Cahaya hijau dan merah bersatu dalam ledakan dahsyat yang mengguncang dunia Lautan Merah ini. Gelombang kejut besar meletus, menciptakan angin kencang yang menghempas ke segala arah. Ombak-ombak raksasa muncul di permukaan lautan darah yang gelap. Asap tebal memenuhi langit, membuat pandangan semakin sulit.Rithisak, yang semula tampak yakin dengan kemenangannya, kini terkejut. Matanya membelalak saat melihat efek ledakan yang begitu dahsyat ini. "Apa-apaan ini?" gumamnya dengan nada terkejut. Dari pusat ledakan yang masih terdapat asap yang menggumpal, tiba-tiba saja, Ryan muncul. Ia berlari ke arah Rithisak dengan kecepatan luar biasa, membawa bunga teratai hijau yang ukurannya agak lebih besar dari sebelumnya.Senyum menyeringai di wajah Rithisak berubah menjadi ekspresi panik yang seketika terpampang jelas. Ia sudah tahu betapa mematikannya kekuatan bunga teratai hijau yang dimiliki Ryan. Dalam usaha terakhir untuk melindungi dirinya sendiri, Rithisak dengan cepat mengambil tinda
Di NASA, pusat penelitian luar angkasa Amerika Serikat, suasana menjadi sangat tegang. Semua pegawai dan peneliti berkumpul di ruang kontrol, mata mereka terpaku pada layar besar yang menampilkan perhitungan bongkahan batu raksasa yang meluncur tak terkendali. Ini adalah momen yang sangat penting dan menegangkan.Charles, seorang ilmuwan senior dan Direktur Utama NASA, berdiri di tengah-tengah ruangan dengan ekspresi khawatir yang dalam. Suaranya bergema dalam ruangan yang hening, "Bagaimana mungkin Asteroid Orion yang seharusnya tidak akan menghantam Bumi, tiba-tiba berubah arah?!"Para peneliti yang terampil dan berdedikasi saling pandang, mencari jawaban yang tidak mereka miliki. Mereka menyadari bahwa ini adalah masalah yang sangat serius. Seorang ahli astrofisika terkemuka, Dr. Emily Roberts, berusaha menjelaskan, "Kami telah memantau Asteroid Orion selama bertahun-tahun, dan tidak ada tanda-tanda perubahan orbit yang signifikan. Sesuatu yang sangat besar pasti telah mempengaruhi
Saat tablet itu meluncur ke dalam perutnya, Ryan merasakan getaran aneh yang melanda tubuhnya. Semuanya menjadi gelap dan melayang, dan Tyan merasa seolah-olah dirinya sedang tenggelam dalam lautan gelap yang dalam.Tetapi di tengah gelapnya, ada cahaya kecil yang mulai bersinar. Sebuah kekuatan yang besar dan misterius mulai mengalir melalui tubuh Ryan. Ia merasa otaknya seperti ditarik ke tingkat pemahaman yang lebih tinggi. Setiap sel-selnya terasa hidup dan bersemangat. Dia merasakan dirinya menjadi lebih kuat, lebih bijaksana, lebih siap daripada sebelumnya.Ketika Ryan akhirnya membuka mata, kedua warna pupil matanya berubah, dari yang biasanya gelap, kini menjadi cerah. Pada pupil kedua matanya, terdapat sebuah korona berwarna biru yang tampak dingin dan mencekam, seakan-akan mata itu dapat melihat kematian akan segala sesuatunya. Pada bidang pandang matanya kini, terdapat banyak garis-garis abstrak yang melintang pada ruang dan segala permukaan benda. Begitu melihat garis-gar
Black Hole itu semakin berkembang dengan cepat, menggerus serpihan meteor yang hancur dengan ganas. Seiring dengan itu, komunitas badan antariksa di seluruh dunia semakin panik dan bingung. Mereka melihat melalui foto satelit dan rekaman drone bagaimana Black Hole tersebut terus membesar dengan cepat. Charles, seorang ilmuwan senior dan Direktur Utama NASA, bahkan tidak bisa menyembunyikan ketidakpercayaannya. Ketika ia melihat gambar-gambar tersebut di layar besar yang ada di ruang komando NASA, matanya hampir melotot keluar."Apakah Black Hole itu adalah hasil Kemampuan Khusus dari seorang Evolver?" gumamnya dengan nada terkejut. Dia merenung sejenak, mencoba untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi. Pada akhirnya, dia mengangkat telepon darurat yang terletak di meja komandonya.Sementara itu, di berbagai belahan dunia, reaksi yang sama terjadi di badan antariksa nasional masing-masing. Para ilmuwan dan peneliti yang biasanya tenang dan rasional sekarang berbicara dengan cepat da
Setelah momen ketegangan yang tak tertandingi, dunia berakhir dengan sukacita dan kelegaan yang besar. Badan antariksa dari seluruh dunia, bersama dengan para ilmuwan terkemuka, masih terdiam di depan layar-layar besar mereka, memproses semua yang telah terjadi. Mereka menyaksikan bagaimana Black Hole yang menakutkan itu tiba-tiba muncul dan menggenggam Asteroid Orion yang mengancam. Dan kemudian, di depan mata mereka, Black Hole tersebut menghilang, bersama dengan asteroid itu.Charles, Direktur Utama NASA, masih terpaku di depan layar raksasanya. Awalnya, ia tidak bisa mempercayai mata kepalanya sendiri. Tapi sekarang, saat nyata akan seluruh dunia, dia merasa seolah-olah sebuah beban raksasa telah dicabut dari bahunya. Ia mengelus jantungnya dan tersenyum, sesuatu yang jarang terjadi pada seorang pemimpin yang harus menghadapi begitu banyak tekanan."Dunia telah terselamatkan," gumamnya pada dirinya sendiri. Kemudian, ia mengambil teleponnya dan memanggil Presiden Amerika Serikat.
Entah sudah berapa lama Ryan berada di dasar sungai yang gelap dan misterius tak sadarkan diri. Saat Ryan akhirnya membuka matanya, ia tersentak kaget oleh situasi yang tidak biasa. Rasanya seolah-olah ia tenggelam di dalam air, meskipun Ryan tidak merasakan sensasi basah yang biasa terjadi ketika berada di bawah air. Sebagai seorang Kultivator berpengalaman, Ryan memiliki kemampuan luar biasa yang memungkinkannya untuk bertahan hidup dalam kondisi ekstrem. Salah satunya adalah kemampuan untuk bernafas dengan menyerap Qi, energi alam semesta yang ada di sekitarnya. Ini memungkinkannya untuk hidup dan beraktivitas normal bahkan ketika berada di lokasi tanpa oksigen. Meskipun energi Qi di lingkungan sekitar tampak telah menipis, itu masih cukup bagi Ryan untuk bernapas dengan lega.Saat mata gelapnya menatap sekeliling, Ryan merasa tercengang oleh pemandangan yang tidak masuk akal. Area di sekitarnya tampak membeku, dengan es yang menyelimuti segala sesuatu. Namun, yang lebih aneh, Rya
Gelombang hawa dingin yang disebabkan terbukanya segel, membuat tubuh Ryan hampir saja akan membeku. Akan tetapi, dengan cepat Ryan memanipulasi Api Lotus Hijau untuk membentuk lapisan pelindung di sekitarnya. Berkat perisai api hijau ini, Ryan berhasil bertahan dari gelombang hawa dingin yang menyebar. Walau begitu, bagian luar perisai api hijau tampak membeku. Bisa dibayangkan betapa dinginnya gelombang tersebut, sampai-sampai mampu membekukan api.Saat Ryan berdiri di tengah wilayah beku yang baru tercipta, mata gelapnya menatap sekuntum api biru yang berbentuk mawar di tangannya dengan penuh kagum. Api tersebut memiliki kekuatan yang sangat besar, namun juga sangat indah."Api berbentuk mawar?" Ryan tersenyum lebar, meskipun suhunya sangat dingin, ia sangat senang melihat Api Surgawi di depannya. "Aku akan memberimu nama Api Mawar Biru."Ryan sangat ingin untuk segera mengasimilasi Api Mawar Biru ke dalam tubuhnya. Akan tetapi, Ryan menahan keinginannya itu. Kondisi Ryan saat ini
Winnie dan Ratna telah hidup dalam ketegangan selama lima hari penuh. Ketika Ryan menghilang tanpa kabar, kecemasan mereka pun semakin membesar. Apalagi, mengingat bagaimana Ryan telah menyelamatkan mereka dari para penculik yang ganas, pikiran tentang kemungkinan balas dendam dari kelompok penculik itu selalu menghantui mereka. Hal ini membuat mereka berdua bertengkar dengan Chandra dan Laksmana. Hingga akhirnya, Chandra dan Laksmana memutuskan untuk pulang terlebih dahulu ke Indonesia, meninggalkan Winnie dan Ratna di Phnom Penh, Kamboja.Dua hari sebelumnya, Winnie dan Ratna telah mencoba menghubungi pihak kepolisian Phnom Penh. Akan tetapi, walau sudah dua hari berlalu, tapi polisi tampaknya belum juga menemukan petunjuk apapun mengenai keberadaan Ryan. Keadaan menjadi semakin rumit karena setelah Asteroid Orion hampir saja jatuh menghantam Bumi, banyak kerusuhan dan kejahatan yang terjadi di mana-mana. Polisi lebih fokus pada pemulihan situasi darurat daripada mengurus laporan ten
Dari balik dinding rumah mewah di kawasan elit Surabaya, terdengar isak tangis yang merobek kesunyian. Sebuah wanita bertubuh mungil dengan dada yang menonjol, tampak berusaha meredakan tangisan anak laki-lakinya yang masih berusia belia, kurang dari 8 tahun. Wanita itu, Winnie, dengan lembut mengelus punggung anaknya sambil mengayun-ayunkan tubuhnya."Sayang, shhh... sudah ya, jangan menangis lagi..." Suaranya lembut, berusaha menenangkan hati kecil yang sedang sedih itu."Reno, jangan terlalu lemah, kamu kan laki-laki!" ujar seorang gadis berusia 16 tahun, rambutnya yang panjang terurai hingga pinggang."Alena, cukup … jangan mengganggu adikmu," tegur Ryan, meski sudah berusia 46 tahun, penampilannya masih seperti mahasiswa. Banyak yang salah mengira usianya.Alena memutar matanya, rasa kesal tergambar jelas di wajahnya. "Tapi Ayah, Reno itu menggemaskan. Alena tidak tahan melihat pipi tembemnya begitu saja..." katanya sambil berusaha mencubit lagi pipi adiknya yang masih dalam dekap
Setelah berpisah dengan Zeus, kini hati Ryan penuh dengan kekhawatiran yang mendalam. Ia sangat khawatir dengan Istri dan anaknya, serta teman-teman lainnya. Dengan cepat, ia menggunakan Mode Dewa, mengepakkan keempat pasang sayap api dan es, lalu meluncur ke Jakarta, meninggalkan jejak cahaya aurora yang membelah langit, seperti bintang jatuh yang menembus kegelapan.Dalam sekejap, Ryan sudah berada di area parkir Jakarta Expo. Saat mendarat, debu dan angin berhamburan ke segala arah, menciptakan pemandangan dramatis di tengah malam. Di sekeliling Ryan, tumpukan mayat manusia dan juga makhluk modifikasi tergeletak tak bernyawa, mirip dengan tumpukan sampah yang telah dibuang. Cairan merah, yang kini mulai mengering, meresap ke dalam retakan tanah dan paving, menciptakan gambaran yang mengerikan.Melihat semua itu, Ryan memperlihatkan kegelisahan yang mendalam. Kekhawatirannya terhadap keluarga dan teman-temannya membuat wajahnya menjadi suram. Namun, sebelum Rya sempat merasakan apa
Dalam pandangan Ryan, tubuh pria tua itu hampir tidak memiliki garis kematian. Hanya dua garis saja yang bisa dilihat, sebuah bukti bahwa pria tua itu hampir mencapai batas keabadian. Seolah-olah, semakin sedikit garis kematian yang dimiliki, semakin jauh mereka dari ambang kematian.Dalam satu hembusan nafas, Ryan telah berada tepat di depan pria tua itu. Dengan keberanian dan kepastian, pedang Aurora di tangannya bergerak, berusaha memotong garis kematian yang berjalan secara diagonal dari punggung kanan pria tua itu hingga pinggang kirinya.Saat ujung pedang Ryan hampir menyentuh garis kematian, sesuatu berkilauan tiba-tiba muncul. Seolah-olah muncul dari ketiadaan, rantai keemasan meluncur keluar, bergerak cepat dan ganas. Mereka melilit pergelangan tangan, betis, dan leher Ryan dengan kekuatan yang membelenggu, menahan gerakannya yang hampir berhasil. Ryan sangat terkejut dengan apa yang dialaminya. Ia berjuang, mencoba untuk bergerak, namun rantai emas yang melilit dirinya sema
Ryan merasakan beratnya hawa kehadiran pria tua itu, membebani udara di sekitarnya. Namun, hal itu tidak menghalangi Ryan untuk mengekspresikan rasa kekecewaanya. "Kenapa … kenapa kau membunuh Albert?!" suaranya bergema, penuh dengan rasa kemarahan."Aku hanya membantumu untuk membunuhnya." Pria tua itu tersenyum, tidak ingin memberitahu Ryan alasan sesungguhnya. "Lagipula, dia sudah kalah darimu. Jadi aku hanya ingin mempercepat kematiannya, demi kegembiraanku dan para penonton lainnya.""Para penonton?" Ryan. mengerutkan dahinya. Ia mengangkat kepalanya dan menatap tajam pria tua itu. "Apa maksudmu?"Pria tua itu menunjuk ke atas langit. Ryan secara tidak sadar ikut mendongak ke atas. Detik berikutnya, mata Ryan melebar. Di atas langit, terdapat sebuah bola mata raksasa samar, mengintip semua yang terjadi di lokasi tersebut."Jadi, semua pertarungan hidup dan mati ini hanya tontonan bagi kalian?!" ucap Ryan dengan nada penuh amarah."Benar, kalian tidak lain hanya hiburan semata di
Ketika serangan keduanya bertabrakan, langit malam itu seketika terang benderang. Kilatan cahaya aurora dan petir menyinari pulau tak berpenghuni di bawah mereka. Gelombang kejut dan angin kencang membelah udara, merusak pepohonan di pulau itu. Gelombang laut naik tinggi, terpengaruh oleh kekuatan serangan mereka.Tabrakan antara kedua serangan ini menghasilkan ledakan yang luar biasa. Suara dentuman yang menggelegar mencapai ke segala penjuru. Energi dari serangan itu menyebar luas, menciptakan riak di laut dan menyapu pohon-pohon di daratan.Kedua serangan tersebut saling melawan, menciptakan tekanan besar di antara keduanya. Mereka sama-sama merasakan kekuatan besar satu sama lain, dan keduanya terus menerus berusaha untuk mendominasi serangan ini. Hingga akhirnya, sebuah ledakan besar tercipta. BOOM!Asap berbentuk kepala jamur membumbung tinggi di langit yang memerah. Suara dentuman keras terdengar hingga jarak ratusan kilometer. Gelombang tsunami setinggi sepuluh meter menengge
Di tengah reruntuhan gedung Jakarta Expo, Ryan dan Albert berdiri saling berpandangan dengan nafas terengah-engah. Dalam jangka waktu satu jam, mereka berdua telah bertarung dengan intens. Namun, sampai sekarang, masih belum ditentukan juga siapa pemenangnya.Ryan sadar, bahwa Albert memiliki pengetahuan mendalam tentang semua kekuatan yang dimilikinya dari pertarungan sebelumnya. Jadi, untuk mengalahkan Albert, ia butuh elemen kejutan yang tidak terduga. Dan sepertinya, Api Surgawi ketiga miliknya–Api Lotus Pengubah Kehidupan, merupakan hal yang cocok dalam mengejutkan lawannya. Tapi, untuk melakukannya, Ryan harus membawa Albert menjauhi kota Jakarta. Jika tidak, serangan pamungkas miliknya bisa saja mengenai Alena dan teman-temannya. Ia tidak mau hal tersebut sampai terjadi.Ryan kemudian berkonsentrasi mengendalikan ketiga Api Surgawi miliknya. Keempat pasang sayap api-es yang sebelumnya telah compang-camping dan agak meredup, kembali pulih seperti semula. Tapi, di belakang keemp
“Rooaar—!”Suara auman dari manusia yang telah dimodifikasi itu terus terdengar secara bergantian. Alena yang berada di dalam mobil bersama Winnie, Ratna, Latisha, Rahmad, Arin, dan juga Arnold, tampak sangat ketakutan. Sebagai tangan kanan Ryan, Arnold bertekad melindungi semua teman dan juga anaknya dari marabahaya. Arnold kemudian memberi aba-aba pada rekan-rekan gangster dan Praktisi Bela Diri untuk melawan monster tersebut. Di bantu oleh 500 anggota mafia Cosa Nostra, lahan parkir kawasan Jakarta Expo tersebut pun menjadi medan perang.Dududududu—!Suara derap senapan mesin meraung memecah kegelapan malam. Peluru demi peluru dimuntahkan senapan milik anggota Cosa Nostra, meluncur dengan liar ke arah beberapa monster yang berada di dekat mereka. Akan tetapi, begitu peluru tersebut menyentuh kulitnya, bagaikan peluru karet, peluru-peluru itu malah dimentahkan. Hal tersebut membuat mata orang-orang terbelalak."Ini benar-benar gawat!" gumam Arnold. Ia lalu mengeluarkan pisau dari k
Satu per satu, para tamu bergelagat aneh mulai berubah menjadi makhluk menyerupai monster. Mereka semua adalah manusia yang telah dimodifikasi menggunakan NTZ-461. Berbeda dengan seri sebelumnya, seri NTZ-461 tidak hanya meningkatkan kemampuan otak hingga 100%, tetapi juga meningkatkan kekuatan fisik. Akan tetapi, karena masih belum sempurnanya NTZ-461. Mata merah menyala menunjukkan kekacauan pikiran mereka, yang telah hancur akibat penggunaan obat eksperimental itu. Kekuatan fisik mereka melampaui manusia biasa, tetapi mereka hanya bisa mengikuti perintah Albert seperti mesin tanpa jiwa.Yudha, yang masih terkejut dengan munculnya makhluk modifikasi ini, segera sadar akan prioritasnya. "Percepat evakuasi! Jangan hiraukan makhluk-makhluk ini! Utamakan keselamatan para tamu!""Siap Letnan!" Para personel Pasukan Khusus segera mengevakuasi para tamu undangan, tanpa menghiraukan para monster bertubuh besar itu. Beruntungnya, para manusia hasil modifikasi itu sama sekali tidak menghirau
Melihat kedatangan Ryan, air mata mulai menitik dari sudut mata Dian. Ia merasa terharu dan lega melihat sosok pria yang selama ini menjadi cinta sejatinya. "Ryan…" gumamnya pelan, tapi penuh emosi.Hal itu tidak luput dari pandangan para tamu, membuat mereka saling berbisik, membicarakan Dian dan Ryan."Bukankah itu Ryan Santoso, CEO baru LionKing Indonesia?""Sepertinya Ryan dan calon mempelai wanita memiliki hubungan spesial.'"Pantas saja sang calon mempelai wanita terlihat sedih, tampaknya dia dijodohkan dengan paksa.""Wah kasihan sekali Tuan Albert, calon mempelainya akan direbut oleh Ryan malam ini.""Kalau aku jadi Tuan Albert, aku pasti akan malu tujuh turunan."Pembicaraan yang senada seperti itu, menyebar di antara para tamu, membuat Albert sedikit jengkel. Faktanya, Albert tidak merasa malu dengan semua ini. Karena kejadian ini sudah masuk dalam salah satu prediksinya."Ryan, apa yang kau lakukan di sini? Jika kamu ingin memberiku selamat, silahkan minggir dulu. Biarkan k