Terima Kasih Kak Yan atas dukungan Gem-nya (. ❛ ᴗ ❛.) Akumulasi Gem Bab Bonus: 20-10-2024 (sore): 2 Gem ini bab bonus terakhir hari ini. Jika ada yang mau tambah, tinggal tambah 3 Gem lagi, hehehehe Selamat Membaca (◠‿・)—☆
Mendengar ini, pupil mata Elliot hampir melebar karena terkejut saat dia menatap pemuda berjas Louis Vuitton di depannya. Sosok kurus dari beberapa tahun lalu tampak perlahan menutupi punggung pria muda ini. Semakin ia memandang, semakin familiar wajah itu terlihat. Tubuh Elliot bergetar hebat. Dia tidak tahu apakah dia harus marah atau terkejut. Lima tahun lalu, Paviliun Riverside... Dia tidak akan pernah melupakan malam itu. Malam ketika dia menyaksikan sendiri teman dekatnya, meninggal di hadapannya dengan kedua mata kepalanya sendiri. Malam ketika Keluarga Pendragon lenyap dalam semalam! Sejak malam itu, dia mendapatkan segalanya dari rencana dan skenario rumitnya. Dia telah menikmati kesenangan yang didapatnya karena memiliki kekuasaan dan uang. Namun, sering kali, dia terbangun tengah malam karena mimpi buruk! Dalam mimpi buruk itu, dia melihat ketiga anggota keluarga Pendragon membuka tangan mereka untuk menyeretnya ke bawah dan merenggut nyawanya! Elliot tidak percaya
Ryan turun menggunakan lift kembali ke lobi, pikirannya masih dipenuhi oleh pertemuannya dengan Elliot. Ia merasakan campuran kepuasan dan kekosongan yang aneh. Balas dendam memang terasa manis, tapi entah mengapa, ia merasa ada sesuatu yang hilang. Saat pintu lift terbuka, Ryan melangkah keluar dengan tenang. Resepsionis cantik di meja depan yang tadi menyambutnya tampak berbinar saat melihatnya. Ia segera menyapa Ryan dengan antusias, "Tuan, apakah Anda berhasil bertemu dengan Direktur Rain?" Ryan melambaikan dokumen di tangannya, senyum tipis tersungging di bibirnya. "Kontrakku sudah ditandatangani, jadi aku mungkin akan lebih sering datang ke sini di masa depan." Hati resepsionis itu bergetar mendengar jawaban Ryan. Dengan gembira ia menjawab, "Bagus sekali!" "Hm?" Ryan mengerutkan kening, sedikit bingung dengan reaksi berlebihan resepsionis itu. Saat itulah sang resepsionis menyadari bahwa ia telah kehilangan ketenangannya. Dengan malu-malu, ia menyentuh hidungnya dan ber
Ryan bergerak cepat hingga meninggalkan afterimages dan langsung menerjang ke arah Lindsay.Saat ia memeluk tubuh Lindsay, kakinya tiba-tiba mengerahkan kekuatan yang luar biasa, membuat keduanya terbang di udara!Dalam sekejap mata, mereka telah berada beberapa meter dari tempat semula, tepat saat puing-puing besar menghantam tanah.BOOM!Suara dentuman keras memekakkan telinga, mengguncang tanah di sekitar mereka. Ryan mendarat dengan mulus, masih menggendong Lindsay dalam pelukannya.Setelan Louis Vuitton-nya yang mahal kini kusut dan robek di beberapa bagian akibat benturan dan gesekan.Potongan besar puing itu menghantam tanah, menciptakan lubang besar tak jauh dari tempat mereka berdiri.Debu dan serpihan beterbangan di udara, membuat orang-orang di sekitar terbatuk-batuk dan panik.Kerumunan orang di sekitar mereka berteriak histeris, sebagian berlari menjauh, sebagian la
Sopir taksi itu melihat uang tiga ratus ribu Nex dan terkekeh. "Baiklah! Kita akan pergi ke mana pun yang kamu inginkan," ujarnya dengan mata berbinar. Tentu saja dia senang melakukannya. Lagipula, dia hanya butuh bahan bakar senilai 60 ribu Nex untuk perjalanan ini, yang berarti dia akan mendapat untung bersih sebesar 240 ribu Nex. Ryan mengangguk singkat, lalu menyandarkan tubuhnya ke kursi belakang taksi. Matanya menatap ke arah gedung Langdon melalui jendela mobil, yang masih tertutup asap tebal. Matanya menyipit, pikirannya melayang pada janji yang telah ia buat pada dirinya sendiri. "Ayah … ibu," gumamnya pelan, suaranya nyaris tak terdengar, "dalam tiga hari, aku ingin semua orang di Kota Golden River tahu bahwa Golden Dragon Group yang kalian bangun dari nol telah kembali!" ** Sementara itu, di Jalan Aurora, Lindsay sedang mengemudikan mobilnya dengan hati-hati. Dia telah mengikuti mobil yang dicurigainya hingga ke sebuah gedung terbengkalai di daerah yang sepi. Lin
Derrick mengerahkan kekuatan dan melemparkan Lindsay ke belakang. Mata Lindsay dipenuhi dengan keterkejutan. Dia tidak pernah menyangka bahwa Derrick adalah seorang praktisi bela diri kuno! Yang lebih penting, kekuatannya jauh melampaui dirinya! Bam! Suara keras menggema di ruangan itu saat tubuh Lindsay terbanting ke dinding. Wajahnya pucat pasi, rasa sakit menjalar ke seluruh tubuhnya. Dia meringis, berusaha bangkit namun kakinya terasa lemas. Bibir Derrick melengkung membentuk senyum jahat saat dia berjalan menuju Lindsay selangkah demi selangkah. "Yo, aku tidak menyangka kau sangat cantik," ujarnya dengan nada mencemooh. "Aku penasaran apa yang dilakukan gadis sepertimu di sini." Lindsay tahu bahwa dia dalam masalah besar. Dia seharusnya menunggu bala bantuan! Saat ini, dia tidak punya jalan keluar! Dengan tangan gemetar, dia mengeluarkan kartu pengenalnya dan berkata dengan dingin, berusaha menyembunyikan ketakutannya, "Aku sarankan kalian menyerah! Rekan-rekanku suda
Sudut mulut Ryan melengkung ke atas. Ia melangkah maju dan batang baja ringan yang menjadi pijakannya itu mendadak bengkok. Ryan lalu melompat turun dari atas. Hembusan angin kencang bertiup lewat, dan pakaiannya tampak berkibar di udara, hampir seperti dia mengenakan jubah hitam. Penampilannya ini bagaikan dewa kematian yang turun ke dunia fana! "Maafkan aku," ujar Ryan dengan nada dingin yang kontras dengan senyum tipisnya, "bukan saja aku memilih untuk datang ke sini, aku juga ingin membunuh kalian semua!" Membunuh semua orang? Derrick tertawa. Semua orang tertawa! Mereka tertawa sangat keras! Tahukah dia berapa banyak praktisi bela diri yang hadir di sini? Belum lagi, di gedung ini ada satu grandmaster bela diri! Seandainya ada beberapa grandmaster bela diri yang datang menyerang pun, belum tentu mereka bisa mengalahkan semua orang di sini! Salah satu pria itu menunjuk ke arah Ryan, yang sudah mendarat di tanah, dan mencibir, "Kau pikir kau siapa, bocah tengik?"
Seni bela diri Nexopolis terbagi menjadi beberapa ranah, yaitu ranah Master, ranah Greatmaster, dan ranah Grandmaster. Setiap Ranah tersebut juga dibagi lagi menjadi tiga tingkat, tingkat awal, tingkat tengah, dan tingkat puncak. Secara kebetulan, sebagai Greatmaster yang setengah langkah lagi menjadi Grandmaster, Derrick berada di tingkat lebih tinggi dari Ryan. Di kota Golden River, Derrick nyaris tak terkalahkan di bawah tingkat grandmaster! Karena itu, dia sama sekali tidak menganggap serius anak di depannya. Dengan senyum meremehkan, dia berkata, "Nak, aku tidak peduli siapa dirimu atau dari mana asalmu. Selama kau berlutut di hadapanku, aku akan—" Sebelum dia bisa menyelesaikan kalimatnya, dia menyadari bahwa Ryan sudah bergerak! "Kamu terlalu banyak bicara." Suara Ryan sedingin es, seperti bisikan dewa kematian. Ryan meninggalkan afterimages saat dia bergerak cepat. Bagaikan berteleportasi, ia muncul di depan Derrick dalam sekejap mata. Tanpa ragu, Ryan melayangkan
Ponsel itu adalah ponsel yang Ryan dapatkan dari orang Negara Darksteel di kantor Elliot. Ia yakin informasi di dalamnya pasti sangat berguna bagi Lindsay. Lindsay menangkap ponsel yang dilemparkan Ryan kepadanya, alisnya yang indah tanpa sadar berkerut. Sekilas ia dapat mengetahui bahwa telepon itu adalah ponsel khusus yang diproduksi di Negara Darksteel. 'Dari mana Ryan mendapatkannya?' Lindsay bertanya-tanya dalam hati. Namun, dia tidak memikirkan masalah itu lama-lama dan segera berjalan menuju pintu keluar. Dia harus segera melaporkan masalah ini ke kantor pusat. Bagaimanapun, skala masalah ini terlalu besar. Awalnya dia mengira masih ada beberapa anak buah Zeref Vouch yang berkeliaran di luar tetapi, ketika dia keluar, dia terkejut. "Ryan benar-benar mengalahkan semua orang ini sendirian?" Lindsay tanpa sadar menutup mulutnya, matanya melebar melihat pemandangan di hadapannya. Tiba-tiba, pupil matanya mengecil setelah melihat beberapa daun yang berlumuran darah. Bahk
Keesokan paginya, Ryan membuka mata setelah sesi kultivasi malamnya. Energi qi mengalir tenang dalam meridiannya saat ia menghembuskan napas panjang.Tangannya bergerak meraih ponsel, namun layarnya tetap gelap. Untuk menghindari pelacakan, Lancelot telah memblokir semua sinyal di area persembunyian mereka.Namun entah mengapa, Ryan merasakan firasat tidak enak sejak pagi. Indra keenamnya terus bergetar, seolah memperingatkan bahaya yang mengintai.'Ada yang tidak beres,' batinnya gelisah.Tanpa pikir panjang, ia bergegas menemui Lancelot. "Jika aku ingin menelepon, ke mana aku bisa pergi?""Ketua Guild, silakan ikuti saya."Lancelot membawa Ryan menyusuri lorong rahasia menuju sebuah ruangan khusus. Dinding-dinding baja tebal mengelilingi ruangan yang dipenuhi perangkat elektronik canggih itu.Di tengah ruangan, sebuah telepon terhubung ke beberapa komputer dengan konfigurasi yang
"Tuan Jackson," si pria kurus melanjutkan, "meski tindakan anak ini menggemparkan Provinsi Riveria, tapi dia akan mati di tangan Tang San dalam waktu kurang dari dua hari.""Ulang tahun ke-60 Tang San adalah lusa. Dia telah mengundang banyak praktisi bela diri dari Provinsi Riveria. Dan yang lebih penting..." ia menelan ludah sebelum melanjutkan, "Tang San telah mengeluarkan surat perintah hukuman mati untuk Ryan. Itu harus dilaksanakan sebelum ulang tahunnya yang ke-60!"Kilatan aneh melintas di mata Jackson Jorge. Ia bangkit dari kursinya dan berjalan ke jendela, memandang ke arah Kota Riverpolis di kejauhan."Meski dia anak haram Eleanor Jorge dengan orang lain," gumamnya pelan, "darah Keluarga Jorge masih mengalir dalam nadinya, meski hanya setetes.""Apakah Tuan ingin saya turun tangan?" tanya si pria kurus dengan nada terkejut.Jackson Jorge menggeleng mantap. "Tidak perlu bergerak. Dia hanyalah seekor semut kecil." Ia berbalik mena
"Putri saya dan ibunya sedang mengunjungi mertua saya sejak beberapa lalu," Herold menjawab hati-hati. "Jadi mereka masih belum kembali. Bahkan jika ingin segera pulang, butuh waktu...""Aku tidak peduli!" potong sang tetua murka. "Aku ingin melihat putrimu hari ini. Jika tidak..." Ia menggantung ancamannya, membiarkan imajinasi Herold melengkapi sisanya.Herold terdiam sejenak, otaknya berputar mencari jalan keluar. Tiba-tiba sebuah ide muncul."Tuan," ujarnya penuh perhitungan, "meski putriku berasal dari Keluarga Snowfield, dia adalah tunangan Oliver Quins. Bagaimana mungkin dia memiliki hubungan dengan Ryan?"Efek nama itu sungguh luar biasa. Pupil sang tetua mengecil seketika. Ia melambaikan lengan bajunya dengan sikap acuh. "Rupanya kau bagian dari kami. Baiklah, aku tak akan mengganggumu lagi. Tapi jika kau mendapat kabar tentang Ryan, segera beritahu kami!"Herold membungkuk dalam-dalam, mengantar rombongan itu keluar de
"Milikmu?" Adel terkesiap, matanya membulat tak percaya. Gedung Camelot adalah salah satu landmark Kota Riverpolis! Bangunannya seratus kali lebih megah dari kantor Golden Dragon Group. Bahkan dari luar tadi ia sudah bisa merasakan betapa pentingnya gedung ini."Bagaimana mungkin?" bisik Adel tak percaya. "Kau baru beberapa hari di kota ini..."Ryan tak menjawab, hanya menuntun Adel menuju lift khusus di sudut area parkir. Setelah pemindaian wajah dan iris mata, pintu lift terbuka dengan suara desisan pelan.Adel mengamati sistem keamanan canggih itu dengan kening berkerut. Bahkan gedung-gedung termewah yang pernah ia kunjungi tak memiliki teknologi secanggih ini. Jelas tempat ini bukan gedung biasa.'Ada apa sebenarnya?' batinnya penasaran. 'Rahasia apa lagi yang Ryan sembunyikan dariku?'Lift bergerak naik dalam keheningan. Dua puluh detik kemudian, pintu terbuka memperlihatkan ruangan luas yang membuat napas Adel tercekat.Ratusan orang berbaris rapi dalam formasi yang sempurn
Di Kota Riverpolis, tepatnya di Villa Pendragon, Ryan sedang berkultivasi dalam kamarnya. Tiba-tiba, ponselnya berdering, memecah konsentrasi Ryan."Halo?""Tuan Ryan, sesuatu yang gawat telah terjadi!" suara panik Agravain terdengar dari seberang. "Tang San telah mengetahui bahwa Anda adalah Hunter!""Dia mengerahkan semua orang untuk mencari Anda. Jika dia menemukan Anda, Tuan Ryan, nyawa Anda dalam bahaya!""Tuan Ryan, segeralah pergi sebelum mereka menemukan Anda!"Nada Agravain dipenuhi kecemasan yang nyata. Dia benar-benar mengkhawatirkan keselamatan Ryan."Oke, aku mengerti," jawab Ryan tenang.Di seberang telepon, Agravain tertegun sebelum berseru, "Tuan, ini bukan permainan anak-anak! Sebentar lagi, seluruh praktisi Asosiasi Seni Bela Diri Provinsi Riveria akan menyerbu vila Anda!"Ryan mengabaikan kepanikan itu dan justru bertanya santai, "Aku penasaran bagaimana Tang San bisa menemukanku.""Baru saja seorang wanita bernama Selly Hilton datang. Entah bagaimana dia punya bany
Tang San masih dipenuhi amarah. Ia menekan kedua tangannya ke meja konferensi."Aku sangat menyadari hal itu! Tapi jika kalian tak bisa menemukan Hunter, setidaknya cari tahu identitas kekuatan sialan yang menghalangi kita!"Sang tetua hanya bisa terdiam canggung.Tepat saat itu, seorang staf mengetuk pintu aula dengan tergesa."Masuk!" perintah Tang San dengan suara berat.Ia menatap tajam staf yang tampak panik itu. "Ada apa? Kau tidak tahu kami sedang rapat?!"Wajah staf itu memucat. Terakhir kali seseorang melaporkan berita buruk pada Tang San, orang itu berakhir mati. Ia tak ingin mengalami nasib serupa."Presiden Tang, ada seorang gadis di luar yang mengaku tahu identitas orang di foto itu."Mata Tang San menyipit. Ia mencengkeram kerah staf itu penuh semangat. "Benarkah? Cepat bawa dia masuk!""Ba-baik, Tuan!"Tak lama kemudian, seorang wanita muda melangkah masuk. Tang San sed
"Itu tidak mungkin benar, kan..." Zurich bergumam tidak percaya.Dengan tangan gemetar ia mengambil ponsel dari lantai dan menekan tombol jawab. "Ayah..."Suaranya nyaris tak terdengar."Zurich Loot!" suara menggelegar terdengar dari seberang. "Siapa yang kau sakiti?! Keluarga Loot sekarang dipenuhi mayat! Dasar binatang buas! Kau–"Panggilan terputus mendadak.Zurich merasa seolah terjun ke jurang tak berdasar. Sebuah panggilan singkat telah menentukan nasib seluruh keluarganya!Dia bahkan tak berani menatap pemuda di hadapannya. Iblis macam apa orang ini?Dengan panik ia bersujud di hadapan Ryan. "Tuan... saya, saya... saya salah! Tolong lepaskan saya. Saya bersedia..."Satu-satunya yang ia inginkan sekarang adalah tetap hidup! Selama masih bernapas, masih ada harapan!"Kau seharusnya tidak memprovokasku," ujar Ryan dingin. "Dan kau seharusnya tidak mencoba menyentuh paca
"Bajingan, kau memaksaku menggunakan kekerasan!" geram Zurich Loot murka. "Jalang, jangan sok jual mahal. Kau pikir kau siapa? Ini bukan Kota Golden River!""Tapi aku suka semangatmu. Hari ini, kau akan menjadi salah satu koleksiku!"Zurich melepas jasnya dan mendekati Adel dengan langkah mengancam. Dia melirik ke arah dua pengawalnya. "Kalian keluar dan jaga pintu. Jangan masuk apapun yang kalian dengar. Aku tidak ingin diganggu saat bersenang-senang!""Baik, Tuan Muda!"Kedua pengawal itu saling pandang sebelum melangkah keluar ruangan.Zurich menjilat bibirnya, menatap Adel penuh nafsu. Hasrat primitif mengalir deras di sekujur tubuhnya saat ia bersiap menerkam mangsanya.BOOM!Pintu kantor mendadak terbuka dengan keras!"Brengsek!"Zurich meraung murka. "Bukankah sudah kubilang jangan ganggu aku?!"Namun Zurich langsung terdiam saat menoleh dan mendapati kedua pengawalnya tergelet
"Ada apa, Adel Sayang?"Helaan napas lega terdengar dari seberang. "Ryan, kau di mana sekarang? Bisakah datang ke Gedung Trading Tower? Golden Dragon Group menghadapi masalah kecil...""Rindy tidak bersamamu?" Ryan mengerutkan kening. Dengan kemampuan Rindy, seharusnya ia bisa menangani banyak hal."Rindy kembali ke kediaman Keluarga Snowfield untuk menyelesaikan beberapa urusan," jawab Adel. "Ponselnya tidak aktif.""CEO Jeremy baru saja berangkat dan masih di pesawat, jadi tidak bisa dihubungi untuk sementara. Sudahlah, jangan banyak tanya. Cepat datang ya? Aku di lantai 15 Gedung Trading Tower.""Baiklah, tunggu aku di sana."Ryan menutup telepon dan meminta Derick mengarahkan mobil ke sana. Ia ingat Adel memang telah menyewa seluruh lantai Gedung Trading Tower beberapa hari lalu sebagai kantor cabang Golden Dragon Group di Kota Riverpolis. Nantinya, mereka akan membangun gedung sendiri di kota ini.Selama masa transisi ini, Adel bertanggung jawab penuh atas operasional perusaha