Home / Romansa / Pembalasan Sang Pewaris / 44. Fakta Dibalik Elektra Keguguran

Share

44. Fakta Dibalik Elektra Keguguran

Author: DIHNU
last update Last Updated: 2023-08-31 23:10:11
Elektra baru saja tiba di airport Leonardo da Vinci.

Beberapa pengawal pribadi menyambutnya. Bukan pengawal, anggota Ankara tapi benar-benar pengawal yang direkrut langsung olehnya. “Apa Ayah tahu kedatanganku Magno?” tanya Elektra.

“Tidak. Jason lebih dulu kembali karena permintaan dari Tuan Ankara. Sepertinya ada hal penting yang akan mereka bicarakan.”

“Ya sudah. Kita kembali ke mansion, saja. Aku ingin istirahat tanpa mendapatkan gangguan,” seru Elektra sambil masuk ke dalam mobil.

Jason memang terlihat buru-buru saat dia meninggalkan pria itu untuk menemui Regan di rumah sakit.

“Apa terjadi sesuatu di markas?”

“Tidak!”

“Perusahaan?”

“Tidak juga Nona.”

“Terus kenapa Jason—“

Elektra jelas penasaran dengan tingkah Jason. Namun dia tidak bisa menanyakan secara langsung apa yang terjadi.

“Sepertinya sesuatu yang lain. Mungkin Nona bisa menanyakan langsung pada Tuan Jason,” ucap Magno.

Helaan napas kasar terdengar. Keadaan mansion tampak sepi, tidak terlalu banyak pengawal y
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Pembalasan Sang Pewaris   45. Aku Tidak Bisa Membunuhnya

    Elektra tidak masuk ke kamar, dia keluar mansion. Magno yang masih berada di halaman melihat Elektra yang baru saja keluar.“Nona—“Satu pukulan yang didapatkan Magno dari Elektra bahkan pria itu tidak tahu alasan sang nona memukulnya.“Kau tahu jika Ayah dan Jason terlibat dalam kecelakaanku?” tanya Elektra penuh emosi. Kekecewaan serta kemarahan Magno lihat di netra Elektra bahkan todongan senjata kini berada tepat di kepala pria yang telah dipercayanya.Beberapa anak buah Ankara yang berada di sana tidak berani ikut campur, apalagi melihat Elektra yang menodongkan pintol pada Magno.“Maaf!”“Maaf? Kau baru minta maaf sekarang setelah aku tahu kebenarannya, Magno?” Suara Elektra meninggi. “Kenapa? Apa kau bosan bekerja denganku? Jika iya, kembali ke mereka saja!” Elektra menurunkan senjata dan mengeser Magno yang menghalangi jalannya.Magno berbalik, dia menarik pegelangan tangan Elektra. “Tidak. Aku masih ingin bekerja padamu.”“Lalu, kenapa kau menyembunyikan fakta yang paling aku

    Last Updated : 2023-09-01
  • Pembalasan Sang Pewaris   46. Balapan Motor

    Elektra dan Magno sudah tiba di arena balap motor. Mereka pergi menuju ke tempat tersebut dengan menggunakan motor milik Magno. Keduanya berada di sana bersama dengan beberapa orang lainnya, yang juga hendak melakukan balap motor bersama mereka.“Apakah mereka semuanya adalah teman-temanmu?” tanya Elektra berbisik di telinga Magno, ketika dirinya melihat sekumpulan lelaki di sana.“Tidak, tidak semuanya. Hanya pria berjaket cokelat saja yang merupakan temanku,” ungkap pria itu.“Oh … oke.”“Ayo ikut denganku, supaya aku bisa mengenalkanmu padanya,” ajak Magno.Elektra pun mengikuti asistennya, yang sudah berjalan terlebih dahulu mendekati temannya itu.“Hi, Alex!” sapa asisten Elektra itu, saat temannya sedang berbincang dengan para pembalap lainnya.“Hi, Magno!” balas pria berambut cokelat itu. “Kau sudah tiba kembali di Italia?” tanyanya saat melihat keberadaan Magno di arena balap.“Ya, aku baru saja tiba di Italia pagi tadi,” terangnya.“Senang bisa bertemu denganmu kembali,” ujar

    Last Updated : 2023-09-01
  • Pembalasan Sang Pewaris   47. Lagipula Kau Pernah Melakukannya

    Setelah mereka tiba di rumah sakit, Magno hendak menghubungi Ankara untuk mengabarkan padanya bahwa wanita itu baru saja mengalami kecelakaan, saat tengah melakukan balap motor dengannya.Pria itu kini sedang menempelkan benda pipih berbentuk persegi panjang di telinganya, menunggu hingga Ankara menerima panggilan telepon darinya.Ankara yang pada saat itu sedang terlelap tidur pun terbangun saat mendengar suara dering ponselnya. Pria itu segera meraih telepon genggamnya yang berada di atas nakas, untuk menerima panggilan telepon tersebut."Halo, ada apa kau meneleponku malam-malam begini, Magno? Apakah ada hal yang sangat penting yang hendak kau sampaikan padaku, sehingga membuatmu menghubungiku di waktu istirahat seperti ini?" tanya Ankara merasa kesal karena waktu istirahatnya terganggu."Maaf, Tuan, jika saya sudah lancang menghubungi Tuan pada saat tengah malam seperti ini," ujar Magno merasa tak enak hati pada Ankara."Cepat katakan, apa yang hendak kau sampaikan padaku, sebelum

    Last Updated : 2023-09-02
  • Pembalasan Sang Pewaris   48. Apa Yang Akan Kau Lakukan Sekarang?

    Magno mengikuti langkah kaki Elektra yang baru saja kembali dari rumah sakit. Dia tidak berani bertanya apapun apalagi mood wanita itu sedang buruk. Elektra melangkah sedikit pincang, serta tangan tengah kiri di perban.Deringan ponsel Magno terdengar, itu bukan dari nomor yang biasa dipakai melainkan di nomor pribadi, membuatnya mengecek siapa yang menghubunginya di nomor pribadi.“Matikan saja ponselmu, jangan mengangkatnya. Aku tahu Ayah pasti akan menghubungi ke nomor pribadimu,” ucap Elektra sambil duduk.“T-tapi—” Belum selesai Magno berkata, Elektra menatap ke arahnya.“Tuan Ankara pasti–”“Kau bekerja untukku Magno bukan untuk Ayah jadi kau harus ikuti perintahku bukan perintahnya. Jika kau menuruti apa yang dikatakan Ayah, pergi saja pada Ayah kembali menjadi anggota organisasi.”Magno hanya terdiam dia tidak berani menjawab perkataan dari Elektra apa yang dikatakan oleh Elektra memang benar jika dia bekerja untuk Elektra bukan untuk Ankara tetapi dia tahu jika Ankara pasti s

    Last Updated : 2023-09-02
  • Pembalasan Sang Pewaris   49. Wanita dengan Lukanya

    Magno terdiam mendengar apa yang baru saja dikatakan Elektra dia pun benar-benar terkejut mendengar apa yang dikatakan oleh wanita di hadapannya itu.Memang dunia yang mereka pijaki berbeda dengan masyarakat biasa. Bahkan kadang tidak bisa dimengerti oleh orang lain. Namun, disatu sisi ada benar juga tapi di sisi lain, Elektra yang terkhianati. Ayah yang harus melindungi, memilih untuk membunuh bayi putrinya sendiri demi kepentingannya.Elektra terkekeh sesaat saat melihat raut wajah Magno yang sudah bisa dipastikan asistennya itu pasti setuju mengenai hidupnya yang cukup tragis.“Jangan pasang wajah seperti itu, No. Aku tidak ingin kau kasian dengan hidupku ini. Hahaha … benar-benar lucu.” Elektra tertawa, sedang Magno hanya menganggukan kepala.“Bisakah kau mengambilkan bir? Aku benar-benar sangat ingin minum saat ini sekarang.” Elektra memerintahkan Magno untuk mengambil minuman alkohol di kulkas dia benar-benar ingin mabuk.Walaupun masih terkejut dengan apa yang dikatakan Elektra

    Last Updated : 2023-09-04
  • Pembalasan Sang Pewaris   50. Kau Salah Satu Menginginkan Nyawanya

    Magno melihat ke arah Jason. “Bagaimana jika kau menemaniku menghabiskan bir ini,” komentar Jason pada Magno.Tatapan Magno begitu datar tidak memberikan komentar tetapi mengikuti apa yang dikatakan oleh Jason dia ikut menghabiskan sisa diri yang ada di atas meja.“Mungkin cara Ankara salah, kuakui itu tapi hanya itu cara membuat Elektra menerima jati diri serta punya ambisi agar tidak ada yang bisa semena-mena padanya. Dia cukup baik, bahkan lemah lembut. Hanya ada satu cara mengikis dan menghilangkan itu semua, dengan menghilangkan bayi yang ada di dalam kandungannya. Memang seperti tidak punya perasaan tapi hanya itu cara satu-satunya.Itu juga jalan satu-satunya untuk melindungi jika ada yang tahu pewaris Lysander masih hidup di luar sana tanpa jangkauan Ankara. Dunia yang dipilih oleh Ankara itu benar-benar sangat gelap. Sama halnya dengan orang tuamu yang melindungimu dengan keprotektifan. Hanya saja, cara Ankara berbeda dengan orang tuamu.”Magno mendengarkan apa yang dia katak

    Last Updated : 2023-09-05
  • Pembalasan Sang Pewaris   51. Kembali (untuk) Menetap?

    Sepanjang jalan Elektra menggerutu mengenai apa yang dikatakan oleh Ankara.“Menyebalkan sekali! Berani sekali dia mengatakan jika memiliki hak atas diriku,” gerutu Elektra dalam mobil.Magno yang sejak tadi membawa mobil melirik ke arah Elektra. “Kita akan ke mana, Nona?” tanya Magno karena sejak tadi Elektra tidak mengatakan mereka harus pergi ke mana, wanita itu hanya mengatakan jalan dan berkelilingi.“Apa kau membawa pasporku?” tanya Elektra.“Ya. Aku selalu membawa paspormu kemanapun kita pergi,” jawab Magno.“Jika seperti itu, kita ke Indonesia sekarang juga,” titah Elektra membuat Magno terkejut.“Sekarang? Kenapa harus sekarang? Ini sangat mendadak. Aku belum mempersiapkan segala hal yang akan kita bawa ke Indonesia,” komentar Magno.“Memangnya kita harus mempersiapkan apa? Kita bisa membelinya saat di sana. Aku tidak ingin bertemu dengan Ayah saat ini.”Walaupun Magno, tidak ingin pergi tetapi dia harus mengikuti apa yang dikatakan Elektra, ia pun segera memutar mobil menuju

    Last Updated : 2023-09-05
  • Pembalasan Sang Pewaris   52. Darimana Gosip Itu Kalian Dengar?

    Elektra yang baru saja mendarat di bandara Internasional Soekarno Hatta segera menuju ke firma hukum tanpa memberitahu siapapun.“Nona, Anda yakin kita langsung ke kantor?” Magno sedikit ragu dengan keputusan Elektra.“Ya.”“Tapi kita baru sampai, apa tidak—”“Magno.”Satu kata itu membuat Magno terdiam. “Baik, kita akan ke kantor.”Elektra mengikuti langkah kaki Magno menuju basement airport di mana asistennya itu menyimpan mobil. Saat masuk di dalam mobil, Elektra tiba-tiba meneteskan air mata mengingat kejadian tujuh tahun lalu.“N-nona, Anda tidak apa-apa?”“Tidak apa-apa, Magno. Aku hanya sesuatu yang terlalu lalu. Terima kasih sudah menjadi temanku, dan selalu di sisiku.” Elektra menghapus air mata.Magno terdiam, dia terpaku. Elektra baru saja berterima kasih padanya? Dia tidak salah dengar ‘kan?“Kenapa de

    Last Updated : 2023-09-06

Latest chapter

  • Pembalasan Sang Pewaris   Kau Pikir

    Vero yang baru tiba di kantor menghamburkan seluruh barang-barang di atas mejanya. Dia memekik membuat sang asisten masuk ke dalam ruangannya.“Keluar,” bentak Vero.Tangan Vero mengepal erat, melihat bagaimana Arsen mencium Elektra. Dia bahkan tidak pernah mendapatkan sentuhan dari suaminya tapi wanita yang baru dikenal itu mendapatkannya.“Elektra sialan,” umpatnya sambil melemparkan ponsel sembarang arah. “Berani sekali wanita itu. Berani sekali dia tersenyum seperti itu,” geram Vero.Suara barang-barang yang dibanting terdengar hingga keluar tapi tidak ada yang berani mendekat kea rah ruangannya. Mereka sudah tahu bagaimana sikap Vero jika marah.Namun berbeda dengan Elektra yang tengah santai di dalam mobil Arsen, wanita itu seakan tidak terjadi apa-apa. Arsen sesekali melirik ke arah wanita disampingnya.“M-maaf jika saya membuat Anda tidak nyaman,” seru Arsen membuka suara.“No problem. Aku yakin Anda melihatku karena wajahku mirip dengan Alika.”“M-maaf.” Elektra tersenyum men

  • Pembalasan Sang Pewaris   61. Kau Pikir Kau Siapa?

    Vero yang baru tiba di kantor menghamburkan seluruh barang-barang di atas mejanya. Dia memekik membuat sang asisten masuk ke dalam ruangannya.“Keluar,” bentak Vero.Tangan Vero mengepal erat, melihat bagaimana Arsen mencium Elektra. Dia bahkan tidak pernah mendapatkan sentuhan dari suaminya tapi wanita yang baru dikenal itu mendapatkannya.“Elektra sialan,” umpatnya sambil melemparkan ponsel sembarang arah. “Berani sekali wanita itu. Berani sekali dia tersenyum seperti itu,” geram Vero.Suara barang-barang yang dibanting terdengar hingga keluar tapi tidak ada yang berani mendekat kea rah ruangannya. Mereka sudah tahu bagaimana sikap Vero jika marah.Namun berbeda dengan Elektra yang tengah santai di dalam mobil Arsen, wanita itu seakan tidak terjadi apa-apa. Arsen sesekali melirik ke arah wanita disampingnya.“M-maaf jika saya membuat Anda tidak nyaman,” seru Arsen membuka suara.“No problem. Aku yakin Anda melihatku karena wajahku mirip dengan Alika.”“M-maaf.” Elektra tersenyum men

  • Pembalasan Sang Pewaris   60. Ciuman Panas Arsen dan Elektra

    Hotline berita begitu menarik banyak perhatian public. Di mana mereka menulis jika Elektra membela seorang pelaku dengan menjadi pengacaranya.“Tch. Sudah kuduga akan seperti ini,” gerutu Elektra kemudian menyambar remote dan mematikannya.Magno baru saja masuk dengan wajah yang sulit untuk diartikan. “Kita ke kantor.”“Banyak reporter di sana.”“Kau tidak bisa menangani mereka, huh?”Melihat raut wajah Magno dia bisa tahu jawabannya. “Aku tidak akan mati hanya karena mereka, ayo kita ke kantor,” ucap Elektra.Saat tiba di parkiran mata Elektra tertuju pada Regan yang berdiri di samping mobil. Magno pun terkejut dengan kehadiran pria itu.“Apa yang kau lakukan di sini?”“Aku mengkhawatirkanmu, aku melihat berita dan datang. Kau tidak membalas pesan ataupun mengangkat telponku.”Elektra baru ingat dia tidak memang ponselnya. “Kau mau ke kantor?” Regan lagi-lagi bertanya. “Ikut denganku di dalam mobil, mereka pasti akan mengenali mobilmu tapi mereka tidak akan mencegah mobilku masuk,” t

  • Pembalasan Sang Pewaris   59. Ngedate?

    Arsen benar-benar tidak bisa terima jika ada pria lain yang mendekat pada Elektra. Keinginannya mendekati Elektra berubah menjadi obsesi.“Enak ‘kan? Aku tebak kau tidak pernah merasakan nasi goreng seperti ini,” seru Regan. “Mau lagi?” Regan kembali menyendok nasi miliknya dan menyuapi Elektra. Lagi-lagi Elektra membuka mulutnya menerima suapan dari Regan.Mungkin banyak yang mengira jika keduanya adalah sepasang kekasih yang tengah berkencan.Di saat bersamaan, sebuah ponsel di atas meja berbunyi menampilkan sebuah pesan. Melihat pesan yang dikirimkan padanya membuat pria itu mengerutkan kening, sesaat kemudian menghubungi yang mengirimkan pesan padanya.“Pergi dari sana. Jangan ganggu dia, jangan sampai ketahuan.”“Baik Tuan.”Saat menerima pesan dari anak buahnya, Ankara memejamkan mata. Kemudian menghubungi satu nama di ponselnya. “Tolong cari informasi mengenai seseorang untukku,” serunya kemudian mematikan panggilan tapi mengirimkan satu foto.“Kau tidak akan menolak sepiring n

  • Pembalasan Sang Pewaris   58. Kencan Dipinggir Jalan

    Dari kejauhan terlihat pria yang tadi mengirimkan pesan pada Elektra, dia tersenyum sambil melambaikan tangannya ke arah wanita yang dilihatnya baru saja keluar dari pintu lift menuju basement kantor.“Kau mengajakku keluar karena ingin membayar hutangmu?”Regan segera menganggukan kepala. “Ya, dan juga ingin merayakan denganmu karena diterima menjadi pengacara di sini,” jawab Regan jujur.“Ayo,” seru Regan membukakan pintu mobilnya. “Maaf, mobil saya tidak seperti mobilmu,” ucap Regan saat masuk ke dalam mobil.Elektra bahkan tidak mempermasalahkan itu, apalagi bau parfum menyengat, tidak buruk menurutnya. Wanginya menenangkan dengan aroma kayu.Tidak ada ekspresi di wajah Elektra saat masuk ke dalam mobil. “Apa kau tidak suka dengan mobilku? Kita bisa—““Tidak. Ayo pergi saja,” bantah Elektra menenangkan Regan yang terlihat sedikit segan dengan sikapnya.H

  • Pembalasan Sang Pewaris   57. Elektra Menjadi Penguntit (?)

    Elektra mengumpati dirinya yang saat ini tengah duduk di dalam mobil sambil memperhatikan seseorang dari dalam mobil. Magno yang ada disampingnya pun menatap dengan penuh tanya, mengenai apa yang dilakukan oleh sang nona.Mata Elektra tertuju pada pria yang berada di dalam restoran, beberapa saat kemudian pria itu beranjak dari restoran tersebut. Dia berjalan santai menuju parkiran dan menyadari jika hari sudah sore. Buru-buru ia mengemudikan mobilnya meninggalkan tempat itu.Tanpa disadari—Elektra yang bersembunyi di dalam mobilnya kini membuntuti Regan. Ternyata dia juga penasaran terhadap laki-laki itu karena selalu mengajaknya bicara.“Kau tertarik dengannya?” Magno barulah membuka suara. Lirikan tajam dari Elektra terlihat, “Okay. Aku tidak akan bertanya lagi,” lanjutnya.Seram juga menanyakan hal seperti itu pada Elektra. Namun, dia suka jika Elektra menunjukan sikap seperti itu.Magno sengaja memberi jarak yang

  • Pembalasan Sang Pewaris   56. Tarik Ulur dengan Arsen

    "Hai, tu— tunggu." Regan mencoba menahan Elektra agar tidak pergi.Sayangnya, wanita itu tidak ingin bicara dan langsung mengemudikan mobilnya meninggalkan Regan."Ah, sial!" umpat Regan karena lagi-lagi dia gagal mengajak Elektra bicara. “Padahal dia ingin mentraktirnya.”Dia pun memilih pergi dari Firma Hukum Lyosa karena masih ada perut kelaparan yang harus diberi makan. Regan lantas mengemudikan mobilnya menuju sebuah restoran terdekat.Lagi-lagi kedatangan Regan di restoran tersebut mengundang perhatian orang-orang sekitar. Ketampanannya memang telah diakui banyak orang. Namun, Regan sendiri bingung mengapa Elektra sama sekali tidak tertarik padanya? Bahkan setelah mereka bertemu beberapa kali."Ck! Aku sungguh tidak nyaman ditatap oleh mereka seperti itu," celetuk Regan seraya memasuki restoran.Walaupun begitu, dia tidak berniat untuk mencari tempat makan yang lainnya. Regan sengaja memilih tempat duduk di sudu

  • Pembalasan Sang Pewaris   55. Elektra Menghindar

    Kamar yang tertata rapi, deretan buku-buku hukum ada di dalam membuat kamar tersebut sesuai dengan pemilik kamar. Sederhana tapi sangat bersih."Bangun, Regan. Katamu ada acara hari ini?" Seorang wanita berkata lembut setelah membuka korden jendela kamar putranya."Iya, Ma," jawab laki-laki itu seraya berkedip cepat.Dia ingat sekali jika hari ini akan ada interview bagi orang-orang yang sudah mendaftar di Firma Hukum Lyosha. Seketika Regan bangun dengan penuh semangat dan ingin segera diwawancarai, sekaligus berharap bisa bertemu pengacara cantik lagi di sana."Aku mandi dulu ya, Ma," pamit Regan."Iya, Sayang," sahutnya.Begitu Regan masuk kamar mandi, wanita paruh baya itu langsung membereskan tempat tidur sang putra. Kemudian—menyiapkan sarapan dan melakukan aktivitas yang lain.Berhubung sudah hampir terlambat, Regan mempercepat proses mandinya dan segera memakai baju se-rapi mungkin. Dia berdiri di depan cer

  • Pembalasan Sang Pewaris   54. Pria Ekstrovert Vs Wanita Introvert

    Elektra lagi-lagi terbangun melihat ruangan yang berbeda. Ruang kamar dengan cat berwarna abu. “Sial. Kenapa aku tidak sadar jika dia menggendongku pulang,” gerutu Elektra sambil mengacak rambut. Setelah merasa nyawanya terkumpul, Elektra turun dari tempat tidur, dia mencari keberadaan Magno tetapi tidak menemukan pria itu di manapun. Namun, sarapan pagi berada di atas meja membuatnya segera menyantapnya. “Ke mana perginya, dia? Bukankah ini masih pagi?” tanya Elektra sambil mencari letak jam, dia ingin tahu saat ini pukul berapa. Namun saat dia melihat jam, begitu terkejut dirinya. “Astaga. Apa aku tidur selama itu?” tanya Elektra. Jam telah menunjukan pukul 3 sore. Sesaat Elektra terdiam. “Makanannya masih hangat, apa dia pulang dan membuatkanku makanan?” Elektra tersadar mengenai hal itu. Setelah menyelesaikan makannya, Elektra bergegas membersihkan diri. Di dalam kamar tersedia pakaian ganti untuknya. “Dia selalu tahu, fash

DMCA.com Protection Status