Beranda / Rumah Tangga / Pembalasan Rita / Chapter 23 Tetap Di Sini

Share

Chapter 23 Tetap Di Sini

Penulis: Azeela Danastri
last update Terakhir Diperbarui: 2022-08-18 14:40:38

Rita dibantu dua orang pegawai pria memapah tubuh Arka menuju ruangannya.

"Bapak mau ke UKS saja?" tanya Rita dengan sikap formal karena ada dua orang rekan kerjanya.

Arka yang berbaring di sofa berwarna hitam membuka matanya yang memerah sebentar melirik tajam ke arah Rita yang berdiri menjaga jarak darinya.

"Tidak. Aku membutuhkanmu di sini," ujarnya dengan suara parau.

"Jika di Unit Kesehatan ada Dokter di sana yang mengobati." Rita masih gigih menyuarakan pendapatnya dan mendapatkan gelengan dari Arka.

"Kalian berdua bisa kembali bekerja."

"Baik Pak," balas keduanya nyaris dalam waktu yang bersamaan.

"Mbak Rita, kalau butuh apa-apa panggil saya saja," kata salah satu diantaranya.

Rita mengangguk dan tersenyum simpul. Rita kemudian memusatkan perhatian kepada Arka dan berserobok dengan mata setajam elang nan dingin walau wajah itu memerah karena demam.

Rita mendengkus dan mendekat. Percuma membujuk Arka untuk ke UKS. Jadi ia duduk di tepi sofa setelah Arka kembali memejamkan ma
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pembalasan Rita    Chapter 24 Percaya

    Rita duduk dibalik kemudi sementara Arka merebahkan diri di kursi penumpang. Rita terpaksa mengantarkan pria itu pulang setelah drama bubur ayam tercampur potongan seledri. Arka kembali seperti anak-anak jika menyangkut bubur dan daun seledri. "Kamu mau pulang ke mana?""Ke rumahmu."Rita melotot dari balik kemudi. Mereka saat ini masih berada di halaman parkir. "Gila."Arka yang sedang memijat keningnya sendiri kemudian menoleh. "Apanya yang gila. Aku berhak berada di rumahmu. Aku bahkan lebih seperti suamimu daripada si Apri.""Jangan ngawur. Apa kata tetanggaku nantinya."Arka tersenyum kecut dan memutar bola matanya malas. "Seperti kamu peduli dengan kata mereka saja. Aku bahkan tahu jika rumahmu yang berpagar tembok setinggi 3 meter itu bahkan tidak bisa diintip dari luar.""Konyol. Seharusnya kamu ke rumah sakit saja, bagaimana?""Tidak.""Kalau begitu ke rumah orang tuamu.""Tidak.""Ayolah jangan keras kepala.""Aku ingin kamu yang mengurusku. Bukan orang lain. Aku tidak ped

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-20
  • Pembalasan Rita    Chapter 25 Gagal

    "Maaf sebelumnya Bu. Saya dulu sempat dengar kalau Bu Rakmi itu sebetulnya nggak suka punya mantu Bu Rita karena nggak cocok sama Bu Daya. Soal makam saya belum pernah dengar kecuali makamnya jabang bayi kliwon saja.""Jabang bayi kliwon?""Iya. Jabang bayi kliwon anaknya Ibu."Rita menghela napas panjang seraya menempelkan dahinya pada jendela kamar yang menghadap ke taman yang saat ini basah oleh air hujan. Hatinya bertambah sakit menjadi-jadi mengingat pembicaraannya dengan, Eli. Bayinya dari kehamilan kedua yang gugur saat kehamilan enam bulan bahkan susah ia siapkan nama dan ternyata hanya disebut sebagai bayi kliwon. Mereka ternyata memang tidak pernah menghargai keberadaannya. Ia bahkan sudah memberikan nama itu untuk di tulis di makam. Rita sampai saat ini juga tidak tahu di mana makam anaknya karena ia masih tidak kuasa untuk melihat. Rita memukul-mukul dadanya sendiri karena benci akan kelemahannya."Ibu macam apa aku. Bahkan melihat makam anaknya sendiri saja tidak kuat," g

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-22
  • Pembalasan Rita    Chapter 26 Urban Hill

    Rita yang sedang fokus menumis terkejut mendapatkan kecupan di pipi dan rengkuhan erat di perut merapatkan dua tubuh lawan jenis merapat bagaikan terkena magnet."Aku sedang masak. Kondisikan dirimu." Lidah bisa saja menegur, ketus. Namun hati meleleh bagai es terkena sengatan matahari. Jika salah satu tangannya tak bisa menopang tubuh, sudah bisa dipastikan lututnya yang terasa lemas takkan mampu menopang bobot tubuhnya."Memangnya apa yang aku lakukan? Aku hanya menyapa kekasihku. Kekasihku yang menghilang dan kini kembali pulang, ke pelukanku tentu saja," ujar Arka seraya kini bibirnya berpindah pada daun telinga Rita dan menggigitnya lembut."Jorok ih," protes Rita menjauhkan kepala yang lantas ditahan oleh Arka dengan mengalungkan lengannya menahan kepala itu untuk tidak menjauh serta memberikan kecupan di pipi, dalam dan lama."Aku selalu mencintaimu." Arka merentangkan telapak tangannya diperut bagian bawah Rita dan melanjutkan perkataannya, "aku tidak peduli bahwa kamu pernah

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-22
  • Pembalasan Rita    Chapter 27 Kamu Mencintainya?

    Rita tertegun menatap bagaimana lahapnya Arka menyantap soto ayam dan ini adalah porsi keduanya dan dua buah tahu isi dan beberapa tusuk sate telur puyuh dan usus ayam. Sementara ia saja hanya mampu menghabiskan satu mangkok soto dan sebungkus kerupuk rambak."Kamu benar-benar kelaparan, doyan atau seperti orang yang sudah tidak pernah makan makanan itu." Rita mengatakan hal itu seraya menggeleng-gelengkan kepalanya takjub."Aku tidak pernah makan di pinggir jalan begini sejak tidak lagi ada kamu di sisiku."Rita tertegun kini. Hatinya jelas tersentuh dengan apa yang diucapkan oleh Arka, ternyata pria ini semenderita itu selama tidak bersamanya. "Apakah kamu tidak pernah berhub ….""Tidak pernah. Hanya kamu dan selamanya cuma kamu," potong Arka yang kini menghentikan suapan dan meraih gelas es jeruknya.Arka mengucapkan hal itu bukan dengan melakukan sesuatu yang romantis tetapi seolah ucapan itu seperti biasa saja. Santai dan tidak ada beban, tetapi jelas dari sorot matanya yang dala

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-23
  • Pembalasan Rita    Chapter 28 Cari Tahu

    Rita nyaris menyemburkan cairan kopi dalam mulutnya saat tanpa sengaja membaca artikel digital di halaman pencarian laptopnya. 'Saham perusahaan Kayu Emas menurun tajam dikarenakan sang pemimpin yang tidak lain adalah Aprianto Suhardiman memiliki istri baru tanpa meminta restu dulu dengan istri pertama dan membawa serta seorang bayi''Para investor mencabut semua dana karena menganggap pemimpin Kayu Emas tak lagi kompeten''Rita Zaire istri pertama dari Apriyanto Suhardiman terlihat menghabiskan acara makan siangnya di sebuah kedai soto bersama dengan Arka Chandara yang tidak lain adalah mantan pacarnya. Apakah semua ada hubungannya dengan Rita yang pergi dari rumah mertuanya?''Desas desus perceraian antara Rita Zaire dan Aprianto Suhardiman dinilai sebagai salah satu sebab menurunnya harga saham perusahaan Kayu Emas''Demo di depan pendopo sanggar seni berakhir dengan damai.''Kesalahpahaman tentang ditutupnya pendopo kesenian. Berakhir dengan baik setelah Yuda Wibowo yang diketahu

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-25
  • Pembalasan Rita    Chapter 29 Segera

    "Apa kamu tahu, mertuamu opname?""Masa? Bisa sakit juga dia ternyata setelah kepergianku," jawab Rita dingin."Mbak, kamu ... nggak apa-apa?""Aku sehat. Kalau itu yang kamu khawatirkan.""Aku merasa suhu udara pagi ini sampai pada titik beku begitu mendengar jawabanmu," ujar Edwin dengan nada hati-hati. Ia jelas tidak ingin merusak suasana hati kliennya pagi-pagi."Ck. Kamu berlebihan. Aku memang sudah tidak peduli dengan mereka. Dan benci setengah mati." Kalimat terakhir tentu tidak diucapkan oleh Rita. Balas dendamnya akan ia lakukan secara diam-diam."Mbak, jangan sungkan jika ingin meminta bantuanku."Rita tertegun sebentar mendengar penuturan Edwin. Ia merasa pengacara mudanya itu seperti bisa membaca pikirannya."Apa maksudmu?""Aku tidak bisa menutup mata dan mengenyahkan pikiran. Melihat apa yang terjadi di dalam keluarga Suhardiman. Aku tidak yakin jika kamu akan diam menerima perlakuan mereka. Aku tahu kamu bertanya lagi soal kasus kecelakaan yang menimpamu dulu.""Kamu be

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-28
  • Pembalasan Rita    Chapter 30 Perceraian

    Hendro yang semula duduk di kursi tunggu depan kamar Rakmi langsung bangkit melihat Apriyanto datang dengan keadaan tak terurus. "Mau apa kamu kemari?" Hendro menghadang Apriyanto seraya bertanya."Mau melihat Ibu-lah," balasnya tak kalah sengit.Hendro memicingkan matanya memindai sang adik dari kaki sampai ke puncak kepala. "Dalam keadaan kacau begini? Berapa lama sih, kamu nggak mandi? Pulang sana, bersihkan diri dan urus anak-istrimu.""Aku ingin bertemu Ibu." Apriyanto bersikeras."Aku tidak izinkan. Tampangmu payah begini, bisa-bisa Ibu semakin sakit melihatmu.""Memangnya sakit apa Ibu, Mas?""Kanker Servik, puas kamu?!""Kanker? Ah ... nggak mungkin, Mas pasti bercanda.""Terserah kalau kamu nggak percaya.""Ibu sudah tua. Bahkan sudah menopause. Bagaimana mungkin masih bisa sakit begitu.""Apa yang tidak bisa di dunia ini.""Kalau begitu, aku bisa mendapatkan Rita kembali.""Dalam mimpimu. Sudah pulanglah, ada surat dari Rita untukmu.""Surat apa? Rita bisa hubungi nomorku j

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-31
  • Pembalasan Rita    Chapter 31 Takdir

    Asmi kembali ke penginapan dengan hati dongkol. Apriyanto tidak berada di kantornya dan pria itu juga meninggalkan mobilnya di sana. Asmi membuka pintu mobil dan menyuruh Eshan masuk."Cepatlah.""Kita hanya pergi berdua? Adik bayi dan Tante tidak ikut?""Tidak. Kamu ini bodoh sekali. Anak bayi tidak boleh sering diajak bepergian.""Oh, takut masuk angin kena Ac mobil ya, Ma?""Sudah jangan sok tahu. Cepat masuk."Eshan menurut dan patuh akan perintah Asmi. Anak itu menyunggingkan senyum sepanjang jalan merasa senang luar biasa karena sang mama pada akhirnya mau meluangkan waktu untuk berjalan-jalan bersamanya. Setelah memasuki kota Eshan mencondongkan tubuh dan bertanya, "Kita mau ke mana?""Eshan suka pergi di mana terakhir kali dengan tante?""Di restoran. Enak sekali makanan di sana.""Oh ya? Kalau begitu kita ke sana."Tak berselang lama, mobil itu memasuki halaman restoran. "Turunlah dulu dan bawa tas ranselmu itu." Tunjuk Asmi ke arah tas di jok belakang."Kita mau berenang di

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-01

Bab terbaru

  • Pembalasan Rita    PEMBALASAN RITA

    Arka terdiam di dalam mobil saat sebuah mobil polisi berhenti di belakangnya. Dadanya bergemuruh hebat, ia sungguh yakin tidak ada seorangpun yang menghubungi polisi. Nathan juga tadi sudah tidur di kamar tamu. Sorot senter mengenai kaca mobil hingga membuat matanya silau. Arka berusaha mengangkat kedua tangannya guna menghalau sinar senter tersebut agar bisa melihat siapa orang yang berada di luar sana.Kunci pintu terbuka tiba-tiba secara otomatis bersamaan dengan pintu belakang mobilnya terbuka tiba-tiba dan sosok serba hitam menjerat lehernya dengan kabel ulir.Arka berusaha meronta dan menghalau kabel tersebut, menahan dengan tangannya seraya tangannya yang lain berusaha meraih sosok yang berada di belakang. Saat ia berusaha meloloskan diri, tak berselang lama terdengar suara tembakan dari belakang mobilnya. Orang yang memegang senter menyilaukan itu roboh dan suara langkah tergesa yang sangat dikenalnya mendekat ke arah mobilnya."Lepaskan jerat itu atau a

  • Pembalasan Rita    KEBAKARAN PANTI

    "Engh … engh … engh …!" Deru napas Ambro menggebu dengan geliat tubuh yang terbatas. Ambro tahu ada suara mendesis hewan melata tak jauh darinya.'Jangan biarkan ularnya dekat-dekat Ambro, Tuhan! Ambro takut digigit!'Kaki dan tangan anak itu dalam keadaan telanjang dan menggigil terikat di sebuah kursi dengan mulut pun juga terikat. Ia tak bisa berteriak karena juga tak tahu di mana kini berada. Hanya terdengar tetes suara air dari keran yang tak tertutup rapat dan suasana di sini senyap, gelap dan sangat dingin, serta badan pun terasa nyeri ditambah lagi ia haus dan lapar.Sejak ia sadarkan diri lima jam yang lalu, dirinya sendirian. Takut pasti, tapi bagaimana lagi. Ia tahu sang ibu dan saudara-saudaranya pasti tak ada di sini.'Tuhan, Ambro takut. Mamak mana, Tuhan? Ambro nggak mau mati. Kasihan Mamak.'Sementara itu di luar bangunan gudang terbengkalai itu. Narto duduk di bawah pohon menatap kosong ke arah langit malam. Ra

  • Pembalasan Rita    DOA AMBRO

    Pengintaian di beberapa titik dan rumah yang sering disinggahi oleh Narto masih tidak membuahkan hasil. Pria itu seperti tertelan bumi bersama dengan Ambro si bocah kecil."Bagaimana apa terlihat pergerakan di dalam rumah?" tanya Michael Alsaki pada anak buahnya."Tidak ada, Ndan. Sudah pasti anak itu dibawa pergi.""Geledah rumahnya.""Siap, laksanakan."🌺Arka duduk termenung di teras belakang rumah Daya. Malam semakin menua, seharian ini ia hanya di rumah menemani kekasih hati yang terguncang hebat. Selain Ambro yang belum diketahui keberadaannya, Arka juga harus menahan diri untuk mencari Narto yang sampai detik ini belum menghubungi entah apa maunya, sementara Entin dan anak-anaknya sekarang berkumpul di sini. Biarkanlah polisi yang bekerja walau hatinya tak tenang.Ingin ikut membantu pun, hati tak tega meninggalkan Rita dan Eshan yang sangat terpukul. Putranya tampak sangat kehilangan sang sahabat. Eshan mengurung diri di kama

  • Pembalasan Rita    AKHIR DARI RAKMI

    "Kamu tidak mengerti, tidak akan pernah bisa mengerti karena apa? Karena otakmu yang kecil itu hanya berisi tentang bule bangsat itu. Bisa-bisanya kamu masih memikirkan dia setelah jadi istriku. Kamu pikir aku nggak tahu, jika kamu sering menyebut namanya selama kita menyatu?! Hah!Jawab aku Rakmi! Kamu pikir aku nggak tahu kamu nggak pernah setia! Buktikan kalau aku salah. Aku yang sudah terzolimi di sini maka dari itu aku harus memiliki semuanya, aku sudah bekerja sangat keras untuk memajukan perkebunan ini. Dia hanya pemilik tanah. Kamu dengar itu Rakmi, laki-laki pujaanmu itu hanya pemilik tanah, aku akan hancurkan dia bahkan Daya dan anak keturunannya tidak akan mendapatkan apapun," tukas Yusuf Suhardiman."Mas, jangan begitu. Kasian dia, Mas.""Halah … sok aja kamu hanya mencoba menarik simpatinya saja. Dia tidak akan pernah berpaling kepadamu. Kalau bukan aku yang menikahi kamu, nggak ada orang yang mau sama kamu. Das

  • Pembalasan Rita    MATI DITANGANKU

    Satu hari sebelumnya"Aku mau kamu membawa pergi jauh Ambro. Jangan sampai Rita menemukan anak itu. Kalau perlu kamu matikan saja dia."Percakapan Rakmi yang membelakangi Apriyanto membuat pria itu yang awalnya melamun tentang penyesalan kedatangan Rita dan bagaimana akhir dari wanita yang dicintai malah berseteru dengan sang ibunda sadar dari lamunannya."Iya habisi saja dia. Seharusnya kamu sudah lakukan itu sejak dulu. Aku tidak mau punya cucu penerus dari rahim Rita.""Ibu apa maksudnya itu?" tanya Apriyanto yang kini duduk di bangku, "apa aku masih punya anak? Bukankah anakku sudah mati?""Iya anakmu sudah mati," jawab Rakmi tenang seraya menyimpan kembali ponselnya."Ibu bohong! Aku tahu anakku masih hidup. Maka dari itu aku akan membuat perjanjian dengan Rita.""Kamu sudah gila!" bentak Rakmi dengan mata melotot ke arah Apriyanto."Ibu yang gila," balas Apriyanto dengan gerakan."Lancang kamu Apri

  • Pembalasan Rita    PENCULIKAN

    Rita bersedekap duduk di kursi anyaman rotan yang berada di dalam kamar Arka. Pikirannya mengembara pada kejadian seharian kemarin yang sangat menguras fisik dan mentalnya sekaligus mengguncang batinnya dengan segala peristiwa yang terjadi. Perseteruan dengan Rakmi sampai pada pengakuan Yesi yang sudah ia perkirakan dan tetap membuat dirinya sangat kecewa serta berita baik yang membuktikan bahwa Ambro adalah buah hatinya dengan Apriyanto.Lalu kembalinya Arka dengan raut wajah letih walau terbalut dengan senyum tetapi hal itu tidak bisa menutupi kepekaan Rita, ia sudah berjanji untuk memberikan perhatian untuk pria tercintanya. Rita tak bisa tidur nyenyak, bahkan semalam ia hanya bisa memejamkan mata selama 3 jam setelah kembalinya Arka pada pukul 1 dini hari karena itulah pada jam 4 pagi ini ia duduk menyendiri di kamar Arka."Apa yang kamu lakukan di sini, Sayang? Kamu nggak tidur?" Suara serak Arka, ciri khas bangun tidurnya memenuhi malam yang hening.Rita y

  • Pembalasan Rita    RUMAH DAYA

    "Jika kamu memang masih ingin membantu Yesi dan anak-anaknya, tolong jauhkan mereka dari cucuku. Mama nggak mau sampai Eshan terpengaruh omongan yang tidak-tidak. Bagaimanapun ada gen Rakmi di tubuh mereka," tegur Daya begitu Rita selesai menemani Eshan tidur siang.“Cucuku masih sangat polos untuk direcoki urusan orang dewasa. Sebaiknya kamu pindahkan mereka atau Mama yang mencarikan tempat tinggal lainnya,” tambah Daya.Rita melirik ke arah dapur tempat Yesi berada sedang bercengkrama dengan Eli dan pengurus rumah tangga sebelum meraih tangan Daya dan mengajaknya masuk ke kamar mamanya.“Ma, sebelum Rita menjawab hal itu sebetulnya ada apa? Kenapa Mama meminta kami ke sini?”“Janu yang menyuruh.”“Abang Janu? Kenapa?”“Kamu tahu tidak di mana Arka?”“Sedang meninjau gudang yang terbakar bersama Abang Kenzo.”“Itulah sebabnya, Janu meminta kalian ke

  • Pembalasan Rita    KUMPUL KEBO

    "Brengsek! Bisa-bisanya Apri menuduhku sengaja kecelakaan. Otaknya memang sudah tidak beres," sungut Rita dalam perjalanan pulang dengan Erwin.Erwin tak mengucapkan sepatah katapun melihat sendiri kondisi Apriyanto memang bisa dikatakan demikian. Bisa jadi pria itu memang sudah mengalami depresi mendalam. Apalagi ada ibunya tadi datang, Apri sempat mematung tidak percaya jika sang ibu akan kembali berhadapan dengan Rita dan juga Rita yang ia ketahui selama ini sebagai wanita pengalah bisa begitu berani membalas Rakmi.“Apa yang akan kamu lakukan pada mertuamu itu?”“Kami masih mengumpulkan bukti dan sepertinya nanti Mama dan Abang yang akan turun tangan langsung.”Erwin mengangguk. “Ya, sebaiknya kamu berkonsentrasi dulu untuk masalah perceraian dan anak. Oh ya, bagaimana hubunganmu dengan si Arka?”Rita mendesah dan menunjukkan raut wajah bersalah. “Jujur aku sampai lupa waktu membangun kemesraan denganny

  • Pembalasan Rita    TAK ADA BEDA

    Deru napas semakin memburu, kedua tangan mengepal erat di samping tubuh."Siapa kaki tanganmu?" tanya Rita, dingin sedikit bergetar karena emosi yang semakin membumbung tinggi, sementara batinnya tidak karuan."Kaki tanganku? Yang menyingkirkan anakmu atau calon suamimu dulu?" balas Apriyanto tak kalah datar dan dingin.'Anak?!'Punggung Rita sudah lembab bukan gerah tetapi karena keringat dingin yang mengalir. Matanya melotot tajam terlihat jelas kecewa, sakit hati dan amarah hingga titik peluh menghiasi wajahnya."Jadi kamu tahu siapa yang menabrakku sampai anakku mati, hah?!"Gelegar tawa membahana dari kamar khusus di mana Apriyanto ditempatkan. Apriyanto yang awalnya memunggungi Rita segera berbalik tapi tidak beranjak dari tempatnya duduk bersila di atas ranjang.Seraya menunjuk ke arah Rita, ia berkata, "Kamu yang ceroboh sampai bisa tertabrak! Kamu yang sok mandiri supaya mendapatkan perhatian lebih dari ibuku, sengaja melakuk

DMCA.com Protection Status