Beranda / Urban / Pembalasan Menantu Sampah / Bab 65 - Markas Geng Black River

Share

Bab 65 - Markas Geng Black River

Penulis: Rianoir
last update Terakhir Diperbarui: 2023-09-04 06:17:34

Kapal Kargo Sungai Tipe Flat Deck Barge telah dimodifikasi menjadi markas rahasia Geng Black River. Hal ini membuat suasana di dek bawah, begitu kontras dengan yang ada di atas. Jika dek atas kapal terasa sunyi dan sepi, hanya dipenuhi dengan tumpukan kontainer sebagai penyamaran, maka di dek bawah terasa begitu hidup dan kacau. Begitu Meaker dan Ryan melangkah masuk, atmosfer berubah drastis.

Di dalam dek bawah kapal yang terang, kekacauan dan kemerosotan moral tampaknya menjadi norma. Anggota Geng Black River mengabaikan semua batasan etika dan rasa kemanusiaan. Tawa nyaring dan kebisingan dari berbagai suara mengisi ruangan dengan atmosfer yang tak tertahankan.

Deru musik keras berasal dari sudut ruangan, di mana anggota Geng Black River berdansa dan minum-minum. Rokok dan alkohol mengisi udara dengan aroma tajam yang sulit dihindari. Beberapa dari mereka, yang sudah terlalu banyak mengonsumsi alkohol, memancarkan aura kegilaan yang membuatnya sulit untuk membedakan antara kenyata
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pembalasan Menantu Sampah   Bab 66 - Pura-Pura Bergabung

    "Aku sudah dengar dari Meaker, bahwa kamu ingin bersumpah setia padaku, apa itu benar?" tanya pria dengan setelan jas abu-abu itu.Ryan tersenyum dengan sopan. "Benar Tuan, dan sebagai tanda keseriusan saya, saya mempersembahkan Pil Pemulih Qi ini," ucapnya sembari mengambil sebuah botol kaca kecil dari sakunya, dan meletakkannya di meja kerja.Rithisak kemudian mengambilnya dan mengamati pil dalam botol kaca tersebut. Ia lalu membuka tutup botolnya, mencoba mencium aroma pil tersebut. Aroma harum disertai energi Qi menyeruak memasuki indra penciuman Rithisak. Ia cukup terkejut dengan tingginya kualitas pil tersebut."Dari mana kamu mendapatkannya?" tanya Rithisak dengan tatapan tajam.Suasana ruangan kembali menegang. Akan tetapi, Ryan tampak tidak terpengaruh dengan tekanan ini. "Saya membuatnya sendiri.""Apa?! Kau membuatnya sendiri!" Rithisak langsung berdiri dan menggebrak mejanya. "Kau seorang Tabib?"Ryan mengangguk seraya tersenyum. "Tapi aku lebih suka jika disebut sebagai A

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-05
  • Pembalasan Menantu Sampah   Bab 67 - Tantangan Dari Ketua Regu

    Di tengah kerumunan, sekelompok pria yang tampaknya lebih tua dan memiliki aura yang kuat berdiri di barisan depan. Ini adalah para ketua regu Geng Black River, yang telah memimpin pasukan mereka dalam berbagai aksi kriminal dan pertempuran.Salah satu dari mereka, seorang pria berjanggut dengan rambut kepala yang hampir botak, melangkah maju. "Apa maksud semua ini, Bos? Apakah Bos benar-benar berpikir bahwa anak ini bisa menjadi supervisor kami?" ucapnya dengan suara yang penuh dengan sinisme.Rithisak menatapnya dengan dingin. "Tidak ada yang dapat mengubah keputusanku, Khaosan. Lagipula, aku mengangkatnya karena dia memang memiliki kemampuan yang dibutuhkan Black River."Khaosan menghentakkan kakinya di lantai, menunjukkan rasa tidak puasnya. "Kemampuan? Apakah Bos benar-benar berpikir bahwa seorang pemuda lemah seperti dia bisa berdiri di samping kami? Ini terlihat seperti sebuah lelucon, Bos!"Anggota lainnya berteriak setuju, dan sebagian lainnya hanya menganggukkan kepala. Pena

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-06
  • Pembalasan Menantu Sampah   Bab 68 - Sukses Menjadi Anggota

    Seorang ketua regu lain menambahkan dengan suara yang tercengang, "Mustahil! Bukankah dia hanya seorang tukang obat, yang kemampuannya hanya cocok untuk mencampur ramuan? Tapi mengapa dia begitu kuat?"Namun, serangan-serangan mereka masih tidak mampu mengenai Ryan. Tubuhnya tetap bergerak dengan kecepatan dan kelincahan yang mengagumkan. Ia bergerak dengan elastisitas yang luar biasa, seolah-olah merangkul aliran Qi di sekitarnya. Dengan gerakan yang lincah, dia menghindar dari setiap ancaman, dan saat yang tepat, dia melancarkan serangan balik yang kuat. Setiap pukulan dan tendangan dari Ryan memiliki keakuratan dan intensitas yang membingungkan lawan-lawannya.Melihat lawan-lawannya mulai kelelahan, Ryan paham bahwa pertarungan ini sudah hampir mencapai klimaks. Dengan cepat, Ryan dapat melihat betapa banyaknya celah yang telah para ketua regu buat. Gerakan mereka juga mulai tidak terorganisir seperti semula. Memanfaatkan kesempatan ini, Ryan dengan tajam memetakan setiap titik vit

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-07
  • Pembalasan Menantu Sampah   Bab 69 - Keseharian Ryan Dalam Geng

    "Meaker, bagaimana hasil investigasinya?" tanya Rithisak sembari menyesap cerutu, asap melingkupi wajahnya.Meaker menjawab dengan serius, "Kemungkinan besar, mereka semua telah tewas, Bos."Rithisak mengerutkan dahinya. "Tewas? Mengapa kau yakin begitu?""Aku menemukan bekas pertarungan di dekat gudang penampungan sementara. Dan di sana, terdapat sebuah lubang besar berdiameter 3 meter dengan jejak tanah yang hangus. Siapapun di bawah tingkat Grand Master tidak akan dapat bertahan hidup jika menerima serangan yang dapat melubangi tanah selebar itu," jelas Meaker dengan tegas."Hmm …" Rithisak berpikir sejenak, dan kemudian merenung. "Itu artinya, ada dua kemungkinan, Sorya tewas karena ledakan, atau karena serangan Grand Master dengan akar elemen api. Tapi, apa kamu berhasil menemukan mayat mereka?"Meaker menggelengkan kepalanya. "Tidak Bos, tidak ada mayat sama sekali di sana. Yang ada hanya jejak pertempuran itu saja, dan beberapa pohon tumbang. Kalau boleh berspekulasi, aku mend

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-08
  • Pembalasan Menantu Sampah   Bab 70 - Transaksi Besar

    Keesokan harinya, suasana di dalam markas Geng Black River terasa begitu tegang dan penuh antisipasi. Setiap anggota geng merasakan getaran tegangan yang mengisi udara. Mereka tahu bahwa malam ini, rencana transaksi besar dengan pelanggan tetap mereka, Robert, akan berlangsung. Ini adalah momen yang ditunggu-tunggu, namun juga penuh risiko dan ketidakpastian.Para anggota geng bergerak dengan hati-hati, berbicara dengan suara berbisik dan mata yang selalu waspada. Mereka tahu betapa pentingnya transaksi ini bagi Geng Black River, dan mereka tidak ingin ada kesalahan atau gangguan yang bisa menghancurkan segalanya. Terlebih lagi, regu yang dipimpin oleh Sorya telah menghilang selama tiga hari, meninggalkan jejak kekhawatiran bahwa mereka mungkin telah dihancurkan tanpa ada yang selamat. Hal ini menambah ketegangan dan kecemasan di antara anggota geng.Ryan, yang kini berperan sebagai Supervisor, melihat suasana ini dengan pandangan yang tajam. Ia tahu bahwa dirinya harus bergerak denga

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-08
  • Pembalasan Menantu Sampah   Bab 71 - Kemarahan Rithisak

    Rithisak dan Robert terperana, mata mereka saling berpandangan dengan ekspresi bingung dan terkejut. 'Apa yang sedang terjadi?' batin mereka. Tidak butuh waktu lama sebelum para anggota geng lainnya mulai berjatuhan tak sadarkan diri satu per satu. Rithisak pun merasa kelemahan merayapi tubuhnya, merasakan energinya dicuri secara perlahan. Akan tetapi, karena Rithisak adalah seorang Grand Master dengan kekuatan yang kuat, ia tidak sampai roboh seperti korban lainnya. Namun, kekuatannya semakin terkuras sedikit demi sedikit.Saat berpikir apa yang sedang terjadi, Rithisak teringat satu kesamaan atas apa yang ia lakukan bersama anggota lainnya, yaitu makan sup buatan Ryan bersama siang tadi. Hal ini membuat amarah Rithisak memuncak, dan ia langsung menyadari bahwa ini adalah perbuatan Ryan."Ryan!" Rithisak merobek udara dengan suara marahnya, suaranya menggema di sekitar dermaga yang sunyi. "Apa yang telah kau lakukan?"Teriakan Rithisak ini mengagetkan Robert yang berdiri di sampingn

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-09
  • Pembalasan Menantu Sampah   Bab 72 - Perluasan Wilayah

    Setelah Rithisak mengkonsumsi sepuluh butir NTZ-457, atmosfer di sekitarnya berubah. Udara tampak bergetar, seolah-olah energi gelap itu meresap ke dalamnya. Urat-urat yang berdenyut dengan gila muncul di seluruh wajah Rithisak, menghiasi dahinya yang semakin membesar. Kepalanya seakan-akan ingin meledak seperti pasien Hidrosefalus yang parah. Walau begitu, wajah Rithisak tampak dipenuhi ekstasi. Bibirnya terkulum dalam senyum kepuasan."Jadi begini cara menggunakan kekuatanku," gumam Rithisak dengan suara serak. Pandangan matanya yang penuh dengan kegilaan memandang sekitarnya. Dia merasa seperti memiliki pemahaman yang jauh lebih dalam tentang kekuatannya yang baru ditemukan. "Kini, aku bisa memaksimalkan kekuatan Pengendalian Darah milikku!"Ryan, yang melihat semua ini dengan mata terbuka lebar, merasa takjub dan ketakutan. "Apa kau gila? Kau memakan semua obat berbahaya itu sekaligus?"Rithisak, meskipun tampak seperti sedang berbicara kepada Ryan, seolah-olah lebih dalam berbic

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-10
  • Pembalasan Menantu Sampah   Bab 73 - Meteor

    Cahaya hijau dan merah bersatu dalam ledakan dahsyat yang mengguncang dunia Lautan Merah ini. Gelombang kejut besar meletus, menciptakan angin kencang yang menghempas ke segala arah. Ombak-ombak raksasa muncul di permukaan lautan darah yang gelap. Asap tebal memenuhi langit, membuat pandangan semakin sulit.Rithisak, yang semula tampak yakin dengan kemenangannya, kini terkejut. Matanya membelalak saat melihat efek ledakan yang begitu dahsyat ini. "Apa-apaan ini?" gumamnya dengan nada terkejut. Dari pusat ledakan yang masih terdapat asap yang menggumpal, tiba-tiba saja, Ryan muncul. Ia berlari ke arah Rithisak dengan kecepatan luar biasa, membawa bunga teratai hijau yang ukurannya agak lebih besar dari sebelumnya.Senyum menyeringai di wajah Rithisak berubah menjadi ekspresi panik yang seketika terpampang jelas. Ia sudah tahu betapa mematikannya kekuatan bunga teratai hijau yang dimiliki Ryan. Dalam usaha terakhir untuk melindungi dirinya sendiri, Rithisak dengan cepat mengambil tinda

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-11

Bab terbaru

  • Pembalasan Menantu Sampah   Bab 155 - Epilog

    Dari balik dinding rumah mewah di kawasan elit Surabaya, terdengar isak tangis yang merobek kesunyian. Sebuah wanita bertubuh mungil dengan dada yang menonjol, tampak berusaha meredakan tangisan anak laki-lakinya yang masih berusia belia, kurang dari 8 tahun. Wanita itu, Winnie, dengan lembut mengelus punggung anaknya sambil mengayun-ayunkan tubuhnya."Sayang, shhh... sudah ya, jangan menangis lagi..." Suaranya lembut, berusaha menenangkan hati kecil yang sedang sedih itu."Reno, jangan terlalu lemah, kamu kan laki-laki!" ujar seorang gadis berusia 16 tahun, rambutnya yang panjang terurai hingga pinggang."Alena, cukup … jangan mengganggu adikmu," tegur Ryan, meski sudah berusia 46 tahun, penampilannya masih seperti mahasiswa. Banyak yang salah mengira usianya.Alena memutar matanya, rasa kesal tergambar jelas di wajahnya. "Tapi Ayah, Reno itu menggemaskan. Alena tidak tahan melihat pipi tembemnya begitu saja..." katanya sambil berusaha mencubit lagi pipi adiknya yang masih dalam dekap

  • Pembalasan Menantu Sampah   Bab 154 - Reuni

    Setelah berpisah dengan Zeus, kini hati Ryan penuh dengan kekhawatiran yang mendalam. Ia sangat khawatir dengan Istri dan anaknya, serta teman-teman lainnya. Dengan cepat, ia menggunakan Mode Dewa, mengepakkan keempat pasang sayap api dan es, lalu meluncur ke Jakarta, meninggalkan jejak cahaya aurora yang membelah langit, seperti bintang jatuh yang menembus kegelapan.Dalam sekejap, Ryan sudah berada di area parkir Jakarta Expo. Saat mendarat, debu dan angin berhamburan ke segala arah, menciptakan pemandangan dramatis di tengah malam. Di sekeliling Ryan, tumpukan mayat manusia dan juga makhluk modifikasi tergeletak tak bernyawa, mirip dengan tumpukan sampah yang telah dibuang. Cairan merah, yang kini mulai mengering, meresap ke dalam retakan tanah dan paving, menciptakan gambaran yang mengerikan.Melihat semua itu, Ryan memperlihatkan kegelisahan yang mendalam. Kekhawatirannya terhadap keluarga dan teman-temannya membuat wajahnya menjadi suram. Namun, sebelum Rya sempat merasakan apa

  • Pembalasan Menantu Sampah   Bab 153 - Pilihan

    Dalam pandangan Ryan, tubuh pria tua itu hampir tidak memiliki garis kematian. Hanya dua garis saja yang bisa dilihat, sebuah bukti bahwa pria tua itu hampir mencapai batas keabadian. Seolah-olah, semakin sedikit garis kematian yang dimiliki, semakin jauh mereka dari ambang kematian.Dalam satu hembusan nafas, Ryan telah berada tepat di depan pria tua itu. Dengan keberanian dan kepastian, pedang Aurora di tangannya bergerak, berusaha memotong garis kematian yang berjalan secara diagonal dari punggung kanan pria tua itu hingga pinggang kirinya.Saat ujung pedang Ryan hampir menyentuh garis kematian, sesuatu berkilauan tiba-tiba muncul. Seolah-olah muncul dari ketiadaan, rantai keemasan meluncur keluar, bergerak cepat dan ganas. Mereka melilit pergelangan tangan, betis, dan leher Ryan dengan kekuatan yang membelenggu, menahan gerakannya yang hampir berhasil. Ryan sangat terkejut dengan apa yang dialaminya. Ia berjuang, mencoba untuk bergerak, namun rantai emas yang melilit dirinya sema

  • Pembalasan Menantu Sampah   Bab 152 - Bidak Catur

    Ryan merasakan beratnya hawa kehadiran pria tua itu, membebani udara di sekitarnya. Namun, hal itu tidak menghalangi Ryan untuk mengekspresikan rasa kekecewaanya. "Kenapa … kenapa kau membunuh Albert?!" suaranya bergema, penuh dengan rasa kemarahan."Aku hanya membantumu untuk membunuhnya." Pria tua itu tersenyum, tidak ingin memberitahu Ryan alasan sesungguhnya. "Lagipula, dia sudah kalah darimu. Jadi aku hanya ingin mempercepat kematiannya, demi kegembiraanku dan para penonton lainnya.""Para penonton?" Ryan. mengerutkan dahinya. Ia mengangkat kepalanya dan menatap tajam pria tua itu. "Apa maksudmu?"Pria tua itu menunjuk ke atas langit. Ryan secara tidak sadar ikut mendongak ke atas. Detik berikutnya, mata Ryan melebar. Di atas langit, terdapat sebuah bola mata raksasa samar, mengintip semua yang terjadi di lokasi tersebut."Jadi, semua pertarungan hidup dan mati ini hanya tontonan bagi kalian?!" ucap Ryan dengan nada penuh amarah."Benar, kalian tidak lain hanya hiburan semata di

  • Pembalasan Menantu Sampah   Bab 151 - Akhir Pertarungan

    Ketika serangan keduanya bertabrakan, langit malam itu seketika terang benderang. Kilatan cahaya aurora dan petir menyinari pulau tak berpenghuni di bawah mereka. Gelombang kejut dan angin kencang membelah udara, merusak pepohonan di pulau itu. Gelombang laut naik tinggi, terpengaruh oleh kekuatan serangan mereka.Tabrakan antara kedua serangan ini menghasilkan ledakan yang luar biasa. Suara dentuman yang menggelegar mencapai ke segala penjuru. Energi dari serangan itu menyebar luas, menciptakan riak di laut dan menyapu pohon-pohon di daratan.Kedua serangan tersebut saling melawan, menciptakan tekanan besar di antara keduanya. Mereka sama-sama merasakan kekuatan besar satu sama lain, dan keduanya terus menerus berusaha untuk mendominasi serangan ini. Hingga akhirnya, sebuah ledakan besar tercipta. BOOM!Asap berbentuk kepala jamur membumbung tinggi di langit yang memerah. Suara dentuman keras terdengar hingga jarak ratusan kilometer. Gelombang tsunami setinggi sepuluh meter menengge

  • Pembalasan Menantu Sampah   Bab 150 - Puncak Pertarungan

    Di tengah reruntuhan gedung Jakarta Expo, Ryan dan Albert berdiri saling berpandangan dengan nafas terengah-engah. Dalam jangka waktu satu jam, mereka berdua telah bertarung dengan intens. Namun, sampai sekarang, masih belum ditentukan juga siapa pemenangnya.Ryan sadar, bahwa Albert memiliki pengetahuan mendalam tentang semua kekuatan yang dimilikinya dari pertarungan sebelumnya. Jadi, untuk mengalahkan Albert, ia butuh elemen kejutan yang tidak terduga. Dan sepertinya, Api Surgawi ketiga miliknya–Api Lotus Pengubah Kehidupan, merupakan hal yang cocok dalam mengejutkan lawannya. Tapi, untuk melakukannya, Ryan harus membawa Albert menjauhi kota Jakarta. Jika tidak, serangan pamungkas miliknya bisa saja mengenai Alena dan teman-temannya. Ia tidak mau hal tersebut sampai terjadi.Ryan kemudian berkonsentrasi mengendalikan ketiga Api Surgawi miliknya. Keempat pasang sayap api-es yang sebelumnya telah compang-camping dan agak meredup, kembali pulih seperti semula. Tapi, di belakang keemp

  • Pembalasan Menantu Sampah   Bab 149 - Kadukeus

    “Rooaar—!”Suara auman dari manusia yang telah dimodifikasi itu terus terdengar secara bergantian. Alena yang berada di dalam mobil bersama Winnie, Ratna, Latisha, Rahmad, Arin, dan juga Arnold, tampak sangat ketakutan. Sebagai tangan kanan Ryan, Arnold bertekad melindungi semua teman dan juga anaknya dari marabahaya. Arnold kemudian memberi aba-aba pada rekan-rekan gangster dan Praktisi Bela Diri untuk melawan monster tersebut. Di bantu oleh 500 anggota mafia Cosa Nostra, lahan parkir kawasan Jakarta Expo tersebut pun menjadi medan perang.Dududududu—!Suara derap senapan mesin meraung memecah kegelapan malam. Peluru demi peluru dimuntahkan senapan milik anggota Cosa Nostra, meluncur dengan liar ke arah beberapa monster yang berada di dekat mereka. Akan tetapi, begitu peluru tersebut menyentuh kulitnya, bagaikan peluru karet, peluru-peluru itu malah dimentahkan. Hal tersebut membuat mata orang-orang terbelalak."Ini benar-benar gawat!" gumam Arnold. Ia lalu mengeluarkan pisau dari k

  • Pembalasan Menantu Sampah   Bab 148 - Pertarungan Dimulai

    Satu per satu, para tamu bergelagat aneh mulai berubah menjadi makhluk menyerupai monster. Mereka semua adalah manusia yang telah dimodifikasi menggunakan NTZ-461. Berbeda dengan seri sebelumnya, seri NTZ-461 tidak hanya meningkatkan kemampuan otak hingga 100%, tetapi juga meningkatkan kekuatan fisik. Akan tetapi, karena masih belum sempurnanya NTZ-461. Mata merah menyala menunjukkan kekacauan pikiran mereka, yang telah hancur akibat penggunaan obat eksperimental itu. Kekuatan fisik mereka melampaui manusia biasa, tetapi mereka hanya bisa mengikuti perintah Albert seperti mesin tanpa jiwa.Yudha, yang masih terkejut dengan munculnya makhluk modifikasi ini, segera sadar akan prioritasnya. "Percepat evakuasi! Jangan hiraukan makhluk-makhluk ini! Utamakan keselamatan para tamu!""Siap Letnan!" Para personel Pasukan Khusus segera mengevakuasi para tamu undangan, tanpa menghiraukan para monster bertubuh besar itu. Beruntungnya, para manusia hasil modifikasi itu sama sekali tidak menghirau

  • Pembalasan Menantu Sampah   Bab 147 - Monster

    Melihat kedatangan Ryan, air mata mulai menitik dari sudut mata Dian. Ia merasa terharu dan lega melihat sosok pria yang selama ini menjadi cinta sejatinya. "Ryan…" gumamnya pelan, tapi penuh emosi.Hal itu tidak luput dari pandangan para tamu, membuat mereka saling berbisik, membicarakan Dian dan Ryan."Bukankah itu Ryan Santoso, CEO baru LionKing Indonesia?""Sepertinya Ryan dan calon mempelai wanita memiliki hubungan spesial.'"Pantas saja sang calon mempelai wanita terlihat sedih, tampaknya dia dijodohkan dengan paksa.""Wah kasihan sekali Tuan Albert, calon mempelainya akan direbut oleh Ryan malam ini.""Kalau aku jadi Tuan Albert, aku pasti akan malu tujuh turunan."Pembicaraan yang senada seperti itu, menyebar di antara para tamu, membuat Albert sedikit jengkel. Faktanya, Albert tidak merasa malu dengan semua ini. Karena kejadian ini sudah masuk dalam salah satu prediksinya."Ryan, apa yang kau lakukan di sini? Jika kamu ingin memberiku selamat, silahkan minggir dulu. Biarkan k

DMCA.com Protection Status