Hai Lovely Reader ^_^ Finally kisah Navisha dan Javier season 1 sampai disini. Nantikan kisah mereka selanjutnya di awal bulan Juni yah! Lots love from author ^_^
Season 2 “Jadi, aku harus memanggil Bos Luca dengan sebutan ayah?” tanya Javier berbisik pada Visha. Pertanyaan Javier benar-benar membuat Visha kembali berpikir. “Benar juga. Rasanya aneh kalau kau memanggilnya Ayah. Aku sendiri geli mendengarnya.” Visha terkekeh-kekeh sambil menikmati makanannya. Mereka sudah menerima ucapan selamat dari hampir seluruh tamu undangan dan saat ini tengah mengisi perut mereka yang kelaparan. Kemudian Javier berkata, “Tetap panggil Bos saja, bagaimana? Aku lebih nyaman seperti itu.” Visha pun mengangguk setuju. Tak lama kemudian, mereka pun harus menerima pamitan dari para tamu undangan karena waktu yang sudah semakin larut. Setelah tamu semakin berkurang, Visha dan Javier pun turun dari panggung menuju ke kursi di mana Luca dan Dante duduk bersama dengan keluarga. “Navisha, Nak!” Kakek Visha yang tentu saja hadir dalam acara sacral tersebut langsung berdiri menyambut cucu kesayangannya itu. “Grandpa! Terima kasih sudah datang. Walau aku sendi
“Mm!”Suara erangan kecil yang keluar dari mulut bibir Visha membuat Javier tersenyum simpul.Ruang kamar hotel itu ia biarkan tak diterangi lampu, hanya mengandalkan cahaya dari luar jendela yang sedikit-sedikit menerobos celah yang ada di antara tirai panjang.Pendingin ruangan pun terasa nyaman di kulit polos Visha yang tak tertutup oleh selimut.Ini pertama kalinya mereka menikmati waktu romantic berdua secara sah.“Kau mau sesuatu?” tanya Javier yang akhirnya mengecek ke tempat tidur, untuk memastikan kalau wanita yang baru saja menjadi istrinya itu sudah benar-benar bangun dan tidak hanya mengigau.Netra Visha memang masih tertutup, tapi dengkusan kecil terdengar dibarengi dengan dua tangannya yang terangkat, seolah sibuk meraih tubuh Javier untuk kembali ke pelukannya.Javier pun menyambut gerakan Visha dengan berbaring di sebelahnya, sehingga wanita itu mudah untuk memeluknya.Visha pun melancarkan protesnya, “Kenapa kau sudah bangun sepagi ini?” Alih-alih menjawab pertanyaan
“Ayo, berenang!” ajak Visha yang muncul di belakang Dante, sudah dengan pakaian renang yang menampilkan lekukan tubuhnya.Melihat apa yang dikenakan Visha, dengan tergesa Javier bangkit dari sofa dan langsung mendorong sang istri untuk masuk sedikit ke dalam, supaya tidak terlihat oleh Madoka.Tanpa mengatakan apapun, Javier mengambil jubah mandi dan memakaikannya pada Visha, membuat wanita itu sadar kalau Javier sepertinya tidak suka berbagi pemandangan, walau dengan Madoka yang notabene adalah seorang gay.“Kau cemburu, hm?” tanya Visha yang sama sekali gagal menyembunyikan cengiran bahagianya.Jarang sekali Javier bersikap seperti ini. Walau sedikit masuk kategori overprotektif, tapi Visha menyukainya.Javier mengalihkan pandangannya sambil berkata cuek, “Ini cemburu kah? Aku hanya tidak suka melihatmu dilihat oleh orang lain selain aku.”Visha tergelak sambil melingkarkan dua tangan di leher Javier. “Baiklah, baiklah. Aku akan beli pakaian renang yang menutup semua tubuhku. Bagaim
“Nana! Jang—”Buk!Sebuah pukulan mendarat di tengkuk Javier. Hanya butuh satu kali hantaman, Javier langsung tak sadarkan diri di tangan mereka.“Oi! Nata! Jangan berlebihan!” tukas pria berjas hitam lainnya yang terlihat tak setuju. “Bagaimanapun, dia bukan musuh kita.”Nata melirik dengan tatapan tajam yang juga menyiratkan ketidaksetujuan atas nada tinggi pria tersebut.“Aku diberi wewenang yang cukup, untuk melakukan itu, Dimitri. Jangan menggurui!” sentaknya seraya masuk ke dalam salah satu mobil yang tidak ada siapapun di dalamnya, selain si pengemudi.Seolah menjadi kode, masuknya pria bernama Dimitri ke dalam mobil sebagai orang terakhir yang menutup pintu itu, membuat semua mobil berjenis sedan hitam tersebut bergerak dari posisi mereka masing-masing.Dimitri yang ikut dalam mobil Javier pun masih mengepalkan tangannya. Tidak suka dengan cara Nata menenangkan Javier. Tapi ini juga salahnya yang tidak buru-buru menenangkan Javier.Dibanding dengan Nata, Javier lebih dekat den
'Kurasa aku tak bisa sembarangan dengan orang ini . Aku akan bicara lebih detail dulu saja,' Visha membatin sementara netranya menyalak galak pada Vasili. "Kudengarkan dulu alasanmu memisahkanku dengan Javier dan anakku tadi, dan juga kenapa harus Javier." Nada suara Visha benar-benar terdengan dingin dan tak kenal takut. Hal itulah yang membuat Vasili menaruh hormat padanya. Pria paruh baya itu pun segera melepas cengkramannya seraya berkata, "Ayo bicara di dalam."Segera mereka turun dari mobil. Visha pun didampingi oleh seorang butler tua yang kemungkinan besar punya tugas persis seperti Celez, yang bekerja di kediaman Cavallo.Sementara Vasili sudah lebih dulu masuk meninggalkan Visha."Silakan menunggu di sini, Nona," ujar butler tua itu sambil mempersilakan Visha untuk duduk di salah satu sofa yang ada di ruang dalam kediaman Ivanovisc."Mm." Butler tua yang memperkenalkan diri dengan nama Herv itu pun kembali bertanya dengan penuh hormat, "Apakah Anda tidak masalah dengan
"Aku tak suka ini!" tukas Visha menyalurkan emosinya.Setelah pertemuan Visha dengan Vasili, sang pemimpin klan Nosctra itu pun menemui Javier dan mengutarakan tujuannya.Saat ditanya oleh Javier kenapa ia harus menggunakan cara-cara tidak biasa—seperti memisah Javier dan Visha saat di bandara, pria dingin itu menjawab kalau dirinya hanya iseng karena mereka pengantin baru.Tipikal Vasili yang selalu bertindak sesuai suasana hatinya.2 minggu pun berlalu. Rasanya cukup singkat bagi Visha. Visha dan Javier berbincang, mengabaikan kentang goreng yang baru saja datang. Sementara itu, Dante sedang sibuk berenang bersama dengan Madoka.Dan saat ini Visha tengah merajuk, karena akan ditinggal Javier selama 6 bulan. Javier harus berada di sisi Dynee—calon istri Vasili, 24 jam. Tanpa libur."Aku akan menolaknya, kalau begitu, Nana," ujar Javier yang langsung beranjak dari kursinya.Mendengar itu, Visha pun menarik pergelangan tangan Javier sampai pria itu kembali duduk di kursinya.Seingin-
“Aku—”Drrt! Drrt! Drrt!Salah satu ponsel yang tergeletak di atas meja bergetar panjang sementara layarnya berpendar menampilkan sebuah nama.Don Luca.“Ayah?” tanya Visha sambil meyakinkan diri bahwa itu bukanlah ponselnya tapi milik Javier.Javier mengulurkan tangannya untuk meraih ponsel tersebut seraya menjelaskan, “Ah … ya. Kurasa Bos akan memberikan keputusannya saat ini. Soal usulanku.”Visha melemparkan punggungnya melawan sandaran sofa sambil menyentak napasnya. Ia berkata, “Kurasa Ayah tidak akan menyetujuinya.”Javier mendengus. Ia sendiri tahu hal itu, tapi tetap ingin mencoba peruntungannya saja.“Ya, Bos?”“Luca, apa kau sudah gila?! Kalau Dynee ada di kediaman Cavallo, semua fokus musuh Vasili akan berpindah pada kita.” Luca berang.“Sabar dulu, Bos. Tentu saja, kalau diperbolehkan, membawa Dynee ke kediaman Cavallo tanpa sepengetahuan siapapu—””Tidak! Tidak tetap tidak!”Klik!Tut! Tut! Tut!Sambungan itu pun terputus sepihak. Javier hanya bisa meringis ketika menole
“Kau terlihat tak fokus dalam rapat tadi, Kak? Ada yang mengganggu pikiranmu?” Ernesto bertanya padahal ia sudah tahu apa yang membuat Visha tidak fokus.2 bulan sudah berlalu, setelah Visha terakhir bertemu dengan Javier, sebelum suaminya itu bertugas sebagai bodyguard calon istri Vasili.Dan saat Visha tengah mengikuti rapat, wanita itu mendapat kabar dari salah satu anak buah Madoka yang dikirimnya untuk memata-matai kondisi Javier, bahwa terjadi penyerangan saat Dynee pergi untuk mencoba gaun pengantin di sebuah butik.Sampai detik ini, ia belum menerima berita lanjutan dari serangan itu.“Diamlah, Ernesto. Apa kau sudah mendapat kabar siapa dalang penyerangan itu?” tanya Visha tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel di genggaman tangan.Ia sedang sibuk menanyai Madoka kalau-kalau ia sudah mendapat kabar dari Javier. Tapi sepertinya belum ada kabar lebih lanjut.“Well, Vasili punya banyak sekali musuh. Mungkin seluruh klan mafia adalah musuhnya, kecuali Cavallo. Tentu saja itu