Lingkaran sihir milik Zephyr terukir sempurna ke sekitar putri berambut merah, Fania yang sebelumnya bertarung dengannya segera menghindar dari sana agar tak terkena sihir dari Zephyr.
“Aku akan meleburmu gadis keturunan pembunuh kakakku!”
Akar tanaman rambat muncul secara tiba-tiba dengan kecepatan yang luar biasa dari lingkaran sihir Zephyr yang terukir di dinding gelap yang sekarang menjadi terang berkat cahaya dari lingkaran sihirnya.
Akar-akar itu merayap menuju putri berambut merah yang nampak tak terkejut sama sekali oleh sihir Zephyr. Bahkan, Fania yang pernah melihat sihir Zephyr saat melawannya di lain waktu nampak terkejut.
“Kau ingin membuat akar ini menangkapku, penyihir sisa? Dasar kau tak berguna sebagai penyihir yang selamat, nasib baik berpihak padamu.”
Zephyr sangat geram dengan semua ocehan gadis itu, amarahnya memuncak dan tak terbendung lagi. Kini tubuh Zephyr diselimuti dendam dan amarah.
“
Zephyr mencoba bangkit setelah merasakan tendangan putri itu di dadanya, tetapi tubuhnya terasa berat. setiap bagian tubuhnya terasa sakit seolah mengkhianati kehendaknya sendiri.Nafasnya tersengal, matanya tak kuat lagi untuk tetap terbuka.Di saat itu dia ingin sekali rasanya tak sadarkan diri untuk melewati ini semua, tapi sakit di dadanya menjalar hingga ke tenggorokan dan membuatnya tetap terjaga juga mengunci suaranya sehingga dia berada di kondisi dalam diam.Amarah yang membara di matanya tak bisa disembunyikan lagi, dia berguling sedikit menjauh dari putri itu lalu menatap gadis berambut merah itu dengan tatapan penuh kebencian.Seperti bara api yang tak kunjung padam meski diguyur hujan dan tertimbun salju.Zephyr merasa heran, kenapa putri berambut merah yang manusia biasa itu sangat kuat dan bisa dengan mudah mengalahkannya.Di sisi lain, Fania mendekat ke arah Sri Roro mereka berjuang untuk mendekati Zephyr yang ada di seberang
Zephyr mengepalkan tinjunya lebih erat hingga hampir membuat telapak tangan kirinya berdarah, giginya bergemeretak menahan marah dan rasa sakit yang membara.Dengan satu teriakan yang mengguncang, dia menyalurkan seluruh energi magis yang tersisa ke dalam satu serangan terakhir yang terpusat dari tangan kanannya.Cahaya biru menyala terang dari telapak tangan kanannya yang dihempaskan mengarah pada sepupu Fania yang ada di depannya.Saat serangannya berjarak tak jauh dari sepupu Fania, Zephyr bersiap untuk meledakkannya dengan sangat keras seperti bom yang dilemparkan ke tengah medan perang.Serangan sihirnya yang dihempaskan itu menggetarkan dinding dan menghancurkannya, menghancurkan pilar di pinggir lorong, dan membuat lantai di bawah mereka bergetar dengan hebat.Namun, tepat ketika ledakan cahaya hampir mencapai sepupu dari Fania, dia hanya mengangkat tangannya dengan tenang dan memutar alat sihirnya.Sebuah penghalang transparan terben
Vinna Erz Loven adalah cucu sekaligus pewaris takhta satu-satunya Kerajaan Loven. Orang tuanya telah gugur dalam pertempuran melawan Kerajaan Elde beberapa tahun silam, kakeknya lalu membesarkannya dan menjadikannya pewaris takhta yang sebelumnya diberikan pada ayahnya. Dari kecil, Vinna dididik ketat oleh ayah dan kakeknya. Sementara ibunya adalah ahli medis dari keluarga margrave Latzo yang menjaga perbatasan antara Kerajaan Loven dan Elde. Di istana megah Kerajaan Loven, Vinna menghabiskan waktunya hanya untuk berlatih dan menjadi kuat demi menjawab panggilan kakeknya yang mempercayakan takhta padanya. Dari pagi hingga sore tiba, Vinna terus berkutat dengan pedang dan alat-alat sihir yang diciptakan oleh kakeknya dan beberapa ahli pemecah sihir yang dibuat oleh Ken. Setiap hari dia selalu membaca buku-buku kuno tentang sihir dan murid penyihir, Vinna mengetahui fakta baru bahwa manusia biasa juga dapat mempelajari sihir dengan bimbingan langsung dari penyihir. Vinna memang ter
Kerajaan Loven menerima kedatangan Zephyr yang telah dikalahkan Vinna.Saat itu adalah pagi buta, keadaan sepi dan belum banyak orang yang beraktivitas.Kereta kuda yang membawa Zephyr bagai kereta budak, jeruji besi kuat menahannya.Kereta kuda itu berguncang saat melewati jalan berbatu di ibu kota, menciptakan rasa sakit pada lukanya terasa makin sakit yang seakan mengiringi penderitaan Zephyr.Di dalam kereta berbentuk jeruji besi itu, dia tak sadarkan diri. Bekas luka dan memar menghiasi tubuhnya yang kusut.Tubuh yang dulu kuat penuh kekuatan sihir yang sangat besar kini redup dan terbaring lemah di dalam sana dibalut oleh bayangan kekalahan yang meremukkan semangatnya.Desahan napas berat terdengar dalam kesunyian pagi, seolah alam pun enggan menyaksikan penderitaan sang penyihir terakhir.Vinna berdiri di depan gerbang utama sambil memandang jalanan yang akan dilalui kereta kuda yang membawa Zephyr, menunggu dengan sabar namun
Ruangan itu gelap dan penuh dengan alat-alat yang aneh di mata Zephyr.Dia belum pernah melihat alat-alat yang begitu besar dengan kabel-kabel berukuran besar dan kecil saling menyambung antara satu sama dengan yang lainnya.Beberapa orang sedang mencatat sesuatu di buku catatan mereka yang berukuran besar, sementara yang lainnya tengah sibuk menyambungkan kabel-label kecil ke sebuah benda.Kereta yang membawa Zephyr berhenti tepat di depan sebuah alat besar yang sangat asing di mata Zephyr.Alat itu berbentuk seperti tabung dengan engsel di depannya, ukurannya cukup besar dan sangat cukup bila manusia di masukan ke dalamnya.Dari depan, alat itu memiliki lubang-lubang kecil yang sepertinya dimaksudkan untuk menancapkan kabel-kabel yang ada di dekat alai itu, ketika engsel alat itu dibuka, duri-duri kecil nampak terlihat di dalamnya.Para prajurit penjaga mulai membuka kereta kurungan Zephyr.Zephyr terbaring di dalam sana, dia sudah
Satu tahun kemudian.Di aula singgasana Kerajaan Loven yang sangat megah, berkumpul orang-orang yang merupakan petinggi dari Kerajaan Loven.Mereka memandang dua orang gadis yang tengah berlutut di hadapan Raja Ken yang awet muda. Dua orang gadis tersebut berpakaian sopan dan rapi.Yang satu adalah putri dari sebuah kerajaan, dan yang satunya lagi merupakan pengawal pribadinya.Sudah sekitar satu jam mereka memohon sambil berlutut untuk meminta sesuatu yang nampaknya tak didengarkan oleh Raja Ken.“Fania, sudah kukatakan berkali-kali padamu jika penyihir itu sekarang adalah milikku. Kau sudah diberi kesempatan untuk memanfaatkan penyihir itu, tapi kenapa tak kau memanfaatkannya dengan baik?”Fania mengepalkan tangannya, wajahnya nampak sangat kesal dengan gerak-gerik dari Raja Ken yang memandang rendah terhadap dirinya.“Aku hanya ingin membawanya kembali ke rumahnya, tolong lepaskan Zephyr sekarang juga.”“Zephyr? Siapa dia? O
Para budak yang jumlahnya ribuan tengah berhamburan di dalam gedung penjara yang besar milik Kerajaan Loven.Ada yang menangis bahagia karena terbebas, ada yang membalaskan dendam mereka pada para penjaga dengan memukulinya, dan ada juga yang berusaha melenyapkan para penjaga yang telah melenyapkan sanak saudara mereka.Tapi yang terlihat di jelas di antara semuanya adalah para budak pria yang sedang melenyapkan para penjaga yang selama ini mengurung mereka dengan senjata sihir yang mereka rampas dari gudang senjata penjara.Tidak ada yang tahu bagaimana awalnya para budak ini memberontak, yang jelas mereka kini hanya membalaskan hasratnya saja akibat diperbudak dan diperlakukan buruk oleh kerajaan.Vinna dengan ditemani sekitar dua ratus orang prajurit bersenjata lengkap berjalan ke arah penjara kerajaan dengan tergesa-gesa.“Cepat, kita harus menyelesaikan pemberontakan ini sebelum menjalar ke seluru kerajaan!” perintahnya.Mer
“Kakekku memang selalu saja memiliki rencana dan cara licik untuk mendapatkan apa yang diinginkannya. Zephyr yang merupakan seorang penyihir, masuk ke dalam daftar keinginannya. Dia tak akan bisa keluar dari ruangan itu walau memiliki kekuatan yang sangat besar sekali pun.”“Jika kau sudah tahu kalau yang kau lakukan itu salah, kenapa kau masih saja menuruti perintah kakekmu? Zephyr bukanlah alat, dia sama seperti kita!”“Apa aku tidak salah dengar? Dia itu seorang penyihir, lho. Jelas-jelas dia berbeda dengan kita, Fania.”Fania menggertakkan giginya, emosinya berkecamuk antara amarah dan kesedihan.“Itu hanya alasan!” tunjuknya. “Kau selalu mencari alasan untuk membenarkan semua tindakanmu, Vinna!”“Dan kau selalu mencari harapan di tempat yang tidak ada, Fania,” Vinna membalas, suaranya tajam seperti silet. "Zephyr, dia bukanlah manusia. Dia bisa saja melenyapkan kita semua