“Aku ingin mengetahui identitas James, bisakah kamu mencarikan mata-mata untukku?”Pertanyaan itu Aleya lontarkan kepada Rita. Ia tidak ada cara lain untuk mengetahui identitas asli lelaki yang sedang mendekatinya tersebut. Hal yang mustahil jika pertanyaan itu diberikan kepada Yavid.“Hmm, baik Nyonya. Aku akan usahakan mencari orang terpercaya untuk menyelidiki Tuan James,” sahut Rita.Lalu Aleya melihat mobil James terparkir di sebuah toko terbengkalai di pinggir jalan.“Berhenti!” pekiknya, seketika mobil yang dikendarai oleh Agus berhenti sesuai perintah majikannya.Semuanya terkejut ketika Aleya tiba-tiba meminta mobilnya untuk berhenti.“Ada apa Nyonya?” tanya Agus bingung.“Lihat di sana!” Aleya menunjuk ke arah belakang, Rita dan Agus mengikuti perintah majikannya. Keduanya terkejut ketika mobil tersebut adalah milik James, lelaki yang baru saja mereka bicarakan.“Sedang apa dia di sini?” tanya Aleya penasaran, “Pak majukan mobilnya, lalu parkir di belokan sebelah kiri!” lanj
“Lakukan tugas terakhirmu!”James menatap pria tersebut dengan tatapan dingin. Sementara itu, pria yang terlihat lemas tiba-tiba panik mendengar ucapan James.Pria tersebut menangis ketakutan, “Ampuni aku Bos, ampuni aku. Aku tidak akan mengulanginya lagi,” ujarnya sambil menangis.Melihat pria tersebut menangis, membuat Aleya ikut bersedih. Hatinya terlalu lembut jika melihat orang lain menangis sedih.“Orang sepertimu pasti akan mengulangi hal yang sama. Orang tamak dan pengkhianat seperti kamu tidak pantas ada di belakangku. Akhiri semuanya!”Dengan santai James membersihkan tangannya yang berlumuran darah dari pria yang dipukulinya. Sedangkan pria malang itu menangis ketakutan hingga tubuhnya gemetar.Setelah membersihkan tangannya, James menggunakan sarung tangan. Hal tersebut membuat Aleya dan Rita bersiap dengan adegan selanjutnya yang diperkirakan akan lebih menakutkan dari sebelumnya.“Apa yang akan dia lakukan?” bisik Aleya kepada Rita.Namun, Rita hanya menempelkan jari tel
“Sepertinya pria itu telah dicuci otaknya, makanya bisa menuruti perintah bosnya meski itu menghabisi dirinya sendiri.”Dugaan Aleya ditujukan kepada pria yang bersimpuh dengan luka yang mengeluarkan darah dan membasahi pakaiannya.“Bukan cuci otak, tapi itu merupakan perjanjian antara penjaga dan Tuannya. Oleh karena itu para penjaga harus menjaga kepercayaan Tuannya agar tidak bernasib sama seperti pria tadi.” Rita menjelaskan situasi yang sebenarnya.Mendengar penjelasan Rita membuat Aleya semakin tercengang. Bagaimana mungkin lelaki lembut dan perhatian seperti James tega menyuruh penjaganya menghabisi dirinya sendiri.“Kejam!” Aleya mengerutkan dahinya, dirinya marah karena ternyata James merupakan lelaki kejam dan jahat.“Lebih kejam lagi jika pria itu tidak mengorbankan dirinya, maka keluarganya akan menggantikan posisinya.”Mendengar penjelasan dari Rita membuat Aleya terkejut, entah berapa banyak lagi perilaku James yang sesungguhnya akan tampak di mata Aleya.Aleya terdiam,
“Aku muak dengan pembalasan ini.”Aleya melampiaskan kekesalannya. Hari ini ia bisa menghindar bertemu dengan James, tapi bagaimana dengan hari berikutnya?Pikirannya masih kacau sejak ia melihat kekejaman James. Lelaki yang menakutkan yang ia pilih untuk diperalat dalam pembalasan dendamnya. Sekarang tidak ada cara lain selain menceritakan semuanya kepada Yavid.Sebagai lelaki yang berusia dua puluh tahun lebih tua darinya, bisa saja memberikan solusi yang tidak terpikirkan olehnya. Aleya berusaha membuang jauh rasa egoisnya demi kedamaian hatinya.Aleya mengambil smart phonenya dan akan menghubungi Yavid. Namun, baru saja ia melihat layar Smart phonenya, sebuah pesan masuk dari Yavid.“Temui aku di gedung Kembar lantai sepuluh, di sana ada Gavin yang akan membawamu menemuiku. Sekarang!” tulis Yavid di pesan singkat.Senyum Aleya terukir di bibirnya yang tipis, di saat ia membutuhkan Yavid ternyata lelaki tersebut menyuruhnya menemuinya hari ini.“Pak, kita ke gedung kembar sekarang
“Kalau tidak sekarang kapan lagi? Kesempatan baik ini tidak datang dua kali.”Yavid menarik tangan Aleya agar mengikuti langkahnya. Wanita berambut panjang itu mengangguk mengikuti langkah suaminya.Ketika keluar ruangan, ada Kristy yang baru keluar dari lift. Aleya melihat mantan kekasih suaminya itu dan seketika melepaskan genggaman tangan Yavid.“Sudah aku bilang, jangan sentuh aku!” Sentak Aleya menepis tangan Yavid.Yavid terkejut dengan sikap kasar Aleya, tapi setelah melihat sosok Kristy Yavid segera mengerti perubahan sikap Aleya.Bukan hanya Yavid yang dibuat terkejut oleh perubahan sikap Aleya, Gavin dan Rita juga sempat ikut terkejut melihatnya. Mereka khawatir majikannya bertengkar lagi. Tetapi setelah melihat sosok Kristy mereka juga mengangguk mengerti arti perubahan sikap Aleya.“Ada apa? Kamu diganggu Yavid?” tanya Kristy terlihat membela Aleya.“Tanyakan saja ke lelaki mesum itu.” Aleya memalingkan wajahnya seolah membenci Yavid.Kristy kemudian mendekati Yavid, “Ada
“Beri kami kesempatan untuk menjelaskan Combine Harvester.”Aleya menyunggingkan senyumnya untuk meyakinkan Roland. Benar saja, Roland mengangguk setuju dan menyimak penjelasan Aleya.Setelah satu jam Aleya menjelaskan mengenai alat berat yang ditawarkan dan beberapa kali Roland mengajukan pertanyaan tajam mengenai produk yang ditawarkan kepadanya.Perbincangan berlangsung hangat setelah Roland mengatakan, “Aku sebenarnya sudah tertarik sejak pertama kamu menjelaskan mengenai Combine Harvester ini. Hanya saja aku ingin memastikan jika kamu benar-benar menguasai produk yang sedang ditawarkan. Sekarang aku semakin yakin ingin bekerja sama dengan perusahaanmu.” Roland tersenyum puas.Mendengar ucapan Roland membuat Aleya dan Kristy menghela napas lega. Keduanya tersenyum senang, sementara Yavid hanya tersenyum kecil sambil menatap tajam ke arah Roland.Menyadari tatapan tajam Yavid sedang mengarah kepadanya, Roland segera konfirmasi.“Aku tahu jika aku bekerja sama dengan kedua wanita in
“Pantas saja Yavid menyukaimu. Mungkin jika kamu sedang tidak berhubungan dengan James, kamu akan ada dalam pelukan Yavid sekarang.”Kristy melontarkan kalimat yang membuat Aleya tertegun.“Maksudnya?” tanya Aleya berpura-pura tidak mengerti.Padahal jelas betul yang di maksud oleh Kristy adalah ketika ia melihat Aleya menepis tangan Yavid yang mencoba memegangnya.“Yavid mencoba meraih tanganmu, itu artinya dia menyukaimu,” jawab Kristy tanpa basa-basi.Aleya tersenyum, “Aku tidak tertarik membahas itu. Sekarang aku sedang fokus dengan pengajuan penawaran lagi ke klien besar lainnya.”Kristy melangkah mendekati Aleya, “Baguslah, karena aku sedang berusaha mencoba membuka pintu hatinya untukku. Yavid itu lelaki yang unik, sikapnya tidak mudah ditebak, tapi aku suka. Aku akan memperbaiki hubungan kamu yang dulu pernah kandas,” ujarnya dengan penuh percaya diri.Mendengar ucapan itu seketika membakar hati Aleya. namun, demi kelancaran rencana pembalasan dendam, ia berusaha menahan rasa
“Dia ingin meniduriku padahal aku menolak, tapi dia memaksa.”Aleya berbisik kepada James dengan kata-kata yang seketika memicu rasa cemburunya. Kemarahannya tidak terbendung lagi. Walau Aleya memeluknya, rasa marah itu sudah menguasai James.“Sialan!” sentaknya kepada Jarvis, lalu ia menghadiahi bogem mentah tepat di wajah Jarvis.Saking kencangnya pukulan James, tubuh kekar Jarvis sampai oleng. Tidak terima dengan pukulan James, Jarvis segera bangkit dan berniat membalas pukulan James. Perkelahian tidak terelakkan lagi.Rita mencoba melerai perkelahian tersebut, tapi Aleya menahannya.“Biarkan mereka berkelahi!” dengan tegas Aleya melarang Rita.Rita terkejut dengan sikap acuh Aleya, padahal majikannya tersebut paling tidak tega melihat orang lain berkelahi.“Tapi Kenapa? kita harus melerainya, Nyonya. Kalau tidak mereka akan terluka,” Rita terlihat panik.Aleya menoleh dengan menyunggingkan senyum kecilnya, “Benar, mereka akan terluka tanpa harus aku sentuh,” ujarnya dengan tatapan
“Suasana di luar jendela sedang tidak bagus, sebaiknya Nyonya tidak melihat keluar, tidak bagus!”Rita sengaja melarang Aleya untuk melihat ke arah luar jendela, karena Numa pasti akan memberikan saran yang berlawanan dengan ucapan Rita.“Nyonya, hari ini langit sedang cerah. Taman di luar jendela pasti sangat indah, sebaiknya Nyonya melihatnya,” ujar Numa yang berbicara berlawanan dengan ucapan Rita.Numa segera mendorong kursi roda yang digunakan Aleya. Rencana Rita berhasil membuat Aleya menatap ke luar jendela dan melihat Yavid. Rita tersenyum karena rencananya berhasil. Ia sengaja bersembunyi di balik gorden agar tidak terlihat oleh James, ia ingin Numa yang terlihat mendorong kursi roda Aleya dan pasti akan disalahkan oleh James karena membiarkan Aleya melihat Yavid.Sementara itu, Numa tidak mengetahui jika lelaki yang sedang bersama dengan James adalah Yavid, suami sah Aleya.“Ayo, Nyonya! Lihatlah ke arah Tua Yavid,” pinta Rita dalam hatinya, berdoa agar Aleya mengingat Yavid
“Bagaimana kalau di percepat pernikahan kita? Aku ingin tidak ada rumor tidak baik tentang kamu di luar sana.”James kembali membahas pernikahannya dengan Aleya, meskipun kondisi Aleya masih sakit.“Rumor apa?” tanya Aleya bingung.“Banyak yang memberitakan kamu yang tidak baik, kamu sebagai wanita penghiburlah, perebut pacar orang, dan masih banyak lagi berita menyakitkan yang membuatku muak,” jawab James.Rita menghela napas pendek, ia tahu James sedang berbohong lagi, “Entah apa lagi rencana lelaki licik ini?” gumamnya dalam hati.“Kenapa aku bisa diberitakan seperti itu? Aku sebenarnya siapa? Lalu orang tuaku di mana? Aku sebelumnya tinggal di mana?”Ucapan James malah memancing pertanyaan tajam dari Aleya kepadanya. Namun rupanya James sudah menyiapkan jawaban dari pertanyaan Aleya.“Kamu seorang model yang cantik dan disukai oleh lelaki kaya bernama Jarvis, kamu menolak cintanya dan ibunya Jarvis tidak terima dengan penolakan itu. Makanya ibunya Jarvis bernama Belina membuat be
“Numa akan tetap menemanimu di kamar bersama Rita. Aku ingin kamu di jaga dengan baik.”James tetap bersikukuh untuk menempatkan Numa di kamar agar bisa mengawasi Rita. James takut jika Rita akan mempengaruhi Aleya agar tidak mempercayainya.Aleya menyetujui saran James, “Baiklah, asalkan ada Rita aku setuju.”Rita yang mendengar ucapan Aleya merasa terharu. Bahkan di saat majikannya hilang ingatan, ia masih dibutuhkan oleh Aleya.Rita menghampiri Aleya, “Saya akan menjaga Nyonya sepenuh hati,” ujarnya sambil tersenyum.Aleya ikut tersenyum mendengar ucapan Rita, sedangkan James dan Numa terlihat cemberut. Seolah tidak mau kalah dari Rita, Numa juga berusaha meberikan perhatian kepada Aleya.“Nona muda, sebaiknya Anda istirahat di kamar. Saya sudah menyiapkan kamar yang istimewa untuk Nona Muda. Anda begitu cantik dan layak di panggil Nona Muda,” ujar Numa menyindir Rita.Perangai Numa menunjukkan jika Rita tidak disukai olehnya. Aleya dan Rita menyadari hal itu dan berusaha bersika
“Kita mau ke mana?”Pertanyaan yang terlontar dari mulut Aleya ketika mobil yang membawanya keluar dari area rumah sakit.“Ke rumah aku, sayang. Rumah kita. Beberapa hari lagi kita akan menikah, sesuai dengan rencana kita sebelumnya.”James membohongi Aleya, ia sengaja memanfaatkan hilangnya ingatan Aleya untuk bisa menikahinya.“Menikah?” tanya Aleya semakin bingung, karena ia sama sekali tidak mengingat James sebagai tunangannya apalagi tentang rencana pernikahannya.“Ya, sayang. Sebelum kecelakaan itu, kita sudah merencanakan pernikahan kita,” jawab James mencoba meyakinkan Aleya.Dion yang duduk di samping sopir terkejut mendengar ucapan tuannya itu. Jauh di lubuk hati Dion, ia merasa kasihan kepada Aleya yang menurutnya sebagai wanita baik-baik. Karena semua wanita yang dekat dengan James akan mendapatkan gangguan dari para musuhnya James.James yang dikenal memiliki ego tinggi dalam kekuasaan, membuatnya mempunyai banyak musuh. James tidak segan menghabisi musuhnya jika tertangk
“Tenanglah, aku akan coba hubungi nomor ini.”Suster Rose menuliskan kalimat itu di secarik kertas dan memperlihatkannya ke Rita yang berjalan menjauh darinya. Beruntung Rita masih sempat membacanya dan tersenyum sambil menganggukkan kepalanya berkali-kali sebagai ucapan terima kasih kepada Suster Rose yang bersedia membantunya.Rita menghela napas lega, kini ia tinggal menunggu kedatangan Yavid yang diyakini akan segera mencarinya.“Diam di sini! Kamu tidak boleh jauh dari Tuan James!” ujar Pedro mendorong tubuh Rita ke tempat duduk di depan ruang perawatan intensif.Sementara itu, James sedang berada di dalam ruangan menemani Aleya yang terbaring di kasurnya. Berkali-kali James mengecup dahi dan pipi Aleya bergantian, ia menunjukkan kasih sayangnya kepada Aleya walaupun wanita yang dicintainya itu terlihat canggung. Semua adegan itu dilihat oleh Rita dari balik pintu ruangan yang memiliki kaca transparan.“Dasar Mesum!” hardik Rita kepada James dengan suara pelan.Tatapan Rita begi
“Kenapa kamu terlihat senang tunanganmu kehilangan ingatannya?”Dokter Dani melihat gelagat aneh James, biasanya keluarga atau orang yang disayangnya mengalami hilang ingatan akan sedih, tapi James malah sebaliknya.“Ma-maksudku, aku bersyukur Aleya masih hidup. Kalau mengenai ingatannya, aku juga sangat sedih karena banyak kenangan kita berdua yang tidak dia ingat lagi,” jawab James kembali berakting meyakinkan Dokter Dani.Rita yang mendengar ucapan James terlihat kesal, “Aku sudah muak dengan sikap James yang licik, aku harus cari cara meninggalkan pesan untuk Tuan Yavid,” bisik Rita dalam hatinya.Kemudian ia melihat ada kertas kosong di meja suster, kemudian diam-diam ia mengambil kertas tersebut dan pulpen yang ada di meja tersebut dan mengantonginya.Sementara itu, Dokter Dani akhirnya mempercayai ucapan James.“Kamu tenang saja, aku rasa ingatan Nona Aleya akan kembali dalam beberapa bulan atau mungkin lebih cepat. Kenangan kalian akan diingatnya lagi,” ucap Dokter Dani mengua
“Siapa wanita itu? Kenapa dia berteriak?”Aleya menatap James dengan rasa penasaran, tapi belum mendapatkan jawaban dari James, dokter datang dan segera memeriksa Aleya.“Mohon maaf, Anda silakan di luar dahulu, dokter akan memeriksa pasien.” Safira menuntun James keluar ruangan.Lelaki muda dan tampan itu terpaksa menuruti perintah Safira dan meninggalkan Aleya dengan dokter yang akan memeriksa keadaannya.Di luar ruangan, Rita terlihat khawatir dengan kondisi Aleya. Ia berdiri tidak jauh dengan James. Wanita yang menjadi penjaga sekaligus asisten Aleya terpaksa harus menuruti dan melihat wajah lelaki yang kini ia benci karena sudah membohongi Aleya.Sementara itu, James terlihat sedang berdiskusi dengan Dion dan Tedy.“Rapikan kamar tamu sekarang. isi lemari dengan pakaian untuk Aleya, beritahu semua orang di rumah termasuk penjaga rumah agar memanggil Aleya dengan panggilan Nona muda, dia adalah tunanganku yang sebentar lagi akan menikah denganku. Orang tua Aleya sudah meninggal d
“Di mana aku?”Pertanyaan itu berasal dari suara parau Aleya yang mulai tersadar. Perlahan ia membuka kedua matanya dan melihat sekeliling ruangan berwarna putih.Kedua pandangan matanya tertuju kepada selang infus yang terpasang di tangan kanannya. Kemudian ia tersadar sedang berada di rumah sakit, di ruang perawatan intensif.“Ada apa ini?” ia mencoba mengingat kejadian yang menyebabkan dirinya berada di ruangan tersebut.Aleya mencoba bangun, tapi tubuhnya terasa seperti remuk.“Aaarrh,” pekiknya menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya.Tubuhnya kembali terkulai di atas kasur, seolah menyerah untuk bangkit. Ia memilih untuk tetap merebahkan tubuhnya di atas kasur.“Suster!” teriak Aleya dengan suara parau.Suster segera masuk ke ruangan tempat Aleya di rawat.“Nona Aleya sudah sadar?” tanya suster bernama Safira dengan suara lembut. Lalu ia mengecek keadaan Aleya yang terlihat kebingungan.“Aku kenapa, Suster?” pertanyaan Aleya membuat Safira tertegun.“Nona Aleya, Anda tidak bisa m
“Tinggalkan saja aku!”Aleya membuat James terkejut hingga ia melepaskan pelukannya.“Kenapa?” tanya James mengerutkan dahinya seolah tidak percaya dengan apa yang didengarnya.“Jika aku merepotkanmu, jauhi aku, lepaskan aku!” Aleya mencoba melepaskan diri dari James.James menghela napas panjang, mencoba mengatur emosinya, biasanya semua wanita akan menuruti semua keinginan dan perintahnya, apalagi mendapatkan perilaku lembut darinya. Namun, tidak dengan Aleya yang selalu membuat James harus ekstra sabar menghadapinya.“Aleya, dengarkan aku!” James memegangi kedua bahu Aleya dengan lembut, “kamu sama sekali tidak merepotkan aku, justru aku merasa bersalah karena telah melibatkanmu dengan semua permasalahanku dengan persaingan bisnisku. Aku ingin kamu tetap bersamaku, aku akan melindungimu.”James justru bersikukuh ingin Aleya tetap bersamanya tanpa mengetahui jika Aleya ingin segera pergi darinya.Aleya bingung harus berkata apalagi untuk melepaskan dirinya dari James.“Ya Tuhan, izi