Terima Kasih Kak Jhonny dan Kak Yan atas dukungan Gem-nya. Dengan ini, terkumpul lah 6 Gem, yang artinya ada bab bonus lagi (≧▽≦) Akumulasi Gem Bab Bonus: 23-10-2024 (malam): 1 Gem (reset) Yang othor mau tanyakan, bab bonus ini mau rilis malam ini atau besok? silahkan komen di bab ini. jika tidak ada komen sampai jam 9 WIB malam ini, maka bab bonus ini akan rilis besok. Selamat Membaca ,(◠‿・)—☆
Sebelum Ryan sempat menjawab, Rindy segera membetulkan posisinya dan memegang lengan Ryan lebih erat lagi. Ia berbalik dan berkata, "Bu, kenapa Ibu datang ke sini? Bukankah aku sudah meminta ibu menungguku di kafe?" Ibu Rindy melotot ke arah Ryan. Jika tatapannya seperti anak panah, kepala Ryan pasti sudah berlubang. Jantung Rindy berdegup kencang saat ia melihat tatapan tajam ibunya yang tertuju pada Ryan. Ia bisa merasakan ketegangan yang meningkat di antara mereka. "Siapa pria itu?" tanya ibu Rindy dengan nada dingin. "Sebagai putri keluarga Snowfield, sangat tidak pantas bagimu untuk memegang tangan pria lain di tempat umum seperti ini! Lagipula, bukankah kau sudah berjanji padaku untuk tidak menjalin hubungan romantis dengan laki-laki mana pun?" Rindy merasakan kecemasan merayapi dirinya. Ia tahu betul konsekuensi dari tindakannya, tapi entah mengapa, ia tidak bisa melepaskan genggamannya pada lengan Ryan. Ibu Rindy melanjutkan dengan nada yang semakin dingin, "Keluarga Snow
Kalau orang lain yang berkata seperti itu, dia pasti sudah menamparnya. Namun, Ryan bukanlah orang lain. Ada sesuatu dalam nada suaranya, sebuah keyakinan yang membuat Rindy terdiam. Rindy mengangkat kepalanya dan melihat ekspresi penuh tekad dan menghibur di wajah Ryan. Matanya yang biasanya dingin kini dipenuhi kehangatan yang tak terduga. Tiba-tiba dia mengerti. Ryan sekarang sedang membantunya. Jantung Rindy berdegup kencang saat pemahaman itu merasuki pikirannya. J ika dia hamil, atau tidak lagi perawan, pria yang dijodohkan dengannya tidak akan pernah menerimanya. Pada saat itu, diskusi apa pun tentang perjodohan dan pernikahan ini tentu saja akan menjadi tidak relevan! Ini adalah satu-satunya cara untuk menghindari situasi tersebut. Namun, pertanyaan lain muncul dalam benaknya. Mengapa Ryan memilih untuk membantunya? Apakah dia sudah memikirkan konsekuensi dari tindakannya? Ini sama saja dengan menyinggung dua keluarga teratas di provinsi Riveria! Ryan, seola
Mata Ryan sedikit menyipit. Dia benci ketika seseorang berbicara kepadanya dengan nada yang begitu tinggi dan sombong. Apalagi membawa-bawa orang tuanya. Kenangan akan penghinaan yang dia terima lima tahun lalu kembali melintas di benaknya, memicu amarah yang selama ini dia pendam. "Kau seharusnya senang karena kau adalah ibu Rindy. Kalau tidak, kau pasti sudah menjadi mayat," ujar Ryan, suaranya tenang namun mengandung ancaman tersembunyi. Kata-katanya tidak mengandung niat membunuh, tetapi tetap saja membuat ibu Rindy merasa merinding. Tentu saja, dia tidak akan menganggap Ryan sebagai penyebab perasaan itu. Dia hanya merasa bahwa suhu di pusat perbelanjaan itu terlalu rendah. Ibu Rindy mendengus dan berkata, "Bocah, apakah kau mengancamku? Apakah kau tahu dengan siapa kau berbicara? Apakah kau tahu latar belakang Keluarga Snowfield yang sedang kau hadapi saat ini?" Ryan hanya menatapnya tanpa ekspresi, membuat ibu Rindy semakin kesal. "Kau mungkin belum pernah mendengar tent
Di luar Golden River Super Mall, Rindy akhirnya bereaksi dan dengan cepat melepaskan diri dari genggaman Ryan. Wajahnya merah padam, campuran antara malu dan kebingungan. Jika para pengusaha dan taipan bisnis di Kota Golden River melihat keadaannya saat ini, rahang mereka pasti akan ternganga. "Ryan..." Rindy berkata dengan suara pelan, nyaris berbisik. "Kamu tidak perlu melakukan hal seperti itu sama sekali..." Rindy menggigit bibir merahnya dan menatap Ryan dengan matanya yang cerah. Ketika dia menatapnya dengan saksama, dia tiba-tiba menyadari bahwa Ryan sebenarnya cukup tampan. Terutama perasaan yang ia rasakan saat ia berbicara dengan ibunya tadi. Jika dipikir-pikir lagi, jantungnya mulai berdetak cepat. Ryan melirik Rindy, ekspresinya tetap tenang meski ada kilatan geli di matanya. "Jangan terlalu memikirkannya," ujarnya santai. "Aku tidak melakukannya hanya untukmu." Rindy mengerutkan keningnya, agak bingung. Jika dia tidak bertindak karena dia, untuk siapa dia bertind
Jeremy menata pikirannya dan menjelaskan, "Tuan Ryan, kalau saya tidak salah, teman Anda itu seharusnya adalah CEO Snowfield Group, Rindy Snowfield, kan? Identitasnya sebagai keturunan Keluarga Snowfield bukanlah rahasia lagi." Ryan sedikit terkejut bahwa Jeremy tahu tentang identitas Rindy. Dia memang tahu Rindy adalah CEO Snowfield Group, tapi tidak menyangka hubungannya dengan Keluarga Snowfield begitu terkenal. "Tampaknya Keluarga Snowfield merupakan salah satu alasan utama mengapa Snowfield Group tumbuh begitu cepat selama beberapa tahun terakhir," Ryan berkomentar, nada suaranya tenang meski ada kilatan ketertarikan di matanya. Jeremy mengangguk. "Benar sekali, Tuan Ryan. Hanya penyebutan nama Keluarga Snowfield saja sudah cukup membuat perusahaan-perusahaan di Kota Golden River ketakutan." Dia berhenti sejenak, seolah mempertimbangkan kata-katanya dengan hati-hati. "Tuan Ryan, status Keluarga Snowfield sangat mengerikan. Saya tidak tahu detailnya secara pasti, tetapi saya
Perkataan Rindy jelas mengandung makna tersembunyi, yang membuat Ryan merasa agak tidak berdaya. Dia menyadari bahwa situasinya dengan kedua wanita ini—Rindy dan Adel—semakin rumit. Namun, Ryan harus mengakui bahwa kata-kata Rindy memang ada benarnya. Dia memang berpura-pura menjadi pacar keduanya, meski dengan alasan yang berbeda. Untungnya, ada perbedaan status yang besar antara keluarga mereka, jadi kecil kemungkinan penyamarannya akan terbongkar. Setidaknya untuk saat ini, pikirnya. Ryan tidak berencana untuk tinggal di rumah sakit lebih lama lagi. Dengan santai, dia berkata kepada Adel, "Aku sudah mengunjungi adikmu, jadi aku tidak akan ikut denganmu. Aku akan kembali ke apartemen saja." Dia berhenti sejenak, sebelum menambahkan dengan nada menggoda, "Adel sayang, ingatlah untuk kembali dan memasak untukku. Sudah lama sekali aku tidak memakan sup daging sapimu." Tepat saat dia hendak pergi, Adel memanggilnya. "Tunggu sebentar." Ryan menghentikan langkahnya dan berbalik d
Ryan dan Rindy memanggil taksi, tetapi mereka tidak langsung kembali ke apartemen Grand City. Rindy tidak memiliki baju ganti, jadi dia harus pergi ke mal untuk membelinya. Awalnya, Ryan berencana untuk membawanya ke Golden River Super Mall, tetapi Rindy bersikeras untuk tidak pergi ke sana. Dia malah meminta sopir taksi untuk mengantarnya ke sebuah department store bernama Moon Crest. Departement Store ini mungkin salah satu tempat yang sering dikunjungi Rindy setiap kali dia membeli pakaian. Ryan tidak suka berbelanja, dan dia juga tidak berniat untuk membantu Rindy membawakan tas belanjaannya Sebelum pergi, Ryan memberikan kartu debit dan nomor pin-nya kepada Rindy, menyuruhnya menggunakannya untuk berbelanja, membuatnya benar-benar menjadi seperti seorang sugar Daddy sungguhan. "Gunakan ini sesukamu," ujar Ryan santai. "Aku akan menunggu di luar." Ryan menemukan bangku dekat pintu dan duduk. Meskipun ada banyak uang di kartu itu, Ryan sama sekali tidak khawatir. Dari sudu
Pada saat ini, kedua praktisi bela diri dari Keluarga Hilton itu benar-benar takut. Mereka belum pernah melihat tatapan sedingin yang Ryan berikan. Hanya dengan tatapan mata saja, Ryan mampu mengikat mereka berdua, seolah-olah tatapan itu sendiri yang menentukan nasib mereka. Selly, yang berada di belakang mereka, merasakan ada yang tidak beres. Dengan nada frustrasi, dia berteriak, "Mengapa kalian tidak diam saja? Apakah kalian tidak mengerti kata-kataku? Cepat hajar dia!" Namun, satu-satunya tanggapan yang diterimanya hanyalah keheningan yang mencekam. Kedua praktisi bela diri dari Keluarga Hilton benar-benar dalam kesulitan. Tepat saat mereka hendak menjelaskan diri, mereka mendengar suara Ryan yang menusuk tulang. "Berlututlah!" perintah Ryan, suaranya tenang namun mengandung ancaman yang tak terbantahkan. Mereka menatap Ryan dengan ngeri, tidak percaya dengan apa yang mereka alami. Mereka tidak tahu sihir macam apa yang digunakan oleh kata-kata Ryan, tetapi mereka be
Begitu mendengar penolakan itu, tatapan Ryan langsung berubah dingin. Tanpa ragu dia melangkah maju dan menampar wajah Calvin Robert dengan keras.PLAK!Suara tamparan itu begitu nyaring hingga bergema di ruangan. Kekuatan Ryan yang dahsyat membuat Calvin Robert langsung memuntahkan darah segar."Aku adalah tetua Sekte Dawn Sword. Kau..." Calvin Robert mencoba protes dengan sisa-sisa keangkuhannya.PLAK!Ryan menamparnya lagi sebelum dia menyelesaikan kalimatnya. Kali ini beberapa gigi Calvin Robert copot, membuat mulutnya berdarah dan bengkak."Jangan bicara tentang Sekte Dawn Sword," Ryan mendesis berbahaya. "Bahkan jika ketua sektemu ada di sini, dia akan mengalami nasib yang sama seperti yang akan kamu alami jika dia menyentuh ibuku!"PLAK!Tamparan ketiga Ryan begitu keras hingga membuat wajah Calvin Robert berubah bentuk. Tubuhnya terpental enam hingga tujuh meter sebelum menabrak dinding dengan suara mengerikan.Calvin Robert nyaris pingsan setelah tiga tamparan itu. Kesada
Energi pedang yang terkumpul dari serangan Ryan sungguh mengerikan. Para tetua yang telah hidup ratusan tahun belum pernah melihat konsentrasi kekuatan seperti ini. Bahkan kuktivator ranah Nascent Soul tingkat empat mungkin tak mampu menandinginya."Bagaimana mungkin?" Calvin Robert menggumam tak percaya. "Bagaimana bocah dengan akar fana bisa memiliki kekuatan semengerikan ini?"Menghadapi aura pedang Ryan yang mendominasi, Tetua Zhu terpaksa menanggapi dengan serius. Kekuatan lawannya telah jauh melampaui ekspektasinya. Dengan gerakan cepat dia mengangkat pedangnya, berusaha memblokir serangan yang datang.DING!Suara benturan pelan terdengar saat qi pedang Ryan yang ganas bertabrakan dengan pedang Tetua Zhu.Namun alih-alih tertahan, serangan Ryan justru mematahkan pedang lawannya seperti ranting kering!Tubuh Tetua Zhu membeku. Matanya terbelalak tak percaya melihat senjata kesayangannya hancur berkeping-keping. Namun dia tak punya waktu untuk terkejut lebih lama.BUK!Kepala T
Mendengar syarat itu, pupil mata Eleanor Jorge mengecil. Dia menggertakkan gigi, menatap kedua kakaknya yang terluka parah, sebelum memutuskan untuk berlutut."Aku harap kamu akan menepati janjimu!"Senyum puas tersungging di bibir Calvin Robert melihat wanita angkuh itu akhirnya tunduk padanya. Inilah yang dia suka–mengendalikan nasib orang lain dengan kekuatannya. Di seluruh Nexopolis, siapa yang berani menentangnya?Namun sebelum lutut Eleanor Jorge menyentuh lantai, sesuatu tak terduga terjadi. Pintu yang telah disegel Calvin Robert mendadak hancur berkeping-keping dengan suara menggelegar yang mengguncang seluruh ruangan!Semua mata tertuju ke arah pintu yang kini dipenuhi kepulan debu. Saat debu mereda, mereka melihat seorang pemuda berpakaian kasual berdiri dengan tenang. Matanya merah menyala dipenuhi amarah yang siap meledak–Ryan telah tiba!Jackson Jorge dan Eleanor Jorge terbelalak tak percaya. Ryan datang di saat paling kritis! Tanpa kata-kata, Ryan mengulurkan tanga
Mendengar instruksi Calvin Robert, Tetua Zhu di samping ragu-ragu selama beberapa detik, tetapi kemudian tetap menyerang dengan tegas. Tekanan spiritual yang kuat langsung menyelimuti ruangan, membuat udara terasa berat dan mencekam.Waver Jorge dan Jackson Jorge saling bertukar pandang penuh arti sebelum menghunus pedang mereka secara bersamaan. Kilatan tekad terpancar dari mata keduanya–mereka tahu ini mungkin akan menjadi pertarungan terakhir mereka."Jackson, kau dan aku belum pernah bertarung berdampingan sebelumnya," Waver Jorge tersenyum tipis meski situasi genting. "Kali ini, kita akan mati dengan terhormat dan berjuang demi Keluarga Jorge!"Jackson Jorge mengangguk mantap. "Setidaknya, Keluarga Jorge tidak punya pengecut!"Tanpa ragu lagi, kedua pria itu melesat maju menghadapi serangan Tetua Zhu. Mereka bergerak bagai binatang buas yang terpojok–tidak ada lagi yang bisa ditahan. Pedang mereka berkilau dingin di bawah cahaya lampu, membawa tekanan yang tak kalah kuat.Tet
Di tengah amarahnya yang memuncak, ponselnya kembali berdering–kali ini dari Wendy."Ryan, aku menunggumu di Bandara Internasional Silverbrook bersama beberapa orang dari Guild Round Table," ujar Wendy cepat. "Aku tahu apa yang terjadi di Riverdale. Cepatlah ke sini, jet pribadi siap berangkat kapan saja!""Baiklah." Ryan menutup telepon dan bergegas kembali ke Rolls-Royce John Lux."Tuan Ryan, Anda ingin pergi ke mana?""Bandara Internasional Silverbrook... secepat mungkin!" Nada suara Ryan mengandung kilatan jahat yang tak tersembunyi.John Lux yang bisa merasakan kemarahan Ryan memilih diam, tak berani berkomentar apapun.**Sementara itu di ibu kota, matahari mulai terbenam mewarnai langit dengan semburat merah. Kediaman Keluarga Jorge yang biasanya ramai kini sunyi mencekam. Waver Jorge dan Jackson Jorge yang terluka duduk berhadapan di ruang tamu dengan tatapan penuh tekad. Hanya merek
"Muridku, kita telah mengambil semua harta karun Gunung Agios Oros. Formasi perlindungan spiritual kuno telah menghilang dan tempat ini akan hancur. Pergilah secepatnya! Soal teknik pedang, akan kuajarkan saat kita kembali ke ibu kota."Theodore Crypt menatap Ryan dengan ekspresi serius. "Aku tidak bisa mempertahankan wujud fisikku lebih lama. Aku akan kembali ke Kuburan Pedang. Saat persiapanmu selesai, panggil aku–aku akan mengajarimu teknik pedang terbaik yang kumiliki!"Setelah berkata demikian, Theodore Crypt dan kedua pedang menghilang ke dalam Kuburan Pedang. Batu giok naga jatuh ke tanah dengan dentingan pelan.Ryan segera memungut batu itu dan bergegas keluar. Dia masih terkagum dengan kekuatan barunya saat berlari menuruni gunung. Tak lama kemudian, dia bertemu Philip Bark dan beberapa Guardian Nexopolis yang menunggu dengan cemas."Tuan Ryan, apakah Anda sudah menyelesaikan kultivasi isolasi Anda?" tanya mereka sambi
Calvin Robert bangkit berdiri, matanya menatap tajam ke arah petir yang mengamuk di selatan. Bahkan dia yang begitu kuat pun merasa ngeri melihat skala bencana petir ini. "Tetua Zhu, Anda tahu betul Nexopolis," ujarnya serius. "Lihatlah peta dan tentukan di mana petir Ilahi itu berada. Kita harus menemukan orang ini. Jika kita membawanya kembali ke sekte, pemimpin sekte pasti akan memuji kita!" Tetua Zhu yang mengenakan jubah panjang segera mengeluarkan peta dan mengamatinya dengan seksama. "Tetua Calvin, jika aku tidak salah, petir Ilahi tu seharusnya berada di daerah Goldenbrook atau Silverbrook. Mengenai hal spesifik, kita masih perlu mengirim seseorang untuk memeriksanya." Mata Calvin Robert berkilat penuh ambisi. "Baiklah, naik pesawat dan pergi ke sana sekarang. Kamu harus menyelidiki dan mencari tahu semua tentang orang yang berhasil menerobos." "Jika kamu bertemu dengannya, cobalah untuk merekrutnya dengan cara apa pun! Apa pun yang dia inginkan, kami akan memuaskannya!
Theodore Crypt mengamati pemandangan di hadapannya dengan tatapan takjub. "Hmm? Rune kehidupannya bahkan dapat menyerap Petir Ilahi. Tidak hanya itu, dia tampaknya mampu mengendalikan petir..." Kombinasi naga darah yang ganas, rune kehidupan misterius, dan kegigihan Ryan yang tak kenal menyerah menciptakan pemandangan yang menakjubkan. Tindakan gila mereka bisa saja mengguncang dunia. Awalnya Theodore Crypt sangat mengkhawatirkan Ryan, namun melihat apa yang terjadi di hadapannya membuat matanya dipenuhi keterkejutan dan kekaguman. "Anak ini lebih menarik dari yang kukira," gumamnya sambil mengusap jenggot. "Jika dia benar-benar pergi ke Gunung Langit Biru, kurasa dia akan meneruskan Dao Jimat Spiritual milik orang itu." Matanya beralih pada naga darah yang mengamuk di langit. "Dan naga darah itu... Aura pembantaiannya sangat pekat. Ia tidak takut petir dan sangat ganas. Dao Pembantaian sangat cocok untuk anak ini." Theodore Crypt tersenyum puas. "Semua ini adalah kesempatan. Se
"Ayo pergi!" Calvin Robert melambaikan lengan bajunya dengan angkuh dan melangkah pergi. Amarah masih berkobar di matanya–tidak peduli apa pun, seseorang harus menanggung kemarahannya! Entah wanita keras kepala itu atau Keluarga Jorge. Kalau tidak, bagaimana dia bisa menunjukkan mukanya di Gunung Langit Biru jika orang-orang tahu seorang tetua sepertinya gagal menangani masalah sepele seperti ini? Para tetua yang tersisa hanya bisa saling pandang dan menggeleng tanpa daya. Calvin Robert adalah pemimpin kelompok mereka, tentu saja tidak ada yang berani menentang keputusannya. Bagi mereka, Keluarga Jorge telah menggali kuburan mereka sendiri. ** Sementara itu di atas batu Helios Soul, Ryan tengah berada di ambang terobosan besar. Setelah mencapai ranah Golden Core tingkat kesembilan, hanya tinggal selangkah lagi menuju ranah Nascent Soul! Berkali-kali dia mencoba dan gagal, namun Ryan tak pernah menyerah. Kekuatan kantong empedu ular telah sepenuhnya menyatu dengan dar