka beradu d
Ketika jari Ryan menyentuh ujung tajam senjata spritual aneh itu, sebuah percikan api tercipta, dan mendadak senjata itu terhenti begitu saja! Seolah tenggelam dalam rawa tak kasat mata, senjata itu kehilangan seluruh kekuatannya di tengah aura mencekam yang Ryan pancarkan. Bola mata lelaki tua itu hampir copot melihat pemandangan mustahil ini. Bagaimana mungkin? Serangannya tak pernah gagal sebelumnya! "Senjatamu tak ada bedanya dengan besi rongsokan bagiku," ucap Ryan dingin. Dia meraih senjata itu dan menggunakan jimat lainnya. KRAK! Senjata spiritual yang konon tak terkalahkan itu dipelintir seperti kawat tipis dan dilempar begitu saja ke sudut ruangan. "Aku tak punya banyak waktu untuk main-main. Biar kuantar kau ke neraka." Dalam sekejap, Ryan muncul di hadapan lelaki tua itu. Telapak tangannya yang dipenuh energii qi menghantam dengan suara retakan mengerikan. Lengan lelaki tua itu hancur seketika. Darah menyembur dari luka menganga yang memperlihatkan tulang-tulang
Ryan memejamkan mata, merasakan dantiannya yang kini telah mengembang berkali-kali lipat. Dengan gerakan santai, dia melancarkan sebuah pukulan ke udara kosong. Gelombang kejut tak kasat mata merambat cepat, dan sebuah pohon raksasa yang berjarak lebih dari sepuluh meter langsung hancur berkeping-keping!"Wow," gumamnya takjub. "Dan itu bahkan saat aku menahan diri. Bagaimana jika aku mengeluarkan kekuatan penuhku?"Seulas senyum percaya diri tersungging di bibirnya. Dengan kekuatan ini, dia yakin bisa melindungi diri di Gunung Langit Biru. Bahkan jika harus menghadapi Tetua Zigfrid sekalipun, dia tidak akan gentar!Tiba-tiba Ryan teringat sesuatu. Matanya beralih pada naga darah yang perlahan turun kembali ke tubuhnya dari langit. Selama terobosan tadi, dia sempat merasakan transformasi makhluk spiritual itu. Bukan hanya ukuran tubuhnya yang membesar, tapi aura dan pola di permukaan kulitnya pun mengalami perubahan signifikan."Muridku, kau tidak menyia-nyiakan tiga tetes esensi
"Kurasa tidak lama lagi Tuan Arthur akan menjadi mimpi buruk bagi banyak kekuatan dan sekte. Yang pertama menderita pastilah Sekte Hell Blood," lanjutnya serius. "Jika Paviliun Ivoryshroud tidak mengambil tindakan yang tepat, itu akan berbahaya bagi mereka juga." Saat mereka berdua mengobrol, seekor naga suci panjang turun dari langit! Meski sudah siap secara mental, Tetua Juan masih sangat terkejut. Bahkan seorang ahli Ranah Saint tidak semengerikan ini–apakah Arthur Pendragon benar-benar menantang surga? Lalu mereka melihat naga darah Ryan membubung ke langit, menghantam petir Ilahi yang menyambar-nyambar dari langit. Di tengah angin dingin yang menderu dan kilatan petir yang membutakan, samar-samar terlihat sosok Ryan berdiri tegak tanpa gentar. Ryan telah bersiap di puncak gunung untuk menyambut petir Ilahi, memenuhi permintaan Lex Denver! Bagaimanapun, setelah apa yang telah mereka saksikan hari ini, tidak akan ada seorang pun yang berani mengganggunya. Arthur Pendrago
Ryan membentuk segel tangan rumit, menciptakan jimat spiritual berisi tandanya. "Ini untukmu. Kau bisa menghubungiku bila perlu." Hestia dan Tetua Juan nyaris tak bisa menahan kegembiraan mereka. Jimat spiritual dari Arthur Pendragon! Ini benar-benar sepadan dengan hadiah mereka. "Tuan Arthur, kalau begitu saya tidak akan mengganggu lebih lama," Hestia tersenyum manis sambil menyerahkan sebuah liontin giok. "Liontin ini berisi lokasi wilayah Keluarga Jirk. Jika Anda lewat, Anda harus mampir." "Baiklah." Ryan menerima liontin itu dengan anggukan singkat. Setelah kepergian Hestia dan Tetua Juan, Ryan bertanya pada Lex Denver, "Guru, Anda ingin saya mengambil ini? Apa yang ada di dalamnya? Mengapa saya merasakan gerakan di dalam?" Lex Denver tersenyum misterius. "Jangan kembali dulu. Cari tempat yang tenang, bentuk formasi, dan mulailah menerobos. Aku akan melindungimu." "Baiklah." Ryan menemukan sebuah gua di tepi yang curam, mengusir binatang buas yang mendiaminya, lalu duduk
Ryan menyipitkan matanya, memikirkan situasi ini dengan cermat. Ia harus kembali ke Ibu Kota. Karena Tetua Zigfrid telah tiba di Nexopolis, Ryan seharusnya bisa mendapatkan informasi lebih banyak dari Eagle Squad dan lelaki tua itu. Adapun Floridas Kennedy, dia tahu lokasi pasti markas besar Sekte Hell Blood dan merupakan kunci untuk Ryan bisa menyusup ke sana. Karena itu, untuk sementara nyawanya masih berguna. Lagipula sekarang dia sudah menjadi budak, kesetiaannya tidak perlu diragukan lagi. "Tuan Ryan," Shiki Seiho tiba-tiba berkata pelan, "saya merasakan dua aura mendekat. Mereka tidak memiliki niat buruk. Menurut perkiraan saya, mereka adalah dua orang dari Keluarga Jirk." "Bagaimana kita harus menangani hal ini?" Keluarga Jirk? Ryan tentu saja tidak mengira keluarga itu akan menyerangnya. Setelah berpikir sejenak, dia melirik ke arah tertentu dan memberi instruksi, "Shiki Seiho, bawa Floridas Kennedy kembali ke ibu kota dulu. Aku akan menyusul nanti." "Baik, Tuan Ryan.
"Tidak, aku harus kembali ke Gunung Langit Biru dan melaporkan ini pada pemimpin sekte!" seru seorang pria tua panik. "Kita harus menggambar potretnya sebelum wajahnya terlupakan!" "Mulai hari ini, tidak ada seorang pun yang boleh menyinggung Arthur Pendragon," tambah yang lain dengan wajah pucat. "Benar, benar! Aku khawatir Arthur Pendragon akan memasuki Gunung Langit Biru suatu hari nanti. Kita harus segera memperingatkan sekte kita. Jika tidak, siapa pun yang berani menyinggung iblis ini akan membuat seluruh sekte mereka dihancurkan oleh dahan pohon bunga sakura!" Di tengah kepanikan itu, seorang wanita tampak tersadar akan sesuatu. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, dia bergegas mengejar ke arah Ryan pergi. Tetua Juan dari Keluarga Jirk juga melakukan hal yang sama! Setelah semua yang terjadi, mereka harus menunjukkan pendirian Keluarga Jirk. Tetua Juan tidak lagi berambisi memenangkan hati Arthur Pendragon–dia hanya ingin memastikan sosok mengerikan itu tidak menjadi mu
Pemikiran itu segera terhenti. Bagaimanapun, baik Brandy Shroud maupun para pengikutnya tidak dianggap sangat kuat di Gunung Langit Biru. Terlalu banyak kultivator di sana yang jauh lebih mengerikan. Brandy Shroud hanyalah kepala cabang Paviliun Ivoryshroud di Nexopolis. Para kultivator di cabang lain di Gunung Langit Biru jelas tak akan semudah ini ditangani. Dan kali ini, Ryan tidak hanya menyinggung Sekte Hell Blood, tetapi juga Paviliun Ivoryshroud. Namun Ryan justru tersenyum tipis. Lalu kenapa? Jika orang-orang dari Gunung Langit Biru ingin mencari masalah, mereka akan mencari Arthur Pendragon. Dan setelah hari ini, yang akan mereka temui hanyalah Ryan. 'Meski begitu,' pikirnya sambil merapikan jubahnya yang ternoda darah, 'nama Arthur Pendragon mungkin masih berguna sebagai jimat penyelamat nyawa di masa depan.' Mulai hari ini, nama itu akan mengguncang seluruh Gunung Langit Biru. Jika suatu saat dia perlu mengungkapkan identitasnya sebagai Arthur Pendragon, mungkin
"Dahan pohon bunga sakura menghancurkan formasi kuno dan membunuh Brandy Shroud!" seru seseorang tak percaya. "Pengungkapan kekuatan ini sendiri sudah cukup untuk mengguncang seluruh Gunung Langit Biru!"Tetua Juan dari Keluarga Jirk gemetar hebat. Sebagai anggota terkuat dari rombongan Keluarga Jirk, ini adalah pertama kalinya dia merasakan ketakutan yang begitu mencekam. Penyesalan memenuhi hatinya–dia tahu telah kehilangan kesempatan terbaik.'Jika saja aku mendengarkan nona muda dan berdiri di pihak Arthur Pendragon tanpa ragu,' pikirnya getir. 'Mungkin Keluarga Jirk masih bisa membangun hubungan dengannya.'Berkat bakat Shirly Jirk yang luar biasa, Keluarga Jirk terbiasa unggul dalam hal negosiasi dan perekrutan orang-orang jenius. Namun penampilan Ryan tampak bahkan melampaui kejayaan Shirly Jirk yang selama ini menjadi kebanggaan keluarga.'Selama dua puluh tahun terakhir, mengapa tidak ada berita di Gunung Langit Biru tentang seorang jenius seperti ini?' Tetua Juan bertanya
"Astaga... Ini adalah petir Ilahi!""Bagaimana mungkin? Arthur Pendragon benar-benar memiliki kekuatan petir Ilahi!""Mungkinkah dahan pohon bunga sakura itu? Apakah itu harta karun yang dapat memicu petir Ilahi?""Kali ini Brandy Shroud akan mati!"Bisikan-bisikan ketakjuban memenuhi arena. Para anggota Keluarga Jirk yang hadir saling berpandangan dengan ekspresi tak percaya. Bahkan Tetua Juan dari Keluarga Jirk membelalakkan matanya lebar-lebar. "Dari mana Arthur Pendragon berasal?" gumamnya heran. "Kekuatan seperti ini... dia pasti bukan orang biasa!"Sementara itu, wajah Brandy Shroud semakin memucat. Dia bisa merasakan kematian mengintai dari balik petir ilahi yang menari-nari di sekeliling Ryan. Namun ego dan harga dirinya tidak mengizinkan dia mundur."Pergi kau ke neraka!" teriaknya sambil melancarkan serangan pamungkas.Pedang spiritualnya melesat bagai meteor merah yang siap menghancurkan segalanya. Namun Ryan hanya tersenyum dingin."Hari ini, aku akan mengajarimu kon
Dengan satu gerakan saja, bumi berguncang! Ryan mengayunkan dahan pohon bunga sakura di tangannya dengan gerakan ringan, namun dampaknya luar biasa. Tanah di bawah kakinya retak dan bergetar hebat, menciptakan gelombang kejut yang menyebar ke segala arah.Brandy Shroud yang tadinya berdiri angkuh terpaksa mundur beberapa langkah untuk menjaga keseimbangan. Matanya menyipit melihat kekuatan tak terduga ini.Dengan gerakan kedua, awan gelap menutupi langit!Dahan pohon bunga sakura kembali bergerak, kali ini membentuk pola rumit di udara. Dalam sekejap, langit cerah berubah gelap mencekam. Awan hitam bergulung-gulung menutupi matahari, menciptakan suasana yang membuat bulu kuduk merinding."Mustahil..." bisik salah seorang penonton. "Bagaimana bisa sebuah dahan pohon bunga sakura memiliki kekuatan seperti ini?"Dengan gerakan ketiga, bahkan ruang terasa terkoyak!Ryan tersenyum tipi