Beranda / Urban / Pembalasan Menantu Sampah / Bab 121 - Peringatan Ryan

Share

Bab 121 - Peringatan Ryan

Penulis: Rianoir
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-24 05:34:36

Melihat sikap petugas BPOM tersebut, Ryan tahu bahwa Edi sudah melakukan tugasnya dengan baik. Berdasarkan izin yang ada, produk Lotus Skin Care tidak mengandung bahan berbahaya sehingga diberikan izin edar. Bahkan pihak BPOM sudah pernah datang ke pabrik langsung untuk melihat proses pembuatan dan juga memeriksa bahan bakunya. Itu artinya, orang-orang ini bekerja di bawah perintah orang yang memang ingin menghancurkan bisnis Ryan.

“Katakan kepadaku, siapa orang yang telah membuat laporan itu?” tanya Ryan kepada Handoko yang tengah bersujud.

"Ma-maafkan saya Tuan, saya tidak bisa membocorkan identitas pelapor karena itu salah satu prosedur hukum,” ucap Handoko itu menolak memberikan mana pelapor.

"Kau tahu, aku bisa saja membuatmu dituntut atas tindak pencemaran nama baik, perbuatan tidak menyenangkan dan juga indikasi menerima suap," Ryan tersenyum sinis. "Dan jika itu terjadi, orang-orang yang ada di belakangmu pasti akan membuatmu menjadi kambing hitam."

Ryan berjongkok, menepuk p
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Gidalti Saogo
Banyakin donk BAB nya.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pembalasan Menantu Sampah   Bab 122 - Timur Tengah

    Keesokan harinya, berita mengenai tragedi yang dialami oleh keluarga Sugiharto telah tersebar luas di Surabaya. Warga kota menjadi saksi dari berita mengerikan yang mengejutkan mereka, dan rumor-rumor mulai beredar tentang apa yang mungkin terjadi di balik peristiwa ini. Meski begitu, pelaku di balik pembantaian itu, yang sekarang sudah menjadi bagian dari kota dan masyarakat Surabaya, duduk santai di teras rumahnya, menikmati secangkir kopi hitam dalam ketenangan.Ryan, setelah mengantar Alena ke sekolah, merasa sedikit bosan. Ia hanya bisa memandangi langit biru yang cerah tanpa berbuat apa-apa. Waktunya yang sebelumnya terisi dengan kultivasi dan perjuangan bisnis kini terasa agak hampa. Ryan tidak bisa berkultivasi lagi karena hukum dunia yang membatasi tingkat kultivasi hanya sampai Foundation Establishment. Tingkat kultivasi Ryan telah mencapai Core Formation, yang jelas lebih tinggi dari Foundation Establishment. Jika Ryan melakukan kultivasi, maka dunia ini akan menargetkan R

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-25
  • Pembalasan Menantu Sampah   Bab 123 - Kelompok Teroris

    Dari seberang Hotel Babylon Rotana, tampak sekelompok orang yang menutupi wajah mereka dengan kain coklat. Salah satu di antara mereka membawa peluncur roket di punggungnya. Senyum kemenangan tergambar di wajah mereka. Mereka merasa bangga melihat ledakan yang terjadi di Hotel Babylon Rotana. Asap hitam membumbung tinggi dari reruntuhan sebuah kamar hotel yang telah mereka jadikan target.Tak lama kemudian, suara dari Handy Talkie terdengar di mobil Jeep yang terparkir di sisi mereka. "Elang kepada Harimau, Elang kepada Harimau, Ganti!"Seorang dari mereka menjawab, "Harimau di sini, ganti!""Bagaimana keadaan target? Ganti!" tanya seseorang melalui Handy Talkie.Mereka merespons dengan cepat, "Kami berhasil menembak kamar target, ganti!""Bagus! Segera kembali ke markas sebelum pihak pemerintah datang, ganti!""Siap!"Begitu mendapat perintah kembali, ketiga anggota lainnya segera masuk ke dalam mobil. Sementara itu, orang yang membawa peluncur roket sibuk menyimpan alatnya ke dalam

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-25
  • Pembalasan Menantu Sampah   Bab 124 - Keberadaan Rizal

    Melihat perilaku Ryan, Jenderal Besar Ghazi mengangguk puas. Ia kemudian melihat ke arah Dhafir dan berkata, "Jadi, bagaimana hasilnya?"Dhafir, masih penuh semangat dari pujian Jenderal, menjawab, "Ini hasil rekamannya, Jenderal!" Ia mengeluarkan ponsel pintarnya dan menunjukkan video yang merekam ledakan di Hotel Babylon Rotana.Ghazi menonton video tersebut dengan senyum jahil di wajahnya. Adegan di mana roket meledakkan kamar yang dihuni oleh Ryan, membuat Ghazi gembira. "Seorang Great Master pasti akan tewas jika terkena ledakan seperti ini. Kerja bagus, Dhafir."Dhafir merasa bangga mendapat pengakuan dari Jenderal. Ia langsung menunduk dengan penuh hormat dan kefanatikan. "Terima kasih Jenderal!"Ryan, yang masih menyamar sebagai Faaruuq, berusaha untuk tidak menarik perhatian. Namun, di balik kedamaian tampak di wajahnya, dalam hati, ia terus merenung. 'Jadi, bukan kebetulan kamarku menjadi target mereka. Mereka telah mengincarku sejak awal. Tapi bagaimana mereka tahu bahwa ak

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-26
  • Pembalasan Menantu Sampah   Bab 125 - Membebaskan Rizal dan Rahmad

    Di tengah malam yang gelap, sosok bayangan buram bergerak dengan cepat menyusuri jalanan desa yang sunyi. Lampu jalan yang remang-remang tidak cukup terang untuk mengungkap identitas orang ini. Sinar bulan sabit yang sejuk hanya memperkuat bayangan semakin mendekat ke tujuannya.Setelah beberapa menit perjalanan diam-diam, bayangan itu berhenti dan merunduk di balik semak-semak yang tumbuh di pinggir jalanan. Di depan pintu sebuah rumah ladang yang tampak usang, dua orang pria bersenjata AK-47 berdiri berjaga. Mereka tertawa dan mengobrol, tidak menyadari bahaya yang mengintai.Bayangan itu adalah Ryan, yang bersembunyi di semak-semak. Ia melihat situasi dengan cermat. Dalam gelap, Ryan mengaktifkan kemampuan mata batinnya, membiarkan indra-esensinya merasuki rumah ladang tersebut. Dalam sekejap, ia mampu merasakan keberadaan dan keadaan di dalamnya.Berdasarkan pengamatan Ryan, di dalam rumah ladang tersebut ada lebih dari seratus tahanan. Setelah memastikan bahwa hanya ada dua penja

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-27
  • Pembalasan Menantu Sampah   Bab 126 - Membawa Kabur Latisha

    "Faaruuq! Apa yang sedang kau lakukan di sini!" bentak Ghazi. Ia lalu mendorong tubuh wanita yang menindihnya dan segera mengambil pistol dari bawah bantalnya.Ryan tetap diam, wajahnya masih terlihat tenang. Tidak ada jejak kepanikan atau ketakutan pada dirinya.Sambil menodongkan pistol, Ghazi menatap Ryan yang masih memakai wajah Faaruuq dengan tajam. "Kenapa kau diam saja!"Dor!Peluru tajam melesat dengan kecepatan kilat, mengiris angin dan bergerak menuju dahi Ryan. Bagi orang biasa, bahkan seorang Grand Master pun, peluru seperti itu akan menjadi akhir hidup mereka. Namun, Ryan bukan orang biasa.Dang!Bagaikan menghantam besi tebal, peluru itu langsung terpantul melubangi plafon di atasnya. Hal itu membuat Ghazi terkejut. "Tidak mungkin! Kamu bukan Faaruuq! Siapa kau sebenarnya?!"Ryan tetap diam, namun matanya berkilat menghina, seakan sedang melihat seorang badut di pesta ulang tahun. Ia kemudian mulai mengumpulkan energi Qi di tangan kanannya, membuat aura berwarna hijau me

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-28
  • Pembalasan Menantu Sampah   Bab 127 - Musnahnya Kelompok Teroris Ghazi

    "Kalian mencariku?" suara Ryan menggema di tengah malam yang gelap, menggegerkan semua anggota teroris yang berkumpul di sana.Saat semua orang melihat ke arah sumber suara itu, mereka semua terkejut. Di sana, Ryan yang masih menggunakan wajah Faaruuq, berjalan mendekati Ghazi dengan santai. Ia melewati semua anggota teroris di sana, seakan-akan semua anggota teroris di sana hanyalah bayangan yang tidak berarti.Namun, setiap langkah yang diambil Ryan memicu kebakaran yang mengerikan. Api hijau memenuhi tubuh beberapa anggota teroris yang dilewatinya. Api hijau menyala begitu terang, menyelimuti tubuh para anggota teroris di dekatnya. Jeritan-jeritan kesakitan yang nyaring mengisi malam, menciptakan pemandangan yang mengerikan. Pemandangan tersebut membuat para anggota teroris lain yang berkumpul di depan rumah Ghazi menelan ludahnya. Mereka bergitu terpaku melihat kejadian ini. Di mata mereka, Ryan bukan lagi manusia biasa. Ia adalah jelmaan iblis yang naik dari neraka, datang untu

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-29
  • Pembalasan Menantu Sampah   Bab 128 - Kesedihan Latisha

    Mendengar pertanyaan Ryan, Ghazi hanya mampu mengeluarkan suara-suara gemetar. "Bu-bunuh aku … a-aku mohon …" serunya dengan suara penuh ketakutan.Penampilan Ghazi benar-benar telah berubah. Ghazi yang dulu merasa tinggi dan arogan, kini tampak menyedihkan. Tubuhnya lemas, lunglai tergeletak di atas tanah. Wajahnya yang dulu penuh dengan rasa superioritas, sekarang basah oleh air mata yang tak henti mengalir, membasahi jenggotnya yang lebat. Buih tampak keluar dari mulutnya, menandakan betapa kerasnya ia menahan rasa sakit yang diterimanya. Matanya terlihat kosong, seakan-akan mentalnya telah hancur.."Hei, jangan begitu," Ryan menggelengkan kepalanya. "Aku sudah berbaik hati memberimu kesempatan hidup, tapi kenapa kamu sekarang malah ingin mati? Dasar aneh …"Walau begitu, Ghazi sepertinya sudah tidak dapat menangkap ucapan Ryan lagi. Ia berulang kali mengucapkan hal yang sama, memohon pada Ryan untuk segera mengakhiri hidupnya.Wajah Ryan yang tadinya penuh dengan kemanusiaan, mend

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-29
  • Pembalasan Menantu Sampah   Bab 129 - Arin Dalam Masalah

    Tanpa menunggu waktu lagi, Ryan langsung mengangkat panggilan wanita yang pernah menyelamatkan hidupnya itu. “Halo Arin?”“Hai Ryan,” sahut Arin. Suara Arin yang lembut terasa sangat menenangkan hati ketika didengar, memunculkan seulas senyum di wajah Ryan. “Apa kabar? Sehatkan?” tanya Ryan.Sekilas Arin terkekeh mendengar suara Ryan. Ini kali pertamanya Arin meneleponnya setelah Ryan keluar dari rumah sakit. Ryan dan Arin pernah beberapa kali berkirim pesan melalui aplikasi chat, tapi sudah satu bulan lebih mereka tidak bertukar pesan. Maka dari itu, Ryan sedikit terkejut saat Arin meneleponnya.Suara tawa Arin sarat akan kesedihan, namun sekeras mungkin wanita itu menyembunyikan perasaannya. "Sehat dong, aku mau bilang selamat dan terima kasih sama kamu.""Mungkin ini sudah agak terlambat, tapi …" Arin menghela nafas dan melanjutkan kalimatnya, "Selamat atas launchingnya produk skin care kamu dan terima kasih banyak atas krim anti-aging yang kamu berikan. Apalagi krim ini sangat co

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-30

Bab terbaru

  • Pembalasan Menantu Sampah   Bab 155 - Epilog

    Dari balik dinding rumah mewah di kawasan elit Surabaya, terdengar isak tangis yang merobek kesunyian. Sebuah wanita bertubuh mungil dengan dada yang menonjol, tampak berusaha meredakan tangisan anak laki-lakinya yang masih berusia belia, kurang dari 8 tahun. Wanita itu, Winnie, dengan lembut mengelus punggung anaknya sambil mengayun-ayunkan tubuhnya."Sayang, shhh... sudah ya, jangan menangis lagi..." Suaranya lembut, berusaha menenangkan hati kecil yang sedang sedih itu."Reno, jangan terlalu lemah, kamu kan laki-laki!" ujar seorang gadis berusia 16 tahun, rambutnya yang panjang terurai hingga pinggang."Alena, cukup … jangan mengganggu adikmu," tegur Ryan, meski sudah berusia 46 tahun, penampilannya masih seperti mahasiswa. Banyak yang salah mengira usianya.Alena memutar matanya, rasa kesal tergambar jelas di wajahnya. "Tapi Ayah, Reno itu menggemaskan. Alena tidak tahan melihat pipi tembemnya begitu saja..." katanya sambil berusaha mencubit lagi pipi adiknya yang masih dalam dekap

  • Pembalasan Menantu Sampah   Bab 154 - Reuni

    Setelah berpisah dengan Zeus, kini hati Ryan penuh dengan kekhawatiran yang mendalam. Ia sangat khawatir dengan Istri dan anaknya, serta teman-teman lainnya. Dengan cepat, ia menggunakan Mode Dewa, mengepakkan keempat pasang sayap api dan es, lalu meluncur ke Jakarta, meninggalkan jejak cahaya aurora yang membelah langit, seperti bintang jatuh yang menembus kegelapan.Dalam sekejap, Ryan sudah berada di area parkir Jakarta Expo. Saat mendarat, debu dan angin berhamburan ke segala arah, menciptakan pemandangan dramatis di tengah malam. Di sekeliling Ryan, tumpukan mayat manusia dan juga makhluk modifikasi tergeletak tak bernyawa, mirip dengan tumpukan sampah yang telah dibuang. Cairan merah, yang kini mulai mengering, meresap ke dalam retakan tanah dan paving, menciptakan gambaran yang mengerikan.Melihat semua itu, Ryan memperlihatkan kegelisahan yang mendalam. Kekhawatirannya terhadap keluarga dan teman-temannya membuat wajahnya menjadi suram. Namun, sebelum Rya sempat merasakan apa

  • Pembalasan Menantu Sampah   Bab 153 - Pilihan

    Dalam pandangan Ryan, tubuh pria tua itu hampir tidak memiliki garis kematian. Hanya dua garis saja yang bisa dilihat, sebuah bukti bahwa pria tua itu hampir mencapai batas keabadian. Seolah-olah, semakin sedikit garis kematian yang dimiliki, semakin jauh mereka dari ambang kematian.Dalam satu hembusan nafas, Ryan telah berada tepat di depan pria tua itu. Dengan keberanian dan kepastian, pedang Aurora di tangannya bergerak, berusaha memotong garis kematian yang berjalan secara diagonal dari punggung kanan pria tua itu hingga pinggang kirinya.Saat ujung pedang Ryan hampir menyentuh garis kematian, sesuatu berkilauan tiba-tiba muncul. Seolah-olah muncul dari ketiadaan, rantai keemasan meluncur keluar, bergerak cepat dan ganas. Mereka melilit pergelangan tangan, betis, dan leher Ryan dengan kekuatan yang membelenggu, menahan gerakannya yang hampir berhasil. Ryan sangat terkejut dengan apa yang dialaminya. Ia berjuang, mencoba untuk bergerak, namun rantai emas yang melilit dirinya sema

  • Pembalasan Menantu Sampah   Bab 152 - Bidak Catur

    Ryan merasakan beratnya hawa kehadiran pria tua itu, membebani udara di sekitarnya. Namun, hal itu tidak menghalangi Ryan untuk mengekspresikan rasa kekecewaanya. "Kenapa … kenapa kau membunuh Albert?!" suaranya bergema, penuh dengan rasa kemarahan."Aku hanya membantumu untuk membunuhnya." Pria tua itu tersenyum, tidak ingin memberitahu Ryan alasan sesungguhnya. "Lagipula, dia sudah kalah darimu. Jadi aku hanya ingin mempercepat kematiannya, demi kegembiraanku dan para penonton lainnya.""Para penonton?" Ryan. mengerutkan dahinya. Ia mengangkat kepalanya dan menatap tajam pria tua itu. "Apa maksudmu?"Pria tua itu menunjuk ke atas langit. Ryan secara tidak sadar ikut mendongak ke atas. Detik berikutnya, mata Ryan melebar. Di atas langit, terdapat sebuah bola mata raksasa samar, mengintip semua yang terjadi di lokasi tersebut."Jadi, semua pertarungan hidup dan mati ini hanya tontonan bagi kalian?!" ucap Ryan dengan nada penuh amarah."Benar, kalian tidak lain hanya hiburan semata di

  • Pembalasan Menantu Sampah   Bab 151 - Akhir Pertarungan

    Ketika serangan keduanya bertabrakan, langit malam itu seketika terang benderang. Kilatan cahaya aurora dan petir menyinari pulau tak berpenghuni di bawah mereka. Gelombang kejut dan angin kencang membelah udara, merusak pepohonan di pulau itu. Gelombang laut naik tinggi, terpengaruh oleh kekuatan serangan mereka.Tabrakan antara kedua serangan ini menghasilkan ledakan yang luar biasa. Suara dentuman yang menggelegar mencapai ke segala penjuru. Energi dari serangan itu menyebar luas, menciptakan riak di laut dan menyapu pohon-pohon di daratan.Kedua serangan tersebut saling melawan, menciptakan tekanan besar di antara keduanya. Mereka sama-sama merasakan kekuatan besar satu sama lain, dan keduanya terus menerus berusaha untuk mendominasi serangan ini. Hingga akhirnya, sebuah ledakan besar tercipta. BOOM!Asap berbentuk kepala jamur membumbung tinggi di langit yang memerah. Suara dentuman keras terdengar hingga jarak ratusan kilometer. Gelombang tsunami setinggi sepuluh meter menengge

  • Pembalasan Menantu Sampah   Bab 150 - Puncak Pertarungan

    Di tengah reruntuhan gedung Jakarta Expo, Ryan dan Albert berdiri saling berpandangan dengan nafas terengah-engah. Dalam jangka waktu satu jam, mereka berdua telah bertarung dengan intens. Namun, sampai sekarang, masih belum ditentukan juga siapa pemenangnya.Ryan sadar, bahwa Albert memiliki pengetahuan mendalam tentang semua kekuatan yang dimilikinya dari pertarungan sebelumnya. Jadi, untuk mengalahkan Albert, ia butuh elemen kejutan yang tidak terduga. Dan sepertinya, Api Surgawi ketiga miliknya–Api Lotus Pengubah Kehidupan, merupakan hal yang cocok dalam mengejutkan lawannya. Tapi, untuk melakukannya, Ryan harus membawa Albert menjauhi kota Jakarta. Jika tidak, serangan pamungkas miliknya bisa saja mengenai Alena dan teman-temannya. Ia tidak mau hal tersebut sampai terjadi.Ryan kemudian berkonsentrasi mengendalikan ketiga Api Surgawi miliknya. Keempat pasang sayap api-es yang sebelumnya telah compang-camping dan agak meredup, kembali pulih seperti semula. Tapi, di belakang keemp

  • Pembalasan Menantu Sampah   Bab 149 - Kadukeus

    “Rooaar—!”Suara auman dari manusia yang telah dimodifikasi itu terus terdengar secara bergantian. Alena yang berada di dalam mobil bersama Winnie, Ratna, Latisha, Rahmad, Arin, dan juga Arnold, tampak sangat ketakutan. Sebagai tangan kanan Ryan, Arnold bertekad melindungi semua teman dan juga anaknya dari marabahaya. Arnold kemudian memberi aba-aba pada rekan-rekan gangster dan Praktisi Bela Diri untuk melawan monster tersebut. Di bantu oleh 500 anggota mafia Cosa Nostra, lahan parkir kawasan Jakarta Expo tersebut pun menjadi medan perang.Dududududu—!Suara derap senapan mesin meraung memecah kegelapan malam. Peluru demi peluru dimuntahkan senapan milik anggota Cosa Nostra, meluncur dengan liar ke arah beberapa monster yang berada di dekat mereka. Akan tetapi, begitu peluru tersebut menyentuh kulitnya, bagaikan peluru karet, peluru-peluru itu malah dimentahkan. Hal tersebut membuat mata orang-orang terbelalak."Ini benar-benar gawat!" gumam Arnold. Ia lalu mengeluarkan pisau dari k

  • Pembalasan Menantu Sampah   Bab 148 - Pertarungan Dimulai

    Satu per satu, para tamu bergelagat aneh mulai berubah menjadi makhluk menyerupai monster. Mereka semua adalah manusia yang telah dimodifikasi menggunakan NTZ-461. Berbeda dengan seri sebelumnya, seri NTZ-461 tidak hanya meningkatkan kemampuan otak hingga 100%, tetapi juga meningkatkan kekuatan fisik. Akan tetapi, karena masih belum sempurnanya NTZ-461. Mata merah menyala menunjukkan kekacauan pikiran mereka, yang telah hancur akibat penggunaan obat eksperimental itu. Kekuatan fisik mereka melampaui manusia biasa, tetapi mereka hanya bisa mengikuti perintah Albert seperti mesin tanpa jiwa.Yudha, yang masih terkejut dengan munculnya makhluk modifikasi ini, segera sadar akan prioritasnya. "Percepat evakuasi! Jangan hiraukan makhluk-makhluk ini! Utamakan keselamatan para tamu!""Siap Letnan!" Para personel Pasukan Khusus segera mengevakuasi para tamu undangan, tanpa menghiraukan para monster bertubuh besar itu. Beruntungnya, para manusia hasil modifikasi itu sama sekali tidak menghirau

  • Pembalasan Menantu Sampah   Bab 147 - Monster

    Melihat kedatangan Ryan, air mata mulai menitik dari sudut mata Dian. Ia merasa terharu dan lega melihat sosok pria yang selama ini menjadi cinta sejatinya. "Ryan…" gumamnya pelan, tapi penuh emosi.Hal itu tidak luput dari pandangan para tamu, membuat mereka saling berbisik, membicarakan Dian dan Ryan."Bukankah itu Ryan Santoso, CEO baru LionKing Indonesia?""Sepertinya Ryan dan calon mempelai wanita memiliki hubungan spesial.'"Pantas saja sang calon mempelai wanita terlihat sedih, tampaknya dia dijodohkan dengan paksa.""Wah kasihan sekali Tuan Albert, calon mempelainya akan direbut oleh Ryan malam ini.""Kalau aku jadi Tuan Albert, aku pasti akan malu tujuh turunan."Pembicaraan yang senada seperti itu, menyebar di antara para tamu, membuat Albert sedikit jengkel. Faktanya, Albert tidak merasa malu dengan semua ini. Karena kejadian ini sudah masuk dalam salah satu prediksinya."Ryan, apa yang kau lakukan di sini? Jika kamu ingin memberiku selamat, silahkan minggir dulu. Biarkan k

DMCA.com Protection Status