Tubuh Zoya terhempas ke lantai dengan kasar. Terdengar bunyi benturan keras antara tubuhnya dengan lemari yang ditabrak punggungnya. Wantia itu meringis sakit merasakan efek benturan itu. “Sudah kukatakan jika kamu harus memberitahuku ke manapun kamu pergi. Kenapa kamu tidak bisa melakukannya, Zoya?” Tatapan Zoya tertuju pada seorang pria yang berdiri menjulang di hadapannyal. Pria tampan yang sudah menjerat Zoya dalam ketampanan yang memabukkan membuat wanita itu terjebak pada pusaran siksaan yang disembunyikan dengan baik di balik wajah tampan Czar Petrov. Tubuh Zoya menggigil ketakutan. Karena ini bukanlah pertama kalinya suaminya mengamuk. Dia sering memperlakukan Zoya dengan sangat kejam. Mirisnya tidak ada yang percaya jika Czar mampu melakukan hal yang kejam pada Zoya karena pria itu mampu menyihir semua orang hanya karena memiliki wajah tampan yang dikagumi banyak orang. “Maafkan aku, Czar. Aku bukannya lupa memberitahumu, tapi batrei ponselku habis. Aku benar-benar minta m
“Tidak perlu, Karl. Liev juga punya urusan. Kamu tenang saja. Ada Aleksey yang mengantarkanku.” Evelina berusaha meyakinkan Karl agar tidak terlalu mengkhawatirkan dirinya.“Baiklah. Aku akan membiarkan Aleksey mengantarkanmu. Tapi dengan satu syarat. Kamu jangan melepaskan jam yang sudah diberikan oleh Liev. Ingat di dalam jam itu ada alat pelacak sehingga baik aku ataupun Liev bisa melihat keberadaanmu.”Tatapan Evelina tertuju pada jam berwarna hitam dan putih yang melingkar di pergelangan tangannya. Liev memberikan jam itu setelah tahu bahaya yang mengancam sang adik.“Baiklah. Aku tidak akan melepaskannya. Tenang saja.”Karl menganggukkan kepalanya dengan puas. Lalu tatapannya tertuju pada Aleskey. “Baguslah. Dan untukmu, Gendut. Kamu harus menjaga Evelina dengan baik. Jangan biarkan orang lain membawanya. Jika terjadi hal buruk kamu harus segera menghubungiku. kamu mengerti?” Aleksey dengan ketakutan langsung menganggukkan kepalanya. “Ya, aku mengerti.”“Sudah, jangan menakuti
Langkah Pavel terhenti tepat di hadapan Karl yang masih duduk di atas motornya. Laki-laki itu mengamati Karl dari atas kepala sampai bawah kaki. Seakan sedang menilai Karl. “Jadi kamu yang bernama Karl?” tanya laki-laki dengan rambut ikal berwarna hitam.“Ya, aku adalah Karl. Kudengar dari Ravil kamu menantangku balapan.”Pavel menganggukkan kepalanya. “Ya, aku menantangmu balapan.”“Apa yang akan kudapatkan jika aku bisa memenangkan balapan ini? Jika tawarannya tidak menggiurkan aku tidak mau.” Tantang Karl.“Jika kamu menang, kamu bisa memiliki motorku. Motorku adalah….”Karl memotong ucapan Pavel. “BMW S1000RR HP4.” Karena menyukai motor sehingga Karl tahu segala jenis motor dalam sekali lihat. Termasuk motor yang dibawa oleh Pavel.“Kamu pasti bercanda, Karl. BMW S1000RR HP4 adalah motor mahal sekaligus cepat. Bahkan jauh lebih baik dari motor yang kamu pakai sekarang.” Ucap Ravil tidak percaya.Karl tersenyum sinis. “Tidak penting jenis kendarannya yang dipakai, Ravil. Yang mene
Meskipun selisih sedikit, tapi akhirnya Karl berhasil mencapai garis finish lebih dahulu dibandingkan Pavel. Seketika orang-orang yang menudukung Karl bersorak senang. Karl menghentikan motornya beberapa meter dari garis finish. Laki-laki itu melepaskan helm sehingga semu orang memberikan selamat.“Kamu benar-benar hebat, Bro.” Ravil menghampiri Karl dan memberikan pelukan ala sahabat. “Kamu bahkan bisa mengalahkan motor tercepat hanya dengan menggunakan motormu.”“Jadi kamu mengatakan motorku sangat jelek?” Karl menatap tajam sahabatnya itu.Ravil meringis tanpa dosa. “Sebagai sahabatmu yang paling jujur harus kukatakan motor BMW S1000RR HP4 jauh lebih baik dibandingkan motormu.”Karl memukul kepala sahabatnya. “Sialan.”Alih-alih kesakitan Ravil justru tertawa. “Tapi kamu benar, Karl.” Ravil berdehem untuk membuat suaranya terdengar bass seperti Karl. “Tidak penting jenis kendarannya yang dipakai, Ravil. Yang menentukan adalah kemampuan seseorang membawakan motor itu.”Karl hanya bi
Setelah meminum obat yang sudah dibelikan oleh Liev, Zoya hendak berbaring kembali. Namun Liev menghentikan wanita itu. Membuat Zoya menatap laki-laki itu dengan tatapan bingung.“Kenapa aku tidak boleh berbaring? Kepalaku masih terasa sakit.” Ucap Zoya menyentuh kepalanya yang sakit.“Bajumu basah karena keringat, Mrs. Pegova. Kamu bisa panas lagi jika tidur dengan menggunakan baju yang basah. Sebaiknya kamu mengganti bajumu lebih dahulu. Biarkan aku menggantikan spreinya.”“Tapi….”Liev memicingkan matanya mendengar Zoya hendak melayangkan protes. “Apakah kamu ingin aku yang menggantikan bajumu, Mrs. Pegova?”Seketika Zoya melotot kaget mendengar ucapan Liev. Segera dia mengambil bantal dan melemparkannya ke arah laki-laki itu. “Dasar Mesum. Aku cuma mau bertanya apakah kamu sudah pernah mengganti sprei sendiri?” Zoya ingat jika Liev berasal dari keluarga yang kaya. Jadi dia berpikir jika Liev adalah anak manja yang tidak melakukan pekerjaan rumah seperti mengganti sprei.Liev yang
“BAGAIMANA HAL ITU BISA TERJADI?!!!!!” Liev yang sedang mengendarai mobilnya harus melepaskan wireless earbuds yang dioasang di telinganya saat sang ayah berteriak. Bagaimana Leon tidak marah ketika salah satu anaknya dengan mudahnya diculik. Padahal dia sudah menyuruh Liev dan Karl untuk menjaga Evelina. Tapi pada akhirnya putrinya berhasil diculik. Liev memasang kembali wireless earbuds di telinganya. “Maafkan aku, Dad. Ini salahku tidak bisa menjaga Evelina dengan baik. Tadi aku ada urusan. Karena itu aku tidak bisa menjaga Evelina. Tapi aku sudah sudah menyuruh Karl untuk menjaganya. Aleksey mengatakan jika Karl juga memiliki urusan sehingga dia pergi. Dan sampai sekarang Karl tidak bisa dihubungi. Aku juga sudah mencoba menghubunginya, tapi juga tidak diangkat.” “Tidak bisa dihubungi? Apakah hal buruk juga terjadi pada Karl?” curiga Leon. “Aku tidak tahu, Dad. Aku akan mencari tahu setelah menemukan Evelina. Karena aku sudah memasang alat pelacak di jam tangan yang dipakai o
Liev menghentikan mobilnya saat mendekati lokasi di mana Evelina disekap. Dia sengaja memarkirkan mobilnya di tempat yang tidak terlihat dari jalanan. Dia mematikan mesin mobil dan bergegas keluar. Setelah keluar dari mobil, Liev melihat sekelilingnya. Dia mencari tepatnya di mana lokasi Evelina berada. Laki-laki itu melangkah menyusuri pepohonan. Karena langit sudah gelap sehingga tidak ada penerangan di sekitarnya sehingga Liev harus berhati-hati melangkah.Tiba-tiba terdengar suara mobil melintas di jalan. Liev berhenti melangkah dan menyembunyikan dirinya di balik pohon besar. Dia mengamati mobil itu berjalan melambat menuju sebuah rumah kayu yang tidak jauh dari Liev. Laki-laki itu bisa melihat mobil itu berhenti di depan rumah kayu itu. Lalu ada dua orang pria berjalan menghampiri mobil yang terparkir itu. Karena sudah malam dan penerangan di rumah itu tidak terang sehingga Liev tidak bisa melihat jelas siapa mereka. Lalu seseorang turun dari mobil. Jika melihat postur tubuh pri
Dengan tekad untuk menyelamatkan adiknya, Liev menggunakan kakinya untuk menendang tangan pria yang membawa pistol. Meskipun berhasil menghindarkan tembakan itu mengenai kepalanya, tapi peluru itu tetap mengenai lengan Liev. Membuat pria itu mengerang merasakan sakit sekaligus panas menyerang lengannya. Pria yang menembak Liev tersenyum sinis. “Dasar keras kepala. Sekarang aku benar-benar akan mengakhiri nyawamu.”Pria itu kembali mengarahkan pistol itu ke arah Liev. Bibirnya menyunggingkan senyuman puas karena sebentar lagi dia akan melenyapkan pegganggu. Jari telunjuk pria itu menarik pelatuknya. Hingga suara tembakan kembali terdengar. Namun bukan Liev yang meregang nyawa, melainkan pria yang memegang pistol. Dahi pria itu berlubang dan mengeluarkan darah. Kemudian tubuhnya terjatuh ke tanah. Pria yang lain menoleh untuk melihat siapa yang sudah menyerang temannya. Saat itulah dia bisa melihat Leon mengarahkan pistol ke arahnya. Di belakang pria itu ada Natasha, Ivan dan juga ora