“Aku tidak peduli dengan masalah kamu.”Yavid mendengus dingin, wajahnya kembali menunjukkan kemarahan kepada Verrel.“Jika kalian melibatkan Ibu lagi dalam masalah kalian, maka semua fasilitas yang kalian nikmati akan aku blokir.” Yavid mengancam, “sebaiknya kalian semua pulang!”Seketika wajah Verrel, Belina dan Jarvis menjadi pucat, ketiganya saling menatap ketakutan.“Ba-baiklah, Kak. Aku rasa Aleya tidak ada di sini, sebaiknya aku membawa Ibu pulang,” ujar Verrel gugup. Ia tidak menyangka jika Yavid akan bereaksi seperti ini.Bahkan Ibunya sendiri tidak bertindak apa-apa terhadap Yavid. Padahal sebelumnya Verrel berharap Mariam bisa membelanya.“Paman, setidaknya dengarkan dulu penjelasan dari kami,” Jarvis mencoba mengambil hati Yavid.Yavid tidak peduli dengan ucapan Jarvis, keponakan yang semasa kecilnya merupakan lelaki lucu dan penurut, sekarang menjadi lelaki yang bersifat buruk mirip seperti kedua orang tuanya.“Apakah aku harus mengulangi kalimatku?”Tatapan Yavid membuat
“Selamat. Kalian resmi menjadi pasangan suami istri.”Penghulu menebarkan senyuman terbaiknya kepada Yavid dan Aleya. Kemudian memberikan dokumen pernikahan mereka.Yavid tersenyum senang, bahkan ia menampakkan barisan giginya yang rapi dan putih. Lesung pipinya menambah level ketampanan seorang lelaki berusia empat puluh tahunan tersebut.“Terima kasih.” Seru Yavid sembari menyalami tagan penghulu.Sementara wajah Aleya terlihat cemberut. Pernikahan bukanlah hal yang membahagiakan bagi Aleya, apalagi ini merupakan bagian dari rencana Yavid untuk membalas dendam. Tidak ada cinta di antara mereka.Aleya menghela napas panjang, “Aku menikah dengan keluarga Leopard yang lain. Apakah ini akan menjadi mimpi buruk selanjutnya?” bisik Aleya dalam hatinya.Keduanya keluar dari ruangan penghulu, Aleya berjalan lebih dahulu. Tiba-tiba Yavid memegang tangan Aleya dengan perhatian lengkap dengan senyumnya yang membahayakan jantung setiap wanita.Aleya terperangah dengan sikap Yavid yang tiba-tiba
“Hari ini aku akan menikah untuk kedua kalinya.”Aleya menatap dirinya di cermin. Wanita cantik dengan rambut hitam yang membuat lelaki pasti meliriknya. Terdengar helaan napas panjang, seolah sedang memberikan kekuatan kepada dirinya sendiri untuk melaksanakan pernikahan dengan Yavid.Rita menatap Aleya dengan sendu, seolah ia merasakan kegelisahan dalam hati majikannya. Perlahan Rita menghampiri Aleya.“Tuan sudah menunggu,” ujar Rita dengan nada lembut.Aleya berjalan menuruni anak tangga, kemudian melewati ruang tamu menuju halaman depan rumah. Di sana Yavid sudah menunggu di dalam mobil, sibuk dengan smart phonenya.Aleya terlihat cemberut karena tidak ada Yavid yang menyambut kedatangannya. Lelaki dingin itu sudah duduk di dalam mobil. Rita membukakan pintu mobil untuk Aleya.Aleya duduk di samping Yavid, ia melirik sebentar ke Yavid, lalu memandang lurus ke depan tanpa berkata apa-apa. Aleya tidak berani bicara. Rita duduk di samping Gavin yang mengendarai mobilnya.“Kamu Cant
“Bodoh!”Suara Yavid mengagetkan Aleya yang sedari tadi melamun. Ia menoleh ke arah Yavid.“Ada apa? siapa yang bodoh?” pekiknya.Yavid menghela napas dengan cepat, mencoba menenangkan dirinya.“Kamu! Dari tadi aku bicara dengan kamu, tapi kamu malah melamun,” seru Yavid dengan wajah marah.Aleya kebingungan, tapi ia hanya bisa bilang, “Maaf.” Wajahnya tertunduk.“Malam ini kamu tidur denganku.” Dengus Yavid.Aleya terperanjat mendengar ucapan Yavid, jantungnya berdebar kencang. “Ta-tapi kita menikah hanya karena rencana balas dendam, kan. Bukan beneran. Lagi pula kapan kita membahas soal itu?”“Rita dan Gavin menjadi saksinya kamu menyetujui tidur dengan aku malam ini.” Yavid tersenyum sinis.Kedua mata Aleya melotot, bagaimana mungkin ia menyetujui hal seperti itu.“Ah, sial! Aleya kamu sih melamun, jadi kacau, kan.” Aleya mencerca dirinya sendiri dalam hati.Yavid masih menatapnya menunggu ucapan Aleya.“Maaf, aku tidak bermaksud ...”Yavid memotong ucapan Aleya. “Jangan pernah mel
“Maria akan dipindahkan siang ini. Cepat kamu bantu Fredrik.”Secara tidak sengaja Aleya mendengar ucapan seorang penjaga lelaki dari ruang tengah. Aleya mengurungkan niatnya ke kamar. Ia malah mengikuti para penjaga yang bergegas ke lorong tempat Maria disembunyikan.Rita mencegah Aleya, “Nyonya, sebaiknya jangan ke sana.”“Maria pasti akan di bawa ke kantor polisi. Kalau dibawa ke sana malah akan mengancam nyawanya. Dia lebih aman di sini.” Aleya yang panik menepis tangan Rita dan segera menuju lorong.Langkahnya dihentikan oleh penjaga lelaki yang bertugas berjaga di lorong tersebut.“Maaf, Anda tidak boleh ke sana. Ini pesan Tuan,” ujar penjaga tersebut.Aleya berdiri sambil memikirkan cara untuk menemui Maria. Tidak lama kemudian ia mendapatkan ide.“A-aku kini adalah Nyonya Yavid. Kamu seharusnya mendengarkan perintahku juga.”Aleya terlihat gugup, tapi hanya ini satu-satunya cara untuk bertemu dengan Maria.Penjaga tersebut terlihat bingung, “Maaf, Nyonya. Tapi Tuan mengatakan
“Dia tidak akan selamat.”Aleya bergumam sambil menangisi nasib yang akan dialami oleh Maria. Rita duduk di sampingnya dan mencoba menenangkan.“Maria pantas mendapatkan hukuman, jangan menyalahkan Tuan. Tidak mudah baginya untuk membiarkan orang bersalah.” Bela Rita dengan nada suara lembut.Aleya bergeming, pikirannya tetap tertuju kepada Maria. Selain itu, ia juga teringat kepada anaknya Maria yang masih kecil.“Aku memikirkan nasib anaknya Maria, dia butuh uang untuk pengobatan. Meski cara Maria mencari uang itu salah, tapi dia lakukan semata untuk anaknya,” Aleya menoleh ke Rita, “sebesar itu kasih sayang seorang ibu demi anaknya. Seorang ibu rela lakukan apapun demi anaknya, walau itu berseberangan dengan norma.”Rita menyimak semua ucapan Aleya, betapa baiknya wanita yang ada di hadapannya dan sudah menjadi istri Tuannya.Aleya menghapus air matanya, “Keluargaku tidak akan melepaskan Maria. Jika mereka tahu Maria ada di kantor polisi, segala macam cara mereka akan mengeluarkan
“Tuan tidak ingin diganggu.”Gavin terlihat gugup, jika Aleya memaksa masuk, maka ia akan dapat hukuman dari Tuannya.“Gavin, biarkan Nyonya masuk.” Suara Rita lembut, tapi matanya melotot kepada Gavin.Gavin dan Rita sudah dekat sejak mereka bekerja dengan Yavid selama lima tahun. Mereka sempat terpisah karena Rita bertugas menjaga Aleya di rumah Jarvis.Mereka berdua seperti kakak beradik. Rita yang sering memberi nasihat dan membantunya dalam situasi apapun. Gavin selalu segan menolak permintaan Rita.“Ba—baiklah. Tapi jangan sampai Tuan terbangun.”Gavin membukakan pintu kamar Yavid setelah Aleya mengangguk setuju.Gavin membiarkan pintu kamar Yavid terbuka sedikit untuk mengawasi majikan mereka. Namun, Rita malah menutup rapat pintu kamar tersebut.Gavin terkejut lalu menoleh ke Rita bermaksud ingin protes. Tapi Rita sudah lebih dahulu bicara.“Biarkan mereka berdua. Kamu ingin Tuan dan Nyonya bersatu, kan?”Gavin mengangguk cepat.“Jangan ganggu mereka. Tuan kita tidak akan meny
“Wanita bodoh ini malah tidur di sini?”Hardik Yavid kepada wanita yang sekarang sudah menjadi istrinya tersebut. Ia mengambil handuk kecil yang ada di kepala Aleya dan berniat akan melemparkannya hingga wanita berambut hitam tersebut bangun.Namun, belum sempat melemparkan handuk tersebut, posisi kepala Aleya berubah. Aleya memiringkan kepalanya, sekarang wajah cantiknya terlihat. Beberapa bekas luka gores dan memar tidak mengurangi kecantikan wanita berusia dua puluh empat tahun tersebut.Yavid mengagumi kecantikan Aleya diam-diam. Ia menurunkan tangannya yang siap melemparkan handuk kecil itu ke wajah Aleya. Sekarang Yavid malah menikmati kecantikan wanita yang ada di hadapannya.“Hmmm, sudah pagi ya?” Aleya mulai bangun, suaranya lembut.Yavid mendadak salah tingkah, seolah kepergok sedang melakukan hal yang tidak sopan. Padahal hanya memandangi wajah Aleya saja.Akhirnya Yavid berpura-pura tidur lagi dalam posisi duduk bersandar.Sementara itu, Aleya mengangkat kepalanya dan bada
“Nyonya, sebaiknya kita kembali ke rumah.”Sekali lagi Rita meminta Aleya untuk mengurungkan niatnya pergi ke pameran lukisan yang ada di Egypt Hall. Selain ingin melihat karya lukisan lain, ia juga berniat bertemu dengan James.“Rita, kita sudah sampai di sini. Kamu percaya saja, rencanaku pasti akan berhasil,” Aleya mencoba meyakinkan Rita, “dari tadi kamu selalu mencegahku untuk bertemu dengan James.” Aleya menggerutu sambil menunggu Rita membukakan pintu mobilnya.Aleya turun dari mobil dengan anggun. Ia berjalan menuju pintu masuk, hampir semua mata tertuju kepadanya. Bahkan seorang pria muda tidak rela mengedipkan matanya ketika melihat Aleya lewat di hadapannya.Senyum Aleya mengembang sepanjang ia berjalan, penampilannya menunjukkan jika ia bukanlah wanita biasa. Sedangkan Rita berjalan di belakang Aleya sambil mengawasi sekitarnya.Masih terngiang di pikiran Rita mengenai firasat tidak baik yang dirasakan Wanda. Semuanya menjadi terasa menakutkan karena ia juga merasakan fira
“Kamu sudah bangun?”Suara Yavid terdengar tenang ketika melihat Aleya membuka matanya. Kemudian ia melirik ke arah suaminya tersebut yang sedang memakai pakaian kerjanya.Aleya bangkit dari tempat tidurnya dan menghampiri Yavid.“Semalam kamu tidak pulang?” Tanya Aleya.Aleya berniat memuaskan Yavid agar amarahnya benar-benar hilang, tapi setelah menunggunya semalaman hingga ia tertidur, ternyata Yavid tidak kunjung pulang.“Aku ada urusan dengan perusahaan Steel. Mereka akan bekerja sama dengan perusahaan kita dengan menyiapkan alat berat yang akan kita jual.” Yavid menjelaskan sambil menatap cermin di hadapannya.Pandangannya tertuju kepada tubuh Aleya yang memakai mini dress semi transparan yang menunjukkan lekuk tubuhnya dengan sempurna. Sebagai lelaki normal Yavid berkali-kali menelan salivanya menahan gejolak hasrat yang perlahan bangkit ketika dihadapkan dengan wanitanya yang berpakaian seksi.“Hari ini pagi-pagi sekali kamu sudah mau pergi lagi?” tanya Aleya dengan suara lemb
“Besok kita ketemu di gedung pameran.”James tampak bahagia bertemu dengan Aleya. pandangan matanya selalu tertuju kepada wajah Aleya yang cantik.“Baiklah, kita bertemu di sana.” Aleya juga menunjukkan ketertarikannya kepada James. Bukan karena menyukai lelaki berparas tampan itu, tapi bertujuan untuk membuat Yavid cemburu.“See you, cantik,” ujarnya setelah mengecup punggung tangan Aleya dengan lembut sebelum pergi.Yavid terlihat menghembuskan napasnya dengan kasar ketika melihat sikap James kepada Aleya. Semakin terlihat kesal wajah Yavid, semakin bersemangat untuk Aleya membuat hati suaminya itu mendidih.James bahkan lupa berpamitan kepada sahabatnya sendiri. Yavid segera menghampiri Aleya dengan wajah marah dan napasnya menderu.“Kenapa kamu bersikap murahan di hadapan James?” suara baritonnya membuat sosoknya menakutkan jika sedang marah.Aleya tahu resikonya jika membuat Yavid marah, hal menakutkan pasti akan terjadi. Aleya terdiam melihat suaminya menunjukkan marahnya.“Asta
“Sepertinya kamu kenal baik dengan Belina.”Aleya semakin penasaran dengan masa lalu Kristy. Sikap gugupnya menjadi celah bagi Aleya untuk mengulik lebih jauh mengenai wanita yang pernah menjadi tunangan Yavid.Kenapa harus Kristy yang Yavid ajak untuk kerja sama? Kenapa Yavid mengajak mantan tunangannya untuk kerja sama? Pertanyaan yang semakin membuncah di hati Aleya.Kristy tertawa kecil, “Aleya, tidak semua bisa kamu ketahui tentang aku. Masih banyak hal yang menarik bisa kita pelajari untuk membuat perusahaan Strugle semakin berkembang bukan tentang aku.”Aleya tertegun mendengar ucapan Kristy, “Sepertinya banyak rahasia yang dia tutupi tentang Belina,” bisiknya dalam hati.Kristy berdiri sambil menatap Aleya, “Sepertinya Yavid sedang membicarakan hal penting dengan James. Tapi aku tidak bisa menunggu lagi, ada hal yang harus aku urus.”Aleya beranjak dari tempat duduknya lalu menyunggingkan senyum, “Silakan, nanti aku akan sampaikan ke pak Yavid kalau kamu harus pergi.”Kepergia
“Siapa wanita muda ini?”Kristy menoleh ke arah Yavid sambil tersenyum kecil. Sebagai mantan tunangannya, setidaknya Kristy tahu jika lelaki yang pernah ia cintai itu jika membiarkan seorang wanita bisa dekat dengannya maka artinya wanita tersebut spesial dihatinya.Tentu pertanyaan Kristy bukan hanya basa-basi, ia ingin memastikan jika Yavid masih sendiri.“Dia ...” belum juga Yavid menjawab pertanyaan Kristy, Aleya menjawabnya dengan lugas dan tegas.“Aku hanya wanita biasa yang mencoba mendirikan perusahaan bersama orang yang kompeten seperti Yavid.” jawab Aleya.“Ehem!” Yavid berdehem pelan.“Maksudku, Pak Yavid.” Aleya menghela napas pendek.Aleya merasa tidak nyaman untuk berbohong mengenai statusnya dengan Yavid. sesungguhnya ia ingin sekali menyebutkan bahwa Yavid itu suaminya dan membuat Kristy patah hati. Sebagai sesama wanita, ia mengerti tatapan Kristy kepada suaminya, bukan hanya tatapan seorang rekan kerja, tapi tatapan cinta yang sedang bersemi kembali.Kristy menoleh k
“Ganti bajumu!”Yavid memang terpesona ketika melihat pakaian yang digunakan oleh Aleya, seksi dan menarik perhatian.Namun ia sadar kalau mereka akan bertemu dengan Kristy di tempat umum. Dengan pakaian seksi itu pasti menarik mata para lelaki yang ada di sana. Apalagi paras Aleya yang cantik membuat semua mata pasti menatapnya.“Loh kenapa?” Aleya protes.“Kamu bukan Kristy,” jawab Yavid sambil berjalan menuju walking closet untuk berpakaian.Aleya mengikuti langkah Yavid.“Apakah aku tidak menarik seperti Kristy?” tanyanya kesal.“Ganti pakaianmu!” ujar Yavid lagi tanpa menoleh.“Tidak mau!” jawab Aleya bersikukuh dengan pakaian yang digunakan.Yavid menatap Aleya, “Ganti pakaianmu! Aku tunggu di mobil,” ujar Lelaki dingin itu lalu pergi meninggalkan Aleya sendirian di kamar.“Ish! Menyebalkan!” Gumam Aleya kesal.Setelah menunggu beberapa menit, Aleya dan Rita menghampiri Yavid yang berdiri di samping mobil.Yavid melihat Aleya sambil menyunggingkan senyum kecil.Wajah Aleya meman
“Aleya!”Yavid melihat dari balik pintu ruang lukis yang sudah terbuka, lalu menghampiri istrinya itu karena tidak menoleh saat dipanggil olehnya.“Aleya, pagi-pagi begini kamu sudah ...” Yavid menghentikan ucapannya juga langkahnya ketika Aleya menoleh dengan wajah marah.Handuk kimono berwarna putih yang dikenakan Aleya juga terdapat banyak noda cat berwarna merah dan hitam. Yang membuat Yavid tertegun adalah lukisan yang baru saja dibuat oleh wanita yang semalam ia puaskan dengan permainannya di atas ranjang. Ternyata Aleya masih menyimpan rasa cemburu.Terlukiskan sepasang wanita dan pria ada di dalam lingkaran api, mereka berdua berpegangan tangan, tapi si pria menoleh ke arah wanita yang berdiri di luar lingkaran api.Dengan gradasi warna hitam orange dan merah menyala membuat lukisan itu terasa nyata bagi Yavid.Glek! Yavid menelan salivanya sebagai tanda ada rasa takut yang membuncah dalam dirinya kepada wanita yang telah mencuri hatinya itu.Tatapan Aleya sedingin es, genggam
“Sepertinya Aleya sudah tidur.”Yavid perlahan menutup pintu kamarnya, ia melangkah dengan hati-hati agar tidak membangunkan Aleya yang terlihat sudah tertidur.Lelaki tampan itu menuju meja kecil dekat jendela dan mengambil segelas air putih. Ketika membalikkan badannya, alangkah terkejutnya Yavid melihat Aleya sudah duduk di ujung tempat tidur sambil menatapnya dengan tatapan tajam.“Astaga!” pekiknya dan menumpahkan air sehingga membasahi kemejanya.“Aleya, kenapa tiba-tiba kamu duduk di situ?” tanya Yavid kesal.Aleya bergeming, ia masih menatap suaminya itu dengan tatapan tajam. Yavid sadar jika Aleya pasti marah karena ia melihat Kristy ada di sampingnya selama pembukaan pameran lukisan.“Kenapa? kamu sudah melihat Kristy? Rita yang beritahu kamu?” tanya Yavid berusaha bersikap tenang. Walau sebenarnya ia sudah mengetahui jika Aleya akan marah ketika menyaksikan berita mengenai pameran lukisan.“Aku ingin bertemu langsung.”“Nanti juga kamu akan bertemu dengan dia, kita kan mema
“Cari tahu siapa wanita itu!”Napas Aleya tersengal-sengal, tatapannya ke layar televisi semakin menakutkan. Kamera itu masih menyorot wanita cantik dan seksi yang berdiri di samping Yavid.Entah kenapa Aleya mempunyai firasat tidak baik dengan sosok wanita yang terlihat akrab dengan suaminya tersebut.“Namanya Kristy,” jawab Rita sambil melirik ke arah Aleya.Kedua tangan Aleya mengepal, sudah jelas jika ia sedang menahan marah terhadap wanita yang ada di tayangan televisi.“Hmmm, ternyata ini yang namanya Kristy, dia cantik, seksi,” suara Aleya bergetar karena menahan marah. “Pantas saja aku tidak diizinkan ikut ke pameran lukis ternyata karena wanita itu.” Aleya terbakar cemburu karena mengira jika Yavid sengaja berpaling ke wanita lain.“Siapa dia?” tanyanya lagi tanpa memalingkan pandangannya.Rita gugup untuk menjawabnya, seharusnya yang menjawab ini adalah Tuannya.Wanda menyenggol tangan Rita karena tidak cepat menjawab pertanyaan Aleya. Desakan Wanda membuatnya tambah bingun