Leon meletakkan gelas wiski dengan keras di atas meja. Wajah tampan pria itu tampak sangat kesal. Setelah enam tahun berlalu, Leon banyak sekali berubah. Pria yang dulunya lebih menyukai pakaian kasual, sekarang dia jauh lebih sering mengenakan setelan berkualitas terbaik. Dulunya Leon tidak mempedulikan tatanan rambutnya. Berbeda dengan Leon sekarang yang selalu menyisir ke belakang dengan sangat rapi. Bahkan status Leon sudah berbeda. Dia tidak lagi putra dari pemimpin mafia Zeno. Tapi dia sekarang adalah pemimpin mafia Zeno.
Sejak Natasha meninggalkannya, Leon meminta sang ayah untuk mengajari dirinya menjadi seperti ayahnya. Dengan perjuangan yang keras, Leon bisa mempelajari segalanya dan berhasil menjadi orang paling berkuasa di Moscow. Tapi tetap saja menjadi pemimpin mafia Zeno tidak bisa membuat Leon berbuat seenaknya sendiri.
Triplet mau terbang ke Moscow nih. Hmm... apakah Karl berhasil membawa dua saudaranya bertemu ayah mereka? Tunggu kelanjutan ceritanya ya...
Langkah kaki Natasha menginjak bandara Internasional Sheremetyevo setelah melakukan perjalanan selama hampir empat jam. Ini pertama kalinya sejak enam tahun yang lalu ketika Natasha meninggalkan negara ini. Tidak banyak yang berubah. Tapi rasa gugup Natasha tidak berubah. Terutama menyangkut Leon Matvey. “Ada apa, Natasha? Mengapa kau terlihat begitu gugup? Apa kau takut kembali kemari?” tanya Lucien berdiri di samping Natasha mengamati wanita itu. Natasha menggelengkan kepalanya. “Tidak ada apa. Aku sama sekali tidak gugup. Sebaiknya kau tidak perlu memperhatikan aku seperti itu, Monsieur Godard. Aku tidak ingin kita terlalu akrab.” Lucien menyentuh bahu Natasha. “Aku hanya mengkhawatirkanmu, Natasha.”
Leon berlari memasuki rumahnya. Saat mendengar kepala pelayan Stalin mengatakan ada tiga anak kembar dengan salah satunya mirip dengan Leon, membuat pria itu tidak mempedulikan apapun lagi dan segera pulang. Dia bahkan meminta Ivan untuk membatalkan pertemuan pentingnya dengan Lucien Godard. “Di mana mereka?” tanya Leon saat menghampiri pria paruh baya yang berdiri menunggunya. “Mereka kelaparan. Jadi saya mengantarkan mereka ke meja makan untuk makan siang.” Kepala pelayan Stalin menunjuk ke lorong yang menghubungkan dengan ruang makan. Segera Leon berlari menyusuri lorong itu. Langkahnya berhenti sampai di ujung lorong. Tatapannya tertuju pada tiga anak kecil berusia lima tahunan tengah bersemangat menikmati makanan mereka. Mendengar langkah kaki Leon, ketiga anak it
“Tidak apa-apa, Mr. Zakharov. Kita bisa bertemu lain kali.” Ucap Lucien setelah Ivan menjelaskan jika Leon tidak bisa bertemu dengannya. “Karena merasa tidak enak, Mr. Matvey mengundang anda dalam pesta yang akan diadakan dua hari lagi.” “Pesta?” Lucien terkejut dirinya mendapatkan undangan dari pria paling berkuasa di Rusia. “Benar. Dua hari lagi adalah ulang tahun Tuan besar Matvey. Karena itu Tuan muda mengadakan pesta. Kami akan mengirimkan undangannya pada anda.” “Apakah aku boleh mengundang seorang teman?” tatapan Lucien beralih pada Natasha yang duduk di kursi tak jauh darinya. “Tentu saja boleh. Kami akan menyambut anda dan juga tema
Natasha menyelimuti tubuh triplet yang sudah rapi mengenakan piyama garis-garis berbeda warna. Liev berwarna merah, sedangkan Evelina berwarna pink dan Karl berwarna hijau. “Apa kalian sangat menikmati hari ini?” tanya Natasha. Liev menganggukkan kepalanya. “Sangat menikmatinya, Mom. Terutama saat kami bermain air.” Evelina menyenggol bahu saudaranya untuk memperingatkaan Liev agar tidak melanjutkan ucapannya. Sedangkan Natasha memicingkan matanya menatap curiga ke arah anak-anaknya. “Bermain air?” tanya Natasha memastikan. “Maksud Liev saat kamu bermain air di bath up, Mom. Kami bermain jadi bajak laut.” Jelas Karl mencari alasan lain sebelum ibu
“Jika kalian memakannya dalam jumlah banyak, kalian bisa membuat otak kalian membeku.” Jelas Leon saat membawa anak-anak ke sebuah restoran di mana banyak pilihan es krim yang sangat disukai oleh mereka. Liev suka es krim dengan campuran pisang dan coklat. Sedangkan es krim favorit Evelina adalah stroberi. Dan Karl memilih es krim coklat dengan campuran kacang sama seperti ayah mereka. “Otak bisa membeku?” tanya Liev heran. “Tentu saja. Apa kalian mau mencobanya bersama?” Triplet menganggukkan kepalanya penuh semangat. Leon menyendokkan es krim dalam jumlah banyak. Dia melihat anak-anak mengikuti mereka. Kemudian dia memakan es krim itu. Seketika dia memejamkan matanya saat merasakan dingin menyebar dari mulut sampai ke otak mereka. Perasaan itu membuat anak-anak berse
“Wow! Mom cantik sekali.” Puji Evelina melihat ibunya dalam balutan gaun merah. Gaun itu sangat sederhana. Berpotongan sebatas lutut dengan ikat pinggang berpita yang melilit di perut langsingnya. Gaun itu tidak memiliki kengan. Hanya ada sweethear neckline yang bergelombang melintasi bahu sang ibu. “Terimakasih, Sayangku. Untung saja Bibi Iris memasukkan gaunnya ini di dalam tas. Kalau tidak, Mom tidak tahu harus mengenakan apa.” “Apapun yang Mom kenakan selalu terlihat cantik.” Celetuk Liev. Bibir Natasha tersenyum mendengar ucapan putra sulungnya. “Kau benar-benar mirip dengan ayahmu. Dia selalu berkata manis seperti itu.” “Dad selalu ber
“Kau baru saja datang sudah ingin pergi begitu saja, Moy lev?” Seketika tubuh Natasha membeku mendengar suara yang selalu merasuki mimpinya. Suara yang begitu dirindukannya. Wanita itu berbalik dan menahan dirinya untuk tidak tercekat melihat penampilan Leon yang sangat menawan. Rambut Leon yang tersisir rapi lengkap dengan tuxedo hitam yang membalut tubuh atletisnya. Leon banyak berubah dari yang dulu. Pria itu jauh lebih dewasa. Tapi satu hal yang membuat tubuh Natasha bergetar. Wajah Leon yang semakin mirip dengan Liev membuat jantungnya berdegup kencang. Menunjukkan jika Leon memang ayah dari triplet. Lalu tiba-tiba Natasha baru menyadari sesuatu. Lucien sudah pernah melihat triplet. Dan dia takut Lucien akan menyadari kemiripan Leon dengan Liev. “Aku tidak t
Lucien mengamati Natasha yang duduk di sampingnya. Sejak meninggalkan pesta beberapa saat yang lalu, wanita itu tidak mengatakan apapun. Dia lebih memilih diam. Bahkan ketika Lucien mengajaknya bicara, Natasha hanya akan menjawabnya dengan singkat. Mobil yang dikendarai oleh Lucien sampai di hotel tempatnya menginap. Setelah memarkirkan mobilnya, pria itu mematikan kuda besinya itu. “Monsiour Godard, maafkan aku untuk malam ini. Aku tidak bisa menemanimu menemui Mr. Matvey.” Sesal Natasha setelah melepaskan sabuk pengamannya. “Tidak masalah, Natasha. Apa kau baik-baik saja?” Wanita itu menganggukkan kepalanya. “ Ya, aku baik-baik saja.” “Jan