Keluarga Ilham hanyalah pemilik toko kelontong di pasar. Walau dagangan mereka laris, tapi keuntungan yang didapat dari setiap penjualan tidaklah besar. Namun itu sudah lebih dari cukup untuk keluarga mereka. Maka dari itu, mereka selalu bersikap sok kaya di depan orang-orang, padahal mereka berdua termasuk keluarga menengah.Tapi, dihadapan ponsel mahal seperti Samsung Galaxy Flip, harga diri mereka sedikit menciut. Bahkan ponsel mereka saja hanya seharga 2 jutaan saja. Perbandingan ini sungguh sangat kontras."Aku akan segera ke sana secepatnya." ucap Ryan sembari melipat ponselnya dengan ekspresi yang sangat serius."Nak, ada apa Nak? Kenapa kamu memasang wajah seperti itu?" tanya Nova sedikit khawatir."Tidak apa-apa kok Ma, cuma Ryan ada sedikit urusan yang harus Ryan selesaikan malam ini." Setelah berkata seperti itu, Ryan mengalihkan pandangannya kembali pada Ningsih dan Nia. "Jadi, berapa hutang yang harus kami bayar?"Mendengar ini, Nia mendengus, "Hump! Jangan sombong ment
"Hmm?"Di sebuah ruang privat yang dipenuhi dentuman musik R&B, seorang pria berambut keriting seperti brokoli, dengan tato bergambar ular di lengan kanan dan kirinya, duduk di sofa mewah sembari melihat ponsel di tangannya."Aku tak menyangka hari ini aku benar-benar beruntung." senyum pria berambut brokoli pada Arnold yang dalam kondisi terikat dan babak belur."Tony, kau pasti akan menyesal telah mencuri paket kami! Bos Ryan pasti akan membunuhmu!"Pria bernama Tony tersebut tertawa dengan keras bersama tiga eksekutif Geng Black Mamba.Salah satu eksekutif tersebut mendekati Arnold dan menamparnya dengan keras."Jangan mimpi! Tapi kami berterimakasih pada kalian. Berkat paket yang kalian bawa, Bos Tony telah berhasil mencapai Great Master dalam waktu singkat!""Itu benar, Bos Tony adalah yang terhebat!""Tidak ada yang bisa mengalahkan Bos Tony! Dengan musnahnya Geng Viper, kami akan menjadi satu-satunya penguasa kota ini!"Ketiga anggota eksekutif itu terus berbicara dan menyanjun
Tubuh para anggota Geng Viper itu, bukannya hangus terbakar menjadi abu seperti benda-benda lainnya di ruangan tersebut, malah semua luka di tubuh mereka sembuh dengan cepat.Wajah pucat dan kesakitan mereka, perlahan memudar di bawah pembaptisan Api Lotus Hijau itu. Tidak hanya luka di tubuh, tulang-tulang yang patah juga ikut sembuh.Beberapa saat kemudian, api hijau yang membakar ruangan tersebut perlahan padam, menyisakan banyak noda hitam di sana-sini. Sementara para anggota Geng Viper, mereka tampak lebih sehat dan bugar dari biasanya.Detik berikutnya, satu per satu anggota Viper yang pingsan mulai bangun. Mereka sangat terkejut dan kagum melihat luka-luka di tubuh mereka yang sembuh dengan cepat. Para anggota Geng Viper yang telah siuman merasa energi dan vitalitas tubuh mereka kembali pulih, bahkan lebih baik dari sebelumnya. Mereka kini telah pulih dan bangkit dari lantai.Melihat keberadaan Ryan, salah satu anggota Geng Viper berkata, "B-Bos Besar, apakah Bos yang menyemb
Bayangan berwujud ular Cobra itu meluncur dan meliuk-liuk dengan cepat menuju Ryan. Bayangan yang tampak sangat nyata itu mencoba melilit dan mengunci pergerakan tubuh Ryan. Namun, Ryan dengan gesit menghindari setiap serangan Tony, menggunakan gerakan yang lincah dan akurat, seakan-akan Ryan telah membaca setiap gerakan Tony dan meresponnya dengan tepat pada waktunya.Tubuh Ryan terlihat seperti mengambang di atas lantai, mengikuti aliran serangan Tony bagaikan air yang mengalir di sungai. Gerakan Ryan begitu indah dan efisien, seakan dia telah menguasai gerakan-gerakan itu selama berabad-abad.Namun, Tony tak mau menyerah begitu saja. Dia semakin meningkatkan kekuatan serangannya, mengeluarkan patukan dan lilitan ular yang semakin mematikan. Tubuh Ryan beberapa kali tergores oleh serangan Tony, namun dia tetap tak goyah dan terus berjuang."Aku akui, kamu memang hebat. Tapi, aku tidak akan kalah darimu!" ucap Tony dengan nafas tersengal.Ryan tersenyum dingin, "Kau baru melihat seb
Untungnya, sisa Tanaman Magis beserta bangkai Harimau Putih yang belum digunakan Tony, telah disimpan di sebuah ruang pendingin yang terletak di sebuah gedung terpisah di halaman belakang klub malam. Jadi, ruangan tersebut tidak terdampak secara langsung oleh jurus milik Ryan, Teratai Pemusnahan.Akan tetapi, selain Tumbuhan Magis dan bangkai Harimau Putih, Ryan juga menemukan banyak hal mencengangkan di dalam ruang pendingin tersebut. Di dalam sana, Ryan dan anggota Geng Viper lainnya mendapati beberapa organ tubuh seperti ginjal, jantung, dan hati yang diletakkan di dalam plastik bening.Dari sini, Ryan sadar bahwa Geng Black Mamba terlibat dalam penjualan organ tubuh manusia ilegal. Lagipula, secara logika saja, sebuah Klub Malam memikiki ruang pendingin yang besar, itu adalah hal yang sangat aneh. Bahkan Klub Malam milik Geng Viper saja tidak memiliki ruang pendingin, hanya ada sebuah gudang bawah tanah untuk menyimpan alkohol."Jadi rumor tersebut ternyata benar," gumam Arnold ya
Keesokan harinya, Ryan mengunjungi markas Geng Viper untuk mengolah Tanaman Magis dan bangkai Harimau Putih.Ryan duduk dengan tenang di dalam gudang penyimpanan, memusatkan pikirannya pada segumpal Tanaman Magis dan beberapa buah Dewandari yang telah matang di hadapannya. Ia mengambil napas dalam-dalam dan mengeluarkan energi Qi-nya yang tampak seperti benang-benang hijau cemerlang. Energi Qi tersebut mengelilingi Buah Dewandari dan Tanaman Magis lainnya yang tersebar di sekelilingnya.Ryan memfokuskan energi Qi-nya untuk membentuk pola alkimia yang rumit di sekeliling bahan-bahan yang akan digunakan dalam membuat Pil Harmoni Elemental. Pola tersebut berfungsi sebagai wadah alkimia, mengendalikan dan mengarahkan proses pengolahan Pil Harmono Elementall. Ryan dengan hati-hati mengatur tingkat kekuatan energi Qi yang diaplikasikan pada setiap bahan alkimia agar mereka dapat berinteraksi secara harmonis.Hal ini disebabkan karena Pil Harmoni Elemental terbuat dari bahan-bahan yang memil
Di ruang penyimpanan, Ryan masih tetap duduk bersila di lantai dan dikelilingi sisa-sisa Tanaman Magis yang belum diolah. Kali ini, Ryan berniat menciptakan krim ajaib yang memiliki kemampuan untuk mengembalikan keindahan kulit dan mencegah penuaan dini. Ia ingin menciptakan krim yang bisa memberikan hasil wajah seperti selebriti terkenal yang selalu tampak awet muda.Pertama-tama, Ryan mengambil beberapa bahan sisa dari pembuatan Pill Harmoni Elemental, termasuk tanaman langka berdaun putih tulang dan beberapa bahan herbal lainnya. Dengan teliti, Ryan memulai langkah pertamanya, yaitu mencuci bersih semua bahan herbal yang telah ia persiapkan. Bahan-bahan itu harus bersih dan bebas dari kotoran atau kontaminasi agar krim yang dihasilkan menjadi murni dan berkualitas tinggi. Tentu saja, Ryan tidak mencucinya dengan air, melainkan menggunakan Api Lotus Hijau yang dapat membakar semua kotoran dan ketidakmurnian dalam Tanaman Magis.Setelah itu, Ryan memotong-motong bahan herbal menjadi
Setelah Ryan pulang dengan membawa daging harimau putih yang lezat, senyum bahagia menghiasi wajahnya ketika ia memasuki rumah. Sebagai seorang anak yang bertanggung jawab, ia merasa gembira bisa memberikan sesuatu yang istimewa untuk keluarganya, terutama bagi kedua orang tuanya yang selalu berjuang keras dalam kehidupan yang sulit selama dirinya tidak ada.Saat pintu rumah terbuka, Ryan masuk dengan senyum lebar di wajahnya. Alena, yang baru saja selesai bermain, melihat Ryan dan berlari menghampirinya. "Ayah!" serunya dengan riang.Ryan mengangguk, "Ya, Nak. Ayah pulang membawa makan malam istimewa. Apa kamu lapar?"Alena mengangguk dengan semangat, "Iya Yah, Alena lapar sekali!"Setelah beberapa hari bersama, Ryan menjadi lebih dekat dengan anak semata wayangnya itu. Walau awalnya enggan mengakui keberadaan ayahnya, Alena akhirnya mau menerima Ryan setelah ia berhasil menyegel racun yang ada di dalam tubuh Alena. Perasaan hangat yang diberikan Ryan saat melakukan penyegelan membua
Dari balik dinding rumah mewah di kawasan elit Surabaya, terdengar isak tangis yang merobek kesunyian. Sebuah wanita bertubuh mungil dengan dada yang menonjol, tampak berusaha meredakan tangisan anak laki-lakinya yang masih berusia belia, kurang dari 8 tahun. Wanita itu, Winnie, dengan lembut mengelus punggung anaknya sambil mengayun-ayunkan tubuhnya."Sayang, shhh... sudah ya, jangan menangis lagi..." Suaranya lembut, berusaha menenangkan hati kecil yang sedang sedih itu."Reno, jangan terlalu lemah, kamu kan laki-laki!" ujar seorang gadis berusia 16 tahun, rambutnya yang panjang terurai hingga pinggang."Alena, cukup … jangan mengganggu adikmu," tegur Ryan, meski sudah berusia 46 tahun, penampilannya masih seperti mahasiswa. Banyak yang salah mengira usianya.Alena memutar matanya, rasa kesal tergambar jelas di wajahnya. "Tapi Ayah, Reno itu menggemaskan. Alena tidak tahan melihat pipi tembemnya begitu saja..." katanya sambil berusaha mencubit lagi pipi adiknya yang masih dalam dekap
Setelah berpisah dengan Zeus, kini hati Ryan penuh dengan kekhawatiran yang mendalam. Ia sangat khawatir dengan Istri dan anaknya, serta teman-teman lainnya. Dengan cepat, ia menggunakan Mode Dewa, mengepakkan keempat pasang sayap api dan es, lalu meluncur ke Jakarta, meninggalkan jejak cahaya aurora yang membelah langit, seperti bintang jatuh yang menembus kegelapan.Dalam sekejap, Ryan sudah berada di area parkir Jakarta Expo. Saat mendarat, debu dan angin berhamburan ke segala arah, menciptakan pemandangan dramatis di tengah malam. Di sekeliling Ryan, tumpukan mayat manusia dan juga makhluk modifikasi tergeletak tak bernyawa, mirip dengan tumpukan sampah yang telah dibuang. Cairan merah, yang kini mulai mengering, meresap ke dalam retakan tanah dan paving, menciptakan gambaran yang mengerikan.Melihat semua itu, Ryan memperlihatkan kegelisahan yang mendalam. Kekhawatirannya terhadap keluarga dan teman-temannya membuat wajahnya menjadi suram. Namun, sebelum Rya sempat merasakan apa
Dalam pandangan Ryan, tubuh pria tua itu hampir tidak memiliki garis kematian. Hanya dua garis saja yang bisa dilihat, sebuah bukti bahwa pria tua itu hampir mencapai batas keabadian. Seolah-olah, semakin sedikit garis kematian yang dimiliki, semakin jauh mereka dari ambang kematian.Dalam satu hembusan nafas, Ryan telah berada tepat di depan pria tua itu. Dengan keberanian dan kepastian, pedang Aurora di tangannya bergerak, berusaha memotong garis kematian yang berjalan secara diagonal dari punggung kanan pria tua itu hingga pinggang kirinya.Saat ujung pedang Ryan hampir menyentuh garis kematian, sesuatu berkilauan tiba-tiba muncul. Seolah-olah muncul dari ketiadaan, rantai keemasan meluncur keluar, bergerak cepat dan ganas. Mereka melilit pergelangan tangan, betis, dan leher Ryan dengan kekuatan yang membelenggu, menahan gerakannya yang hampir berhasil. Ryan sangat terkejut dengan apa yang dialaminya. Ia berjuang, mencoba untuk bergerak, namun rantai emas yang melilit dirinya sema
Ryan merasakan beratnya hawa kehadiran pria tua itu, membebani udara di sekitarnya. Namun, hal itu tidak menghalangi Ryan untuk mengekspresikan rasa kekecewaanya. "Kenapa … kenapa kau membunuh Albert?!" suaranya bergema, penuh dengan rasa kemarahan."Aku hanya membantumu untuk membunuhnya." Pria tua itu tersenyum, tidak ingin memberitahu Ryan alasan sesungguhnya. "Lagipula, dia sudah kalah darimu. Jadi aku hanya ingin mempercepat kematiannya, demi kegembiraanku dan para penonton lainnya.""Para penonton?" Ryan. mengerutkan dahinya. Ia mengangkat kepalanya dan menatap tajam pria tua itu. "Apa maksudmu?"Pria tua itu menunjuk ke atas langit. Ryan secara tidak sadar ikut mendongak ke atas. Detik berikutnya, mata Ryan melebar. Di atas langit, terdapat sebuah bola mata raksasa samar, mengintip semua yang terjadi di lokasi tersebut."Jadi, semua pertarungan hidup dan mati ini hanya tontonan bagi kalian?!" ucap Ryan dengan nada penuh amarah."Benar, kalian tidak lain hanya hiburan semata di
Ketika serangan keduanya bertabrakan, langit malam itu seketika terang benderang. Kilatan cahaya aurora dan petir menyinari pulau tak berpenghuni di bawah mereka. Gelombang kejut dan angin kencang membelah udara, merusak pepohonan di pulau itu. Gelombang laut naik tinggi, terpengaruh oleh kekuatan serangan mereka.Tabrakan antara kedua serangan ini menghasilkan ledakan yang luar biasa. Suara dentuman yang menggelegar mencapai ke segala penjuru. Energi dari serangan itu menyebar luas, menciptakan riak di laut dan menyapu pohon-pohon di daratan.Kedua serangan tersebut saling melawan, menciptakan tekanan besar di antara keduanya. Mereka sama-sama merasakan kekuatan besar satu sama lain, dan keduanya terus menerus berusaha untuk mendominasi serangan ini. Hingga akhirnya, sebuah ledakan besar tercipta. BOOM!Asap berbentuk kepala jamur membumbung tinggi di langit yang memerah. Suara dentuman keras terdengar hingga jarak ratusan kilometer. Gelombang tsunami setinggi sepuluh meter menengge
Di tengah reruntuhan gedung Jakarta Expo, Ryan dan Albert berdiri saling berpandangan dengan nafas terengah-engah. Dalam jangka waktu satu jam, mereka berdua telah bertarung dengan intens. Namun, sampai sekarang, masih belum ditentukan juga siapa pemenangnya.Ryan sadar, bahwa Albert memiliki pengetahuan mendalam tentang semua kekuatan yang dimilikinya dari pertarungan sebelumnya. Jadi, untuk mengalahkan Albert, ia butuh elemen kejutan yang tidak terduga. Dan sepertinya, Api Surgawi ketiga miliknya–Api Lotus Pengubah Kehidupan, merupakan hal yang cocok dalam mengejutkan lawannya. Tapi, untuk melakukannya, Ryan harus membawa Albert menjauhi kota Jakarta. Jika tidak, serangan pamungkas miliknya bisa saja mengenai Alena dan teman-temannya. Ia tidak mau hal tersebut sampai terjadi.Ryan kemudian berkonsentrasi mengendalikan ketiga Api Surgawi miliknya. Keempat pasang sayap api-es yang sebelumnya telah compang-camping dan agak meredup, kembali pulih seperti semula. Tapi, di belakang keemp
“Rooaar—!”Suara auman dari manusia yang telah dimodifikasi itu terus terdengar secara bergantian. Alena yang berada di dalam mobil bersama Winnie, Ratna, Latisha, Rahmad, Arin, dan juga Arnold, tampak sangat ketakutan. Sebagai tangan kanan Ryan, Arnold bertekad melindungi semua teman dan juga anaknya dari marabahaya. Arnold kemudian memberi aba-aba pada rekan-rekan gangster dan Praktisi Bela Diri untuk melawan monster tersebut. Di bantu oleh 500 anggota mafia Cosa Nostra, lahan parkir kawasan Jakarta Expo tersebut pun menjadi medan perang.Dududududu—!Suara derap senapan mesin meraung memecah kegelapan malam. Peluru demi peluru dimuntahkan senapan milik anggota Cosa Nostra, meluncur dengan liar ke arah beberapa monster yang berada di dekat mereka. Akan tetapi, begitu peluru tersebut menyentuh kulitnya, bagaikan peluru karet, peluru-peluru itu malah dimentahkan. Hal tersebut membuat mata orang-orang terbelalak."Ini benar-benar gawat!" gumam Arnold. Ia lalu mengeluarkan pisau dari k
Satu per satu, para tamu bergelagat aneh mulai berubah menjadi makhluk menyerupai monster. Mereka semua adalah manusia yang telah dimodifikasi menggunakan NTZ-461. Berbeda dengan seri sebelumnya, seri NTZ-461 tidak hanya meningkatkan kemampuan otak hingga 100%, tetapi juga meningkatkan kekuatan fisik. Akan tetapi, karena masih belum sempurnanya NTZ-461. Mata merah menyala menunjukkan kekacauan pikiran mereka, yang telah hancur akibat penggunaan obat eksperimental itu. Kekuatan fisik mereka melampaui manusia biasa, tetapi mereka hanya bisa mengikuti perintah Albert seperti mesin tanpa jiwa.Yudha, yang masih terkejut dengan munculnya makhluk modifikasi ini, segera sadar akan prioritasnya. "Percepat evakuasi! Jangan hiraukan makhluk-makhluk ini! Utamakan keselamatan para tamu!""Siap Letnan!" Para personel Pasukan Khusus segera mengevakuasi para tamu undangan, tanpa menghiraukan para monster bertubuh besar itu. Beruntungnya, para manusia hasil modifikasi itu sama sekali tidak menghirau
Melihat kedatangan Ryan, air mata mulai menitik dari sudut mata Dian. Ia merasa terharu dan lega melihat sosok pria yang selama ini menjadi cinta sejatinya. "Ryan…" gumamnya pelan, tapi penuh emosi.Hal itu tidak luput dari pandangan para tamu, membuat mereka saling berbisik, membicarakan Dian dan Ryan."Bukankah itu Ryan Santoso, CEO baru LionKing Indonesia?""Sepertinya Ryan dan calon mempelai wanita memiliki hubungan spesial.'"Pantas saja sang calon mempelai wanita terlihat sedih, tampaknya dia dijodohkan dengan paksa.""Wah kasihan sekali Tuan Albert, calon mempelainya akan direbut oleh Ryan malam ini.""Kalau aku jadi Tuan Albert, aku pasti akan malu tujuh turunan."Pembicaraan yang senada seperti itu, menyebar di antara para tamu, membuat Albert sedikit jengkel. Faktanya, Albert tidak merasa malu dengan semua ini. Karena kejadian ini sudah masuk dalam salah satu prediksinya."Ryan, apa yang kau lakukan di sini? Jika kamu ingin memberiku selamat, silahkan minggir dulu. Biarkan k