"Arnold siap memenuhi semua perintah Bos Ryan!" tegas Arnold.Ryan tersenyum dan berkata, "Hal pertama yang aku ingin kamu lakukan sekarang adalah memberiku ponsel dan juga sejumlah besar uang.""Itu hal yang sangat mudah Bos, Arnold bisa segera melakukannya sekarang." Setelah berkata seperti itu, Arnold langsug meminta Rendi dan anak buahnya segera pergi ke Tunjungan Plaza untuk membeli ponsel baru. Arnold kemudian meraih dompet di kantong celananya, dan mengeluarkan sebuah kartu berwarna hitam. Tanpa ragu, Arnold membungkukkan tubuhnya 90 derajat sembari menyerahkan kartu hitam tersebut kepada Ryan."Bos, ini adalah Black Card dari Bank Asia. Untuk menghindari kecurigaan aparat hukum, kami membagi semua keuntungan bisnis Geng Viper ke dalam beberapa rekening Bank, dan ini salah satunya.""Di dalamnya, ada uang 20 miliar rupiah. Arnold mohon Bos bersedia menerimanya." jelas Arnold."Baik, aku terima kartu ini dengan senang hati, terima kasih." Ryan mengambil kartu di tangan Arnold.
Setelah berpikir beberapa saat, Ryan memutuskan untuk menyimpan masalah ini terlebih dahulu, dan berkonsentrasi pada masalah yang ia hadapi sekarang, yaitu secepatnya mencapai Foundation Establishment Awal dan memusnahkan racun dalam tubuh Alena. Untuk masalah lainnya, akan ia selesaikan secara bertahap."Kembali ke pembicaraan masalah Tanaman Magis. Apakah kamu sanggup untuk mencarinya?""Siap Bos, Arnold sanggup! Saya dan anak buah akan mencarinya langsung ke Gunung Kawi. Konon katanya, di sana ada beberapa Tanaman Magis yang masih belum terjamah manusia.""Baik, aku serahkan semuanya padamu. Jika kalian berhasil menemukannya, segera bawa padaku."Karena semuanya sudah jelas, Ryan segera pulang setelah menerima ponsel yang telah dibeli oleh Rendi.Awalnya, Arnold berniat untuk mengantar Ryan pulang. Namun Ryan menolaknya. Ia takut jika ibunya melihat Ryan pulang dengan Arnold, ibunya akan terkejut hingga sakit jantung.Maka dari itu, sebelum Ryan menjelaskan semua ini pada Ibu dan B
Untuk memperluas area pencarian, Arnold membagi anak buahnya menjadi beberapa tim. Namun, karena Rizal dan Hendra masih cedera pasca pertarungannya dengan Ryan, alhasil Arnold adalah satu-satunya Praktisi Bela Diri di sini.Tentu saja ini akan sangat menyulitkan untuk menugaskan orang biasa mencari Tanaman Magis. Karena hanya para Praktisi Bela Dirilah yang tahu tentang tanaman-tanaman tersebut.Untuk mengatasi masalah tersebut, Arnold berinisiatif membagikan katalog gambar tanaman agar memudahkan mereka mengidentifikasi Tanaman Magis. Dengan begitu, setidaknya mereka dapat membedakan antara Tanaman Magis dan tanaman biasa.Tidak lupa Arnold berpesan, bahwa jika mereka berhasil menemukan Tanaman Magis, mereka harus dengan hati-hati mencabutnya dari tanah. Bahkan kalau bisa, akar Tanaman Magis tersebut tidak boleh rusak sedikitpun, agar kualitas Tanaman Magis tersebut tetap terjaga.Setelah hampir setengah hari mereka mendaki dan berkeliling mencari Tanaman Magis, sepertinya dewi fortu
"Bagaimana mungkin?! Siapa yang menyerang kalian?!" tanya Arnold dengan wajah memerah."Tony dan anak buahnya Boss!"Arnold mengerutkan keningnya dan bertanya dengan suara berat, "Tony dari Geng Black Mamba?""Benar Bos!"Geng Black Mamba, seperti namanya, itu adalah sebuah Geng yang menguasai setengah kota Surabaya dan merupakan saingan Geng Viper. Sudah puluhan tahun kedua Geng tersebut saling berseteru. Di bawah kepemimpinan Tony, mereka selalu membuat berbagai masalah pada Geng Viper, dan begitu sebaliknya, Geng Viper juga sering membuat onar di wilayah milik Geng Black Mamba."Brengsek! Sialan kau Tony!" Arnold yang begitu marah, menggebrak meja dengan keras. "Cepat ceritakan bagaimana kronologinya!"Dengan nada yang terbata-bata, Teguh, anak buah Arnold mulai menceritakan kronologinya.Jadi, saat mobil yang teguh dan dua temannya kendarai itu melewati Jalan Tapak Siring, tiba-tiba saja tiga buah mobil Jeep berhenti menghadang laju mobil yang Teguh tumpangi.Karena kalah jumlah,
Keluarga Ilham hanyalah pemilik toko kelontong di pasar. Walau dagangan mereka laris, tapi keuntungan yang didapat dari setiap penjualan tidaklah besar. Namun itu sudah lebih dari cukup untuk keluarga mereka. Maka dari itu, mereka selalu bersikap sok kaya di depan orang-orang, padahal mereka berdua termasuk keluarga menengah.Tapi, dihadapan ponsel mahal seperti Samsung Galaxy Flip, harga diri mereka sedikit menciut. Bahkan ponsel mereka saja hanya seharga 2 jutaan saja. Perbandingan ini sungguh sangat kontras."Aku akan segera ke sana secepatnya." ucap Ryan sembari melipat ponselnya dengan ekspresi yang sangat serius."Nak, ada apa Nak? Kenapa kamu memasang wajah seperti itu?" tanya Nova sedikit khawatir."Tidak apa-apa kok Ma, cuma Ryan ada sedikit urusan yang harus Ryan selesaikan malam ini." Setelah berkata seperti itu, Ryan mengalihkan pandangannya kembali pada Ningsih dan Nia. "Jadi, berapa hutang yang harus kami bayar?"Mendengar ini, Nia mendengus, "Hump! Jangan sombong ment
"Hmm?"Di sebuah ruang privat yang dipenuhi dentuman musik R&B, seorang pria berambut keriting seperti brokoli, dengan tato bergambar ular di lengan kanan dan kirinya, duduk di sofa mewah sembari melihat ponsel di tangannya."Aku tak menyangka hari ini aku benar-benar beruntung." senyum pria berambut brokoli pada Arnold yang dalam kondisi terikat dan babak belur."Tony, kau pasti akan menyesal telah mencuri paket kami! Bos Ryan pasti akan membunuhmu!"Pria bernama Tony tersebut tertawa dengan keras bersama tiga eksekutif Geng Black Mamba.Salah satu eksekutif tersebut mendekati Arnold dan menamparnya dengan keras."Jangan mimpi! Tapi kami berterimakasih pada kalian. Berkat paket yang kalian bawa, Bos Tony telah berhasil mencapai Great Master dalam waktu singkat!""Itu benar, Bos Tony adalah yang terhebat!""Tidak ada yang bisa mengalahkan Bos Tony! Dengan musnahnya Geng Viper, kami akan menjadi satu-satunya penguasa kota ini!"Ketiga anggota eksekutif itu terus berbicara dan menyanjun
Tubuh para anggota Geng Viper itu, bukannya hangus terbakar menjadi abu seperti benda-benda lainnya di ruangan tersebut, malah semua luka di tubuh mereka sembuh dengan cepat.Wajah pucat dan kesakitan mereka, perlahan memudar di bawah pembaptisan Api Lotus Hijau itu. Tidak hanya luka di tubuh, tulang-tulang yang patah juga ikut sembuh.Beberapa saat kemudian, api hijau yang membakar ruangan tersebut perlahan padam, menyisakan banyak noda hitam di sana-sini. Sementara para anggota Geng Viper, mereka tampak lebih sehat dan bugar dari biasanya.Detik berikutnya, satu per satu anggota Viper yang pingsan mulai bangun. Mereka sangat terkejut dan kagum melihat luka-luka di tubuh mereka yang sembuh dengan cepat. Para anggota Geng Viper yang telah siuman merasa energi dan vitalitas tubuh mereka kembali pulih, bahkan lebih baik dari sebelumnya. Mereka kini telah pulih dan bangkit dari lantai.Melihat keberadaan Ryan, salah satu anggota Geng Viper berkata, "B-Bos Besar, apakah Bos yang menyemb
Bayangan berwujud ular Cobra itu meluncur dan meliuk-liuk dengan cepat menuju Ryan. Bayangan yang tampak sangat nyata itu mencoba melilit dan mengunci pergerakan tubuh Ryan. Namun, Ryan dengan gesit menghindari setiap serangan Tony, menggunakan gerakan yang lincah dan akurat, seakan-akan Ryan telah membaca setiap gerakan Tony dan meresponnya dengan tepat pada waktunya.Tubuh Ryan terlihat seperti mengambang di atas lantai, mengikuti aliran serangan Tony bagaikan air yang mengalir di sungai. Gerakan Ryan begitu indah dan efisien, seakan dia telah menguasai gerakan-gerakan itu selama berabad-abad.Namun, Tony tak mau menyerah begitu saja. Dia semakin meningkatkan kekuatan serangannya, mengeluarkan patukan dan lilitan ular yang semakin mematikan. Tubuh Ryan beberapa kali tergores oleh serangan Tony, namun dia tetap tak goyah dan terus berjuang."Aku akui, kamu memang hebat. Tapi, aku tidak akan kalah darimu!" ucap Tony dengan nafas tersengal.Ryan tersenyum dingin, "Kau baru melihat seb
Dari balik dinding rumah mewah di kawasan elit Surabaya, terdengar isak tangis yang merobek kesunyian. Sebuah wanita bertubuh mungil dengan dada yang menonjol, tampak berusaha meredakan tangisan anak laki-lakinya yang masih berusia belia, kurang dari 8 tahun. Wanita itu, Winnie, dengan lembut mengelus punggung anaknya sambil mengayun-ayunkan tubuhnya."Sayang, shhh... sudah ya, jangan menangis lagi..." Suaranya lembut, berusaha menenangkan hati kecil yang sedang sedih itu."Reno, jangan terlalu lemah, kamu kan laki-laki!" ujar seorang gadis berusia 16 tahun, rambutnya yang panjang terurai hingga pinggang."Alena, cukup … jangan mengganggu adikmu," tegur Ryan, meski sudah berusia 46 tahun, penampilannya masih seperti mahasiswa. Banyak yang salah mengira usianya.Alena memutar matanya, rasa kesal tergambar jelas di wajahnya. "Tapi Ayah, Reno itu menggemaskan. Alena tidak tahan melihat pipi tembemnya begitu saja..." katanya sambil berusaha mencubit lagi pipi adiknya yang masih dalam dekap
Setelah berpisah dengan Zeus, kini hati Ryan penuh dengan kekhawatiran yang mendalam. Ia sangat khawatir dengan Istri dan anaknya, serta teman-teman lainnya. Dengan cepat, ia menggunakan Mode Dewa, mengepakkan keempat pasang sayap api dan es, lalu meluncur ke Jakarta, meninggalkan jejak cahaya aurora yang membelah langit, seperti bintang jatuh yang menembus kegelapan.Dalam sekejap, Ryan sudah berada di area parkir Jakarta Expo. Saat mendarat, debu dan angin berhamburan ke segala arah, menciptakan pemandangan dramatis di tengah malam. Di sekeliling Ryan, tumpukan mayat manusia dan juga makhluk modifikasi tergeletak tak bernyawa, mirip dengan tumpukan sampah yang telah dibuang. Cairan merah, yang kini mulai mengering, meresap ke dalam retakan tanah dan paving, menciptakan gambaran yang mengerikan.Melihat semua itu, Ryan memperlihatkan kegelisahan yang mendalam. Kekhawatirannya terhadap keluarga dan teman-temannya membuat wajahnya menjadi suram. Namun, sebelum Rya sempat merasakan apa
Dalam pandangan Ryan, tubuh pria tua itu hampir tidak memiliki garis kematian. Hanya dua garis saja yang bisa dilihat, sebuah bukti bahwa pria tua itu hampir mencapai batas keabadian. Seolah-olah, semakin sedikit garis kematian yang dimiliki, semakin jauh mereka dari ambang kematian.Dalam satu hembusan nafas, Ryan telah berada tepat di depan pria tua itu. Dengan keberanian dan kepastian, pedang Aurora di tangannya bergerak, berusaha memotong garis kematian yang berjalan secara diagonal dari punggung kanan pria tua itu hingga pinggang kirinya.Saat ujung pedang Ryan hampir menyentuh garis kematian, sesuatu berkilauan tiba-tiba muncul. Seolah-olah muncul dari ketiadaan, rantai keemasan meluncur keluar, bergerak cepat dan ganas. Mereka melilit pergelangan tangan, betis, dan leher Ryan dengan kekuatan yang membelenggu, menahan gerakannya yang hampir berhasil. Ryan sangat terkejut dengan apa yang dialaminya. Ia berjuang, mencoba untuk bergerak, namun rantai emas yang melilit dirinya sema
Ryan merasakan beratnya hawa kehadiran pria tua itu, membebani udara di sekitarnya. Namun, hal itu tidak menghalangi Ryan untuk mengekspresikan rasa kekecewaanya. "Kenapa … kenapa kau membunuh Albert?!" suaranya bergema, penuh dengan rasa kemarahan."Aku hanya membantumu untuk membunuhnya." Pria tua itu tersenyum, tidak ingin memberitahu Ryan alasan sesungguhnya. "Lagipula, dia sudah kalah darimu. Jadi aku hanya ingin mempercepat kematiannya, demi kegembiraanku dan para penonton lainnya.""Para penonton?" Ryan. mengerutkan dahinya. Ia mengangkat kepalanya dan menatap tajam pria tua itu. "Apa maksudmu?"Pria tua itu menunjuk ke atas langit. Ryan secara tidak sadar ikut mendongak ke atas. Detik berikutnya, mata Ryan melebar. Di atas langit, terdapat sebuah bola mata raksasa samar, mengintip semua yang terjadi di lokasi tersebut."Jadi, semua pertarungan hidup dan mati ini hanya tontonan bagi kalian?!" ucap Ryan dengan nada penuh amarah."Benar, kalian tidak lain hanya hiburan semata di
Ketika serangan keduanya bertabrakan, langit malam itu seketika terang benderang. Kilatan cahaya aurora dan petir menyinari pulau tak berpenghuni di bawah mereka. Gelombang kejut dan angin kencang membelah udara, merusak pepohonan di pulau itu. Gelombang laut naik tinggi, terpengaruh oleh kekuatan serangan mereka.Tabrakan antara kedua serangan ini menghasilkan ledakan yang luar biasa. Suara dentuman yang menggelegar mencapai ke segala penjuru. Energi dari serangan itu menyebar luas, menciptakan riak di laut dan menyapu pohon-pohon di daratan.Kedua serangan tersebut saling melawan, menciptakan tekanan besar di antara keduanya. Mereka sama-sama merasakan kekuatan besar satu sama lain, dan keduanya terus menerus berusaha untuk mendominasi serangan ini. Hingga akhirnya, sebuah ledakan besar tercipta. BOOM!Asap berbentuk kepala jamur membumbung tinggi di langit yang memerah. Suara dentuman keras terdengar hingga jarak ratusan kilometer. Gelombang tsunami setinggi sepuluh meter menengge
Di tengah reruntuhan gedung Jakarta Expo, Ryan dan Albert berdiri saling berpandangan dengan nafas terengah-engah. Dalam jangka waktu satu jam, mereka berdua telah bertarung dengan intens. Namun, sampai sekarang, masih belum ditentukan juga siapa pemenangnya.Ryan sadar, bahwa Albert memiliki pengetahuan mendalam tentang semua kekuatan yang dimilikinya dari pertarungan sebelumnya. Jadi, untuk mengalahkan Albert, ia butuh elemen kejutan yang tidak terduga. Dan sepertinya, Api Surgawi ketiga miliknya–Api Lotus Pengubah Kehidupan, merupakan hal yang cocok dalam mengejutkan lawannya. Tapi, untuk melakukannya, Ryan harus membawa Albert menjauhi kota Jakarta. Jika tidak, serangan pamungkas miliknya bisa saja mengenai Alena dan teman-temannya. Ia tidak mau hal tersebut sampai terjadi.Ryan kemudian berkonsentrasi mengendalikan ketiga Api Surgawi miliknya. Keempat pasang sayap api-es yang sebelumnya telah compang-camping dan agak meredup, kembali pulih seperti semula. Tapi, di belakang keemp
“Rooaar—!”Suara auman dari manusia yang telah dimodifikasi itu terus terdengar secara bergantian. Alena yang berada di dalam mobil bersama Winnie, Ratna, Latisha, Rahmad, Arin, dan juga Arnold, tampak sangat ketakutan. Sebagai tangan kanan Ryan, Arnold bertekad melindungi semua teman dan juga anaknya dari marabahaya. Arnold kemudian memberi aba-aba pada rekan-rekan gangster dan Praktisi Bela Diri untuk melawan monster tersebut. Di bantu oleh 500 anggota mafia Cosa Nostra, lahan parkir kawasan Jakarta Expo tersebut pun menjadi medan perang.Dududududu—!Suara derap senapan mesin meraung memecah kegelapan malam. Peluru demi peluru dimuntahkan senapan milik anggota Cosa Nostra, meluncur dengan liar ke arah beberapa monster yang berada di dekat mereka. Akan tetapi, begitu peluru tersebut menyentuh kulitnya, bagaikan peluru karet, peluru-peluru itu malah dimentahkan. Hal tersebut membuat mata orang-orang terbelalak."Ini benar-benar gawat!" gumam Arnold. Ia lalu mengeluarkan pisau dari k
Satu per satu, para tamu bergelagat aneh mulai berubah menjadi makhluk menyerupai monster. Mereka semua adalah manusia yang telah dimodifikasi menggunakan NTZ-461. Berbeda dengan seri sebelumnya, seri NTZ-461 tidak hanya meningkatkan kemampuan otak hingga 100%, tetapi juga meningkatkan kekuatan fisik. Akan tetapi, karena masih belum sempurnanya NTZ-461. Mata merah menyala menunjukkan kekacauan pikiran mereka, yang telah hancur akibat penggunaan obat eksperimental itu. Kekuatan fisik mereka melampaui manusia biasa, tetapi mereka hanya bisa mengikuti perintah Albert seperti mesin tanpa jiwa.Yudha, yang masih terkejut dengan munculnya makhluk modifikasi ini, segera sadar akan prioritasnya. "Percepat evakuasi! Jangan hiraukan makhluk-makhluk ini! Utamakan keselamatan para tamu!""Siap Letnan!" Para personel Pasukan Khusus segera mengevakuasi para tamu undangan, tanpa menghiraukan para monster bertubuh besar itu. Beruntungnya, para manusia hasil modifikasi itu sama sekali tidak menghirau
Melihat kedatangan Ryan, air mata mulai menitik dari sudut mata Dian. Ia merasa terharu dan lega melihat sosok pria yang selama ini menjadi cinta sejatinya. "Ryan…" gumamnya pelan, tapi penuh emosi.Hal itu tidak luput dari pandangan para tamu, membuat mereka saling berbisik, membicarakan Dian dan Ryan."Bukankah itu Ryan Santoso, CEO baru LionKing Indonesia?""Sepertinya Ryan dan calon mempelai wanita memiliki hubungan spesial.'"Pantas saja sang calon mempelai wanita terlihat sedih, tampaknya dia dijodohkan dengan paksa.""Wah kasihan sekali Tuan Albert, calon mempelainya akan direbut oleh Ryan malam ini.""Kalau aku jadi Tuan Albert, aku pasti akan malu tujuh turunan."Pembicaraan yang senada seperti itu, menyebar di antara para tamu, membuat Albert sedikit jengkel. Faktanya, Albert tidak merasa malu dengan semua ini. Karena kejadian ini sudah masuk dalam salah satu prediksinya."Ryan, apa yang kau lakukan di sini? Jika kamu ingin memberiku selamat, silahkan minggir dulu. Biarkan k