Adelia semakin tidak tenang. Hari ini dia berpura-pura sakit karena dia tidak ingin pergi kemanapun. Dia takut Ruben tiba-tiba datang mencari dirinya. Dia tidak mau terlibat dalam masalah itu meskipun dialah orang yang telah memerintahkan Ruben untuk membunuh Valerie.Keadaannya justru membuat ibu Jonathan begitu senang. Dia memanggil seorang dokter untuk memeriksa keadaan menantunya karena dia pikir, Adelia sedang hamil. Kabar baik pasti akan segera datang di keluarganya. Dia bahkan meminta Jonatan untuk tidak pergi ke kantor terlebih dahulu karena setelah dia mengetahui keadaan Adelia, maka dia akan mengumumkannya supaya orang tahu jika putranya sebentar lagi akan memiliki keturunan.Kabar itu tentu saja akan menjadi pukulan telak bagi Valerie yang tidak bisa memberikan anak untuk Jonatan selama ini. Dia akan mempermalukan Valerie sehingga orang-orang akan menggunjingkan dirinya dan dengan demikian, apakah Nick Russel masih mau mempertahankan si mandul itu?“Kenapa dokternya belum
Ruben pergi ke tempat yang telah mereka janjikan sebelumnya di mana mereka akan melakukan pertemuan setelah misi itu selesai dan di mana Adelia akan membayarnya sesuai dengan perjanjian.Dia telah menunggu begitu lama tapi Adelia tidak juga terlihat. Dia juga sudah mencoba menghubungi Adelia. Akan tetapi, nomor ponselnya tidak aktif lagi. Ruben hanya bisa mengumpat marah. Ini kali pertama dia gagal dan semua itu gara-gara informasi yang diberikan oleh Adelia.Dia juga terlalu bodoh tidak mencari tahu terlebih dahulu siapa wanita yang harus dia habisi dan sekarang, kegagalan pertama yang dia lakukan justru menjadi kehancurannya.“Kau benar-benar kurang ajar, Adelia!” Dia hanya bisa melampiaskannya dengan mengumpat. Tidak memiliki pilihan membuat Ruben memilih pergi. Jika Adelia tidak juga menunjukkan diri, maka jangan salahkan dirinya karena dia akan mencari keberadaan Adelia di rumah Ibu mertuanya. Apa yang dia lakukan tentu saja sudah dilaporkan pada Nick. Sampai sekarang Ruben bel
Anak buah Ruben masih berada di sana, mengintai keberadaan Adelia. Keberadaannya tentu saja membuat Adelia tidak bisa pergi kemanapun. Padahal dia harus pulang karena dipanggil oleh ayahnya tapi jika dia keluar maka Ruben akan menangkapnya.Dia tahu akan terjadi hal tidak baik tapi dia juga tidak bisa terus menghindar seperti itu. Ruben pasti menginginkan uangnya. Dia tidak keberatan sama sekali untuk membayar jika Ruben berhasil menyingkirkan Valerie tapi karena dia curiga maka dia harus berhati-hati.Hampir setiap saat Adelia berdiri di depan jendela. Apa yang dia lakukan tentu saja membuat Jonatan heran. Adelia seperti sedang mengintai tapi dia juga terlihat takut dengan sesuatu.Tingkah anehnya itu terjadi sejak kemarin dan semakin hari, tingkah anehnya semakin mencurigakan saja.“Kenapa kau belum bersiap-siap, Adelia?”“Untuk apa aku bersiap-siap?” Gorden ditutup, Adelia melangkah menuju ranjang.“Apa kau lupa? Hari ini kau harus menemani aku ke rumah sakit jadi segeralah bersiap
Tingkah Adelia semakin membuat Jonatan curiga. Dandanannya itu membuat malu. Mereka jadi pusat perhatian orang-orang yang ada di rumah sakit. Entah apa yang Adelia pikirkan, dia tidak pernah mendapati istrinya segila itu.“Kau benar-benar membuat aku malu, Adelia!” Jonathan berusaha menyingkirkan tangan Adelia yang sedang memeluk lengannya.“Jangan pedulikan aku dan jangan menyebut namaku!” Matanya tak henti memantau orang-orang yang mengikuti mereka.“Apa yang sebenarnya terjadi denganmu? Sebaiknya kau berhenti bersikap konyol dan jangan membuat aku malu lebih daripada ini!”“Kau yang memaksa aku untuk ikut jadi kau harus bertanggung jawab!”“Tapi tidak perlu berdandan seperti ini, bukan? Apa kau tidak tahu, kau sudah seperti orang gila saja!”“Aku tidak peduli!”“Tapi aku peduli. Pergi ke kamar mandi dan hapus dandananmu!” Jonathan mendorong Adelia menjauh. Dia tidak mau mereka begitu dekat karena dia tidak mau menjadi pusat perhatian lagi.“Jonathan, jangan tinggalkan aku!” Adelia
Setelah memberikan uang yang diinginkan oleh anak buah Ruben, Adelia merasa sedikit lega karena dia tidak perlu lagi bersembunyi seperti yang dia lakukan beberapa hari belakangan. Dia juga tidak perlu menyamar lagi. Seharusnya dia melakukan hal itu meski dia masih kesal karena uangnya melayang begitu saja sebab Ruben tidak berhasil menyingkirkan Valerie. Entah harus menggunakan cara apa lagi dia menyingkirkan Valerie tapi memang ada baiknya dia mencari tahu terlebih dahulu, siapa sesungguhnya Valerie Smith.Meski dia tak mau percaya dengan apa yang dikatakan oleh anak buah Ruben tapi dia tahu mereka tidak mungkin bermain-main dalam hal itu. Selagi Jonathan sedang menjalani pemeriksaan, Adelia memutuskan untuk menghubungi Ruben.Ruben yang sudah mendapat kabar dari anak buahnya jika uang yang dia inginkan telah dia dapatkan tentu saja sangat senang. Waktunya untuk pergi tapi orang-orang yang mengintai dirinya, bagaimana caranya dia menghindari mereka?Dia adalah seorang penjahat dan
Lidya sudah tidak sabar menunggu putranya kembali. Dia sangat ingin tahu bagaimana dengan hasil tes yang dilakukan oleh putranya. Dia yakin, putranya dalam keadaan sehat karena tidak ada yang mandul di dalam keluarga mereka. Mungkin Adelia dan Jonathan harus melakukan cara lain seperti melakukan program bayi tabung. Mereka harus berusaha mendapatkan keturunan. Ini pernikahan kedua putranya dan reputasi keluarga mereka dipertaruhkan jika sampai Jonathan dan Adelia tidak bisa memiliki anak . Jangan sampai orang-orang mulai menyebar gosip buruk tentang keluarganya apalagi dia menikahkan Adelia dengan Jonathan demi mendapatkan keturunan. Jika gagal lagi, apa dia harus mencari menantu lagi? Jonathan kembali tanpa melihat hasil tes itu terlebih dahulu. Dia ingin ibunya melihat secara langsung supaya ibunya tidak menaruh curiga. Dia tidak ingin ibunya menuduh dirinya memalsukan hasil tes itu jika tidak sesuai dengan kenyataan. Apa pun hasilnya nanti, dia akan berusaha menerimanya tapi di
Valerie dan Nick pergi menemui anak buah yang telah berhasil menangkap Ruben. Dia harus menyapa pria itu juga memberikan sedikit pelajaran untuknya. Tentunya dia tidak akan menghabisi Ruben saat itu juga karena dia memiliki rencana sempurna untuk meneror Adelia.Kedatangan mereka berdua tentu saja membuat Ruben terkejut. Dia baru sadar dari pingsannya dan saat ini dia berada di sebuah tempat yang disediakan oleh Nick untuk menyandera dirinya.Melihat kedatangan wanita yang seharusnya dia bunuh membuat Ruben menelan ludahnya. Aura yang begitu berbeda, dia tidak seperti wanita biasa pada umumnya dan seharusnya dia sudah tahu jika lawannya bukan wanita biasa ketika anak buahnya membawa wanita itu.“Apa kau tidak terkejut melihatku?” Tanya Valerie basa-basi.“Siapa kau sebenarnya?” Ini yang paling ingin diketahui oleh Ruben dan dia harus tahu agar dia tidak penasaran. “Kau tidak tahu atau kau sedang pura-pura tidak tahu?” Valerie menghentikan langkahnya tidak jauh dari Ruben, “Oh, atau j
Valerie memilih pulang bersama dengan Nick karena dia akan menonton dari rumah bagaimana dengan reaksi Adelia ketika mendapatkan hadiah dari dirinya. Dia tidak perlu pergi ke rumah Jonathan karena dia akan menonton dari CCTV saja. Satu musuhnya mulai mendapatkan balasan darinya. Dia tidak menyangka jika semua itu akan dimulai dari Adelia. Tidak jadi soal, Lidya Hart memang akan menjadi target terakhir dari balas dendamnya. Lagi pula rencananya sedang berjalan tanpa wanita itu ketahui jadi dia akan membiarkan wanita itu menikmati waktunya sebelum dia mendapatkan kejutan dari dirinya. Begitu tiba di rumah, Valerie langsung meretas CCTV yang ada di rumah keluarga Hart. Dia dibantu oleh Nick untuk melakukannya dan dia tidak sabar melihat reaksi Adelia juga melihat bagaimana reaksi keluarga Jonathan dengan paket spesial yang dia berikan. Tidak butuh waktu, dia sudah meretasnya setiap CCTV yang ada di rumah keluarga Jonathan. Dia pernah tinggal di sana selama 2 tahun jadi dia tahu di ma
Seorang pelayan menghampiri dengan segelas minuman hangat. Valerie masih berada di ruang tamu, dan diam termenung. Tetapannya kosong ketika pelayan itu meletakkan minuman untuk dirinya. Dia tidak menyesal, dia hanya merasa tidak seharusnya semua berakhir seperti ini. Seandainya Ibu Jonathan sedikit tahu diri dan tidak melewati batas maka dia pun tidak akan menghancurkan mereka. Kenangan yang telah dia lewati selama bersama dengan mereka tidak ada artinya sama sekali. Segala simpatinya untuk keluarga itu benar-benar telah sirna. "Sayang," panggilan Nick mengejutkan dirinya, "Kenapa kau termenung seperti ini, apa kau menyesal telah menolak membantu dan membiarkan pria itu pergi?" Nick duduk di sampingnya. Dia khawatir Valerie justru menyesali apa yang baru saja dia lakukan. "Apa yang kau katakan, Nick?" Valerie bersandar di dada suaminya, "Aku tidak mungkin menyesal dengan apa yang baru saja aku lakukan. Aku hanya tidak menyangka jika semua akan berakhir seperti ini.""Mereka yang m
Jonathan dipersilakan untuk masuk ke dalam. Dia menunggu di ruang tamu. Dia sangat berharap dapat bertemu dengan Valerie. Tatapan matanya tertuju pada foto pernikahan Valerie dengan Nick yang terpampang jelas di dinding.Tak bisa dipungkiri jika ada perasaan sedih ketika dia melihat foto itu. Valerie terlihat begitu bahagia dan tidak hanya itu saja, terdapat seluruh anggota keluarga pada difoto lainnya.Dulu mereka tidak melakukan hal itu karena ibunya tidak memberikan pernikahan yang pantas untuk Valerie bahkan dia hanya memiliki sebuah foto pernikahan saja yang sudah hilang entah ke mana.Dia bahkan tidak memberikan gaun terbaik seperti yang Valerie kenakan dalam foto itu. Ibunya bahkan tidak memberikan hadiah untuk Valerie tapi dia justru memberikannya kepada Adelia.Dia sadar, keluarganya begitu memandang rendah Valerie hanya karena Valerie berpura-pura berasal dari keluarga miskin. Apa yang terjadi benar-benar menjadi tamparan untuknya dan apa yang terjadi tak bisa diperbaiki la
Kabar jika ibunya jatuh sakit sudah didengar oleh Jonathan. Dia bergegas pergi ke rumah sakit untuk melihat keadaan ibunya. Akibat kabar buruk yang didapatkan secara bertubi-tubi dan permasalahan yang datang silih berganti membuat Lidya mengalami stroke. Kedua putrinya menangis sedangkan Putra pertamanya terduduk lesu. Permasalahan yang mereka dapatkan benar-benar begitu banyak dan mereka belum menemukan jalan keluarnya untuk menyelesaikan permasalahan itu. Jonathan menghampiri ketiga saudaranya dan ketika melihat kedatangannya, Kedua saudara perempuannya menghampiri dirinya dengan perasaan kecewa. "Gara-gara kau, semua gara-gara kau Jonathan!""Untuk apa kau datang? Apa kau senang setelah melihat keadaan Mommy?" Kedua saudara perempuannya tampak kecewa pada dirinya karena Jonathan tidak peduli dengan apa yang terjadi dan setelah ibunya jatuh sakit barulah dia datang. Bukankah semua itu tidak ada gunanya? "Jangan berbicara seperti itu. Aku peduli dengan Mommy dan aku sayang padan
Sudah jatuh tertimpa tangga, itu perumpamaan yang pantas untuk Lidya. Di saat perusahaannya sedang berada di dalam masalah, kerjasama yang dia rebut dengan susah payah dari Valerie rupanya juga mengalami masalah. Tadinya dia pikir, meskipun perusahaan berada dalam masalah tapi dia masih memiliki proyek yang menguntungkan sehingga dia tidak akan terlalu hancur tapi sekarang semuanya jadi berubah. Dia sudah berusaha menghubungi Axel puluhan kali tapi pria itu tidak menjawab sama sekali. Rasa cemas dan takut menyelimuti hati. Kini dia mulai khawatir jika dia telah tertipu oleh pria itu. "Kurang ajar!" Lidya melempar ponselnya karena dia gagal menghubungi Axel. "Ada apa, Mom? Apa kau sedang berusaha menghubungi Valerie?" Tanya putrinya. Ibu dan kakaknya telah kembali dan tentunya mereka kembali dengan tangan kosong. Mereka pikir ibunya sedang menghubungi Valerie karena bisa saja ibunya mendapatkan nomor telepon Valerie dari Emy. "Sial. Kenapa masalah datang secara bersamaan?" Lidia t
“Biarkan aku bertemu dengan Bosmu!” Lidya memaksa seorang penjaga yang sedang menahan dirinya dan tidak membiarkan dirinya masuk.Dia tidak memiliki pilihan selain pergi ke rumah Nick. Emy telah memberitahu jika Valerie tidak datang ke kantor jadi mau tidak mau dia harus mencari Valerie di rumahnya.Dia datang bersama putranya setelah mereka memutuskan untuk datang ke tempat itu karena mereka pikir, Valerie tidak akan bisa mengelak dan tidak bisa menolak kedatangan mereka.“Tuan tidak berada di tempat, Nyonya. Kau bisa kembali lagi nanti,” dia sudah mendapat perintah untuk tidak membiarkan siapapun masuk jadi dia tidak akan membukakan pintu walaupun Nyonya rumah ada di dalam.“Apa dia pergi dengan istrinya?”“Tidak, Nyonya ada di dalam.”“Jika begitu bukakan, kebetulan aku memang ada urusan dengan istrinya!”“Maaf, Nyonya sedang beristirahat. Jika Nyonya memang ada urusan penting, tunggulah Tuan kembali.”“Aku tidak bisa menunggu. Tidak perlu memberikan izin untuk masuk, panggilkan i
Lidya semakin terlihat depresi. Antara menyelamatkan perusahaan dan membuang harga diri, dia benar-benar di dalam dilema. Sumpah demi apa pun, dia tidak mau menemui Valerie lalu merendahkan diri untuk memohon kepada dirinya.Valerie pasti akan menertawakan dirinya dan bisa saja, Valerie mengembalikan segala penghinaan yang selama ini dia berikan. Rasanya belum bisa mempercayai apa yang terjadi karena semua terjadi secara tiba-tiba.“Bagaimana ini, Mom? Para karyawanku sudah mulai protes!” Setidaknya tidak dia sendiri yang harus menanggung semua itu karena Putra dan putrinya juga menanggungnya kecuali Jonathan yang tidak ingin ikut campur.“Jangan bertanya karena Mommy sendiri tidak tahu apa yang harus kita lakukan. Bukan kau saja yang mengalami masalah, kita semua berada di dalam masalah!”“Lalu bagaimana? Tidak ada cara lain selain menemui Valerie dan aku rasa kita memang harus membuang segala ego untuk mencari dirinya!”“Jika begitu pergilah, kalian bisa pergi menemui dirinya dan m
Tidak ada cara untuk menghentikan semua yang sedang terjadi. Lidya sudah terlihat depresi karena semuanya semakin tak terkendali. Putra dan putrinya pun tak dapat melakukan apa pun walaupun mereka sudah berusaha keras mencari cara untuk menghentikan semuanya.Setiap detik, kerugian yang mereka tanggung semakin bertambah dan mereka tak bisa menghentikan apa pun. Para pengusaha pun tak henti menghubungi mereka. Mereka seperti diteror dan kerugian yang mereka tanggung semakin banyak saja.“Aku tidak bisa tinggal diam lagi, aku harus menghubungi Jonathan!” Kabar itu harus segera mereka bagikan pada Jonathan. Apakah semua itu terjadi karena tidak adanya Jonathan di perusahaan?Apakah mereka telah mengambil tindakan yang salah sehingga mereka mengalami kejadian seperti itu?“Jangan coba-coba, tidak ada yang boleh memberitahu dirinya sekalipun aku mati!” Lidya justru melarang. Jonathan tidak perlu tahu hal seperti ini karena dia tidak mau putranya jadi keras kepala lalu menganggap jika dia
“Apa sebenarnya yang telah terjadi?” Lidya berteriak kepada para karyawannya setelah melihat apa yang terjadi dengan perusahaannya. Bukannya perusahaan Valerie dan Nick yang hancur, yang berada di dalam masalah justru perusahaannya.Telepon tidak berhenti berdering, semua karyawan berusaha menangani panggilan dari para pengusaha yang mulai menuntut atas apa yang sedang terjadi karena mereka mengalami kerugian dan tidak sedikit dari mereka yang mulai meminta ganti rugi.Lidya semakin panik dibuatnya. Semua rencana berubah total. Menghilangnya Ana yang dia percaya sebagai ahli IT di perusahaannya semakin membuatnya seperti kehilangan satu kaki kanannya.Entah kenapa dia begitu bergantung dengan Ana. Dia begitu mempercayai wanita itu dapat menyelesaikan setiap permasalahan yang terjadi dengan perusahaannya. Seolah ada yang mempermainkan dirinya, saham perusahaan semakin terjun bebas dan tak terkendali. Itu bukanlah hal baik bagi dirinya.Jika dia tidak segera bertindak dan menghentikan s
Hari yang dinantikan oleh Lidya datang karena hari ini adalah hari kehancuran bagi Valerie dan Nick. Dia pastikan mereka berdua pasti hancur karena dia telah mempersiapkan semuanya dengan matang.Hari pembalasan pun tiba dan Valerie tidak akan pernah menyadari jika bisnis yang dia bangun akan hancur dalam sekejap mata. Itu adalah ganjaran bagi orang yang telah begitu berani menantang Lidya Hart.Kepercayaan diri tinggi yang dia miliki tentu saja membuatnya merasa jika dia sudah menang. Dia percaya sepenuhnya dengan Ana karena Wanita itu telah memberikan bukti yang begitu nyata pada dirinya.Hari masih pagi jadi Lidya belum pergi ke kantor. Dia menikmati paginya, mencoba menghirup aroma kemenangan yang akan semakin terasa. Sambil menikmati sarapan, dia juga membaca berita.Tiba-tiba dia jadi ingat dengan Jonathan. Entah apa yang putranya lakukan saat ini tapi dia jadi ingin menghubunginya untuk memberitahu jika wanita yang berusaha dia bela selama ini, sebentar lagi akan hancur.Tidak