“Anda mendorong Nona Mila?”Rita terkejut Aleya bisa melakukan hal tersebut. Biasanya majikannya itu hanya memendam rasa marah, tapi kali ini ia mengeluarkan marahnya kepada adik tirinya tersebut.“Dari mana Nyonya mendapatkan keberanian itu?” tanya Rita sambil menghapus darah yang ada di telapak tangan Aleya yang robek karena menggenggam potongan kaca.“Entahlah, tapi ketika aku melihat Bu Wanda dipukul dan ditendang terus menerus tanpa ampun oleh para penjaga Belina, tiba-tiba saja keberanian itu muncul dan terlintas untuk mengancam para penjaga agar mau hentikan pemukulan itu.”Raut wajah Aleya terlihat tidak senang.“Nyonya menyesal melakukan itu?” tanya Rita pelan. Ia tahu betul jika majikannya tersebut mempunyai hati yang lembut.“Tidak. Justru aku baru tahu kalau aku bisa melakukan hal itu, seharusnya keberanian itu muncul dari dulu,” Aleya menghela napas panjang.Wanda merasa tersentuh mendengar cerita Aleya yang bilang keberaniannya muncul ketika ia di siksa oleh pukulan dan
“Apa yang sebenarnya terjadi?”Yavid langsung bertanya tanpa basa-basi. Berita mengenai terlukanya menantu keluarga Leopard sudah menjadi perbincangan. Hal ini bisa menjadi berita penting yang akan tersebar ke seluruh Endosiana.Sekarang Wanda menjadi target pencarian oleh polisi. Hal ini bisa menyeret Yavid sebagai orang yang merekrut Wanda sebagai orang bayaran yang akan menjaga dan melatih Aleya menjadi wanita tangguh.“Bagaimana keadaan Aleya?”Pertanyaan selanjutnya membuat Aleya terkejut, ternyata dia tidak lupa menanyakan keadaan istrinya. Bukan hanya peduli dengan berita mengenai Wanda.“Nyonya baik-baik saja, Tuan.” Jawab Rita gugup.Yavid tidak mengetahui jika Aleya sempat dilarikan ke rumah sakit karena pingsan. Parahnya lagi, ia mengetahui berita penyerangan yang dilakukan Wanda dari berita bukan dari para penjaganya.“Kalian semua ada di mana sekarang?”Nada suara Yavid masih menunjukkan jika ia sedang marah.“Kami menuju rumah, Tuan.”Wajah Rita terlihat panik, kejadian
“Kalian mengacaukan rencanaku.”Yavid belum selesai melepaskan semua emosinya, semua orang yang ada di sana tidak berani bersuara.“Kalian membuat dokter Firman dalam masalah, jika dia di keluarkan dari rumah sakit, maka aku tidak segan memecat kalian berdua,” sentaknya lagi.Aleya terkejut mendengar ancaman dari Yavid, ia menatap suaminya itu dan berusaha mengumpulkan keberanian untuk membela Rita dan Wanda. Jantungnya berdebar semakin kencang.“Aku hampir disiksa oleh Belina,” ujar Aleya dengan suara bergetar.“Apa?” Yavid menoleh ke Aleya yang sudah berdiri dan menatapnya.“Dua orang menyamar sebagai perawat dan membawaku dengan paksa ke gudang. Di sana ada Belina dan Mila yang sudah menunggu. Mereka mengira aku sudah mati, tapi setelah tahu aku masih hidup dan ada di rumah sakit, mereka tidak menyia-nyiakan kesempatan itu untuk meminta tanda tanganku.”Aleya kemudian melihat ke arah Wanda, “Waktu Belina mulai menyiksaku, Wanda kemudian menyelamatkanku dengan melemparkan balok ke p
“Hentikan!”Pekik Aleya ketika kecupan Yavid sudah terlalu jauh mengusik hasratnya. Seketika Yavid menghentikan kecupannya. Kemudian menatap wanita yang ada di bawah kungkungannya.“Katakan sekali lagi?” tanyanya dengan nada dingin.“Tolong hentikan,” ucap Aleya sambil menangis.Yavid beranjak dari atas tubuh Aleya dan berdiri sambil terus menatapnya. Ia menyunggingkan senyum di bibirnya.“Kamu berhasil mengalahkan ketakutanmu. Jangan pernah mengalah dengan rasa takut. Kamu berhak menolak yang tidak kamu suka.”Aleya duduk di ujung tempat tidurnya lalu merapikan pakaiannya. Ia tertunduk sambil mendengarkan ucapan Yavid.Tangan Yavid mengangkat dagu wanita di hadapannya hingga mendongak ke arahnya, “Jangan sampai rasa takutmu membuat kamu pingsan lagi. Itu sangat merepotkan orang-orang di sekitarmu. Mengerti?!”Aleya menganggukkan kepalanya, air matanya masih mengalir. Dengan lembut Yavid menghapus air mata di wajah Aleya.Sikap lembut Yavid membuat Aleya tertegun, air matanya berhenti
“Jangan sampai aku jatuh cinta.”Aleya mengelus dadanya sendiri, ia merasa khawatir jika perasaannya malah membuatnya melenceng dari tujuan utamanya yaitu balas dendam.Sekarang Aleya sudah duduk di depan kanvas, tangan kirinya sudah memegang palet yang berisi beberapa cat dengan berbagai warna. Kuas lukis sudah ada di tangan kanannya. Kemudian ia menggoreskan kuas tersebut sesuai imajinasinya.Awalnya konsentrasi Aleya masih terjaga, kuasnya sudah membentuk gradasi warna yang indah. Imajinasinya kian meronta untuk diaplikasikan ke kanvas yang ada di hadapannya.Tangannya bergerak sesuai dengan imajinasinya, entah sudah berapa warna yang sudah tercampur di palet.Namun, tiba-tiba pikirannya mengenai kecupan Yavid membuat konsentrasinya terpecah. Imajinasinya kini membuyar seiring munculnya hasrat yang telah terusik oleh kecupan liar Yavid kepadanya.Goresan kuasnya berhenti, Aleya mencoba memejamkan kedua matanya dan menghela napas untuk kembali konsentrasi melukis. Namun, semakin ia
“Aku tidak akan berhenti walau kamu berubah pikiran.”Dengan liar Yavid mengecup bibir Aleya lalu turun ke leher jenjangnya. Dengan kasar tangan kekarnya merobek pakaian Aleya hingga terlihat tubuhnya yang terdapat beberapa luka memar tapi tidak mengurangi keindahan tubuhnya.Napas Aleya semakin memburu, ia membiarkan tubuhnya di sentuh oleh lelaki yang sudah resmi menjadi suaminya. Terlambat jika harus mundur sekarang, ia melupakan semua permasalahan hidupnya. Rasa takut dan gugup kini menjadi kenikmatan yang belum pernah ia rasakan.“Ah...”Lenguhan singkat wanita yang kini ada dalam pelukannya membuat Yavid semakin semangat membuat Aleya menggelinjang kenikmatan.Yavid membuang pakaian Aleya sembarangan, bahkan ia tidak peduli dengan wanita itu yang berkali-kali mendorong tubuhnya.“Nikmati semua sensasinya, Aleya. Jangan berusaha menolak sentuhanku, aku tidak akan melepaskanmu,” ucap lelaki pemilik tubuh atletis itu.“Ahh...” hanya satu kata itu yang terus terlontar dari mulut Ale
“Tubuhmu membuatku bergairah.”Lelaki tampan itu menatap tubuh Aleya dan segera membuka handuk kimononya.Yavid menghampiri aleya yang sedang membersihkan tubuhnya di bawah shower, tanpa ragu Yavid memeluk tubuh seksi Aleya dari belakang, walau sempat terkejut dengan sentuhan Yavid, tapi Aleya kemudian menikmati kecupan dari bibir suaminya yang menyentuh leher hingga punggungnya dengan lembut.“Yavid ...”“Sssstt! Nikmati saja,” bisik Yavid sebelum melanjutkan sentuhannya.Tangan kiri Yavid meremas dengan lembut dada Aleya dan tangan satunya menyentuh area intim istrinya. Terdengar lenguhan panjang dari Aleya ketika sesuatu yang keras masuk ke dalam area intimnya dari arah belakang.“Sayang, kamu nikmat sekali,” ujar Yavid di tengah -tengah kecupannya di leher Aleya yang semakin membuat tubuh wanita itu bergetar hebat.Yavid menekan tubuh Aleya dengan ritme pelan, yang kelamaan menjadi lebih cepat dan membuat tubuh Aleya terus bergetar hebat dan mencapai puncak kenikmatan berkali-kali
“Lukisan yang indah.”Rita berkali-kali memuji lukisan Aleya. Sedangkan Wanda hanya mengangguk setuju dengan ucapan rekannya.Lukisan danau yang dikelilingi pohon dan tanaman liar. Diujung danau ada matahari yang muncul bersama sinarnya yang menyebar ke seluruh penjuru danau. Gradasi warna hitam di dasar kanvas lalu warna orange dan kuning di permukaan danau.Aleya tersenyum sambil terus menatap lukisannya sendiri.Wanda mengerutkan dahinya berusaha menjabarkan arti lukisan itu di pikirannya, tapi ia menyerah.“Apa arti lukisan ini?”“Harapan baru,” jawab Aleya singkat.Rita dan Wanda saling menatap, “Harapan baru?” Tanyanya kompak.“Matahari pagi ini menyinari tumbuhan yang ada di sekitar danau. Sinarnya membuat tumbuhan yang layu dan hampir mati menjadi segar kembali. Jadi setiap pagi menyongsong, selalu ada harapan baru untuk kita.”Aleya menjelaskan lukisannya.“Wah lukisan ini pasti akan mahal jika dijual.” Rita kembali memuji.“Sama seperti kamu Aleya.” Wanda melirik majikannya.
“Suasana di luar jendela sedang tidak bagus, sebaiknya Nyonya tidak melihat keluar, tidak bagus!”Rita sengaja melarang Aleya untuk melihat ke arah luar jendela, karena Numa pasti akan memberikan saran yang berlawanan dengan ucapan Rita.“Nyonya, hari ini langit sedang cerah. Taman di luar jendela pasti sangat indah, sebaiknya Nyonya melihatnya,” ujar Numa yang berbicara berlawanan dengan ucapan Rita.Numa segera mendorong kursi roda yang digunakan Aleya. Rencana Rita berhasil membuat Aleya menatap ke luar jendela dan melihat Yavid. Rita tersenyum karena rencananya berhasil. Ia sengaja bersembunyi di balik gorden agar tidak terlihat oleh James, ia ingin Numa yang terlihat mendorong kursi roda Aleya dan pasti akan disalahkan oleh James karena membiarkan Aleya melihat Yavid.Sementara itu, Numa tidak mengetahui jika lelaki yang sedang bersama dengan James adalah Yavid, suami sah Aleya.“Ayo, Nyonya! Lihatlah ke arah Tua Yavid,” pinta Rita dalam hatinya, berdoa agar Aleya mengingat Yavid
“Bagaimana kalau di percepat pernikahan kita? Aku ingin tidak ada rumor tidak baik tentang kamu di luar sana.”James kembali membahas pernikahannya dengan Aleya, meskipun kondisi Aleya masih sakit.“Rumor apa?” tanya Aleya bingung.“Banyak yang memberitakan kamu yang tidak baik, kamu sebagai wanita penghiburlah, perebut pacar orang, dan masih banyak lagi berita menyakitkan yang membuatku muak,” jawab James.Rita menghela napas pendek, ia tahu James sedang berbohong lagi, “Entah apa lagi rencana lelaki licik ini?” gumamnya dalam hati.“Kenapa aku bisa diberitakan seperti itu? Aku sebenarnya siapa? Lalu orang tuaku di mana? Aku sebelumnya tinggal di mana?”Ucapan James malah memancing pertanyaan tajam dari Aleya kepadanya. Namun rupanya James sudah menyiapkan jawaban dari pertanyaan Aleya.“Kamu seorang model yang cantik dan disukai oleh lelaki kaya bernama Jarvis, kamu menolak cintanya dan ibunya Jarvis tidak terima dengan penolakan itu. Makanya ibunya Jarvis bernama Belina membuat be
“Numa akan tetap menemanimu di kamar bersama Rita. Aku ingin kamu di jaga dengan baik.”James tetap bersikukuh untuk menempatkan Numa di kamar agar bisa mengawasi Rita. James takut jika Rita akan mempengaruhi Aleya agar tidak mempercayainya.Aleya menyetujui saran James, “Baiklah, asalkan ada Rita aku setuju.”Rita yang mendengar ucapan Aleya merasa terharu. Bahkan di saat majikannya hilang ingatan, ia masih dibutuhkan oleh Aleya.Rita menghampiri Aleya, “Saya akan menjaga Nyonya sepenuh hati,” ujarnya sambil tersenyum.Aleya ikut tersenyum mendengar ucapan Rita, sedangkan James dan Numa terlihat cemberut. Seolah tidak mau kalah dari Rita, Numa juga berusaha meberikan perhatian kepada Aleya.“Nona muda, sebaiknya Anda istirahat di kamar. Saya sudah menyiapkan kamar yang istimewa untuk Nona Muda. Anda begitu cantik dan layak di panggil Nona Muda,” ujar Numa menyindir Rita.Perangai Numa menunjukkan jika Rita tidak disukai olehnya. Aleya dan Rita menyadari hal itu dan berusaha bersika
“Kita mau ke mana?”Pertanyaan yang terlontar dari mulut Aleya ketika mobil yang membawanya keluar dari area rumah sakit.“Ke rumah aku, sayang. Rumah kita. Beberapa hari lagi kita akan menikah, sesuai dengan rencana kita sebelumnya.”James membohongi Aleya, ia sengaja memanfaatkan hilangnya ingatan Aleya untuk bisa menikahinya.“Menikah?” tanya Aleya semakin bingung, karena ia sama sekali tidak mengingat James sebagai tunangannya apalagi tentang rencana pernikahannya.“Ya, sayang. Sebelum kecelakaan itu, kita sudah merencanakan pernikahan kita,” jawab James mencoba meyakinkan Aleya.Dion yang duduk di samping sopir terkejut mendengar ucapan tuannya itu. Jauh di lubuk hati Dion, ia merasa kasihan kepada Aleya yang menurutnya sebagai wanita baik-baik. Karena semua wanita yang dekat dengan James akan mendapatkan gangguan dari para musuhnya James.James yang dikenal memiliki ego tinggi dalam kekuasaan, membuatnya mempunyai banyak musuh. James tidak segan menghabisi musuhnya jika tertangk
“Tenanglah, aku akan coba hubungi nomor ini.”Suster Rose menuliskan kalimat itu di secarik kertas dan memperlihatkannya ke Rita yang berjalan menjauh darinya. Beruntung Rita masih sempat membacanya dan tersenyum sambil menganggukkan kepalanya berkali-kali sebagai ucapan terima kasih kepada Suster Rose yang bersedia membantunya.Rita menghela napas lega, kini ia tinggal menunggu kedatangan Yavid yang diyakini akan segera mencarinya.“Diam di sini! Kamu tidak boleh jauh dari Tuan James!” ujar Pedro mendorong tubuh Rita ke tempat duduk di depan ruang perawatan intensif.Sementara itu, James sedang berada di dalam ruangan menemani Aleya yang terbaring di kasurnya. Berkali-kali James mengecup dahi dan pipi Aleya bergantian, ia menunjukkan kasih sayangnya kepada Aleya walaupun wanita yang dicintainya itu terlihat canggung. Semua adegan itu dilihat oleh Rita dari balik pintu ruangan yang memiliki kaca transparan.“Dasar Mesum!” hardik Rita kepada James dengan suara pelan.Tatapan Rita begi
“Kenapa kamu terlihat senang tunanganmu kehilangan ingatannya?”Dokter Dani melihat gelagat aneh James, biasanya keluarga atau orang yang disayangnya mengalami hilang ingatan akan sedih, tapi James malah sebaliknya.“Ma-maksudku, aku bersyukur Aleya masih hidup. Kalau mengenai ingatannya, aku juga sangat sedih karena banyak kenangan kita berdua yang tidak dia ingat lagi,” jawab James kembali berakting meyakinkan Dokter Dani.Rita yang mendengar ucapan James terlihat kesal, “Aku sudah muak dengan sikap James yang licik, aku harus cari cara meninggalkan pesan untuk Tuan Yavid,” bisik Rita dalam hatinya.Kemudian ia melihat ada kertas kosong di meja suster, kemudian diam-diam ia mengambil kertas tersebut dan pulpen yang ada di meja tersebut dan mengantonginya.Sementara itu, Dokter Dani akhirnya mempercayai ucapan James.“Kamu tenang saja, aku rasa ingatan Nona Aleya akan kembali dalam beberapa bulan atau mungkin lebih cepat. Kenangan kalian akan diingatnya lagi,” ucap Dokter Dani mengua
“Siapa wanita itu? Kenapa dia berteriak?”Aleya menatap James dengan rasa penasaran, tapi belum mendapatkan jawaban dari James, dokter datang dan segera memeriksa Aleya.“Mohon maaf, Anda silakan di luar dahulu, dokter akan memeriksa pasien.” Safira menuntun James keluar ruangan.Lelaki muda dan tampan itu terpaksa menuruti perintah Safira dan meninggalkan Aleya dengan dokter yang akan memeriksa keadaannya.Di luar ruangan, Rita terlihat khawatir dengan kondisi Aleya. Ia berdiri tidak jauh dengan James. Wanita yang menjadi penjaga sekaligus asisten Aleya terpaksa harus menuruti dan melihat wajah lelaki yang kini ia benci karena sudah membohongi Aleya.Sementara itu, James terlihat sedang berdiskusi dengan Dion dan Tedy.“Rapikan kamar tamu sekarang. isi lemari dengan pakaian untuk Aleya, beritahu semua orang di rumah termasuk penjaga rumah agar memanggil Aleya dengan panggilan Nona muda, dia adalah tunanganku yang sebentar lagi akan menikah denganku. Orang tua Aleya sudah meninggal d
“Di mana aku?”Pertanyaan itu berasal dari suara parau Aleya yang mulai tersadar. Perlahan ia membuka kedua matanya dan melihat sekeliling ruangan berwarna putih.Kedua pandangan matanya tertuju kepada selang infus yang terpasang di tangan kanannya. Kemudian ia tersadar sedang berada di rumah sakit, di ruang perawatan intensif.“Ada apa ini?” ia mencoba mengingat kejadian yang menyebabkan dirinya berada di ruangan tersebut.Aleya mencoba bangun, tapi tubuhnya terasa seperti remuk.“Aaarrh,” pekiknya menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya.Tubuhnya kembali terkulai di atas kasur, seolah menyerah untuk bangkit. Ia memilih untuk tetap merebahkan tubuhnya di atas kasur.“Suster!” teriak Aleya dengan suara parau.Suster segera masuk ke ruangan tempat Aleya di rawat.“Nona Aleya sudah sadar?” tanya suster bernama Safira dengan suara lembut. Lalu ia mengecek keadaan Aleya yang terlihat kebingungan.“Aku kenapa, Suster?” pertanyaan Aleya membuat Safira tertegun.“Nona Aleya, Anda tidak bisa m
“Tinggalkan saja aku!”Aleya membuat James terkejut hingga ia melepaskan pelukannya.“Kenapa?” tanya James mengerutkan dahinya seolah tidak percaya dengan apa yang didengarnya.“Jika aku merepotkanmu, jauhi aku, lepaskan aku!” Aleya mencoba melepaskan diri dari James.James menghela napas panjang, mencoba mengatur emosinya, biasanya semua wanita akan menuruti semua keinginan dan perintahnya, apalagi mendapatkan perilaku lembut darinya. Namun, tidak dengan Aleya yang selalu membuat James harus ekstra sabar menghadapinya.“Aleya, dengarkan aku!” James memegangi kedua bahu Aleya dengan lembut, “kamu sama sekali tidak merepotkan aku, justru aku merasa bersalah karena telah melibatkanmu dengan semua permasalahanku dengan persaingan bisnisku. Aku ingin kamu tetap bersamaku, aku akan melindungimu.”James justru bersikukuh ingin Aleya tetap bersamanya tanpa mengetahui jika Aleya ingin segera pergi darinya.Aleya bingung harus berkata apalagi untuk melepaskan dirinya dari James.“Ya Tuhan, izi