Bunyi senjata api terdengar memekakan telinga menggema di dalam ruangan yang tertutup rapat. Di ujung sana seorang lelaki tampak terkapar bersimbah darah. Selongsong peluru tepat menembus ke dalam jantungnya.Ada sorot mata tajam dan helaan napas kasar terdengar bersamaan dengan selongsong yang jatuh.“Huh!”Elektra berjalan pelan menghampiri korban itu sambil menurunkan pistolnya. Langkah kakinya terlihat anggun. Bunyi sepatu high heels-nya yang bersentuhan dengan lantai yang keras terdengar menambah kesan angker seorang wanita pembunuh berdarah dingin. Dengan ujung sepatunya, Elektra membalik tubuh lelaki yang sudah tidak bernyawa itu. Dia memastikan lelaki itu benar-benar sudah menghembuskan napas terakhirnya.“Cepat bahwa dia dan bersihkan tempat ini!” Elektra memerintahkan kepada anak buahnya yang lain untuk segera melenyapkan pria itu.Elektra menatap marah sekaligus puas melihat seorang anak buahnya yang baru saja dihabisinya. Elektra bukan tanpa alasan melakukan semua itu, an
Pertemuan di markas rahasia mafia malam itu sedikit berbeda. Elektra bisa melihat semua pimpinan operasi tampak sudah berkumpul. Organisasi mafia besar pimpinan Ankara jarang mengumpulkan orang sebanyak itu. Alasannya sudah jelas, faktor keamanan.“Kenapa sebanyak ini, yang datang? Apa ada sesuatu yang harus dibicarakan?” Elektra bermonolog sendiri.Meskipun anggota mafia terkesan seperti kebal hukum tetapi pihak kepolisian pasti sudah menyimpan data pribadi mereka. Itulah alasannya mereka selalu bertindak seolah mandiri dan tidak berkaitan satu sama lain setiap kali melakukan misi.Mafia adalah organisasi paling rumit, berbahaya dan mematikan!Masuk ke dalamnya artinya sudah siap mengorbankan nyawa kapan saja. Pekerjaan pun tidak jauh jauh dari urusan hidup atau mati.Elektra jadi bertanya tanya, apa tujuan Ankara mengumpulkan semua anak buahnya?Jawaban segera Elektra dapat ketika Ankara memulai pidatonya. "Brothers, saudaraku
“Tenanglah, aku tidak akan mengatakannya, pada Ayah tapi aku tidak janji jika akan selamanya aman,” ucap Elektra menatap Jason yang tengah menatapnya penuh kebingungan.“Thanks!” Hanya itu yang diucapkan Jason membuat Elektra mencebikan bibirnya.“Ini waktuku untuk kembali.”“Kau yakin akan kembali?”“Aku sudah janji untuk membalas perbuatan mereka!”“Arsen, mencari tahu mengenai dirimu!”Hanya helaan napas kasar terdengar setelah itu Elektra pergi meninggalkan Jason begitu saja. Dia tahu jika Arsen menyelidiki mengenai dirinya, bahkan dia sendiri mendapatkan undangan menjadi pengacara pribadi pria itu.Elektra kembali? Tidak. Dia telah berjanji akan kembali jika sudah waktunya tiba. Saat itu tiba, dia akan memb membuat orang-orang yang dulu pernah menyakitinya ke jurang penderitaan yang sama dalamnya.Elektra, gadis yang akhirnya terlempar ke dunia mafia itu bukanlah gadis polos dan lugu seperti dulu. Kini bahkan seekor nyamuk pun tampaknya malas berurusan dengan dia. Kecuali, siap s
Dress merah kini menjadi warna favorit Elektra. Langkah mendekat ke arah meja di mana pria di kenalnya telah menunggu, Arsen. Malam ini dia dinner bersama sang mantan, karena usul dari Jason. Melihat kedatangan Elektra, Arsen beranjak dari tempat duduk kemudian menarik salah satu kursi di hadapannya.“Silakan Nona Elektra!” ucapnya sopan.Elektra tidak datang sendiri tapi di belakang terlihat seorang pria. “Aku harap Anda tidak keberatan Mr. Matthias jika aku datang bersama asisten sekaligus pengawalku.”Senyum Arsen mengembang. “Tentu tidak, Nona Elektra. Saya paham dengan situasi Anda yang sangat membutuhkan pengawal,” ucap Arsen sambil menuangkan wine ke gelas milik Elektra.“Saya pikir Anda tidak akan mempertimbangkan permintaan saya. Jika tidak mendapatkan kabar, saya akan kembali sore tadi.”Elektra mengambil gelas wine miliknya yang telah terisi, sesaat mengoyangkannya perlahan, itu adalah cara terbaik untuk minum wine untuk mendapatkan kenikmatan. Ia tahu kenapa Arsen menghida
Vero membulatkan mata mendengar pernyataan itu. Adik? Alika Adik Elektra?Tidak hanya Vero, Arsen pun seperti itu. Dia sama sekali tidak memikirkan jika Elektra kemungkinan memiliki ikatan darah dengan wanita yang dicintai.“Kami tidak ingin memberitahukan ini pada dunia siapa dia tapi sepertinya aku harus mengkonfirmasi mengenai dirinya, kenapa kami memiliki wajah yang sama.”Pernyataan Elektra saat ini benar-benar membuat dua pria yang tengah duduk di sofa, Ankara bahkan Jason memijat kepala mereka. Elektra memang pernah meminta sesuatu dan Ankara mewujudkannya.“Apa Anda secara tidak langsung mengatakan jika sebenarnya pewaris dari keluarga Lysander bukan hanya Anda?”“Ya. Kalian akan mendapatkan berita lengkapnya dari kuasa hukum keluargaku.”Ankara hanya bisa menelan salivanya. Ternyata putrinya lebih gila darinya.Setelah mengatakan itu Elektra masuk ke dalam gedung firma disusul keluarga Matt
Sebelum melanjutkan kalimatnya, sebuah ketukan pintu terdengar. “Nona Elektra ada bunga untuk Anda.”“Masuk,” titah Magno kemudian mengambil bunga yang di bawa. “Dari Mr. Matthias untuk Anda, dia ingin mengajak Anda untuk dinner.”Tatapan Elektra terpaku sesaat. Dia tidak ingin pembicaraannya terganggu hanya karena kiriman bunga dari Arsen, tapi sebelum melanjutkan perkataannya, Magno lebih dulu menyela.“Nona sepertinya, Mr. Matthias sedang mencoba memenangkan hati Anda.”“Buang saja bunganya,” ucap Elektra membuat Magno melihat bunga yang dikirim untuk sang Nona.“Ada kartu ucapan. Dia ingin mengajak Anda makan malam,” ucap Magno membuat Elektra menarik napas dalam. “Letakan saja di sana,” titahnya.Magno bisa melihat raut wajah keseriusan di mata Elektra. “Bereskan saja jika mereka tidak menerima tawaran bergabung dengan organisisi kita,” tegas
Asisten pribadi Elektra keluar dari ruangan setelah urusannya beres. Sementara Elektra dan Magno meneruskan pembicaraan mereka. kali ini mereka membicarakan hal yang cukup penting. Mereka bicara mengenai keluarga Mathias. Orang dari masa lalu Elektra."Magno, apakah kamu sudah bertemu dengan keluarga Mathias?" tanya Elektra dengan mimik muka serius.Setiap kali memikirkan apalagi membicarakan mereka otot-otot tubuh Elektra seolah kaku dan mengejang menahan beribu lara.Mendengar pertanyaan Elektra, Magno tahu ke arah mana atasannya itu akan membawa perbincangan tersebut."Elektra, menyelidiki dan mengawasi keluarga Mathias adalah agenda kita yang terpenting setelah mendirikan perusahaan Firma.""Ya, kau benar. Seperti yang sudah kita rencanakan sebelum kepulangan kita ke sini. Mereka adalah target utama kita."Apa yang dikatakan Elektra sangat jelas. Tentu saja memburu keluarga Mathias dilakukan bukan tanpa alasan.Elektra akan pulang
Suara barang-barang berhamburan dan pecah terdengar. Keadaan lantai begitu berantakan, Arsen hanya bisa mengusap wajahnya dengan kasar. Vero semakin menjadi-jadi. Tidak ada satupun maid yang berani keluar di saat Vero memulai pertengkaran dengan Arsen, sudah menjadi makanan sehari-hari mereka jika Vero marah, hal itu pula menjadikan Arsen yang jarang untuk pulang ke rumah. “Kau mengajaknya makan malam bersama kita?” tanya Vero saat Arsen baru saja pulang. Niat hati datang untuk memberitahu Vero agar bersiap-siap karena mereka akan makan malam bersama Elektra tapi penyambutan yang dia dapatkan benar-benar di luar ekspetasinya. “Aku tidak ingin berdebat denganmu, Vero. Tidak untuk sekarang.” Arsen memohon sambil melihat Vero yang tengah menggebu-gebu. Suaranya dipenuhi kelelahan serta rasa sakit kepala. “Kau mengundangnya makan malam denganmu seperti yang kau lakukan saat di Itali, kenapa? Apa karena dia mirip dengan wanita itu?” Suara barang jatuh lagi terdengar, kali ini sebuah p