Share

Respon Dante

last update Last Updated: 2023-04-06 15:05:48

Keesokan harinya, di kediaman Visha.

"Hm? Kau siapa?"

Dante yang baru saja terbangun, terkejut melihat seorang pria bertubuh kekar, berjaga dengan kaku di samping ambang pintu kamarnya.

"Selamat pagi, Tuan muda Dante. Perkenalkan saya Kahlun, yang akan menemani Tuan muda mulai hari ini."

Kahlun menunduk sambil meletakkan tangan kanan di atas dadanya.

Dante mengusap-usap kedua matanya yang masih kesulitan untuk melek sambil bertanya pelan, "Uncle Madoka? Di mana?"

Dante bahkan tidak menggubris perkenalan Kahlun. Pikirannya sibuk bertanya-tanya, kenapa pria cantik yang biasanya sudah duduk di samping tempat tidurnya itu, hari ini tidak terlihat.

"Ah ... senior Madoka sedang menjalankan tugas untuk beberapa hari ke depan—"

"Di mana Uncle Madoka?" tanya Dante lagi yang tidak paham dengan ucapan Kahlun.

Netranya mulai tertutup dengan air mata ketika ia sadar kalau Madoka benar-benar tidak ada.

Mata berair Dante membuat Kahlun panik. Ia mencoba menjelaskan, namun isakan Dante yang mulai
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Pembalasan Pelayan Kaya Raya   Ajakan Bianca

    Dante bangun pagi-pagi, seperti biasanya.Walau masih dalam suasana liburan—seperti janjinya seminggu yang lalu, ia tetap bangun pagi supaya bisa mengantar sang mama ke kantor."Selamat pagi, Mama!" seru Dante dengan nada ceria.Anak laki-laki itu selalu merasa lega, setiap kali ia menemukan wanita muda yang cantik itu duduk di meja makan, sambil mengutak atik ponselnya.Mendengar sapaan putranya, Visha langsung meletakkan ponselnya dan berbalik. Ia membuka lebar kedua tangannya, untuk menyambut Dante."Dante! Pagi, Sayang. Ayo sarapan?" ajak Visha sambil mengangkat putranya ke atas pangkuan.Dante mengangguk sambil berceloteh panjang lebar soal mimpinya semalam, sementara Sonya sibuk menghidangkan sarapan mereka di atas meja makan.“Jam berapa kau bertemu dengan teman-temanmu, Nak?" tanya Visha, sementara mereka menikmati makan pagi berdua."Jam 10,” jawab Dante riang. Ia kemudian bertanya, “Apa aku boleh menunggu di kantor Mama dulu? Apa ada Papa Javier di sana?”Visha mengangguk. “

    Last Updated : 2023-04-07
  • Pembalasan Pelayan Kaya Raya   Penculikan

    “Uhm … maaf, Ma. Dante hari ini ada janji dengan teman-temannya. Makanya anak itu ikut ke kantor. Ia janjian jam 10 nanti.” Visha tersenyum sambil menjelaskan.Bianca terlihat kaget, tapi kemudian ia tersenyum. “Wah! Cucu Mama sudah besar ya. Sudah bisa pergi main dengan teman-temannya. Tak apa, Nak. Lain waktu saja,” ujarnya, yang lalu menghabiskan isi cangkir.“Kalau begitu, Mama pamit ya. Mama ada janji sarapan dengan istri walikota. Beliau membuat panekuk yang enak sekali.” Bianca pun memeluk Visha dan saling bertukar cium pipi sebelum akhirnya ia keluar dari ruang kerja Luca.Visha akhirnya bisa bernapas lega, sepeninggalan Bianca. Ia tak menduga akan kedatangannya, yang sampai akhir pun tidak tahu tujuannya apa mendatangi kantor suaminya yang jelas belum berpenghuni.‘Apa ia ingin mengambil sesuatu dari ruangan Ayah?’ batin Visha menebak-nebak. ‘Ugh! Aku jadi menuduh yang tidak-tidak. Aku tidak boleh demikian.’Visha tengah sibuk dengan pikirannya, ketika Luca datang bersama den

    Last Updated : 2023-04-07
  • Pembalasan Pelayan Kaya Raya   Sang Tebusan

    “Kalian sudah dapatkan CCTV? Black box?” tanya Nigel yang sedikit lebih sehat ketimbang Kahlun.Pria itu—Kahlun, terkena luka tusuk di perutnya beberapa kali, dan sekarang sudah dilarikan ke rumah sakit terdekat. Ia sempat menelepon Visha tadi, untuk memberitahu apa yang terjadi.Sementara menunggu Visha datang, mereka sudah mencoba mengumpulkan rekaman CCTV dan black box di sekitar area di mana Dante terlihat bermain bersama teman-temannya.Sayangnya, CCTV sudah dimatikan sejak setengah jam sebelum kejadian berlangsung. Jelas sekali mereka sudah merencanakan ini dengan sangat rapi. Dan tentu saja tidak ada kendaraan di dalam taman bermain.Kalaupun ada, itu adalah truk makanan, dan truk itu tidak memiliki black boxDengan kata lain, pencarian mereka sia-sia.Tak lama kemudian Visha tiba di tempat kejadian. Ditemani Lucas, ia langsung mencari Nigel.Visha menyuruh Lucas yang menanyakan segala sesuatu, karena ia tahu dengan kondisi emosinya saat ini, ia akan sangat mudah marah dan tida

    Last Updated : 2023-04-08
  • Pembalasan Pelayan Kaya Raya   Menyerahkan Diri

    “Jangan gegabah, Visha!” Luca memperingatkan putrinya, “Kita harus membuat rencana dulu. Dinginkan kepalamu, Navisha!”Tapi rasa khawatir yang terlalu besar itu membuatnya segera menarik lepas infus di tangannya sebelum berlari cepat, keluar dari kamar perawatan.“Nona Visha!”“Javier! Kejar Visha!” perintah Luca.Tanpa menunggu perintah 2 kali, Javier segera meninggalkan tempat itu dan berlari mengejar Visha, sementara Luca langsung mengatur posisi para anak buahnya.Ia berhasil menahan Visha di tangga darurat dan memeluknya erat.“Lepaskan aku, Javier!” raung Visha seperti orang yang sudah kehilangan kewarasannya.Tentu saja Javier harus mengabaikan perintah Visha lalu berkata, “Tolong dengarkan saya, Nona Navisha. Saya akan mengantar anda ke tempat yang diminta si penculik. Oke?”Visha menatap Javier, mencari kebenaran di balik kalimatnya itu dan mengangguk ketika hatinya mempercayai ucapan pria itu.“Bawa aku ke sana, Jav. Aku tidak peduli mereka mau melakukan apa, yang penting ak

    Last Updated : 2023-04-08
  • Pembalasan Pelayan Kaya Raya   Menyambut Kematian

    “Huft!”Visha bersandar di dekat pohon besar yang ada di tempat terakhirnya berhenti tadi. Seperti perintah di dalam pesan tadi, ia harus diam di tempatnya.Karena kepalanya semakin pusing dan berakibat pada pandangannya yang mulai kabur, Visha pun memutuskan untuk duduk.‘Dante, bertahan sedikit lagi, Nak. Mama datang,’ batin Visha nelangsa. Sementara air mata kembali membanjir kala ia membayangkan putranya sedang ketakutan.Tak lama kemudian, ia kembali tak sadarkan diri. Seorang pria yang ditugaskan menjemputnya pun cukup kebingungan melihat Visha yang sudah tergeletak tanpa kesadaran di atas tanah.“Sepertinya pingsan, Bos,” lapor pria itu lewat protofon—walkie talkie yang menghubungkannya dengan seseorang di dalam gudang.“Bawa saja ke sini. Jangan lupa tutup matanya dan ikat tangan dan kakinya ke belakang,” perintah seorang pria dari seberang, yang menjadi lawan bicara si pembicara.“Siap, Bos.”Si penjemput itu kemudian mengangkat tubuh Visha dan memasukkannya ke dalam mobil. I

    Last Updated : 2023-04-08
  • Pembalasan Pelayan Kaya Raya   Serigala Berbulu Domba

    “Ha!”Madoka langsung berlari cepat melesat. Hanya satu tujuan yang ingin ia capai. Lantai 2 di mana Dante di sembunyikan.Bang!Bang!Bang!Ratata! Ratata!Semua senjata terarah pada Madoka. Tapi bukan Madoka—Mad Dog namanya, kalau tidak bisa beraksi tanpa celah. Ia berhasil melewati setengah dari ruangan itu.Sayang, sebuah peluru melesat tak terdeteksi oleh telinga tajam pria cantik itu dan mengenai pangkal pahanya.“Akh!”Bruk!Madoka terjatuh tepat di atas anak tangga terbawah. Ia merintih kesakitan sementara semua musuhnya menertawakannya.“Nyawamu tinggal 1 kah, Kitty?” ejek salah satu dari mereka sambil memanggul senjata laras panjangnya dengan gaya angkuh.“Miauw! Ha! Ha! Ha!” sambar yang lainnya.Madoka masih berusaha untuk setidaknya duduk di atas tangga dan membentengi diri dengan tongkat panjang yang masih ada di tangannya.Dan setelah ia berhasil duduk di atas anak tangga sambil bersandar di tiang tangga itu, ia langsung mengarahkan tongkat panjangnya ke arah mereka semu

    Last Updated : 2023-04-09
  • Pembalasan Pelayan Kaya Raya   Ayo, kita pulang!

    Sementara itu, di gudang tua di mana Visha dikurung, Javier baru saja melumpuhkan 5 penjaga yang bertugas di belakang gudang.Sampai saat ini Javier dan Madoka masih menebak-nebak siapa dalang dibalik penculikan Dante. Yang sedikit membuatnya lega adalah kabar dari Madoka kalau tuan mudanya sudah selamat di tangan Madoka.Yang tersisa kini adalah menyelamatkan Visha dari gudang itu. Namun, sampai saat ini belum ada tanda-tanda Luca mengirimkan bala bantuan untuknya. 'Berarti aku harus bekerja sendirian ,' keluh Javier dalam hati.Bukannya ia tidak bisa mengalahkan mereka, hanya saja, sudah lama sekali sejak perkelahian besar dulu. Ia tidak terlalu yakin hasilnya akan baik.Jadi, ia harus sangat berhati-hati saat mendekati gudang. Tidak mau kehadirannya ketahuan terlalu cepat dan harus menghadapi mereka semua sendirian. Untungnya, Javier membawa senapan yang tidak bising, jadi ia bisa membunuh musuh dalam kesunyian.Saat ini, ia berhasil masuk ke dalam gudang dari pintu belakang dan

    Last Updated : 2023-04-09
  • Pembalasan Pelayan Kaya Raya   Kecurigaan

    "Bagaimana kondisi putri saya. Dok?" Luca betanya dengan nada penuh kekhawatiran.Setelah menyelamatkan Visha dari gudang, Luca langsung membawanya ke rumah sakit. Ia juga memeriksakan kondisi Dante serta ketiga temannya.Secara tidak langsung, semua kejadian ini adalah karena kesalahannya dalam mengambil keputusan."Nona Navisha sepertinya kelelahan. Beberapa jam menerima cairan infus akan membuatnya segar kembali. Tapi, kalau bisa, biarkan Nona beristirahat sendiri, tanpa diganggu dengan urusan yang berat."Dokter keluarga Cavallo yang baru saja kembali dari penugasan di negara lain itu, menjelaskan sambil memberikan tatapan menegur."Yeah. Terima kasih, Dok."Dokter tua bernama Benigno tersebut pun pamit, setelah melihat raut wajah Luca yang sudah memahami maksudnya. Seperti apa yang dikatakan Dokter Benigno, Luca pun meminta Javier untuk berjaga di kamar perawatan Visha. Ia sendiri langsung ke kamar Dante dan tiga temannya untuk menerima laporan hasil pemeriksaan."Organ dalam s

    Last Updated : 2023-04-10

Latest chapter

  • Pembalasan Pelayan Kaya Raya   Epilogue

    10 tahun berlalu.Pemandangan gedung sekolah dasar yang ramai dengan hamburan murid pulang sekolah sudah menjadi kesenangan Dante sejak sang ibu—Navisha, menambah cabang Viensha Co. di negara lain.Tahun ini, putra pertama Visha tersebut sudah menginjak usia 18 tahun. Dan minggu ini, seorang gadis muda Italia yang berbeda dari minggu lalu, menempel lagi padanya.“Dante ... kapan kita pulang? Di sini panas sekali,” rengek gadis yang sudah mengekornya sejak dari gedung SMA.Dante menghela napas singkat. Netranya tak kuasa untuk tidak berputar lelah. “Aku sudah bilang akan menjemput adikku. Kau yang bersikeras untuk ikut Danny, jangan rewel.”“Kau pasti bohong! Kau—““Dante!” suara lantang yang memanggil Dante itu adalah milik seorang gadis kecil.Wajahnya mirip seperti Visha. Netranya yang biru pun persis seperti Dante dan ibu mereka.“Ammy!” seru Dante yang langsung meninggalkan teman perempuannya untuk menyambut kepulangan sang adik.Buk!Pukulan kecil dari sang adik pun mendarat di b

  • Pembalasan Pelayan Kaya Raya   Penantian Javier

    “Cantik sekali ....”Javier ternganga di depan kaca besar yang menampilkan puluhan tempat tidur bayi. Netranya terfokus pada satu kreatur mungil yang diletakkan paling dekat dengan kaca tersebut.Putrinya. Buah hatinya dengan Navisha.“Kau belum lihat matanya, Jav. Biru langit sepertiku!” seru Ernesto dengan nada bangga.Javier mendengkus geli. Tentu saja. Matanya pasti seperti sang ibu. Keturunan dari Luca yang matanya juga berwarna biru.Tiba-tiba wajah Javier mengkerut kesal. Ia berpaling pada Ernesto dan bertanya, “Kau sudah menggendongnya?!”Nada cemburu terselip di setiap kalimat tanya yang dilontarkan Javier barusan. Ernesto pun tergelak.“Cemburu?! Aku bahkan sudah melihatnya mandi!” ledek Ernesto dengan wajah tenang, sementara Javier terlihat kesal, merasa kalah.“Bohong lah!” seru Ernesto tiba-tiba. “Aku tadi diseret Papa ke sana ke mari. Mencari baju untuk cucu perempuannya. Belum lagi sepatu bulu-bulu dan banyak lagi.”Mendengar pengakuan Ernesto, Javier pun terkekeh. “Ter

  • Pembalasan Pelayan Kaya Raya   Was-was

    “Jav ... duduklah dulu. Kau membuatku ikut panik.” Luca menggeleng singkat sambil menghela napas pendek.“Ah! Sorry, Yah.”Javier kemudian duduk di samping Luca, tetapi tubuhnya tak berhenti bergerak. Kadang ia akan membungkuk, kadang bersandar. Bahkan pria muda itu tak berhenti menggerakkan kakiknya, seperti orang sedang menjahit pakaian dengan mesin manual.Ekor mata Luca menangkap gerakan berulang tersebut dan kembali menegur mantunya itu, “Jav.”“Ugh! Aku tak bisa tenang. Aku ingin masuk ke dalam sana, Yah. Aku khawatir apa kami terlambat. Air ketubannya keluar sangat banyak tadi. Kuharap tidak akan ada yang terjadi pada Visha.”Mereka tengah was-was menunggu proses c-section yang harus dilewati Visha. Kondisi bayinya tidak berada di jalur lahir, sementara air ketuban sudah pecah. Kalau dibiarkan terlalu lama, kemungkinan terburuk bisa menyapa sang jabang bayi.Akhirnya, Visha pun harus masuk ruang operasi. Walau ini adalah operasi Visha yang kedua, entah kenapa Javier merasa lebi

  • Pembalasan Pelayan Kaya Raya   Pecah

    183“Javier, kau ada waktu siang ini?” Luca, tak diduga Javier, menghubunginya tiba-tiba. Tentu saja, Javier menyanggupinya. Tugas menjemput Dante ia serahkan sementara pada Madoka. Biasanya Javier akan ikut ke sekolah untuk menjemput. Javier pun merespon, “Tentu, Ayah. Kau mau aku membawa Visha atau?”“Nah ... kau saja. Kuharap Visha tak perlu tahu aku mengajakmu bertemu, Jav.”Suami sah Visha tersebut tertegun sesaat sebelum menyetujui ucapan Luca. ‘Mungkin ini soal Ernesto.’Setelah sambungan telepon itu terputus, Javier segera pamit pada Visha dengan alasan akan menjemput Dante bersama Madoka.Dominic berjaga di apartemennya bersama dengan beberapa anak buah. Tentu saja, Javier sudah sedikit lega, karena berita Ernesto menghabisi Gale semalam sudah sampai di telinganya. Semua orang kini membicarakan pria muda itu.“Aku titip kue tart tiramisu,” pesan Visha saat mengantar Javier sampai di ambang pintu. Hamil keduanya ini membuat Visha menginginkan makanan manis. ia bisa menghabis

  • Pembalasan Pelayan Kaya Raya   Di Balik Dinginnya Hati

    Dhuar!Bang!Bang!Bang!“Ha! Ha! Ha! Mati kalian semua antek Cavallo!” raung Gale yang berdiri di atas kendaraan jeep terbuka.Mereka baru saja mengebom gerbang utama kediaman Luca dan melumpuhkan semua penjaga.Luca yang terbangun karena alarm dari gerbang utama pun langsung menyuruh semua staf rumah tangga membawa Bianca, bersembunyi di ruang bawah tanah.Ernesto dan Luca bersiap menghadapi mereka dengan anak buah yang ada. Tidak banyak mereka yang tinggal di dalam area Cavallo. Paling banyak mereka bisa mengumpulkan 50 orang untuk kejadian tak terduga ini.“Kau sudah memanggil anak-anak di luar sana?” seru Luca pada Ernesto, yang berjalan bersama menuju ke luar teras untuk melihat keadaan seperti apa yang menunggunya.“Beres, Pa. Mereka sudah dekat.”‘Andai ada Javier ... aku merasa lebih tenang. Kalau hanya Ernesto ... haaah ... aku harusnya bisa percaya pada anakku,’ batin Luca berkonflik.Luca tak punya muka untuk memanggil Javier, karena Ernesto dengan bodohnya sudah membuat C

  • Pembalasan Pelayan Kaya Raya   Tenang Sebelum Badai

    "Uncle Madoka!" seru Dante yang baru saja keluar dari kelasnya.Tuan muda kecil Cavallo tersebut baru saja menyudahi proses belajarnya hari itu. Dari wajah Dante, Madoka bisa menebak kalau permintaan maaf dari Simon tadi sudah menghilangkan air muka sedihnya."Tuan Muda! Apa mau makan dulu di kantin? Dengan Simon?" tanya Madoka tanpa basa basi.Dante yang memang sudah terbiasa mengamati orang-orang dewasa itu di sekitarnya pun paham, bahwa ada hal yang ingin dibicarakan Madoka dengam Simon."Tentu! Akan kupanggilkan Simon." Dante tersenyum riang sambil berbalik kembali ke kelas untuk menghampiri anak tersebut."Simon, mau makan siang denganku? Kau sering lama menunggu di kelas, kan?" ajak Dante dengan senyum ramahnya.Simon sedikit tertegun mendapat perlakuan baik dari Dante. Walau ia sudah minta maaf, baginya tidak serta merta mereka menjadi teman. "Tidak ada alasan aku makan siang denganmu! Jangan urusi aku!" sentak Simon.Suara Simon yang keras sudah tentu membuat Madoka memunculk

  • Pembalasan Pelayan Kaya Raya   Konsekuensi

    "Saya sudah katakan pada Anda, bahwa Dante adalah keluarga Cavallo. Tapi Anda tidak menggubrisnya." Moses mengingatkan pria yang meneleponnya sambil mengamuk.Setelah kedatangan Javier yang sia-sia kemarin, hari ini ayah Simon—Richard Countesc, menghubungi sang kepala sekolah dan mengamuk.Richard menebak kalau orang yang sudah mengganggu bisnisnya pastilah orangtua Dante. Karena dalam pesan yang diterimanya, mereka menginginkan permintaan maaf dari Simon."Brengsek! Padahal Javier itu tidak ada urusannya dengan anak itu! Dari berita yang kudengar, anak itu hasil pemerkosaan! Tch! Keluarga berantakan!" raung Richard yang masih tidak paham dengan posisinya.Lagi, Moses menghela napas panjang. Ia tahu bahwa Richard adalah donatur terbesar di sekolah tersebut, tapi kalau selalu keras kepala seperti ini, tidak mungkin sang kepala sekolah mau pasang badan.Moses pun akhirnya berkata, "Tuan Richard, sebaiknya Anda selesaikan dengan baik-baik. Mau bagaimanapun masa lalu Dante, tidak akan per

  • Pembalasan Pelayan Kaya Raya   Amarah Sang Kakek

    “Well ... apa kau sudah siap untuk minta maaf pada temanmu? Dante?”Dante menelan ludah. Tidak siap untuk melakukan apa yang ditanyakan sang ayah. Javier sedikit was-was menantikan jawaban dari Dante. Ia cukup takut kalau-kalau putranya itu menolak dan memilih untuk mengabaikan saja masalah ini.“Ehem! Si—siap!” seru Dante dengan terbata.Kini mereka sudah berada di depan ruang kepala sekolah untuk membicarakan mengenai perkelahian Dante dengan temannya kemarin.Javier terkekeh pelan sementara buku jarinya mulai menghantam lembut pintu ruang kepala sekolah yang masih tertutup rapat.“Masuk!” Seruan dari dalam terdengar samar, sebagai izin untuk Javier menggeser terbuka pintu itu.“Selamat pagi, Mr. Moses,” sapa Javier dan Dante hampir berbarengan.Mendengar sapaan itu, pria tua bernama Moses itu pun segera berdiri dan membalasnya, “Ah ... selamat pagi, Tuan Javier, Dante. Ayo duduk dulu.”Masing-masing mereka pun mengambil posisi duduk berhadapan. Dante duduk di samping Javier dengan

  • Pembalasan Pelayan Kaya Raya   Bukan Papaku

    “Ada apa?”Belum juga Javier membuka pintu ruang kerja Visha, sang istri ternyata sudah lebih dulu mempertanyakan percakapan telepon barusan.Padahal Javier masih butuh waktu untuk mengatur kata-katanya agar Visha tidak langsung marah karena Dante berkelahi.“Nana ... kau sudah selesai bekerja?” tanya Dante sambil mendorong Navisha kembali ke dalam dan mendudukkan sang istri di sofa.Yang didorong pun menurut saja. Ia duduk sementara manik matanya mengikuti tubuh Javier yang bergerak menyusulnya duduk di sisi kanan.Alih-alih menjawab pertanyaan Javier, Visha malah balik bertanya, “Kudengar kau seperti panik. Siapa tadi, Jav?”Javier masih butuh waktu lebih untuk memutuskan dari sisi mana ia akan mulai menjelaskan apa yang terjadi pada Dante.Kalau ia mulai dengan kalimat bahwa Dante dirundung di sekolah, jelas Visha akan mengamuk dan segera menuju ke sekolah.Namun, kalau dijelaskan bahwa Dante berkelahi, ia pasti akan marah pada Dante.‘Ugh! Sejak kapan membuat kalimat saja sulit bu

DMCA.com Protection Status