"Evander, aku sudah katakan padamu bahkan aku hanya asal menebak. Lepaskan! Jika kau melakukan ini aku akan--" Evander memotong ucapan Senna. "Kau akan apa? Apa kau akan mengambil kamera dari mobilku lalu mengambil video dan menyebarkannya ke internet?" Evander semakin mencengkeram erat dagu Senna membuat Senna kesulitan untuk bicara. Tatapan mata yang tajam dan cengkraman itu membuka pikiran Senna melayang pada apa yang terjadi di kehidupan sebelumnya. Tanpa sadar air mata keluar dengan deras dari kornea mata yang jernih. "Aku mohon tolong lepaskan aku." Bayangan tentang penyiksaan yang dia dapat, kekerasan yang dilakukan oleh Evander semua semakin kembali menghantuinya. Tidak peduli seberapa kuatnya dia, tetep saja trauma masa lalu selalu menjadi bayangan. Evander menunjukkan keterkejutan melihat tangisan yang begitu menyedihkan. "Kenapa kau menangis? Apa ini juga salah satu trikmu?" Senna tidak menjawab, tatapan matanya menunjukkan ketakutan. Evander menjauhkan tubuhnya dariny
Wajah Senna menjadi pucat saat mendengar suara dari Evander yang tiba-tiba memanggilnya. Tanpa banyak bicara Senna langsung mematikan panggilannya. Tangannya sedikit gemetar, berulang kali dia harus menghela nafas untuk menenangkan diri. "Senna, apa kau tuli? Cepat buka!" teriakan Evander semakin meras. Senna membuka pintu dengan perlahan.Tubuhnya langsung di dorong oleh Evander. Pria itu bahkan membalikkan tubuhnya menghantam ke tembok dengan keras. "Evander apa-apaan ini?" Senna mengerutkan keningnya menahan rasa sakit yang menjalar di punggungnya. "Apa kau akan berpura-pura tidak tahu tentang hal ini? Sejak awal aku sudah curiga karena kau melakukan hal-hal yang aneh ternyata itu bagian dari rencana licikmu dengan Presiden Yan itu?"Senna menatap Evander dengan penuh keheranan. "Apa yang kau bicarakan? Aku tidak tahu yang kau maksud!"Evander tersenyum sinis. "Oh, jadi kau berpura-pura tidak tahu sekarang? Sudah cukup bermain-main, Senna! Jika bukan karenamu yang menahanku aku
"Sayang!" Belinda mencoba untuk menutupi rasa cemasnya. Dia merangkul lengan Evander. "Aku mencarimu. Akhirnya aku menemukanmu juga."Evander menepis rangkulan tangannya. "Jangan mengalihkan pembicaraan. Katakan padaku apa ini semua kesalahanmu? Apa kau sengaja tidak melaporkan hal penting padaku?" "Sayang, bagaimana mungkin aku melakukannya? Aku bahkan--""Aku sudah menghubungi pihak Perusahaan S. Mereka mengatakan bahwa mereka telah menghubungimu sebelumnya. Kenapa? Kenapa kau melakukan hal seperti ini." "Sayang, maafkan aku. Aku lupa bahwa--""Belinda, sudah berapa lama kau menjadi sekretarisku, tapi kau justru melakukan kesalahan seperti ini atau kau memang sengaja?" "Tidak, aku sungguh--uh kepalaku pusing." Belinda memegang kepalanya dan tubuhnya hampir jatuh, Evander dengan cepat menahan tubuhnya. "Maaf, aku membuatmu menjadi stres dan pusing seperti ini. Ayo, aku akan mengantarmu ke kamar." Evander menopang tubuh Belinda. "Tunggu! Apa kau akan pergi begitu saja?" Senna men
"Kalau begitu, apa ini?" tanya Evander sambil menunjukkan sketsa yang diambilnya dari balik punggung Senna.Senna terkejut dan cemas, mencoba meraih kembali sketsa tersebut. "Itu... itu bukan apa-apa hanya coretan biasa! Berikan padaku!" ucapnya mencoba mengambil kembali gambar itu dari Evander. "Benarkah? Jika bukan apa-apa, kenapa kau begitu panik? Jarang sekali aku melihatmu seperti ini." ucap Evander tajam, dia membalik kertas' itu untuk melihatnya. Senna dengan cepat merebutnya. "Itu tidak penting! Kau ingin aku membantumu untuk bernegosiasi, kan? Ok, aku akan coba mengaturnya. Kebetulan aku juga ada proyek dengan Perusahaan S. Aku akan coba untuk mengungkitmu pada mereka." Senna dengan terpaksa memberikan bantuan demi melindungi rahasianya. Evander semakin curiga padanya. "Kenapa kau tiba-tiba berubah pikiran. Apa yang ada di kertas itu begitu penting? Beri tahu aku apa itu?" "Aku sudah bilang ini hanya coretan biasa. Tidak perlu memikirkan hal ini. Bukankah yang terpenting
Evander menatap paman itu dengan tatapan tajam. "Paman, aku tidak akan pernah melakukannya. Aku akan mendapatkan kembali yang hilang, kau akan melihatnya sendiri, aku mampu atau tidak."Jones Qin hanya tertawa sinis. "Kamu hanya bisa membual, tapi lihatlah hasil kerjamu selama ini. Tidak ada yang percaya kau bisa mengatasi masalah ini."Evander menghela nafas. "Terserah kau mau merendahkanku, satu hal yang pasti, aku tidak akan menyerahkan posisiku sekarang apapun keadaannya."Jones Qin itu memandangnya dengan kerendahan, " Kau begitu percaya diri dapat mempertahankan posisimu itu. Evander, kita lihat saja apa kau berhasil untuk mendapatkan dukungan dari para direksi di waktu berikutnya." Pria itu pergi meninggalkan ruangan setelah mengolok-olok keponakannya. Saat dia keluar, Belinda berjalan menuju ke arahnya lebih tepatnya ke arah ruangan Evander. "Belinda, jika Samuel akhirnya terusir dari perusahaan ini, datanglah padaku. Kemampuanku untuk memuaskan wanita tidak lebih buruk dari
Evander menatap tajam Senna, suhu ruangan menjadi begitu dingin dan penuh tekanan mengikut aura yang dipancarkan oleh kepala keluarga Qin ini. "Senna, apa yang telah kau lakukan? Aku memintamu untuk membantuku, bukannya malah semakin menghancurkan bisnis ku!"Senna mencoba untuk tetap tenang. "Evander, aku mencoba yang terbaik untuk membujuk mereka, tetapi mereka sendiri yang menentukan mau menerimamu lagi sebagai mitra atau tidak. Kenapa kau justru menyalahkanku?""Tentu saja kau yang salah. Apa kau tahu apa yang mereka katakan saat makan malam bersamaku? Mereka bilang aku memaksamu untuk membantuku dan aku terlalu bergantung padamu. Kau pasti mengatakan hal buruk, bukan?" Evander semakin memuncak dalam kemarahannya.Senna tersenyum ,"Aku tidak mengatakan apapun pada mereka, tetepi semua terlihat jelas bagi mereka. Lagipula, siapa yang tidak mencurigai hubunganmu dan sekertarismu itu? Semua orang pasti sudah tahu. Kau tidak bisa menyalahkanku untuk kegagalan kali ini. Minta saja, kek
"Senna, aku sudah membiarkanmu berperilaku sesuka hati, tapi ini sudah keterlaluan. Kenapa kau justru membawa bencana pada perusahaan kita?" Tuan Zhang datang ke kantor Senna dengan dipenuhi kemarahan. "Papa tenang saja. Aku yang bertanggung jawab untuk hal ini," jawab Senna dengan santai. "Jika wanita itu memberi kerugian pada perusahaan kita maka, aku bersedia untuk mengundurkan diri."Ekspresi wajah Tuan Zhang dengan cepat berubah. Senna tahu bahwa inilah yang diinginkan oleh orang tua itu. "Baiklah, kau harus pegang janjimu itu, aku tidak ingin memiliki anak yang tidak bertanggung jawab."Tuan Zhang langsung pergi begitu saja. Senna memanggil Belinda untuk datang. Namun, orang itu masih tetep duduk di meja dan bermain dengan ponselnya. Senna tanpa berkata apapun langsung menuju ke mejanya dan mengambil ponselnya. "Hei, apa yang kau lakukan?" Senna langsung meletakkan beberapa dokumen di meja. "Daripada kau terus melihat ponsel yang tidak baik untuk kehamilan, lebih baik kau ker
"Tidak. Siapa yang cemburu. Aku sudah memiliki Evander yang jauh lebih baik daripada pria beristri itu," ucap Belinda. Senna justru menertawakan kata-katanya. "Belinda, apa kau tahu apa yang sedang kau katakan? Apa kau lupa bahwa aku adalah istri Evander, tapi kau mempertahankan hubungan dengannya. Bukankan itu sama saja?" "Itu berbeda. Aku akan segera mendapatkan statusku setelah anak ini lahir dan aku akan mendapatkan apa yang kau miliki saat ini, sedangkan kau tidak akan mendapatkan apapun karena kau tidak akan bisa menjadi istri resmi Presiden Yan. Posisi Nyonya Yan jauh lebih baik darimu," ejek Belinda. "Terserah jika itu yang kau pikirkan! Aku akan pergi sekarang dan juga jika kau ingin masuk, jangan mengambil barang di kantorku!" ucap Senna memberikan peringatan. "Tidak mungkin. Lagipula apa yang berharga di perusahaan ini." "Tentu saja surat kepemilikan aset dari keluarga Qin. Bisa saja kau melakukan sesuatu," ucap Senna mengangkat surut bibirnya. Wajah Belinda langsung
"Selamat pagi, istriku!" Evander menyapanya dengan lembut. Senna yang baru saja bangun, menatap Evander dengan waspada. "Ada apa denganmu? Jangan tersenyum seperti itu. Apapun yang kau lakukan, aku tidak ingin melakukannya lagi pagi ini," "Kenapa kau berpikir begitu? Aku hanya menyapa istriku. Jangan-jangan, kaulah yang menginginkannya lagi?" Senyum nakal terukir di bibir Evander. "Tidak mungkin. Sudahlah, aku tidak ingin membicarakan omong kosong. Lebih baik kau beritahu padaku, rencanamu untuk membuat pengajuanku di terima oleh perusahaan Z itu," ucap Senna. "Ini masih pagi, apa tidak bisa kita sarapan dulu. Masih ada banyak waktu tersisa untuk membicarakan masalah ini," ucap Evander mengulurkan sepiring american breakfast pada Senna. Senna meraih piring itu dengan ragu. "Evander, aku serius. Jangan mengalihkan pembicaraan!" "Istriku, kenapa kau begitu tidak sabar. Baiklah, aku akan mengatakan rencanaku. CEO dari perusahaan Z - Ren Zhou akan menghadiri pesta. Aku akan mendapat
Evander merasa tertekan saat melihat konfensi press, di mana Tuan Zhang mengundurkan diri dan menyerahkan posisinya pada Senna. Wanita itu telah sukses dalam mengambil alih kendali perusahaan. ."Jika seperti ini, Senna tidak akan membutuhkanku lagi. Bagaimana caranya bagiku untuk membuktikan diri agar bisa kembali padanya," gumam Evander. Di sisi lain, Tuan Zhang sedang mengumumkan keputusannya. "Dengan pertimbangan yang matang, aku sudah memutuskan untuk mundur dari dunia bisnis ini dan akan menyerahkan jabatan ini pada Senna sepenuhnya. "Tuan Zhang, apa ini bentuk kompensasi bagi Nyonya Senna? Apa Anda mengakui tentang apa yang telah Anda lakukan padanya?" Seorang wartawan tiba-tiba melontarkan pertanyaan. Senna dengan cepat menghentikannya. "Tolong jangan membahas itu saat ini!" Tuan Zhang dan Senna meninggalkan tempat itu. Meskipun Tuan Zhang ingin menanggapinya. Dia hanya bisa menyindir Senna di belakang. "Kenapa kau cepat-cepat mengakhirinya? Apa kau takut ketahuan karena ka
Sekertarisnya bertanya pada Senna, "Nyonya, haruskah aku menyiapkan pengawal yang lebih baik untuk menjaga saat pertemuan Anda dan Tuan Zhang. Aku takut Anda terluka lagi.""Tidak perlu, lagipula itu adalah tempat yang aku pilih. Pesan restoran untukku dan pasang kamera tersembunyi. Jika papaku ingin macam-macam, maka kita akan sebarkan semuanya," ucap Senna dengan yakin."Tapi, apa Nyonya sungguh akan mengorbankan diri Anda jika itu terjadi? Kenapa tidak mengirim orang lain untuk hal ini?" Sekertarisnya merasa khawatir. "Tidak bisa, karena aku yang harus menyelesaikan ini sendiri. Jangan khawatir, aku sudah terbiasa menanggung pukulan atau hal bejat lain yang orang itu lakukan!" Senna menujukkan ekspresi datarnya. ***Pertemuan pun tiba, atmosfer penuh ketegangan saat Senna dan Tuan Zhang berhadapan.Tuan Zhang mengepalkan tangannya lalu menyapa Senna dengan lembut. "Bagaimana kondismu? Harusnya kau membiarkanku mengirim dokter yang lebih baik."Senna menanggapi dengan sinis, "Tida
"Senna Zhang, kau tahu betapa khawatirnya aku padamu, tapi kau justru bermain-main?" Evander yang terburu-buru datang, dikejutkan dengan kenyataan yang membuatnya semakin marah. "Apa aku memintamu untuk khawatir sampai datang ke rumah sakit? Oh, kau pasti melakukannya untuk papaku, kan? Cepat saja, lapor padanya atau kau mau menyebarkan di internet?" ucap Senna dengan acuh tak acuh. "Senna, apa kau tidak tahu seberapa pedulinya aku padamu? Kau tidak perlu melakukan sampai sejauh ini. Bagaimana jika ketahuan?" ucap Evander. "Itu urusanku. Cepat kau pergi saja! Aku tidak ingin melihat wajah pengkhianat sepertimu!" usir Senna. "Aku bisa melakukan sesuatu untuk membantumu mendapatkan perusahaan!"Senna justru tersenyum meremehkan. "Seseorang yang telah menganggu semua rencanaku justru menawarkan bantuan? Yang benar saja. Kau bahkan di depak dari perusahaanmu sendiri." "Jangan meremehkanku. Jika aku dapat mengambil alih perusahaanku, apa kau akan mempercayaiku?"Senna memandang Evande
Evander tersenyum sinis mendengar komentar Senna. "Jika aku ingin membunuhmu tidak mungkin di tempat seperti ini. Cepat keluarlah!" Evander keluar dari mobil terlebih dahulu. Senna dengan ragu membuka pintu mobil. Angin malam berdesir menyapu kulitnya. Bulu kuduknya merinding saat Evander melangkah ke sebuah gedung. Helaan nafasnya begitu berat antara lega karena ada seorang resepsionis di gedung ini dan juga gugup karena memikirkan apa yang akan Evander lakukan di tempat seperti ini. Evander menggenggam tangan Senna. "Ayo, aku sudah memesan kamar untuk kita berdua.""Evander, apa kau yakin akan menginap di hotel kecil ini? Lebih baik kita pulang saja ke ibu kota. " ucap Senna berbisik. "Apa kau tidak takut, bisa saja ada roh roh halus penunggu hotel ini.""Kau terlalu banyak menonton film horor. Tenang saja, tidak akan ada sesuatu yang terjadi. Lebih baik kita menginap. Hari sudah larut, kau tidak ingin mengalami kecelakaan karena harus berkendara jauh dengan mata mengantuk, kan?"
Senna menatap pria itu dengan tatapan tajam. "Apa mungkin kau dan Evander...."Pria itu tertawa lembut. "Nyonya Senna, kau sepertinya akhirnya menyadarinya."Senna mencoba mengendalikan kemarahannya. "Tuan Seo, apa kau juga yang merekam percakapan kita lalu memberikannya pada Evander?"Pria itu mengangguk. "Ya, anak baptisku memintanya. Bagaimana bisa aku menolaknya?"Senna merasa kesal, "Ternyata kalian berdua telah menjebakku!"Senna sedikit bersyukur karena tidak terlalu bergantung pada Tuan Seo untuk menghancurkan Evander. Pantas saja pria ini begitu lambat saat Senna meminta bantuan tentang hal itu. Namun, ini tidak mengurangi kemarahannya. "Nyonya Senna, jika kau ingin menghancurkan ayahmu. Gunakan saja Evander. Jika kau menjadi istri yang baik dan mendapatkan cintanya, maka dia akan membantumu untuk mendapatkan apapun!""Tuan Seo, itu hal yang sia-sia. Aku tidak berbakat untuk merayu," ucap Senna. Tuan Seo menunjukkan seringai. "Benarkah? Bukankah kau berhasil merayu Yan sam
""Evander Qin, kau benar-benar licik. Bagaimana kau mendapatkan rekaman ini?" Senna merasa terkejut. Dia yakin bahwa dirinya berada di tempat yang aman. Bagaimana bisa hal ini bocor. Evander Qin tersenyum misterius. "Tidak ada yang tidak bisa aku lakukan jika aku mau. Kau tahu, informasi ini akan menghancurkanmu. Kau tidak punya pilihan selain melakukan apa yang aku inginkan!"Senna merasa tertekan, tetapi dia tidak mau tunduk pada Evander. "Tidak. Aku tidak mau menurutimu.""Baiklah. Aku akan masuk ke dalam dan membongkar semuanya. Bukankah sebentar lagi voting akan dimulai? Bersiaplah untuk Kehilangan posisimu!" Evander menujukkan senyum licik di bibirnya. Pria itu melangkah, tetapi Senna menahan tangannya. "Baiklah, aku akan melakukannya. Apa yang kau inginkan? Apa kau ingin aku membantumu kembali ke perusahaanmu atau kau ingin semua asetmu?""Bukan itu yang aku inginkan darimu. Aku dapat mengambil semua itu sendiri." "Cepat katakan! Jangan membuang waktuku.""Aku ingin kau memb
Selama sebulan ini, Senna telah mempersiapkan segalanya untuk pembalasan kedua. Kini, dia sudah hampir sampai pada tujuannya. Tuan Zhang tiba-tiba datang mendobrak pintu. "Senna Zhang, apa-apaan ini? Kau ingin mengadakan rapat untuk menyingkirkanku?" "Bagaimana bisa aku menyingkirkan Papa? Selama ini aku bahkan selalu tunduk pada Papa. Kenapa Papa tidak tanyakan hal ini pada Paman? Pamanlah yang telah mengatur semua ini. Bukankah Paman adalah ketua dewan direksi." Tuan Zhang mengepalkan tangannya. "Tidak mungkin saudaraku akan melakukan ini. Senna, dengarkan aku, bahkan jika aku disingkirkan, kau harus tetap membantuku untuk bertahan. Jika perlu, tolak posisi sebagai CEO dan katakan bahwa kau sudah puas dengan posisi sebagai presiden pelaksana! Jika kau berani macam-macam, awas saja kau!" Tuan Zhang pergi dengan dipenuhi oleh kemarahan. Senna justru menunjukkan senyum licik di bibirnya. "Papa, kau bisa bertindak dominan untuk saat ini, tapi kau tidak akan bisa mengaturku lagi setel
Senna memandang sepupu Evander dengan tajam, "Aku tidak masalah dengan pernikahan, asalkan kau siap untuk aku singkirkan seperti sepupumu itu.""Hei, apa kau memiliki kebiasaan seperti itu? Jika begitu tidak akan ada yang akan menikah denganmu.""Itu pilihanku sendiri, apa urusannya denganmu. Dengar ini! Jika kau tidak melakukan apa yang aku inginkan, aku bisa juga mendepakmu dan menguasai perusahaan sendirian," ucap Senna tegas."Senna, kau begitu sombong. Saat keluarga Zhang hancur maka kau akan menyesal telah menolak tawaranku dan aku tidak akan memberikan--""Kau tidak mau memberikan saham padaku? Baiklah, bersiaplah untuk kehancuran yang lebih besar sampai perusahaan keluarga kalian tidak bisa bangkit lagi!""Hei, jangan begitu! Baiklah! Aku akan melakukan apa yang kau inginkan.""Kenapa kau tidak mengatakannya dari tadi. Kau harus cepet mengurus semuanya." Senna kemudian berdiri dan meninggalkan pria itu. Saat Senna keluar, seseorang tiba-tiba menarik tangannya yang membuatnya